Berbeda dengan Instrumen Audit Internal untuk UKP maka pelaksanaan audit pada Program UKM
dengan mengambil pola Acuan dan Persyaratan menghasilkan tersusunnya standar-standar/kriteria
dan EP-EP dalam manajemen operasional P1-P2-P3.
Sehingga bila bertitik tolak dari Program yg akan diaudit maka kita akan mendapatkan luaran
mengenai :
PERENCANAAN PROGRAM
Apakah Perencanaan Program sudah dilaksanakan dengan baik? Apakah Rencana Program sudah
tersusun?
Apakah usulan untuk tahun N+1 sudah disampaikan kepada Kepala Puskesmas? Apakah Rencana
Program sesuai RPK tahun ini sudah dibuat?
Apakah kebutuhan masyarakat dilakukan? Apakah program ini mendapatkan hasil ? Apakah sudah
dilakukan analisis kebutuhan masyarakat? Apakah sudah ada bagian/bab analisis kebutuhan
masyarakat yang dibuat oleh Program ini dalam RUK?
Apakah kebutuhan masyarakat dikaitkan dengan rencana pelaksanaan kegiatan tahun ini?
Bagaimana cara menandai kegiatan tersebut?
Apakah pembahasan umpan balik dari sasaran sudah dilaksanakan tahun sebelumnya? Apakah
dilakukan analisis kebutuhan dan harapan sasaran? Apa data yg digunakan?
Apakah Rencana Pencegahan Risiko ada? Apakah terintegrasi dalam Rencana Program? Bagaimana
cara mengidentifikasikan peluang teh
Apakah Identifikasi Peluang Inovasi ada? Apakah rencana mendasar inovasi ada? Bagaimana peluang
inovasi dibahas di masyarakat/sasaran?
Apakah Tata Nilai Puskesmas, Tujuan, Sasaran, LP/LS dan perannya sudah dicantumkan dalam KAK
teknis? Apakah sudah ddisosialisasikan pada sasaran? Bagaimana caranya? Apakah bukti-buktinya
sudah didokumentasikan?
Apakah sudah dilakukan Penjadwalan untuk kegiatan-kegiatan program ini? Bagaimana cara
melakukan proses penjadwalan?
Apakah sudah ada informasi yang diberikan tentang program ini dan kegiatan-kegiatan yang
dilakukannya? Bagaimana bentuk penyampaian informasi kepada sasaran, LP dan LS.
Apakah sudah dikenali bagaimana akses masyarakat terhadap kegiatan UKM. Bagaimana cara (alur
dan tahapan) dari kegiatannya? Bagaimana metode dan teknologinya?
Apakah sudah disepakati penjadwalan kegiatan dengan masyarakat? LP? LS? Apakah ada SOP yg
mengatur pembuatan kesepakatan?
Apakah sudah ada identifikasi masalah pada saat akses dinilai? Apakah sudah ada penatalaksanaan
masalah? Apakah sudah dievaluasi keberhasilan penatalaksanaan masalah?
Apakah ada media yg digunakan untuk menjaring dan merespon keluhan? Bagaimana caranya?
Apakah sudah ada keluhan yg sudah disampaikan untuk program UKM? Apakah sudah ditangani dan
disosialisasikan bagaimana TLnya?
Bagaimana pembinaan kepada pelaksana program ini dilaksanakan? Apakah sudah ada penjadwalan
pembinaan? Apakah sudah ada informasi kepada LP? Apakah sudha dikoordinasikan dengan LS?
Apakah SK Komunikasi dan Koordinasi sudah ada? SOP-SOPnya? Apakah sudah dibuktikan
bagaimana cara melakukan Komunikasi dan Koordinasi
Apakah kegiatan-kegiatan program sudah dievaluasi dengan periode tertentu? Bagaimana cara
melakukan evaluasi?
Dengan menanyakan hal-hal tersebut diatas dan menjadikannya sebagai panduan dalam
melaksanakan program maka akan memudahkan penilaian dan integrasi antar UKM.
Fungsi dan Tugas Pokok Puskesmas
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya
dalam bentuk kegiatan pokok.
Puskesmas memiliki satuan penunjang di antaranya adalah puskesmas pembantu dan puskesmas
keliling, puskesmas pembantu yaitu unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi
menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam rung
lingkup wilayah yang lebih kecil.
Sedangkan puskesmas Keliling yaitu unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan
kendaraan bermotor dan peralatan kesehatan, dengan tugas yaitu memberi pelayanan kesehatan
daerah terpencil.
Fungsi dan kegiatan pokok puskesmas tertuang dalam buku pedoman kerja. Puskesmas memiliki
tanggung jawab yang sangat besar dalam memelihara kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
dalam rangka meningkatkan status kesehatan masyarakat seoptimal mungkin.
Fungsi Puskesmas
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan
untuk hidup sehat
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah
kerjanya.
Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilakukan dengan cara:
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong
dirinya sendiri.
3. Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan
kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan
ketergantungan.
5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program puskesmas.
Berdasarkan Buku Pedoman Kerja Puskesmas yang terbaru ada beberapa usaha pokok kesehatan
yang dapat dilakukan oleh puskesmas, itupun sangat tergantung kepada faktor tenaga, sarana dan
prasarana serta biaya yang tersedia.
Pelaksanaan kegiatan pokok diarahkan kepada keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil. Oleh
karena itu kegiatan pokok puskesmas ditujukan untuk kepentingan keluarga sebagai bagian dari
masyarakat di wilayah kerjanya. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh petugas dan kegiatan
pokok di atas adalah:
a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita dan anak
prasekolah
b. Memberikan nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk karena kekurangan protein dan
kalori dan lain-lain kekurangan, serta bila ada pemberian makanan tambahan vitamin dan mineral
d. Immunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3X, polio 3X, dan campak lX pada
bayi
e. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA
f. Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan perhatian khusus kepada
mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu berisiko
tinggi
g. Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan anak prasekolah untuk macam-macam penyakit ringan.
h. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan, memberikan
penerangan dan pendidikan tentang kesehatan, dan untuk mengadakan pemantauan pada mereka
yang lalai mengunjungi puskesmas dan meminta agar mereka datang ke puskesmas lagi
i. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi
a. Mengadakan kursus keluarga berencana untuk para ibu dan caton ibu yang mengunjungi KIA
b. Mengadakan kursus keluarga berencana kepada dukun yang kemudian akan bekerja sebagai
penggerak calon peserta keluarga berencana
d. Memasang IUD, cara-cara penggunaan pit, kondom dan cara-cara lain dengan memberi
sarananya
c. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat dan secara perseorangan kepada mereka yang
membutuhkan, terutama dalam rangka program KIA
d. Melaksanakan program-program:
Program perbaikan gizi keluarga (suatu program menyeluruh yang mencakup pembangunan
masyarakat) melalui kelompok-kelompok penimbangan pos pelayanan terpadu
Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori yang cukup kepada anak-
anak di bawah umur 5 tahun dan kepada ibu yang menyusui
c. Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan yang masuk, untuk
menemukan kasus-kasus baru dan untuk mengetahuyi sumber penularan
f. Pemberian immunisasi
g. Pemberantasan vektor
6. Upaya pengobatan
a. Melaksanakan diagnosa sedini mungkin melalui:
Membuat diagnosa
c. Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat berupa:
Rujukan diagnostik
Rujukan pengobatan/rehabilitasi
Rujukan lain.
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tiap-tiap program
puskesmas. Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan pada setiap kesempatan oleh petugas,
apakah di klinik, rumah dan kelompok-kelompok masyarakat.
b. Di tingkat puskesmas tidak ada petugas penyuluhan tersendiri, tetapi di tingkat kabupaten
diadakan tenaga-tenaga koordinator penyuluhan kesehatan. Koordinator membantu para petugas
puskesmas dalam mengembangkan teknik dan materi penyuluhan di Puskesmas.
c. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berperan secara aktif dalam pelayanan
kesehatan melalui kegiatan dokter kecil
e. Pemeriksaan kesehatan periodik sekali setahun untuk kelas II sampai VI dan guru berupa
pemeriksaan kesehatan sederhana
i. Rujukan medik
a. Asuhan perawatan kepada individu di puskesmas maupun di rumah dengan berbagai tingkat
umur, kondisi kesehatan, tumbuh kembang dan jenis kelamin.
b. Asuhan perawatan yang diarahkan kepada keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat
(keluarga binaan)
c. Pelayanan perawatan kepada kelompok khusus diantaranya: ibu hamil, anak balita, usia lanjut dan
sebagainya
d. Pelayanan keperawatan pada tingkat masyarakat
Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang datang berobat ke puskesmas Peninjauan tempat kerja
untuk menentukan bahaya akibat kerja
b. Kegiatan peningkatan kesehatan tenaga kerja melalui peningkatan gizi pekerja, Iingkungan kerja,
dan kegiatan peningkatan kesejahteraan.
Penyuluhan kesehatan
Kegiatan ergonomoik, yaitu kegiatan untuk mencapai kesesuaian antara alat kerja agar tidak terjadi
stres fisik terhadap pekerja
Anak sekolah
Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi kesasaran yang Iebih mampu
a. Upaya kesehatan mata, pencegahan kesehatan dasar yang terpadu dengan kegiatan pokok
Iainnya
Anamnesa
Pemeriksaan visus dan mata luar, tes buta warna, tes tekanan bola mata, tes saluran air mata, tes
lapangan pandang, funduskopi, dan pemeriksaan laboratorium
a. Penggalangan dukungan penentu kebijaksanaan, pimpinan wilayah, limas sektoral dan berbagai
organisasi kesehatan. yang dilaksanakan melalui dialog. seminar dan lokakarya , dalam rangka
komunikasi, informasi, dan motivasi dengan memanfaatkan media massa dan sistem informasi
kesehatan
Musyawarah masyarakat desa untuk penentuan bersama rencana pemecahan masalah kesehatan
yang dihadapi
d. Pelaksanaan kegiatan kesehatan oleh dan untuk masyarakat melalui kader yang telah dilatih
Itulah yang bisa dibagikan tentang fungsi dan kegiatan pokok puskesmas, semoga dapat menambah
informasi dan bermanfaat bagi kita semua.
Mari kita wujudkan Akreditasi.......
1. Kolaborasi atau kerjasama itu berintikan : Mengembangkan saling ketergantungan yang dapat
diandalkan.
2. Dalam kontek Puskesmas yang berkolaborasi untuk melaksanakan suatu kegiatan berarti :
Puskesmas bisa mengandalkan rekan rekan kerjanya untuk membantu program atau proyek yang di
laksanakan.
3. Ketika Puskesmas mengadakan suatu event atau kegaiatan : Dan masih terbersit dalam hati
pikiran : jangan jangan nanti tidak banyak yang ikut turun tangan ! Maka kolaborasi yang efektif
masih didalam angan angan.
4. Sebagaimana lazimnya kerjasama , dimana saling ketergantungan terjadi, kedua belah pihak saling
bisa mengandalkan yang lain. Kalau Puskesmas tidak pernah bisa diandalkan dalam kegiatan
kegiatan dari Lintas Sektor untuk berpartisipasi, maka demikain pula sebaliknya.
5. Dan kita percaya Puskesmas adalah mitra yang andal. Kelihatan dari hadirnya Ambulance saat
posko Lebaran atau Tahun baru. Atau ambulance saat bencana dll. Dokter dan perawat yang hadir
pada event event penting di tingkat Kecamatan atau Kabupaten. Ambulance dan baju putih
merupakan lambang kehadiran Puskesmas di Kecamatan. Tapi itu klasik banget. Dengan
berkembangnya program program kesehatan masyarakat perlu ada sentuhan baru untuk
menunjukkan kehadiran Puskesmas di masyarakat. Misalnya ; Kehadiran Puskesmas di PIS-PK
dimunculkan dalam bentuk apa ? Kehadiran Puskesmas dalam Germas dimunculkan dalam bentuk
apa ?
6. Pemikiran yang dapat divisualisasikan akan membawa Lintas sektor lebih mudah melihat apa
maunya Puskesmas, lebih bisa menghayati apa maunya Puskesmas , dan lebih mudah mengikuti
gerakan Puskesmas dalam suatu gerakan pemberdayaan yang massive.
7. Visualisasi itu bisa berupa leaflet, poster, video, dll Tetapi contoh nyata akan lebih berhasil. Foto
Puskesmas yang bersih tertata rapi dan terlihat nyaman dapat menggambarkan Puskesmas sehat.
Begitu juga Masjid sehat, sekolah ehat, Pasar sehat dll. Hasilnya kolaborasi atau kerjasama akan
mudah terbentuk. Bersih itu sehat. Rapi itu Indah ; adalah jargon Kota Surakarta yang mudah dicerna
masyarakat.
8. Dalam kaitan dengan komitment membangun Kecamatan Sehat, adalah salah satu tujuan dari
kolabrasi yang efektif, yang melibatkan banyak pihak. Melibatkan banyak tenaga dan melibatkan
banyak pemikiran.
9. Melibatkan semua pihak dalam kolaborasi menuju Kecamatan Sehat itu, mengikut sertakan serta
memobilisasi , seluruh pemangku kepentingan, sangat mutlak dilakukan
10. Kalau pemangku kepentingan, Lintas Sektor hanya dilibatkan dalam penanda tanganan prasasti
saja, penanda tanganan komitmen saja , maka hasilnya adalah selembar kertas besar berisi coretan
tanda tangan banyak orang. Tetapi tidak ada hasil nyatanya. Poster komitmen ini banyak menghiasi
dinding Puskesmas Puskesmas di Indonesia, dan memenuhi dokumen Akreditasi yang sedang
berjalan.
11. Perlu diingat bahwa kerjasama tidak bisa hidup dalam suatu tujuan yang abstraks. Karena itu beri
gambaran yang jelas tentang Kecamatan Sehat itu sehingga akan terlihat dampaknya secara
langsung : Kecamatan Sehat itu : Lingkungan Sehat : Halaman, kebun, selokan, jalan jalan dll.
Keluarga Sehat itu : sebagaimana digambarkan dalam PIS-PK. Masyarakat Sehat itu bisa dilihat dalam
Germas. Ibu hamil sehat itu bisa dilihat dalam Kelas ibu hamil dan senam ibu hamil, Puskesmas
sayang Ibu, Rumah Sakit sayang ibu dll.
12. Sayangnya banyak Kepala Puskesmas yang belum bisa merangkaikan semua kegiatan itu dalam
gambaran yang utuh dengan visualisasi yang jelas kepada Lintas Sektor. Misalya : cari gambar
sekolah sehat, tunjukkan pada Kepala Sekolah atau Dinas pendidikan setempat. Mari bersama
Puskesmas mewujutkannya.
13. Begitu juga dengan Perkantoran Sehat: Tunjukkan bagaiamana Puskesmas telah menjadi
perkanoran dan sekaligus tempat umum yang Sehat. Halaman yang bersih dan teduh , Toilet yang
bersih dan harum. Ruang Kepala Puskesmas yang rapi dan asri, dan kalau tamu ikut ke toilet, orang
terkesima karena bersih dan rapinya seperti toilet dihotel hotel.
{( 1) Kolaborasi itu prinsip dasarnya saling tergantung yg handal.(2) Kolaborasi itu membangun
komitmen, kesediaan untuk saling membantu . (3) Kerjasama itu setidaknya dua pihak, semakin
banyak yang terlibat semakin baik sesuai kemampuan kita memanagenya. Libatkan sebanyak
mungkin rekan kerja. Lintas sector , tokoh masyarakat , (4) Buat kesepakatan atau komitmen tertulis
agar bisa diingat dan mengingatkan kembali. (5) Penanda tanganan komitmen itu perlu , langkah
selanjutnya perlu dilakukan : visualisasikan keinginan kita : Tujuan yang abstrak sulit dimengerti
banyak orang ( seperti Kecamatan Sehat itu absatark, tetapi Puskesmas sehat , Sekolah Sehat,
Perkantoran Sehat , bisa divisualisasikan dan menjadi komponen dari Kecamatan Sehat. ) Dengan
Akreditasi . semua akan menjadi lebih jelas. Untuk Pekerjaan Rumah : Kira kira ep berapa dari
instrument Akreditasi yang mengindikasikan kolaborasi yang efektif ya ? }