Anda di halaman 1dari 17

EVALUASI PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu: Edi Puryanto, M.Pd

Nama :

1. Amelia Effendy (12016170)


2. Rena Lutfiana (1201617052)
3. Jurisky O Waruwu (12016170)

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019
Kata Pengantar

Segala puji kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
bimbingan dan petunjuk serta kemudahan yang telah diberikan oleh Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah
Perencanaan Pengajaran Bahasa Indonesia. Selain itu, tujuan dari penyusunan
makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan Model-Model
Pembelajaran.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
rekan-rekan Mata Kuliah Perencanaan Pengajaran Bahasa Indonesia.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………...................................… i


Daftar Isi ……..……………………………………………................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………….....................................
B. Rumusan Masalah ………………………………………....................................
C. Tujuan ………………………………………………….......................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi Pembelajaran …………………...........................................
B.Ciri Karakter dan ciri-ciri Evaluasi pembelajaran ………………………..
......….............................
C. Jenis-Jenis Evaluasi pembelajaran.............................................................................
D. Syarat-Syarat Evaluasi dan test yang baik .........................................................
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ……………………………………………………...............................
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………..............................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak


dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat dan mudah, dari berbagai
sumber dan tempat di dunia. Selain perkembangan yang pesat, perubahan juga terjadi
dengan cepat karenanya diperlukan kemampuan untuk memperoleh, mengelola dan
memanfaatkan informasi untuk bertahan kepada keadaan yang selalu berubah, tidak
pasti da kompetitif, kemampuan ini membutuhkan pemikiran, antara lain berpikir
sistematis, logis, kritis yang dapat dikembangkan melalui Bahasa Indonesia di Kelas
Rendah.
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada
jenjang pendidikan dasar. Materinya berhubungan dengan cara mencari tahu tentang
kebahasaan yang sistematis.
Pendidikan Bahasa Indonesia diharapkan menjadi wahana bagi para peserta
untuk mempelajari cara membaca, menulis, dan menjawab pertanyaan. Pendidikan
Bahasa Indonesia juga diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran
Bahasa Indonesia sebaiknya dilakukan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk
menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.
Dalam Undang-undang Republik Indonesia NO. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional diungkapkan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam
pendidikan nasional adlah sumber daya manusia yang memiliki kekuatan spiritual
atau keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Evaluasi Pembelajaran?

2. Apa saja Ciri Karakter dan Ciri-ciri Evaluasi Pembelajaran?

3. Apa saja Jenis-jenis Evaluasi pembelajaran?

4. Syarat-syarat evaluasi pembelajaran?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Evaluasi Pembelajaran

2. Untuk mengetahui Tujuan Evaluasi Pembelajaran

3. Untuk mengetahui berbagai macam Evaluasi Pembelajaran


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi merupakan suatu proses yang dapat dijadikan salah satu acuan oleh seorang
pendidik untuk mengetahui berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar. Menurut para
ahli yang mengemukakan pengertian evaluasi antara lain Davies mengemukakan bahwa
evaluasi merupakan proses untuk memberikan atau menetapkan nilai kepada sejumlah
tujuan, kegiatan, keputusan,unjuk kerja, proses, orang, maupun objek. Menurut Wand
dan Brown, evaluasi merupakan suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.

Evaluasi dalam pengertian luas dapat diartikan sebagai suatu proses merencanakan,
memperoleh, dan menyediakan informasi atau data yang diperlukan sebagai dasar untuk
membuat alternatif keputusan. Dengan demikian, setiap kegiatan evaluasi atau penilaian
merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau
data (Purwanto, 1992). Informasi atau data yang dikumpulkan haruslah mendukung
tujuan evaluasi yang direncanakan.

Dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran, Gronlund (1976) merumuskan


pengertian evaluasi sebagai suatu proses sistematis untuk menentukan atau membuat
keputusan tentang ketercapaian tujuan pengajaran. Wrighstone (dalam Purwanto, 1992)
mengemukakan bahwa evaluasi ialah penafsiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan
siswa ke arah tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Maka dapat disimpulkan bahwa pengertian evaluasi adalah proses yang sistematis
dalam menentukan nilai atau tujuan tertentu. Adapun pengertian dari evaluasi
pembelajaran merupakan penilaian kemampuan belajar siswa atau yang biasa disebut
peserta didik yang dilakukan secara berkala, baik berupa ujian tes tertulis maupun tidak
tertulis sebagai pertanggungjawaban seorang guru dalam melakasanakan pembelajran.
Karakteristik siswa yang dijadikan penilaian adalah tampilan siswa dalam bidang
kognitif (pengetahuan), Afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan).
B. Tujuan Evaluasi Pembelajaran

Dalam setiap kegiatan evaluasi, langkah pertama yang harus diperhatikan adalah
tujuan evaluasi. Penentuan tujuan evaluasi sangat bergantung pada jenis evaluasi yang
digunakan. Tujuan evaluasi ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus. Jika
tujuan evaluasi masih bersifat umum, maka tujuan tersebut perlu diperinci menjadi
tujuan khusus, sehingga dapat menuntun guru dalam menyusun soal atau
mengembangkan instrument evaluasi lainnya.

Ada dua cara yang dapat ditempuh guru untuk merumuskan tujuan evaluasi yang
bersifat khusus, pertama, melakukan perincian ruang lingkup evaluasi, kedua melakukan
perincian proses mental yang akan dievaluasi. Cara pertama berhubungan dengan luas
pengetahuan sesuai dengan silabus mata pelajaran, dan cara kedua berhubungan dengan
jenjang pengetahuan.

Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan efisien


system pembelajaran, baik yang menyangkut tentang tujuan, materi, metode, sumber
belajar, lingkungan maupun system penilaian itu sendiri. Tujuan khusus evaluasi
pembelajaran disesuaikan dengan jenis evaluasi pembelajaran itu sendiri, seperti evaluasi
perencanaan dan pengembangan, evaluasi monitoring, evaluasi dampak, evaluasi
efisiensi-ekonomis, dan evaluasi program komprehensif.

Chittenden (1994) mengemukakan tujuan penilaian, seperti yang dikutip oleh Zainal
Arifin (2014 ;15)

1. Keeping track, yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar peserta didik
sesuai dengan rencana palaksanaan pembelajaran yang telah ditetapkan. Untuk itu guru
harus mengumpulkan data dan informasi dalam kurun waktu tertentu melalui berbagai
jenis dan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran tentang pencapaian kemajuan
belajar peserta didik.

2. Checking-up, yaitu untuk mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik dalam


proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan peserta didik selama mengikuti proses
pembelajaran. Dengan kata lain, guru perlu melakukan penilaian untuk mengetahui
bagian mana dari materi yang sudah dikuasai dan belum dikuasai oleh peserta didik.
3. Finding-out, yaitu untuk mencari, menemukan dan mendeteksi kekurangan,
kesalahan, atau kelemahan peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga guru dapat
dengan cepat mencari alternative solusinya.

4. Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap


kompetensi yang telah ditetapkan. Hasil penyimpulan ini dapat digunakan guru untuk
menyusun laporan kemajuan belajar ke berbagai pihak yang berkepentingan.

Adapun tujuan hasil penilaian belajar adalah :

1. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah
diberikan

2. Untuk mengetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat, dan sikap peserta didik
terhadap program pembelajaran

3. Untuk mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar peserta didik
dengan standar kompetensi dasar yang telah ditetapkan

4. Untuk mendiagnosis keunggulan dan kelemahan peserta didik dalam mengikuti


kegiatan pembelajaran. Keunggulan peserta didik dapat dijadikan dasar bagi guru untuk
memberikan pembinaan dan pengembangan lebih lanjut, sedangkan kelemahannya dapat
dijadikan acuan untuk memberikan bantuan atau bimbingan.

5. Untuk seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta didik yang sesuai dengan
jenis pendidikan tertentu

6. Untuk menentukan kenaikan kelas

7. Untuk menempatkan peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Seorang guru perlu mengetahui tingkat kemajuan peserta didik, sebab pengetahuan
mengenai kemajuan peserta didik mempunyai bermacam-macam kegunaan.

Pertama, melalui pengetahuan itu kita dapat mengetahui kedudukan peserta didik dalam
kelompoknya. Kita dapat mempraktikannya apakah peserta didik dalam kelompoknya
dapat dimasukan kedalam golongan anak yang biasa atau yang luar biasa, dalam arti
supergenius atau lambat majunya. Berdasarkan pengetahun ini pula kita dapat
mengadakan perencanaan yang realistis mengenai masa depan anak. Hal ini penting,
karena keberhasilan peserta didik sebagai anggota masyarakat di kelak kemudian hari
akan ditentukan oleh ada tidaknya perencanaan masa depan yang realistis ini.
Kedua, apabila pengetahuan tentang kemajuan peserta didik tadi digabungkan dengan
pengetahuan tentang kapasitas (kemampuan dasar) peserta didik, maka ia dapat
dipergunakan sebagai petunjuk mengenai kesungguhan usaha anak dalam menempuh
program pendidikannya. Melalui petunjuk ini pula kita dapat membantu peserta didik
sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.

C. Ciri-Ciri Karakter Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi harus dilakukan secara sistematis dan kontinu agar dapat


menggambarkan kemampuan para siswa yang di evaluasi. Kegiatan evaluasi dalam
proses belajar mengajar mempuanyai beberapa karateristik penting diantaranya:

1. Evaluasi memiliki impilikasi tidak langsung terhadap siswa yang dievaluasi.


Hal ini terjadi misalnya seorang guru melakukan penilaian terhadap kemampuan yang
tidak tampak dari siswa. Apa yang dilakukan adalah ia lebih banyak menafsir melalui
beberapa aspek penting yang di izinkan seperti melalui penampilan, keterampilan atau
reaksi mereka ketika guru memberikan penjelasan mata pelajaran.
2. Evaluasi mempunyai sifat relatif
Ini berarti, hasil penilaian tergantung pada tolak ukur yang digunakan oleh
guru. Disamping itu, evaluasi tergantung dengan tingkat ketelitian alat ukur yang
digunakan.
3. Evaluasi merupakan proses yang sistematis
Ini berarti, bahwa evaluasi dalam pengajaran merupakan kegiatan yang
terencana dan dilakukan secara berkesinambungan. Evaluasi bukan hanya merupakan
kegiatan akhir atau penutup dari suatu program tertentu, melainkan merupakan
kegiatan yang dilakukan pada permulaan selama program berlangsung dan pada akhir
program setelah program itu dianggap selesai. Yang dimaksud program disini adalah
program satuan pelajaran yang akan dilaksanakan dalam satu pertemuan atau lebih.
Program catur wulan ataupun program semester dan juga program pendidikan yang
dirancang untuk satu tahun ajaran (seperti D1), empat tahun ajaran (seperti S1), atau
enam tahun ajaran (seperti SD) dan lain sebagainya.
4. Kegiatan evaluasi diperlukan berbagai informasi atau data
Dalam kegiatan pengajaran data yang dimaksud berupa perilaku atau
penampilan siswa selama mengikuti pelajaran, hasil ulangan, tugas-tugas pekerjaan
rumah, nilai ujian akhir caturwulan, nilai midsemester, nilai ujian akhir semester, dan
sebagainya. Berdasarkan data itulah maka diambil satu keputusan sesuai dengan
maksud dan tujuan evaluasi yang sedan dilaksanakan. Perlu dikemukakan disini
bahwa ketetapan keputusan hasil evaluasi sangat bergantung pada kebenaran dan
objektivitasan dat yang digunakan dalam pengambilan keputusan.
5. Menentukan tujuan pembelajaran
Tanpa menentukan atau merumuskan tujuan-tujuan terlebih dahulu, tidak
mungkin menilai sejauh mana pencapaian hasil belajar siswa. Karena setiap kegiatan
penilaian memerlukan suatu kriteria tertentu sebagai acuan dalam menentukan batas
ketercapaian objek yang dinilai.

Dalam melaksanakan penilaian hendak nya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara
lain, sebagai berikut :
1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
2) Penilaian menggunakan acuan criteria, yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta
didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang
terhadap kelompok nya
3) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan,
Berkelanjutan dalam arti semua indicator ditagih, kemudian hasil nya dianalisis untuk
menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta mengetahui
kesulitan peserta didik.
4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut berupa perbaikan proses
pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya
dibawah criteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi
kriteria ketuntasan.
5) Sistem penilaian harus dsesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses
pembelajaran, misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan obsevasi lapangan
maka evaluasi harus diberikan, baik pada proses ( keterampilan proses ) misalnya teknik
wawancara maupun produk/hasil melakukan obsevasi lapangan yang berupa informasi
dibutuhkan.

CIRI-CIRI EVALUASI
1. Penilaian dilakukan secara tidak langsung
Maksudnya, jika seorang guru ingin mengetahui mana dari siswanya yang cerdas atau kurang
cerdas maka dalam evaluasi yang diukur bukanlah kecerdasan atau kekurangan peserta didik,
tetapi indikator atau hal-hal yang menandai bahwa seseorang itu bisa disebut pandai dan
kurang pandai.
2. Bersifat relatif
Salah satu ciri evaluasi adalah bersifat relative karena nilai seorang siswa tidak selalu konstan
dari waktu ke waktu, tetapi bisa saja berubah-ubah.
3. Bersifat kuantitatif
Dalam evaluasi pembelajaran biasanya dilakukan pengukuran dengan menggunakan simbol
bilangan (angka) sebagai hasil untuk pengukurannya. Hasil pengukuran berupa angka-angka
ini kemudian dianalisis dan diinterpretasikan kedalam kata-kata (kualitatif).
4. Sering terjadi kesalahan dimana sumber-sumber kesalahan biasanya terletak pada: Alat
ukur (soal tes), Pengukur/guru, Yang dinilai (Peserta didik), dan Situasi dimana penilaian
berlangsung.
5. Menggunakan satuan unit-unit atau satuan-satuan yang tepat, seperti sangat memuaskan,
memuaskan, cukup memuaskan, kurang memusakan, dan tidak memuaskan.

D. Jenis-Jenis Evaluasi Pembelajaran

Jenis-jenis Evaluasi dapat dibedakan berdasarkan tujuan, sasaran, lingkup kegiatan


pembelajaran serta objek dan subjek evaluasi.
Jenis evaluasi berdasarkan tujuan dibedakan atas lima jenis evaluasi :
1. Evaluasi diagnostic
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang di tujukan untuk menelaah kelemahan-
kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.
2. Evaluasi selektif
Evaluasi selektif adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih siwa yang paling tepat
sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
3. Evaluasi penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam
program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.
4. Evaluasi formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan
meningkatan proses belajar dan mengajar.
5. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan
bekerja siswa.

E. Teknik Evaluasi Pembelajaran


a. Teknik-Teknik untuk Menilai Pengetahuan
Evaluasi akhir pengajaran terhadap ketercapaian tujuan-tujuan aspek pengetahuan
(knowledge) perlu dilakukan secara terpisah. Untuk menguji pengetahuan dapat
digunakan pengujian sebagai berikut.
1) Teknik penilaian aspek pengenalan (recognition)
Caranya, dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan bentuk pilihan berganda, yang
menuntut siswa agar dapat melakukan identifikasi tentang fakta, defenisi, dan contoh-
contoh yang betul (correct)
2) Teknik penilaian aspek mengingat kembali (recall)
Caranya, dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka-tertutup langsung untuk
mengungkapkan jawaban-jawaban yang unik.
3) Teknik penilaian aspek pemahaman (comprehension)
Caranya, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menuntut identifikasi
terhadap pernyataan-pernyataan yang betul dan yang keliru, konklusi, atau klasifikasi,
dengan daftar pertanyaan matcing (menjodohkan) yang berkenaan dengan konsep,
contoh, aturan, penerapan, langkah-langkah dan urutan dengan pertanyaan bentuk essay
(open ended) yang menghendaki uraian, perumusan kemnbali dengan kata-kata sendiri
dan contoh-contoh.

b. Teknik Evaluasi Akhir Pengajaran


Teknik-teknik evaluasi dilaksanakan pada akhir pengajaran yang mencakup evaluasi
terhadap perilaku keterampilan (skilled performance) dan evaluasi terhadap aspek
pengetahuan (knowledge). Perilaku keterampilan meliputi keterampilan kognitif, afektif,
psikomotorik, reaktif, serta interaktif. Pengetahuan meliputi aspek-aspek pengenalan
(recognition), ingatan (recall), dan pemahaman (comprehension).
F. Syarat-syarat evaluasi atau test yang baik

1. Validitas Tes

Validitas tes merupakan sifat terpenting dari tes dalam kaitannya dengan mutu atau
kualitas. Tes yang baik memiliki validitas yang tinggi atau baik. Validitas tes adalah
kesesuaian hasil dengan kriteria-kriteria yang telah dirumuskan serta sejauh mana
sebuah tes dapat mengukurnya. Sebuah alat ukur (tes) dapat dikatakan mempunyai
validitas yang baik apabila tes tersebut tepat mengukur kemampuan siswa dengan
benar sesuai kenyataan yang ada (sesungguhnya).

Ada 4 (empat) macam validitas tes yang seringkali menjadi perhatian untuk menguji
kualitasnya, yaitu:
a. Validitas Isi
Validitas isi merupakan ukuran yang digunakan untuk mengetahui ketepatan
dari suatu instrumen (tes) bila ditinjau dari aspek isi (konten/materi). Pengecekan
validitas isi dapat dilakukan dengan cara membandingkan isi (konten/materi) tes
dengan komponen-komponen yang seharusnya diukur.

b. Validitas Susunan (Konstruksi)


Sebuah tes (instrumen/alat ukur) dikatakan memenuhi validitas susunan (konstruksi)
yang baik apabila susunan tes tersebut memenuhi syarat-syarat penyusunan tes yang
baik.

c. Validitas Bandingan
Validitas bandingan sebuah tes adalah ketepatan suatu tes bila ditelaah berdasarkan
hubungannya (korelasi) terhadap keadaan yang sebenarnya dari siswa saat
pengukuran (assessmen) dilakukan.

d. Validitas Ramalan
Validitas ramalan adalah ketepatan sebuah tes (instrumen) bila dilihat dari
kemampuannya untuk meramalkan keadaan individu (siswa) pada masa yang akan
datang.

2. Reliabelitas Tes
Reabilitas tes diartikan sebagai sifat konsistensi (keajegan) & ketelitian sebuah tes
(alat ukur/instrumen). Sifat konsistensi atau keajegan sebuah tes dapat diperoleh
dengan cara memberikan tes yang sama sesudah selang beberapa waktu lamanya
siswa yang sama. Dengan kata lain, reliabilitas tes merujuk pada ketetapan
(keajegan) nilai yang diperoleh sekelompok siswa pada kesempatan yang berbeda
dengan tes yang sama, ataupun tes serupa yang butir-butir soal penyusunnya
ekuivalen (sebanding). Sifat reliabilitas tes merupakan pengecekan terhadap
kesalahan yang mungkin terjadi pada nilai tunggal tertentu sebagai susunan dari
suatu kelompok siswa yang mungkin berubah karena tes itu sendiri.

3. Daya Pembeda atau Diferensiasi Tes


Sifat tes yang berikutnya adalah daya pembeda atau diferensiasi tes atau tingkat
diskriminatif tes. Daya pembeda tes merupakan kemampuan sebuah tes untuk
menunjukkan perbedaan-perbedaan sifat/faktor tertentu yang terdapat pada siswa
yang satu dengan yang lain.

4. Keseimbangan Tes
Sebuah tes yang baik mempunyai sifat seimbang. Keseimbangan merujuk pada tes
terdapat semua aspek yang akan diukur. Tidak boleh tes hanya menumpuk pada suatu
aspek tertentu sehingga hasil tes benar-benar dapat mengukur apa yang akan diukur
dan dapat mengungkapkan apa yang sebenarnya harus diungkapkan. Bagian-bagian
pembelajaran yang sifatnya penting mendapat porsi yang lebih banyak bila
dibandingkan dengan bagian-bagian pembelajaran yang sifat kurang penting

5. Efisiensi atau Daya Guna Tes


Sebuah alat ukur atau tes harus memiliki sifat efisien (berdaya guna). Apakah suatu
tes akan memberikan informasi yang cukup bila dibandingkan dengan waktu yang
digunakan oleh guru saat menggali informasi tersebut. Contohnya, sebuah tes yang
dilakukan secara lisan (oral test) tidak efisien bila dilakukan terhadap 100 siswa
kalau hanya untuk mencek sejauh mana siswa telah membaca buku tertentu yang
ditugaskan pada mereka.

6. Obyektivitas Tes
Tes sebaiknya memiliki obyektivitas yang tinggi. Bilapun non-obyektif, maka
subyektivitas yang mungkin akan muncul harus dapat diminimalkan. Suatu tes
(instrumen) yang memiliki obyektivitas tinggi akan memberikan kemungkinan
jawaban siswa benar atau salah saja. Bila unsur subyektivitas terlalu tinggi, maka
berarti guru telah melakukan tindakan yang kurang jujur (adil) kepada siswanya
sendiri.

7. Kekhususan Tes
Sifat penting lainnya yang harus dimiliki oleh tes yang baik adalah kekhususan.
Kekhususan bermakna: pertanyaan-pertanyaan yang merupakan komponen-
komponen tes tersebut hanya akan dapat dijawab oleh siswa-siswa yang mempelajari
bahan pembelajaran yang diberikan. Sementara, siswa-siswa yang tidak mempelajari
bahan pembelajaran tidak akan dapat menjawabnya

8. Tingkat Kesulitan Tes


Tingkat kesulitan tes perlu diperhatikan jika ingin menyusun sebuah tes yang
berkualitas. Pertanyaan-pertanyaan dirumuskan sesuai dengan taraf kemampuan
siswa untuk menjawabnya. Guru harus pandai mengira, agar tes yang dibuat tidak
terlalu mudah dan juga tidak terlalu sulit (sukar).

9. Tingkat Kepercayaan Tes


Tes harus dibuat sedemikian rupa sehingga siswa-siswa yang berada pada tingkat
kemampuan yang sama akan memperoleh hasil yang sama. Tingkat kepercayaan
terhadap sebuah tes dikatakan rendah atau tidak baik apabila justru siswa-siswa yang
memiliki kemampuan bagus memperoleh nilai jelek dan sebaliknya siswa-siswa
berkemampuan kurang bagus memperoleh nilai yang baik.

10. Keadilan Tes


Tes harus dirancang sedemikian rupa sehingga setiap siswa yang mengikutinya
(mengerjakannya) mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh nilai yang
baik. Semua siswa harus mempunyai kesempatan untuk menunjukkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap apa saja yang telah mereka kuasai setelah mengikuti
pembelajaran
11. Alokasi Waktu Tes
Saat menggunakan sebuah tes (alat ukur), guru harus menyediakan alokasi waktu
yang wajar (memadai). Tidak kurang, tidak lebih.

BAB 3
PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Evaluasi dapat dikatakan sebagai suatu proses untuk menentukan berhasil atau
tidaknya tujuan yang telah ditentukan. Evaluasi sangat berguna sekali baik bagi guru maupun
bagi siswa. Bagi seorang guru atau pendidik evaluasi berfungsi sebagai tolak ukur apakah
guru itu berhasil atau tidak dalam memberikan pengajarannya. Pengajaran dapat dikatakan
berhasil apabila terlihat perubahan tingkah laku atau perubahan siswa ke arah yang lebih
baik. Sedangkan bagi siswa evaluasi berfungsi sebagai tolak ukur dirinya dalam belajar,
mampu tidaknya siswa menerima evaluasi yang telah ditentukan oleh guru, maksimal atau
belum siswa itu mengikuti pembelajaran.
Evaluasi memiliki cakupan sistem yang luas. Yang termasuk di dalamnya adalah
penilaian, pengukuran, dan tes. antara evaluasi dan penilaian memiliki persamaan juga
perbedaan. Persamaanya sama-sama menentukan/menilai tentang suatu objek. Sedangkan
perbedaannya Penilaian hanya memiliki ruang lingkup yang sempit atau hanya menilai
salahsatu aspek saja. Sedangkan memiliki cakupan yang luas mencakup semua komponen
yang ada dalam sistem tersebut baik internal maupun eksternal.
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/Owners/AppData/Local/Temp/Evaluasi-Pembelajaran-Bahasa-Indonesia.pdf

https://af-production.blogspot.com/2017/06/evaluasi-pembelajaran-danpengajaran.html

Anda mungkin juga menyukai