Anda di halaman 1dari 8

Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics) Vol. 2 No. 1, Juli 2017, hal. 20.

-27

Self Regulated Learning sebagai Karakter


dalam Pembelajaran Matematika

Dede Salim Nahdi


Universitas Majalengka
Email: salimnahdi15@gmail.com

Abstrak- Eksistensi suatu bangsa sangat ditentukan oleh karakter yang


dimilikinya. Hanya bangsa yang memiliki karakter kuat yang mampu
menjadikan dirinya sebagai bangsa yang bermartabat dan disegani
oleh bangsa-bangsa lain. Kemandirian belajar atau self regulated
learning (SRL) merupakan salah satu karakter yang harus dimiliki
bangsa indonesia, karena individu yang memiliki karakter ini akan
mampu mewujudkan kehendak atau keinginannya secara nyata tanpa
bergantung dengan orang lain, dan mampu melakukan aktifitasnya
secara mandiri. Salah satu upaya untuk memperkokoh karakter
tersebut adalah melalui peningkatan kualitas pendidikan, terutama
pembelajaran yang dilaksanakan. Matematika sebagai salah satu mata
pelajaran yang wajib dipelajari siswa, diharapkan mengandung
materi pembelajaran yang dapat mengembangkan karakter positif
yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga pembelajaran
yang mengandung karakter tidak hanya menyentuh daerah kognitif
siswa, tetapi juga dapat divisualisasikan siswa di kehidupannya
sendiri.

Kata kunci: Pembelajaran Matematika, Self Regulated Learning

20
Copyright ©2017, Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics)
p-ISSN: 2528-102X e-ISSN: 2541-4321
Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics) Vol. 2 No. 1, Juli 2017, hal. 20.-27

dibebankan pada mata pelajaran


1. PENDAHULUAN
tertentu saja tetapi menjadi kewajiban
Laju perkembangan teknologi dan semua pelajaran termasuk
arus gelombang kehidupan global yang pembelajaran matematika.
sulit dibendung menyebabkan tata nilai Sebagaimana dijelaskan oleh Sudrajat
yang sudah mapan tergerus oleh nilai – (dalam Yohanes, 2011) bahwa
nilai baru yang belum tentu positif bagi pendidikan karakter dapat
kehidupan bangsa Indonesia. Hal ini diintegrasikan dalam pembelajaran
mengisyaratkan bahwa bangsa pada setiap mata pelajaran. Materi
Indonesia akan semakin didesak ke pembelajaran yang dapat
arah kehidupan yang lebih kompetitif mengembangkan karakter positif perlu
serta dihadapkan pada situasi dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-
dinamika kehidupan yang terus hari, sehingga pembelajaran yang
berubah dan berkembang. Untuk mengandung karakter tidak hanya
membentengi generasi muda agar tidak menyentuh daerah kognitif siswa,
terlindas oleh arus globalisasi tetapi juga dapat divisualisasikan siswa
diperlukan pembangunan karakter di kehidupannya sendiri.
yang kuat karena eksistensi suatu Menurut Soedjadi (dalam Siswono,
bangsa sangat ditentukan oleh karakter 2012) kemampuan yang dapat
yang dimilikinya. Hanya bangsa yang diperoleh dalam pembelajaran
memiliki karakter kuat yang mampu matematika diantaranya adalah
menjadikan dirinya sebagai bangsa kemampuan berpikir kreatif,
yang bermartabat dan disegani oleh kemampuan berpikir dan bertindak
bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu secara mandiri berdasarkan alasan
menjadi bangsa yang berkarakter yang dapat dipertanggungjawabkan,
adalah impian bangsa Indonesia. serta kemampuan memecahkan
Salah satu upaya untuk masalah dalam berbagai situasi. Dari
memperkokoh karakter bangsa adalah pendapat tersebut jelas terlihat bahwa
dengan meningkatkan kualitas dalam pembelajaran matematika
pendidikan, seperti perbaikan memerlukan kemandirian belajar atau
kurikulum, peningkatan sumber disebut juga self regulated learning
keilmuan, serta yang paling utama (SRL). Dari SRL tersebut kemudian
yaitu kualitas guru sebagai ujung akan tercipta kepercayaan diri pada
tombak pendidikan yang merancang siswa. Hal ini sesuai dengan apa yang
kegiatan pembelajaran di kelas. dijelaskan dalam peraturan pemerintah
Seorang guru yang baik akan mampu No.19 tahun 2005 tentang Standar
merancang pembelajaran di kelas yang Nasional pendidikan bab V pasal 26
baik pula. Pembelajaran yang baik bahwa standar kompetensi lulusan
adalah pembelajaran yang tidak hanya pada jenjang pendidikan dasar
menekankan pada aspek kognitif saja, bertujuan untuk meletakkan dasar
tapi lebih dari itu pembelajaran yang kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
baik adalah pembelajaran yang mampu akhlak mulia, serta keterampilan untuk
menanankan nilai-nilai luhur budi hidup mandiri dan mengikuti
sehingga pembelajaran yang pendidikan yang lebih tinggi. Dari
dilaksanakan benar-benar dapat uraian tersebut dapat jelas terlihat
membentuk karakter positif siswa. bahwa pembelajaran yang
Dengan demikian kewajiban dilaksanakan di kelas bertujuan agar
membentuk karakter siswa tidak hanya siswa mampu mandiri. Dengan
21
Copyright ©2017, Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics)
p-ISSN: 2528-102X e-ISSN: 2541-4321
Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics) Vol. 2 No. 1, Juli 2017, hal. 20.-27

kemandirian diharapkan siswa tidak masalah dan dibangun bekal


memiliki ketergantungan terhadap pengetahuan atau kompetensi yang
orang lain dan dapat lebih percaya diri. dimiliki Hal ini disebabkan karena
Untuk meningkatkan self regulated kemandirian belajar merupakan
learning (SRL), perlu diketahui terlebih perilaku yang ada pada seseorang
dahulu pengertian dari SRL, apa saja untuk melakukan kegiatan belajar
yang menjadi sumber munculnya SRL karena dorongan dari dalam dirinya
pada siswa, dan kaitan SRL dengan sendiri. Siswa yang sudah memiliki
pelajaran matematika. Dengan dan menerapkan kemandirian belajar
demikian, dalam proses pembelajaran, dalam melakukan aktivitasnya sehari-
siswa tidak hanya akan memperoleh hari maka siswa tersebut akan berhasil
sisi kognitif dari matematika, tetapi dalam program pembelajaran yang
juga dapat dikembangkan karakter SRL dilalui.
dalam pembelajaran matematika. Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa SRL adalah
kemampuan seseorang (siswa) dalam
2. KAJIAN LITERATUR
Kemandirian Belajar (Self Regulated mewujudkan kehendak atau
Learning) keinginannya secara nyata tanpa
Kemandirian merupakan salah satu bergantung dengan orang lain, dalam
aspek kepribadian yang sangat penting hal ini siswa mampu melakukan belajar
bagi seorang individu. Kemandirian sendiri, dapat menetukan belajar yang
merupakan keinginan untuk efektif, dan mampu melakukan aktifitas
menguasai dalam mengendalikan belajar secara mandiri. SRL merupakan
tindakan-tindakan sendiri dan bebas aktivitas belajar yang didorong oleh
dari pengendalin dari luar. Tujuannya kemauan sendiri, pilihan sendiri dan
adalah untuk menjadi seorang tanggung jawab sendiri tanpa bantuan
manusia yang dapat mengatur diri orang lain serta mampu
sendiri (Schaeffer, 1994). Menurut mempertanggung jawabkan
Tirtaraharja (2005) kemandirian dalam tindakannya. Siswa dikatakan telah
belajar atau self regulated learning mampu belajar secara mandiri apabila
(SRL) diartikan sebagai aktivitas belajar ia telah mampu melakukan tugas
yang berlangsungnya lebih di dorong belajar tanpa ketergantungan dengan
oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri orang lain. Siswa sebaiknya memiliki
dan tanggung jawab sendiri dari karakter kemandirian dalam belajar,
pembelajaran. Adapun menurut Zaini hal ini diperlukaan agar mereka
(2012) SRL adalah kemampuan mempunyai tanggung jawab dalam
seseorang siswa dalam mewujudkan mengatur dan mendisiplinkan dirinya
kehendak atau keinginannya secara sendiri. Siswa yang memiliki
nyata tanpa bergantung dengan orang kemandirian tinggi relatif mampu
lain, dalam hal ini siswa mampu menghadapi segala permasalahan.
melakukan belajar sendiri, dapat Siswa yang mandiri akan selalu
menetukan belajar yang efektif, dan berusaha menghadapi dan
mampu melakukan aktifitas belajar memecahkan permasalahan yang ada
secara mandiri. Belajar mandiri dalam tanpa ketergantungan orang lain.
kegiatan belajar aktif yang didorong Dengan demikian dalam setiap
oleh niat atau motif dapat pembelajaran di kelas, kemandirian
memudahkan siswa menguasai suatu penting dimiliki oleh siswa, termasuk
kompetensi guna mengatasi sesuatu dalam pembelajaran matematika.
22
Copyright ©2017, Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics)
p-ISSN: 2528-102X e-ISSN: 2541-4321
Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics) Vol. 2 No. 1, Juli 2017, hal. 20.-27

Dalam kesehariannya, siswa sering baik karena menilai terlalu optimis


dihadapkan pada permasalahan yang maupun sebaiknya karena terlalu
menuntut mereka untuk dapat mandiri pesimistik dan menilai rendah
dan menghasilkan suatu keputusan kemampuan-kemampuannya dan
yang baik. Hvighurst dalam Mu’tadin akan sangat penting untuk
(2002) menjelaskan bahwa kemandirian memahami apa yang sebenarnya
terdiri dari beberapa empat aspek, ingin dicapai atau dicita-citakan,
yaitu: yang merupakan visi terhadap
a) Aspek intelektual, mencakup pada kehidupan yang akan datang.
kemampuan siswa dalam berpikir, b) Memotivasikan diri sendiri
menalar, memahami berbagai motivasi ada yang bersifat
macam kondisi, situasi dan gejala- instrinsik yaitu yang memang
gejala masalah sebagai dasar dalam tumbuh di dalam orang tua itu
upaya memecahkan masalah. sejak awal, tetapi ada juga motivasi
b) Aspek sosial, aspek ini berkenaan ekstrinsik yaitu yang berasal dari
dengan kemampuan siswa untuk luar dirinya, seperti dari orang tua,
berani secara aktif membina relasi guru, ataupun teman.
sosial, namun tidak memiliki Menumbuhkan motivasi ini dapat
ketergantungan terhadap orang lain dipelajari dengan cara membuat
di sekitarnya. daftar keuntungan-keuntungan
c) Aspek emosi, aspek ini mencakup yang akan diperoleh tatkala
kemampuan siswa untuk memutuskan untuk mempelajari
mengendalikan emosi dan sesuatu.
reaksinya dengan tidak bergantung c) Mempelajari cara-cara belajar
secara emosi pada orang tua. efektif
d) Aspek ekonomi, aspek ini terdapat beberapa tips yang dapat
mencakup kemandirian dalam hal dilakukan untuk membantu
mengatur ekonomi dan kebutuhan- mengefektifkan seseorang dalam
kebutuhan ekonomi tidak lagi belajar, diantaranya membuta
bergantung pada orang tua. rangkuman, membuat pemetaan
Dari penjelasan di atas terlihat konsep-konsep penting, ataupun
bahwa aspek-aspek tersebut saling mencatat hal-hal yang esensial dan
terkait satu sama lainnya, karena aspek membuat komentar.
tersebut mempunyai pengaruh yang Menurut Ormord (2008: 38)
sama kuat dan saling melengkapi menyatakan bahwa kemandirian
dalam membentuk kemandirian belajar belajar (self regulated learning)
dalam diri seseorang. memiliki beberapa komponen di
Adapun menurut Suparno (2001), dalamnya, yaitu :
terdapat beberapa keterampilan- 1) Goal Setting
keterampilan belajar yang harus Goal setting merupakan
dimiliki oleh siswa agar dapat pengidentifikasian hasil akhir yang
meningkatkan kemandirian dalam diinginkan untuk kegiatan
belajarnya, yaitu: belajarnya. Siswa yang memiliki
a) Mengenali diri sendiri self regulated learning tahu apa
memahami diri sendiri menjadi yang dia ingin capai ketika mereka
sangat penting karena banyak belajar. Siswa memegang tujuannya
orang yang keliru menafsirkan untuk kegiatan belajar tertentu
kemampuan-kemampuan dirinya untuk tujuan jangka panjang dan
23
Copyright ©2017, Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics)
p-ISSN: 2528-102X e-ISSN: 2541-4321
Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics) Vol. 2 No. 1, Juli 2017, hal. 20.-27

aspirasinya. Selanjutnya saat siswa spesifik sesuai yang ingin mereka


mencapai perguruan tinggi, siswa capai, misalnya mereka membaca
dapat menetapkan tengang waktu sebuah artikel majalah berbeda,
untuk diri mereka sendiri sebagai tergantung pada apakah mereka
cara untuk memastikan mereka membacanya untuk hiburan atau
tidak meninggalkan tugas-tugas belajar untuk ujian.
belajar yang penting sampai akhir. 6) Self-monitoring
2) Planning Siswa akan mengevaluasi secara
Planning adalah menentukan atau berkala untuk melihat apa
merencanakan cara terbaik untuk kemajuan mencapai tujuan. Siswa
menggunakan waktu yang tersedia dengan self regulated learning akan
untuk belajar. Siswa dengan self- terus memantau perkembangannya
regulated learning memiliki selama proses belajar dan siswa
rencana ke depan berhubungan akan mengubah strategi belajarnya
dengan tugas belajar dan atau tujuannya jika perlu.
menggunakan waktu mereka secara 7) Self-evaluation
efektif untuk mencapai tujuannya. Menilai hasil akhir dari usaha
3) Self-motivation individu. Siswa dengan self
Mempertahankan motivasi regulated learning akan menilai hal
instrinsik untuk menyelesaikan yang mereka pelajari cukup untuk
tugas belajar. Siswa dengan self tujuan yang telah ditetapkan.
regulated learning cenderung 8) Self-reflection
memiliki self-efficacy yang tinggi Menentukan sejauh mana strategi
mengenai kemampuan mereka belajar seseorang telah berhasil dan
untuk menyelesaikan tugas untuk efisien, dan mungkin
mempertahankan semangatnya mengidentifikasi alternatif yang
mungkin dengan cara menghiasi mungkin lebih afektif dalam situasi
tugasnya agar lebih menyenangkan, belajar masa depan.
mengingatkan diri akan pentingnya
melakukan dengan baik, akhirnya 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
mereka memvisualisasikan Kemandirian Belajar (Self Regulated
kesuksesan atau menjanjikan Learning) dalam Pembelajaran
sendiri hadiah ketika selesai. Matematika
4) Attention control Memperhatikan komponen-
Memaksimalkan perhatian pada komponen dari kemandirian belajar
tugas belajar. Siswa dengan self- (self regulated learning) timbul
regulated learning akan mencoba pertanyaan: Mengapa SRL perlu
memusatkan perhatian mereka dikembangkan pada siswa yang belajar
pada tugasnya dan menghilangkan matematika? Jawaban pertanyaan
pikiran yang berpotensi tersebut, erat kaitannya dengan
mengganggu pikiran dan emosi. hakekat matematika. Matematika
5) Application of learning strategies mempunyai arti yang beragam,
Memilih dan menggunakan cara bergantung kepada siapa yang
yang tepat pengolahan bahan yang menerapkannya. Beberapa pengertian
akan dipelajari. Siswa mengatur matematika di antaranya adalah: 1)
sendiri memilih strategi sebagai pola berpikir, pola
pembelajaran yang berbeda mengorganisasi, pembuktian yang
tergantung pada tujuan yang logik, bahasa yang menggunakan

24
Copyright ©2017, Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics)
p-ISSN: 2528-102X e-ISSN: 2541-4321
Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics) Vol. 2 No. 1, Juli 2017, hal. 20.-27

istilah yang didefinisikan dengan merancang program belajar (2) Memilih


cermat, jelas, dan akurat dan menerapkan strategi belajar; (3)
representasinya dengan simbol dan Memantau dan mengevaluasi diri
padat (Johnson dan Rising dalam apakah strategi telah dilaksanakan
Suherman, 2003: 19). 2) disiplin ilmu dengan benar, memeriksa hasil (proses
tentang tata cara berpikir dan dan produk), serta merefleksi untuk
mengolah logika, baik secara kuantitatif memperoleh umpan balik. Uraian di
maupun secara kualitatif (Suherman, atas menunjukkan bahwa
2003: 253). 3) bahasa simbolis yang pengembangan SRL sangat diperlukan
fungsi praktisnya untuk oleh individu dalam belajar
mengekspresikan hubungan-hubungan matematika. Kebiasaan belajar mandiri
kuantitatif dan keruangan sedangkan akan dapat menumbuhkan
fungsi teoritisnya adalah untuk kemandirian siswa dalam belajar dan
memudahkan berfikir (Johnson dan siswa juga dapat belajar secara efektif
Myklebust dalam Abdurrahman, dan efisien dengan mengacu pada
2002:252). 4) bahasa simbol, ilmu tujuan yang diharapkan. Tuntutan
deduktif yang tidak menerima pemilikan SRL tersebut semakin kuat
pembuktian secara induktif, ilmu dengan pemanfaatan teknologi
tentang pola keteraturan, dan struktur informasi dalam pembelajaran,
yang terorganisasi, mulai dari unsur misalnya pembelajaran melalui internet
yang tidak didefinisikan ke unsur yang (e-learning) yang sekarang sedang
didefinisikan, ke aksioma atau postulat, banyak dikembangkan para ahli.
dan akhirnya ke dalil (Ruseffendi Keuntungan dalam e-learning antara
dalam Heruman, 2008) 5) matematika lain adalah internet memberikan
adalah ilmu tentang logika mengenai sejumlah fasilitas, sumber pustaka
bentuk, susunan besaran, dan konsep- terkini, dan kemudahan mengakses
konsep yang berhubungan satu dengan (kapan saja, oleh siapa saja, dan di
yang lainnya dengan jumlah yang mana saja) yang tidak terbatas oleh
banyak yang terbagi ke dalam tiga ruang dan waktu. Demikian pula SRL
bidang, yaitu aljabar, analisis dan menjadi lebih diperlukan oleh individu
geometri (James and James, 1976). (terutama pada pendidikan tinggi)
Sebagai implikasi dari hakekat yang menghadapi tugas/kajian
matematika seperti di atas, maka mandiri, tugas dalam bentuk proyek
pembelajaran matematika diarahkan yang terbuka atau pemecahan masalah,
untuk mengembangkan (1) penyusunan skripsi, tesis, dan disertasi.
kemampuan berfikir matematis yang Ketika individu menghadapi tugas-
meliputi: pemahaman, pemecahan tugas seperti di atas, ia dihadapkan
masalah, penalaran, komunikasi, dan pada sumber informasi yang melimpah
koneksi matematis; (2) kemampuan (sangat banyak) yang mungkin relevan
berfikir kritis, serta sikap yang terbuka atau yang tidak relevan dengan
dan obyektif, serta (3) disposisi kebutuhan dan tujuan.individu yang
matematis atau kebiasaan, dan sikap bersangkutan. Pada kondisi seperti itu
belajar berkualitas yang tinggi. individu tersebut harus memiliki
Kebiasaan dan sikap belajar yang inisiatif sendiri dan motivasi intrinsik,
dimaksud antara lain terlukis pada menganalisis kebutuhan dan
karakteristik utama SRL yaitu: (1) merumuskan tujuan, memilih dan
Menganalisis kebutuhan belajar menerapkan strategi penyelesaian
matematika, merumuskan tujuan; dan masalah, menseleksi sumber yang
25
Copyright ©2017, Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics)
p-ISSN: 2528-102X e-ISSN: 2541-4321
Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics) Vol. 2 No. 1, Juli 2017, hal. 20.-27

relevan, serta mengevaluasi diri sumber pustaka terkini, dan


(memberi respons positif atau negatif kemudahan mengakses (kapan saja,
dan umpan balik) terhadap oleh siapa saja, dan di mana saja) yang
penampilannya. tidak terbatas oleh ruang dan waktu.
Perlunya pengembangan SRL pada
individu yang belajar matematika juga 5. REFERENSI
didukung oleh beberapa hasil studi Charles Scaeffer, Ph.d., (1994) How to
Temuan itu antara lain adalah: Help Children with Common
Individu yang memiliki SRL yang Problems, ,. Plume. Newyork
tinggi cenderung belajar lebih baik, City USA
mampu memantau, mengevaluasi, dan Surya, Hendra. (2003). Kiat mengatasi
mengatur belajarnya secara efektif; kesulitan belajar. Jakarta. PT. Elex
menghemat waktu dalam Media Komputindo
menyelesaikan tugasnya; mengatur Hisyam, Z. (2012). Srategi pembelajaran
belajar dan waktu secara efisien, dan aktif. Yogyakarta: Insan Mandiri
memperoleh skor yang tinggi dalam Yohanes, R. (2011). “Kontribusi
sains. (Hargis, http:/www.jhargis.co/). pendidikan matematika dalam
Studi lain melaporkan bahwa pembentukan karakter siswa”
mahasiswa yang memiliki derajat self- makalah pada seminar Nasional
efficacy yang tinggi menunjukkan Matematika dan Pendidikan
derajat SDL yang tinggi juga (Wongsri, Matematika. UNY
Cantwell, Archer, 2002) Siswono, T. (2011). “Membangun
karakter melalui pembelajaran
4. KESIMPULAN matematika” makalah pada
Karakter kemandirian belajar (self seminar Nasional Pendidikan
regulated learning) memiliki pengaruh Matematika. Universitas
besar terhadap keberhasilan siswa Lambung Mangkurat,
dalam belajar. Siswa yang memiliki Banjarmasin.
karakter kemandirian belajar (self Tirtarahardja, U. (2005). Pengantar
regulated learning) akan memiliki Pendidikan. Rineka Cipta.
kemampuan dalam mewujudkan Jakarta.
kehendak atau keinginannya secara Mu'tadin, Z. (2002). Pengantar
nyata tanpa bergantung dengan orang Pendidikan dan Ilmu Perilaku
lain, dalam hal ini siswa mampu Kesehatan. Yogyakarta. Andi
melakukan belajar sendiri, dapat Offset.
menetukan belajar yang efektif, dan Suparno, S. (2001). Membangun
mampu melakukan aktifitas belajar Kompetensi Dasar. Jakarta:
secara mandiri. Pengembangan SRL Direktorat. Jendral Pendidikan
sangat diperlukan oleh individu dalam Tinggi Departemen Pendidikan
belajar matematika, tuntutan pemilikan Nasional
SRL tersebut semakin kuat dengan Ormrod, J. E. (2008). Psikologi
pemanfaatan teknologi informasi Pendidikan. Jakarta: Erlangga
dalam pembelajaran, misalnya Glenn James, Robert C. James. 1976.
pembelajaran melalui internet (e- Mathematics Dictionary. New
learning) yang sekarang sedang banyak Jersey: John Wiley & Sons
dikembangkan para ahli. Keuntungan Suherman, E. (2003). Evaluasi
dalam e-learning antara lain adalah Pembelajaran Matematika.
internet memberikan sejumlah fasilitas, Bandung: JICA. UPI.
26
Copyright ©2017, Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics)
p-ISSN: 2528-102X e-ISSN: 2541-4321
Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics) Vol. 2 No. 1, Juli 2017, hal. 20.-27

Abdurrahman, M. (2002). Pendidikan


Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: PT. Asdi Maha Satya.
Heruman. (2008). Model Pembelajaran
Matematika Di Sekolah Dasar.
Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

27
Copyright ©2017, Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics)
p-ISSN: 2528-102X e-ISSN: 2541-4321

Anda mungkin juga menyukai