Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering diderita
oleh bayi dan anak (Depkes RI, 2008).Penyakit infeksi ini menyerang salah satu
bagian dan atau lebih dari saluran nafas, mulai dari hidung (saluran atas) hingga
alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga
tengah dan pleura (Depkes RI, 2006).

ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di


dunia.Hampir empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, 98%- nya
disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan bawah. Tingkat mortalitas sangat tinggi
pada bayi, anak-anak, dan orang lanjut usia, terutama di negara- negara dengan
pendapatan per kapita rendah dan menengah.

Keluarga memiliki peranan penting dalam melakukan upaya pencegahan dan


perawatan balita yang menderita ISPA.Ibu memiliki peranan yang cukup besar
dalam mengasuh dan merawat anak yang sakit, mengingat ibu adalah pengasuh
utama anak dalam keluarga. Adapun aktivitas perawatan yang dapat dilakukan oleh
ibu pada saat anak menderita ISPA adalah memberikan nutrisi yang tepat selama
balita sakit maupun setelah sakit, memberikan cairan yang cukup selama demam
dan tidak membiarkan anak kehausan, memberikan ramuan yang aman untuk
melegakan tenggorokan dan meredakan batuk, melakukan perawatan selama
demam, dan observasi tanda-tanda pneumonia (Nurhidayah, 2008). Selain itu, upaya
pencegahan penyakit juga penting dilakukan oleh ibu baik dengan memberikan
imunisasi maupun penghindaran pajanan asap, perbaikan lingkungan hidup dan
sikap hidup sehat (Misnadiarly, 2008).

Berdasarkan identifikasi penyakit yang sering diderita oleh bayi dan anak-anak,
maka anak dari keluarga Tn. C yang menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut

1
(ISPA) penulis mengangkat keluarga tersebut sebagai keluarga binaan. Alasan
penulis untuk mengangkat keluarga Tn. C menjadi keluarga binaan adalah penyakit
yang diderita yakni Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) berakibat terhadap
fungsi paru-paru terhadap anak tersebut.Dalam hal ini keluarga memerlukan
perawatan preventif, kuratif dan rehabilitatif sehingga keluarga tetap mampu
memperhatikan kesehatan terhadap lingkungan tempat tinggal. Hal inilah yang
menjadi latar belakang dilakukannya penelitian tentang “Asuhan Keperawatan
Keluarga Pada Tn. C Dengan Anggota Keluarga An. Y Menderita ISPA Di Dusun X
Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang”.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan ISPA?
2. Apa saja etiologi dari ISPA?
3. Apa saja tanda & gejala dari ISPA?
4. Bagaimana Pencegahan dari ISPA?
5. Bagaimana patofisiologi pada ISPA?
6. Bagaimana penatalaksanaan pada ISPA?
7. Bagaimana pemeriksaan Diagnostik ISPA?
8. Bagaimana proses keperawatan keluarga pada pasien ISPA?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dari ISPA
2. Mengetahui etiologi dari ISPA
3. Mengetahui tanda & gejala dari ISPA?
4. Mengetahui Pencegahan dari ISPA?
5. Mengetahui patofisiologi pada ISPA?
6. Mengetahui penatalaksanaan pada ISPA?
7. Mengetahui pemeriksaan Diagnostik ISPA?
8. Mengetahui proses keperawatan keluarga pada pasien ISPA?

2
BAB II

TINJAUAN TEORI
A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
Pengertian ISPA ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernapasan
akut, istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory
Infections (ARI). Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernapasan
dan akut (Yudarmawan, 2012), dengan pengertian sebagai berikut :
1. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikro organisme ke dalam tubuh manusia
dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
2. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14
hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit
yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14
hari (A. Suryana 2005).
2. Etiologi
Infeksi saluran pernafasan akut merupakan kelompok penyakit yang komplek
dan heterogen, yang disebabkan oleh berbagai etiologi.Etiologi ISPA terdiri dari
300 lebih jenis virus, bakteri, riketsia dan jamur. Virus penyebab ISPA antara lain
golongan mikrovirus (termasuk di dalamnya virus influenza, virus pra-influensa dan
virus campak), dan adenovirus. Bakteri penyebab ISPA misalnya: streptokokus
hemolitikus, stafilokokus, pneumokokus, hemofils influenza, bordetella pertusis dan
karinebakterium diffteria (Arifin, 2009). Jumlah penderita infeksi pernapasan akut
sebagian besar terjadi pada anak. Infeksi pernapasan akut mempengaruhi umur anak,
musim, kondisi tempat tinggal, dan masalah kesehatan yang ada ( R.Haryono-Dwi
Rahmawati H, 2012).

3. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala penyakit infeksi saluran pernafasan dapat berupa batuk,
kesulitan bernafas, sakit tenggorokan, pilek, demam dan sakit kepala.Sebagian besar
dari gejala saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk, kesulitan

3
bernapas, sakit tenggorokan, pilek, demam dan sakit kepala tidak memerlukan
pengobatan dengan antibiotik. Namun sebagian anak yang menderita radang paru
(pneumonia), bila infeksi paru ini tidak diobati dengan anti biotik akan
menyebabkan kematian (Fuad, 2008).

Tanda gejala lain :

1. Batuk
2. Nafas cepat
3. Bersin
4. Pengeluaran sekret atau lendir dari hidung
5. Nyeri kepala
6. Demam ringan
7. Tidak enak badan
8. Hidung tersumbat
9. Kadang-kadang sakit saat menelan
4. Pencegahan (Rahmawati, Dwi & Hartono, 2012)
1. Berhati-hati dalam mencuci tangan dengan melakukannya ketika merawat anak
yang terinfeksi pernapasan.
2. Anak dan keluarga diajarkan untuk menggunakan tisu atau tangannya untuk
menutup hidung dan mulutnya ketika batuk/bersin.
3. Anak yang sudah terinfeksi pernafasan sebaiknya tidak berbagi cangkir
minuman, baju cuci atau handuk.
4. Peringatan perawat : untuk mencegah kontaminasi oleh virus pernapasan,
mencuci tangan dan jangan menyentuh mata atau hidungmu.
5. Mencegah anak berhubungan terlalu dekat dengan saudaranya atau anggota
keluarga lainnya yang sedang sakit ISPA. Tindakan semi isolasi mungkin dapat
dilakukan seperti anak yang sehat tidur terpisah dengan dengan anggota keluarga
lainyang sedang sakit ISPA.
6. Upayakan ventilasi yang cukup dalam ruangan / rumah.
7. Hindari anak dari paparan asap rokok

4
5. Patofisiologi
Pathway

5
6. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis ISPA oleh karena virus dapat ditegakkan dengan pemeriksaan
laboratorium terhadap jasad renik itu sendiri.Pemeriksaan yang dilakukan adalah
biakan virus, serologis, diagnostik virus secara langsung.Sedangkan diagnosis ISPA
oleh karena bakteri dilakukan dengan pemeriksaan sputum, biakan darah, biakan
cairan pleura.
7. Penatalaksanaan

Penemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus yang


benar merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program (turunnya
kematian karena pneumonia dan turunnya penggunaan antibiotik dan obat batuk
yang kurang tepat pada pengobatan penyakit ISPA) .
Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar
pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan
antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat
batuk yang kurang bermanfaat. Strategi penatalaksanaan kasus mencakup pula
petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan
penunjang yang penting bagi pederita ISPA.

Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut :

- Pencegahan dapat dilakukan dengan :


1. Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
2. Immunisasi.
3. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
4. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.
- Prinsip perawatan ISPA antara lain :
1. Meningkatkan istirahat minimal 8 jam perhari
2. Meningkatkan makanan bergizi
3. Bila demam beri kompres dan banyak minum

6
4. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu
tangan yang bersih
5. Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu
ketat.
- Pengobatan antara lain :
1. Suportif : meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang
adekuat,pemberian multivitamin dll.
2. Antibiotik :
- Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab
- Utama ditujukan pada S.pneumonia,H.Influensa dan S.Aureus
- Menurut WHO : Pneumonia rawat jalan yaitu kotrimoksasol, Amoksisillin,
Ampisillin, Penisillin Prokain,Pnemonia berat : Benzil penicillin,
klorampenikol, kloksasilin, gentamisin.
- Antibiotik baru lain : Sefalosforin,quinolon dll.

B. KONSEP KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Pengumpulan data
Hal-hal yang perlu dikumpulkan datanya dalam pengkajian keluarga (Padila,2012)
adalah :
- Nama kepala keluarga
- Alamat dan telepon
- Pendidikan kepala keluarga
- Komposisi keluarga dan genogram
- Tipe keluarga
- Suku bangsa
- Agama
- Status sosial ekonomi keluarga
- Aktivitas rekreasi keluarga

7
Hal-hal yang perlu dikaji pada pasien dengan ISPA :

a. Riwayat : demam,batuk,pilek,anoreksia,badan lemah/tidak bergairah,riwayat


penyakit pernapasan,pengobatan yang dilakukan dirumah dan penyakit yang
menyertai.
b. Tanda fisik : demam,dyspneu,tachipneu,menggunakan otot pernafasan
tambahan,sakit menelan.
c. Faktor perkembangan :tingkat perkembangan,kebiasaan sehari-hari,mekanisme
koping,kemampuan mengerti tindakan yang dilakukan.
d. Pengetahuan pasien/keluarga :pengalaman terkena penyakit
pernafasan,pengetahuan tentang penyakit pernafasan dan tindakan yang
dilakukan.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan data ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah ISPA
2. Kurang pengetahuan keluarga tentang pencegahan penyakit ISPA berhubungan
dengan kurang informasi
3. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan berhubungan dengan
keluarga tidak memanfaatkan pemeliharaan lingkungan rumah
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx 1 : Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan data
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah ISPA
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga dapat mengenal
penyakit ISPA
Kriteria Hasil :
1. Keluarga mampu mengatasi penyakit ISPA.
2. Keluarga mampu menyebutkan tentang penyakit ISPA.

8
Intervensi Rasional
1. Mengetahui tingkat
1. Kaji pengetahuan tentang ISPA Beri motivasi
pengetahuan keluarga
keluarga untuk mengemukakan pendapatnya
2. Agar keluarga mampu
tentang ISPA.
memahami tantang pengertian
2. Diskusikan bersama keluarga mengenai pengertian
penyebab dan gejala ISPA
penyebab dan gejala ISPA.
3. Mengevaluasi tingkat
3. Bimbing keluarga untuk menjelaskan ulang
pengetahuan keluarga
pengertian penyebab tanda dan gejala ISPA.
4. Agar keluarga termotivasi
4. Beri reinforcement positif atas jawaban yang
diberikan.

Dx 2 : Kurang pengetahuan keluarga tentang pencegahan penyakit ISPA berhubungan


dengan kurang informasi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga di harapkan : keluarga


mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan.

Kriteria Hasil :

1. Keluarga mampu mencegah penyakit ISPA.


2. Keluarga mampu menyebutkan tentang pemanfaatan fasilitas pelayanan
kesehatan.

9
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang 1. Mengetahui tingkat pengetahuan
penyakit ISPA. keluarga
2. Beri penjelasan tentang penyakit ISPA. 2. Agar keluarga mampu memahami
3. Motivasi keluarga dalam mengambil tentang penyakit ISPA
keputusan untuk membawa penderita 3. Agar keluarga termotivasi untuk
ISPA ke pelayanan kesehatan memanfaatkan fasilitas pelayanan
4. Beri kesempatan kepada keluarga untuk kesehatan
bertanya tentang hal yang belum 4. Agar keluarga mampu memahami
dimengerti. tantang penyakit ISPA
5. Berikan pujian atas kemampuan keluarga. 5. Agar keluarga termotivasi

Dx 3 : Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan berhubungan dengan


keluarga tidak memanfaatkan pemeliharaan lingkungan rumah

Tujuan : Setelah melakukan tindakan keperawatan keluarga Tn. C mampu menjaga


kebersihan lingkungan rumah.Kriteria Hasil :

1. Keluarga mampu melakukan kebersihan rumah dan lingkungan dengan baik.


2. Keluarga mampu menyebutkan syarat-syarat rumah sehat dan lingkungan yang
sehat.

10
Intervensi Rasional
1. Kaji pengetahuan klien tentang 1. Mengetahui tingkat pengetahuan
pengertian sanitasi lingkungan. klien mengenai sanitasi lingkungan
2. Beri penyuluhan tentang kesehatan 2. Agar keluarga mampu
lingkungan dan syarat-syarat rumah sehat. memahamikesehatan lingkungan
3. Diskusikan dengan keluarga penyakit dan syarat-syarat rumah sehat.
yang ditimbulkan karena lingkungan yang 3. Agar keluarga mengetahui penyakit
kotor. yang ditimbulkan karena
4. Motivasi keluarga untuk memelihara dan lingkungan yang kotor.
menciptakan lingkungan rumah yang 4. Agar keluarga terhindar dari bibit
sehat. penyakit
5. Motivasi keluarga untukmenata perabotan 5. Agar keluarga termotivasi
rumah tangga dengan baik. 6. Agar keluarga mampu memahami
6. Berikan kesempatan kepada keluarga kesehatan lingkungan
menanyakan hal yang belum dimengerti 7. Agar keluarga termotivasi
7. Berikan reinforcement pada hasil diskusi
dengan keluarga.

11
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA TN. C


KHUSUSNYA PADA AN. Y DENGAN INFEKSI SALURAN NAFAS ATAS
(ISPA) DI RT 1 RW 10 KELURAHAN PERCUT

A. PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : 30 Oktober 2019
Waktu : pukul 10.00 s.d selesai
Tempat : Rumah Tn. C di RT 1 RW 10 Kelurahan Percut

1. Data Umum
1. Nama KK : Tn. C
2. Pendidikan KK : SMP
3. Umur KK : 45 tahun
4. Pekerjaan KK : Nelayan
5. Agama : Islam
6. Alamat : RT 1 RW 10 Percut
7. Suku : Jawa
8. Komposisi Keluarga

Hubungan Riwayat Status


No Nama jk Umur Pekerjaan
keluarga Pendidikan kes
1. Ny. M P Istri 44 tahun SD IRT sehat
2. Tn. K L Anak 23 tahun SMP pelajar Sehat
3. An. Y L Anak 18 tahun SMA Pelajar ISPA
4. An. A L Anak 14 tahun SD Pelajar Sehat
5. An. A L Anak 10 tahun SD pelajar Sehat

12
a. Genogram

Keterangan :

: perempuan : tinggal serumah

: laki-laki : pasien

b. Tipe keluarga
1. Jenis tipe keluarga
Keluarga Tn. C merupakan tipe keluarga inti karena terdiri dari ayah, ibu dan
anak di dalam satu rumah.
2. Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut
Masalah yang terjadi pada keluarga Tn. C adalah An. Y anggota keluarga Tn. C
sedang sakit. Sudah ± 3 minggu anak mengalami batuk dan pilek, keluarga
sudah membeli obat ke warung atau apotik terdekat dengan rumahnua namun
sampai saat ini anak belum sembuh juga.

13
c. Suku bangsa (etnis)
1. Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarga
Keluarga Tn. C termasuk dalam suku jawa dan beranggapan bahwa berbagi
kepada sesama dalam hal apapun itu baik.
2. Tempat tinggal keluarga
Tn. C mengatakan sebagian besar masyarakat yang didaerahnya adalah etnis
jawa dan area tempat tinggal Tn. C bersifat homogen.

Denah Rumah

3. Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial, budaya, rekreasi, pendidikan


Tn. C mengatakan kegiatan lingkungan yang masih diikuti oleh keluarga dan
masih berkaitan erat dengan nilai etnis diantaranya arisan, wiritan, sunatan
bagi anak laki-laki, dll.
4. Kebiasaan-kebiasaan diet dan berbusana
Keluarga Tn. C menggunkan pola busana modern yaitu menggunakan
kemeja, celana panjand maupun celana pendek.Pola diit keluarga masih
menganut nilai tradisional maupun nilai modern.

14
5. Struktur kekuasaan keluarga tradisional atau modern
Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah kepala keluarga tetapi
sebelumnya melalui keputusan bersama istrinya.

6. Bahasa yang digunaka dirumah


Bahasa yang digunakan sehari-hari oleh keluarga Tn. C adalah bahasa
indonesia. Keluarga mengatakan tidak ada hambatan komunikasi khususnya
penggunaan bahasa.

7. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi


Keluarga mengatakan tidak mau membawa anak berobat ke puskesmas
karena jauh dari tempat tinggalnya.

8. Agama dan kepercayaan yang memengaruhi kesehatan


Seluruh anggota keluarga anggota Tn. C menganut agama Islam.Anggota
keluarga aktif dalam kegiatan keagamaan dilingkungannya seperti mengikuti
pengajian dimesjid. Keluarga mengatakan penyakit merupakan takdir yang
digariskan ileh yang maha kuasa dan akan selalu mengupayakan
kesembuhan. Tidak ada nilai-nilai keyakinan yang bertentangan dengan
keyakinan.
9. Status sosial ekonomi keluarga
Ny. M mengatakan pendapatan keluarganya cukup untuk membiayai
kebutuhan sehari-hari.Suaminya yang bekerja sebagai nelayan menghasilkan
pendapatan Rp 850.000/bulan.Kebutuhan yang dikeluarkan meliputi
pengeluaran untuk kebutuhan hidup sehari-hari, biaya sekolah anak, dan
listrik.Keluarga hanya memiliki kulkas dan TV saja.
10. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga mengatakan jika ada waktu liburan, keluarga biasanya menonton
TV dirumah dan mendengarkan lagu-lagu daerah, kadang-kadang pergi
bersama ke rumah sanak saudara.

15
d. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Ny. M mengatakan anak pertama berusia 23 tahun, saat ini belum mendapatkan
pekerjaan dan anaknya hanya bisa membantu kedua orang tuanya untuk menjual
ikan hasil tangkapan ayahnya, sehingga dalam keluarga ini orangtua sudah
memikirkan anaknya untuk ke tahap dengan melepas anak ke masyarakat.
e. Pola kebiasaan sehari-hari
1. Pola makan keluarga
Keluarga Tn. C memiliki frekuensi makan yang baik yaitu makan 3x sehari
dengan menu nasi + lauk + sayur. Pemilihan bahan makanan baik, memilih
sayur, daging/ikan segar. Cara pengolahan makanan beras kurang baik, keluarga
Tn. C mencuci beras >3x lalu dimasak, cara pengolahan sayur kurang baik
karena dirajang dulu baru dicuci kemudian dimasak. Penyimpanan makanan
juga kurang baik, diletakkan diatas meja tidak ditutup. Pola Istirahat dan Tidur
2. Pola istirahat dan tidur
Setiap anggota keluarga Tn. C mempunyai waktu istirahat yang baik, pada siang
hari tidur hanya 1 jam dan pada malam hari tidur 8 jam.
3. Pola aktivitas keluarga
Anggota keluarga Tn. C tidak pernah melakukan aktivitas fisik.Anggota
keluarga Tn.M juga jarang melakukan rekreasi bersama karena sibuk dengan
pekerjaannya.
f. Aspek kesehatan lingkungan
Tn. C mengatakan status rumah yang sedang ditinggali adalah rumah milik
sendiri.Rumah terdiri dari teras rumah, ruang tamu, 2 kamar tidur, dapur kamar
mandi. Lantai rumah keramik, tembok permanen, kuat dan melindungi suhu dingin
maupun gangguan keamanan yang lain. Penataan perabotan dalam rumah terkesan
kurang rapi.Rumah tampak gelap, ventilasi dan pencahayaan tiap ruangan dirumah
kurang baik, terdapat banyak lawa-lawa diventilasi jendela dan banyak baju yang
bergantung dirumah.Keluarga mengatakan tidak mengerti syarat rumah sehat.Dapur
terkesan kurang bersih dan cukup sempit, sumber air bersih dari sumur gali
selongsong.Jarak sumur dan jamban sekitar 7 m. Alat masak lengkap dan bersih

16
karena tiap selesai dipakai.Keluarga mengatakan mereka memiliki kandang ternak
bebek.Saat pengkajian, kandang ternak tampak kotor, jarak rumah dengan kandang
ternak kurang baik >10 m karena terletak disamping rumah.Keluarga mengatakan
pembuangan air limbah keluarga ke tanah dibelakang rumah.Banyak sampah
dipembuangan air limbah keluarga.
g. Struktur keluarga
Komunikasi keluarga dilakukan secara terbuka, bahasa yang dipakai setiap hari
adalah bahasa indonesia, keluarga tidak memiliki kesulitan bahasa dalam
penerimaan pesan. Pengendalian keluarga adalah Tn. C sebagai kepala keluarga,
keputusan diambil oleh kepala keluarga melalui musyawarah dan seluruh anggota
keluarga dan tidak ada permasalahan dalam anggota keluarga.Norma keluarga
berkaitan dengan kesehatan adalah keluarga mengatakan biasanya jika anggota
keluarga sakit, hanya membeli obat ke warung atau apotik dan dirawat dirumah.
h. Pengkajian kesehatan keluarga
Keluarga mengatakan saat ini anak yang kedua An. Y sedang mengalami penyakit
ISPA.Ny. M mengatakan bahwa An. Ysaat ini sedang batuk dan pilek sudah 3
minggu.Ny. M sudah membeli obat diapotik dan diminum tetapi belum juga
sembuh.Ny. M mengatakan kalau anak batuk biasanya diberi jeruk nipis campur
kecap, kadang dibiarkan juga sampai batuk tidak datang lagi.An. Y tampak sesak
dan sulit mengeluarkan dahaknya, tampak lemas dan mengeluarkan ingus dari
hidung.Ny. M mengatakan jika anak tidak dapat menahan batuk dimalam hari dan
pagi hari. Saat dilakukan pengkajian, keluarga mengatakan tidak pernah mendengar
tentang penyakit yang mengganggu pernapasan atau penyakit ISPA dan tidak
mengetahui penyakit yang terjadi pada anak.Keluarga tampak bingung saat ditanya
tentang penyakit ISPA.Keluarga tampak banyak bertanya tentang penyakit anakny

17
Pemeriksaan Fisik KK (Tn. C) Ny. M An. K An. Y An. A An. A

Tekanan Darah 140/90 mmHg 110/80 mmHg 120/70 mmHg 110/70 mmHg 120/70mmHg 110/80 mmHg
HR 80 x/mnt 78 x/mnt 80 x/mnt 84 x/mnt 80 x/mnt 78 x/mnt
Respirasi 22 x/mnt 20 x/mnt 20 x/mnt 24 x/mnt 20 x/mnt 20 x/mnt
Suhu Badan 36,5 ºC 36ºC 36,2 ºC 36,5 ºC 36 ºC 36,2 ºC
BB 64 kg 55 kg 54 kg 49 kg 55 kg 40 kg
TB 160 cm 155 cm 168 cm 160 cm 165 cm 150 cm
Kepala Bentuk Simetris Bentuk Simetris Bentuk Simetris Bentuk Bentuk Bentuk
Rambut Lurus, Rambut Ikal, Rambut Lurus, Simetris Simetris Simetris
hitam hitam hitam Rambut Lurus, Rambut Lurus, Rambut Ikal,
hitam hitam hitam
Mata Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis
Hidung Simetris Simetris Simetris Simetris, Simetris Simetris
adanya sekret
Telinga Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris

18
Bibir Lembab Lembab Lembab Lembab Lembab Lembab
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tdk ada Tdk ada Tidak ada
perdarahan gusi perdarahan gusi perdarahan gusi perdarahan perdarahan perdarahan gusi
dan gigi dan gigi dan gigi gusi dan gigi gusi dan gigi dan gigi
Tidak ada tanda Tidak ada tanda Tidak ada tanda Tidak ada Tidak ada Tidak ada tanda
perdarahan perdarahan perdarahan tanda tanda perdarahan
perdarahan perdarahan
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar kelenjar tiroid kelenjar kelenjar tiroid
tiroid tiroid
Integumen Klien tampak Klien tampak Klien tampak Klien tampak Klien tampak Klien tampak
bersih bersih bersih bersih bersih bersih
Turgor kulit baik Turgor kulit baik Turgor kulit Turgor kulit Turgor kulit Turgor kulit
baik baik baik baik

19
Thorax Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
Irama teratur dan Irama teratur dan Irama teratur Irama teratur, Irama teratur Irama teratur
tidak ada suara tidak ada suara dan tidak ada terdengar suara dan tak ada dan tidak ada
tambahan tambahan suara tambahan tambahan dan suara suara tambahan
ada ronchi tambahan
basah
Pemeriksaan Paru Getaran suara Getaran suara Getaran suara Getaran suara Getaran suara Getaran suara
terdengar dengan terdengar dg terdengar dg terdengar terdengar terdengar dan
teratur teratur teratur teratur teratur teratur
Suara nafas Suara nafas Suara nafas Suara nafas Suara nafas Suara nafas
teratur teratur teratur tidak teratur teratur teratur

20
Abdomen Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
benjolan benjolan benjolan benjolan benjolan benjolan
Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada Tidak ada Tidak ada nyeri
tekan tekan tekan nyeri tekan nyeri tekan tekan
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
benjolan benjolan benjolan benjolan benjolan benjolan

Ekstremitas Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris


Baik Baik Baik Baik Baik Baik

21
Analisa data

No. Data Etiologi Masalah


1. Ds : Ketidakmampuan Ketidakefektifan
- Ny. M mengatakan bahwa keluarga mengenal bersihan jalan
An. Ysaat ini sedang masalah ISPA napas An. Y
batuk dan pilek sudah 3
minggu. Ny. M sudah
membeli obat diapotik
dan diminum tetapi belum
juga sembuh.
- Ny. M mengatakan kalau
anak batuk biasanya diberi
jeruk nipis campur kecap,
kadang dibiarkan juga
sampai batuk tidak datang
lagi.
- Ny. M mengatakan jika
anak tidak dapat menahan
batuk dimalam hari dan
pagi hari.

Do :
- An. Y tampak sesak dan
sulit mengeluarkan
dahaknya.
- An. Y tampak lemas.
- Tampak mengeluarkan
ingus dari hidung.
- Pada pemeriksaan

22
auskulasi terdengar ada
suara tambahan dan ronchi
basah.
- RR : 24 x/i
2. Ds : Kurang informasi Kurang
- Keluarga mengatakan pengetahuan
biasanya jika anggota keluarga tentang
keluarga sakit, hanya pencegahan
membeli obat ke warung penyakit ISPA
atau apotik dan dirawat
dirumah.
- Keluarga mengatakan
tidak pernah mendengar
tentang penyakit yang
mengganggu pernapasan
atau penyakit ISPA.
- Keluarga mengatakan
tidak mengetahui penyakit
yang terjadi pada anak.

Do :
- Keluarga tampak bingung
saat ditanya tentang
penyakit ISPA.
- Keluarga tampak banyak
bertanya tentang penyakit
anaknya.
- Keluarga tidak mau
membawa anak berobat ke

23
puskesmas karena jauh
dari tempat tinggalnya.
3. Ds : Keluarga tidak Ketidakmampuan
- Keluarga mengatakan memanfaatkan keluarga
tidak mengerti syarat pemeliharaan memodifikasi
rumah sehat. lingkungan rumah lingkungan
- Keluarga mengatakan
pembuangan air limbah
keluarha ke tanah
dibelakang rumah.
Do :
- Jarak sumur dan jamban
sekitar 7 m.
- Perabotan dan alat masuk
dapur tampak berantakan.
- Rumah tampak gelap dan
pencahayaan tiap ruangan
dirumah kurang baik.
- Baju banyak yang
bergantung.
- Banyak sampah
dipembuangan air limbah
keluarga.
- Jarak rumah ke kandang
ternak kurang baik >10 m.
- Kandang ternak tampak
kotor.

24
Prioritas masalah

No. Kriteria Perhitungan Skor


3
1. Sifat masalah : aktual /3 x 1 1
2
Kemungkinan masalah dapat diubah : mudah /2 x 2 2
Potensial untuk dicegah : tinggi
3
Menonjolnya masalah : ada masalah dan /3 x 1 1
2
harus segera ditangani /2 x 1 1
Total5
3
2. Sifat masalah : aktual /3 x 1 1
2
Kemungkinan masalah dapat diubah : mudah /2 x 2 2
Potensial untuk dicegah : cukup
2 2
Menonjolnya masalah : masalah ada tapi tidak /3 x 1 /3
1 1
perlu ditangani /2 x 1 /2
Total 3 7 /6
3
3. Sifat masalah : aktual /3 x 1
1
1
Kemungkinan masalah dapat diubah : /2 x 2 1
/2
sebagian
2
Potensial untuk dicegah : cukup /3 x 1 2
/3
Menonjolnya masalah : masalah ada tapi tak 1
1
/2
perlu ditangani /2 x
1
Total 2 2 /3

25
3.2.Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan data ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah ISPA
2. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan berhubungan dengan
keluarga tidak memanfaatkan pemeliharaan lingkungan rumah

26
Proses Keperawatan

No DX TUPAN TUPEN PERENCANAAN IMPLEMENTASI EVALUASI


1. Ketidakefektifan Setelah Setelah dilakukan sebanyak 7 kali 30 Oktober 2019 10.00 S : Keluarga
bersihan jalan dilakukan kunjungan, keluarga mampu mengatakan dapat
tindakan
napas An. Y Mengenal : 1. Kaji pengetahuan 1. Mengucapkan salam mengingat
keperawatan
berhubungan selama 7 kali  Penyakit ISPA tentang ISPA dan menjelaskan penjelasan
data kunjungan  Penyebab dan 2. Beri motivasi keluarga tujuan kunjungan Penyebab dan tanda
diharapkan untuk mengemukakan
ketidakmampuan tanda gejala kerumah. gejala
Ketidakefektifan
keluarga bersihan jalan  Keluarga pendapatnya tentang 2. Mengkaji tentang penyakit
mengenal napas teratasi mampu ISPA. pengetahuan keluarga ISPA yang
masalah ISPA menyebutkan 3. Diskusikan bersama tentang ISPA. diberikan oleh
pengertian keluarga mengenai 3. Memberikan motivasi petugas kesehatan.
ISPA, pengertian penyebab keluarga untuk
penyebab dan dan gejala ISPA. mengemukakan O:
tanda 4. Bimbing keluarga pendapatnya tentang - Keluarga sudah
gejalanya untuk menjelaskan ISPA. Keluarga sama mengetahui
Merawat : ulang pengertian sekali tidak tahu tentang penyakit
Keluarga mampu penyebab tanda dan tentang ISPA. ISPA.
merawat An. Y gejala ISPA. 4. Mendiskusikan - Keluarga
dengan ISPA 5. Beri reinforcement bersama keluarga mampu
positif atas jawaban mengenai pengertian merawat An. Y

27
yang diberikan. penyebab dan gejala dengan ISPA
ISPA. Keluarga A : Masala teratasi
tampak bingung sebagian
dengan penjelasan
yang diberikan oleh P : Lanjutkan
petugas kesehatan. rencana
5. Membimbing keperawatan
keluarga untuk - Beri motivasi
menjelaskan pada keluarga
pengertian, penyebab untuk mengatasi
tanda dan gejala penyakit ISPA.
ISPA. Keluarga - Anjurkan
mengatakan belum keluarga
bisa mengingat membuat
penjelasan tentang lingkungan
penyakit ISPA yang nyaman dan
diberikan oleh petugas sehat untuk
kesehatan. kesehatan
6. Memberikan keluarga.
reinforcement positif
atas jawaban yang

28
diberikan
Ketidakmampuan Setelah 3 kali Setelah dilakukan sebanyak 7 kali 30 Oktober 2019 12.30 S:
kunjungan, keluarga mampu
keluarga kunjungan diharapkan 1. Membimbing kembali - keluarga
Memahami :
memodifikasi Ketidakmampuan keluarga untuk mengatakan
 Kebutuhan 1. Kaji pengetahuan
lingkungan keluarga memodifikasi mengulangi mengerti cara
pemeliharaan klien tentang
berhubungan lingkungan akan menjelaskan membuat
rumah pengertian sanitasi
dengan keluarga diperbaiki pengertian, penyebab, lingkungan
 Mampu lingkungan.
tidak tanda dan gejala sehat
mengambil 2. Beri penyuluhan
memanfaatkan ISPA. - keluarga
keputusan tentang kesehatan
pemeliharaan 2. Memberi penyuluhan menyebutkan
untuk mencari lingkungan dan
lingkungan tentang kesehatan akibat yang
sumber syarat-syarat rumah
rumah. lingkungan dan syarat ditimbulkan
informasi sehat.
rumah sehat. oleh lingkungan
tentang 3. Diskusikan dengan
3. Mendiskusikan yang kotor
bantuan keluarga penyakit
dengan keluarga O :
pemeliharaan yang ditimbulkan
penyakit yang - ruangan dalam
rumah karena lingkungan
ditimbulkan karena rumah tampak
 Mampu yang kotor.
lingkungan yang rapih
memodifikasi 4. Motivasi keluarga
kotor. A:
lingkungan untuk memelihara
4. Memotivasi keluarga Masalah teratasi
 memanfaatkan dan menciptakan
untuk memelihara dan P :
pemeliharaan lingkungan rumah

29
lingkungan yang sehat. menciptakan Hentikan rencana
rumah 5. Motivasi keluarga lingkungan rumah tindakan
untuk menata yang sehat. keperawatan.

Merawat : perabotan rumah 5. Memotivasi keluarga

Keluarga tangga dengan baik. untuk menata

mampu 6. Berikan kesempatan perabotan rumah

merawat kepada keluarga tangga dengan baik.

dan menanyakan hal yang 6. Memberikan

menjaga belum dimengerti kesempatan kepada

lingkungan 7. Berikan keluarga untuk

rumah. reinforcement pada bertanya tentang hal


hasil diskusi dengan yang belum
keluarga. dimengerti..
7. Memberikan pujian
atas kemampuan
keluarga

30
BAB IV

KESIMPULAN
a. Pengkajian
Pada tahap pengkajian, penulis banyak mendapat kesenjangan antara teoritis dengan kasus langsung dilapangan dimana
pada teoritis terdapat fungsi keluarga dalam peningkatan dan pemeliharaan kesehatan tetapi pada masyarakat secara langsung penulis
mengamati serta mendata keluarga menjalankan tugas dan fungsinya tidak sesuai dengan kesehatan keperawatan yaitu masalah
pengolahan sampah, pembuangan air limbah, lingkungan kotor yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan perilaku merokok dimana
penyebab masalah itu adalah kurang pengetahuan keluarga dalam bidang kesehatan keluarga dan ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah.
b. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan ditegakkan berdasarkan masalah yang ada dan dilengkapi dengan data yang terkumpul dari keluarga. Penulis
menemukan 3 diagnosa dari data yang ada pada teori yakni:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas An. Y berhubungan data ketidakmampuan keluarga mengenal masalah ISPA.
2. Kurang pengetahuan keluarga tentang pencegahan penyakit ISPA berhubungan dengan kurang informasi.
3. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan berhubungan dengan keluarga tidak memanfaatkan pemeliharaan lingkungan
rumah.
c. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, penulis terlebih dahulu membuat prioritas masalah dengan mempertimbangkan berat ringannya
masalah, sumber daya keluarga dan ketidakmampuan keluarga dalam mengatasi/mengenal masalah dan memodifikasi lingkungan
rumah.Pada tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori pada kenyataannya penulis membuat rencana tindakan dan

31
disesuaikan dengan masalah yang berdampak pada setiap keluarga, dimana rencana asuhan ini penulis membuat kesepakatan dengan
keluarga dalam mengarahkan pelaksanaan.

d. Implementasi keperawatan
Pelakasanaan tindakan keperawatan dapat dilakukan secara berkesinambungan karena adanya kerja sama yang baik antara penulis
dengan keluarga.
e. Evaluasi
Tindakan yang dilakukan secara berkesinambungan ini masalah teratasi semua. Dari 3 diagnosa yang ditemukan penulis dapat teratasi,
semua hal ini terjadi karena adanya kerja sama yang baik antara penulis dan keluarga.

32
DAFTAR PUSTAKA

Depkes R.I., 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006. Profil Kesehatan 2005. Jakarta.

Duvall, E.M., 1997, Marriage and Family Development, Philadelphia; J.B. Lippincott Company.

Endah, Rika, Nurhidayah. (2008). Ilmu Prilaku Dan Pendidikan Kesehatan Untuk Keperawatan.Jakarta : USU Press.

Intansari (2010). Proses Keperawatan: NANDA, NOC & NIC. Penerbit: PT. BukuKita, Jakarta.

Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia pada Balita, Orang Dewasa, Usia Lanjut. Pustaka Obor Populer, Jakarta.

33

Anda mungkin juga menyukai