Kode Etik Penilai Indonesia Dan Standar PDF
Kode Etik Penilai Indonesia Dan Standar PDF
Penilaian Indonesia
(KEPI dan SPI)
DIREKTORAT PENILAIAN
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
FEBRUARI 2016
Materi Ajar:
I. Standar Penilaian Indonesia (SPI)
1. Pengantar, Sejarah Perkembangan SPI,
Sistematika dan Format SPI
2. Pedoman Penilaian Properti (Konsep Umum
Penilaian, Proses Penilaian Properti dan
Pelaporan Penilaian)
II. Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI)
I. STANDAR PENILAIAN
INDONESIA
Pemerintah
• Menjadi perangkat kontrol dalam
maupun Lembaga
terkait
pelaksanaan penilaian di Indonesia
Sejarah Perkembangan SPI (1994 – 2015)
SPI 1994 SPI 2000 SPI 2002 SPI 2007 SPI 2013 SPI VI 2015
Penilaian tanah 4 standar SPI Penilaian Aset Kode Etik Penilai
Dasar Penilaian KEPI
dan bangunan 2000 + 8 Sektor Publik Indonesia (KEPI)
Nilai Pasar Kerangka
Penilaian mesin standar baru PPPI 1 – 16 Konseptual KPUP
Dasar Penilaian (KPUP)
Selain Nilai Standar Umum Jenis Properti
Pasar
Standar Standar Umum SPI
101 s/d 105
Penilaian Penerapan
Untuk Laporan Standar Penerapan
Keuangan SPI 201 s/d 203
Januari 2016
Sistematika KEPI dan SPI 2015
• SPI 300 – SPI 306, SPI 310, SPI 311, SPI 320, SPI 330, SPI 340, SPI 350, SPI 351, SPI
Standar Teknis 360 – SPI 364
Harga Biaya
Harga adalah sejumlah uang yang diminta, Biaya adalah sejumlah uang yang
ditawarkan atau dibayarkan untuk sesuatu barang dikeluarkan atas barang atau jasa atau
dan jasa. jumlah yang dibutuhkan untuk menciptakan
Harga merupakan fakta historis. atau memproduksi barang dan jasa tersebut
Konsep Nilai Pasar (SPI 101)
Nilai Pasar adalah estimasi sejumlah uang yang dapat
diperoleh dari hasil penukaran suatu aset/liabilitas
pada tanggal penilaian antara pembeli yang berminat
membeli dengan penjual yang berminat menjual
dalam suatu transaksi bebas ikatan, yang
pemasarannya dilakukan secara layak, di mana kedua
pihak masing-masing bertindak atas dasar
pemahaman yang dimilikinya dan kehati-hatian dan
tanpa paksaan.
Dasar Penilaian Selain Nilai Pasar (SPI 102)
• SPI ini mengidentifikasi dan menjelaskan dasar
penilaian selain Nilai Pasar untuk penilaian properti
• Meskipun sebagian besar penilaian melibatkan nilai
pasar, namun terdapat keadaan-keadaan yang
membutuhkan dasar-dasar penilaian selain nilai
pasar
• Contoh: Nilai Asuransi (Insurable Value), Nilai
Likuidasi (Liquidation Value), Nilai sewa, Nilai Sisa
(Salvage Value), Nilai Jaminan Pinjaman (Mortgage
Lending Value), dll.
Prinsip-Prinsip Penilaian
Highest & Best Use (Pemanfatan Tertinggi dan Terbaik)
• Penggunaan yang semaksimal mungkin adalah penggunaan yang akan memberikan keuntungan
yang maksimal
Supply & Demand (Penawaran & Permintaan)
• Nilai akan naik dan turun mengikuti keseimbangan penawaran dan permintaan
Substitution (Pengganti)
• Pembeli suatu properti tidak akan membayar lebih terhadap suatu properti dibandingkan dengan
biaya pembelian properti lain yang sama.
Anticipation (Antisipasi)
• Nilai suatu properti adalah harapan akan keuntungan di masa yang akan datang atas penggunaan
properti tersebut.
Perubahan (Change)
• Properti tak henti-hentinya berubah, nilai dipengaruhi banyak variabel antara lain jumlah
penduduk, perubahan kondisi ekonomi, kontrol pemerintah terhadap properti, pembukaan jalan
baru dan perubahan politik negara.
Prinsip-Prinsip Penilaian
Conformity (Penyesuaian )
• Properti yang terletak pada lingkungan yang cocok baik sosial maupun ekonominya, akan
mempunyai nilai maksimum.
Competition (Persaingan )
• Nilai properti akan dipengaruhi oleh persaingan dengan produk sejenis yang dikeluarkan
pesaing.
Externalities (Eksternalitas )
• Nilai properti juga akan dipengaruhi oleh faktor di luar properti tersebut.
Contribution (Kontribusi )
• Semua bagian properti biasanya memberikan kontribusi pada total nilai.
Proses Penilaian Properti SPI 103
I. LINGKUP PENUGASAN (Scope of Work)
DEFINISI PENUGASAN/IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi Klien & Penentuan Tujuan Penentuan Identifikasi Objek Tanggal Asumsi & Kondisi
Pengguna Laporan Penilaian Dasar Nilai Penilaian Penilaian Pembatas
2.d. REKONSILIASI INDIKASI NILAI DAN OPINI NILAI AKHIR SPI 105
III. PELAPORAN PENILAIAN
I. Lingkup Penugasan/ Scope of Work (SPI 103)
• Menetapkan tujuan penilaian yang disepakati,
tingkat kedalaman investigasi, prosedur yang akan
digunakan, asumsi yang akan dibuat dan batasan
penggunaannya.
• Mengatur hal-hal yang prinsip dalam kesepakatan
pemberian jasa oleh Penilai kepada Pemberi Tugas
dan dituangkan dalam Perjanjian Kerja.
Persyaratan Minimum Lingkup Penugasan:
• Identifikasi status penilai
• Identifikasi pemberi tugas dan pengguna laporan
• Maksud dan tujuan penilaian
• Identifikasi objek penilaian
• Identifikasi bentuk kepemilikan
• Dasar nilai
• Tanggal penilaian
• Jenis mata uang yang digunakan
• Tingkat kedalaman investigasi
• Sifat dan sumber informasi yang dapat diandalkan
• Konfirmasi bahwa penilaian dilakukan berdasarkan SPI
II. Implementasi (SPI 104)
• Implementasi merupakan prosedur yang harus dilaksanakan oleh Penilai
meliputi tahapan Investigasi, penerapan pendekatan penilaian dan
penyusunan kertas kerja penilaian.
• Investigasi adalah proses pengumpulan data yang cukup dengan cara
melakukan inspeksi, penelaahan, penghitungan dan analisis sesuai tujuan
penilaian.
• Syarat:
– Harus didasarkan kepada tujuan penilaian sesuai dengan Lingkup
penugasan dan Dasar Nilai yang akan dilaporkan.
– Merupakan proses pengumpulan data yang cukup dengan cara
inspeksi, penelaahan, penghitungan dan analisis, serta memastikan
bahwa penilaian sudah dilakukan dengan cara yang benar.
– Tujuan Penilaian, Dasar Nilai, luasan, batasan dan tingkat kedalaman
investigasi serta semua sumber informasi yang dapat diandalkan
diungkapkan di dalam Lingkup Penugasan.
2.a. Pengumpulan dan Pemilihan data/ Inspeksi (SPI
362)
• Inspeksi adalah kunjungan yang dilakukan terhadap suatu aset untuk
memeriksa fisik dan memperoleh informasi yang relevan dalam rangka
pemberian opini nilai yang kredibel.
• Data yang dikumpulkan:
– Data Umum (wilayah, kota, lingkungan setempat, fasilitas lingkungan,
sosial, ekonomi, kepemerintahan dan lain-lain)
– Data Khusus/ Data properti yang dinilai (Spesifikasi properti, satuan
kapasitas, ukuran dan luas, kondisi objek penilaian, stabilitas tanah,
elevasi, jenis/kualitas tanah)
– Hak atas Properti
– Perencanaan dan Persyaratan Hukum
– Faktor Lain (Pajak, instalasi, perabotan, Capex, Potensi
pengembangan)
– Data Pembanding
2.b. Analisis Data
1. Analisis Pasar
• Pertumbuhan Ekonomi
Basic Ekonomi • Inflasi
• Tingkat Suku Bunga
Analisis Penggunaan Tertinggi & Terbaik (SPI 360)
• Analisis HBU adalah proses analisis data mengenai
properti dan menarik kesimpulan berdasarkan
pemilihan diantara alternatif pengembangan yang
dimungkinkan.
• Hal yang perlu diperhatikan:
– Kegunaan (Utility)
– Keinginan (Desire)
– Kelangkaan (Scarcity)
– Daya Beli Efektif (Effective Purchasing Power)
• Objek HBU: Tanah kosong dan Properti yang telah
dikembangkan.
Alat Uji Highest and Best Use (HBU)
• Zoning, Restriksi, Peraturan Bangunan, Kontrak/Perjanjian,
Hukum Easement, KDB, KLB, Distrik/area bersejarah, Peraturan
Lingkungan, perizinan.
Biaya Pasar
Pendapatan
2.d. Rekonsiliasi Indikasi Nilai dan Opini Nilai
Akhir
• Penilai dapat menggunakan lebih dari satu
pendekatan Penilaian.
• Penetapan Opini Nilai akhir dengan cara
merekonsiliasi indikasi Nilai atau memilih salah satu
indikasi nilai.
III. Pelaporan Penilaian (SPI 105)
• Merupakan dokumen yang mencantumkan instruksi
penugasan, tujuan dan dasar penilaian, dan hasil
analisis yang menghasilkan opini nilai.
• Aspek penting pelaporan penilaian adalah terletak
pada pengkomunikasian kesimpulan penilaian,
penegasan tujuan penilaian, dasar penilaian, serta
asumsi atau kondisi dan syarat pembatas yang
mendasari penilaian.
• Laporan Penilaian dapat berbentuk Lisan dan
Tertulis.
SPI 105 Pelaporan Penilaian.......Lanjutan
Laporan
Penilaian
Tertulis Lisan
Pemberi Tugas (client conflict • Dua atau lebih Pemberi Tugas memiliki kepentingan yang berlawanan terhadap
threat) suatu hasil penilaian
Pembelaan (Advocacy • Penilai membela kepentingan pimpinannya atau Pemberi Tugas, sehingga
threat) mempengaruhi objectivitas hasil penilaian
Keakraban (Familiarity • Adanya hubungan yang lama/akrab dengan Pemberi Tugas mengakibatkan
threat) seorang Penilai terlalu bersimpati dengan kepentingan mereka.
Integritas Sesama
Pemberi
Pribadi Penilai & Masyarakat
Tugas
Penilai KJPP
KEPI 7.1. Tanggung Jawab terhadap Integritas Pribadi Penilai
Memberikan jasa yang sebaik-baiknya.
Bertanggung jawab atas hasil penilaian yang dilakukannya.
Tidak dibenarkan menerima atau memberikan pekerjaan dalam jumlah
yang melebihi dari kemampuan yang dapat mempengaruhi kredibilitas hasil
penilaian.
Tidak boleh mempunyai kepentingan pribadi atas hasil penilaian baik pada
masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Sebagai karyawan atau tenaga ahli yang bekerja pada Usaha Jasa Penilai
tidak dibenarkan melaksanakan pekerjaan penilai atas nama pribadi.
Menjaga integritas pribadi, tidak merendahkan derajat profesi Penilai, tidak
merusak nama baik dan citra asosiasi dan profesi Penilai.
Wajib menandatangani Pernyataan Penilai dalam Laporan penilaian
Setiap penilai wajib meningkatkan pengetahuannya dalam bidang
penilaian.
Harus tunduk pada norma moral, norma etika serta etika bisnis dan wajib
menghindarkan diri dari setiap tindakan yang cenderung mengakibatkan
nama baik asosiasi atau anggotanya tercemar.
KEPI 7.2. Tanggung Jawab terhadap Pemberi
Tugas
memberikan penilaian yang lengkap dan teliti sebagaimana
ditetapkan dalam SPI.
Hubungan kerja wajib dituangkan dalam perjanjian tertulis.
Wajib menolak pekerjaan, apabila tidak memiliki kompetensi,
kualifikasi dan pengetahuan yang cukup memadai.
Wajib bertindak profesional dan wajib merahasiakan hasil
perhitungan dan laporan penilaian kepada pihak yang tidak berhak
kecuali mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.
Wajib memberi penjelasan kepada Pemberi Tugas mengenai ruang
lingkup pekerjaan yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan
pemberian tugas, termasuk jumlah imbalan jasanya
Jumlah Imbalan Jasa yang diajukan harus merujuk kepada standar
imbalan jasa minimum.
KEPI 7.2. Tanggung Jawab terhadap Pemberi
Tugas
Penilai tidak diperbolehkan mempunyai kepentingan lain di luar
imbalan jasa yang ditentukan.
Wajib memberikan penjelasan atas hasil Penilaiannya kepada pihak
Pemberi Tugas sebelum dibuat laporan akhir penilaian.
Penilai tidak boleh menerima penugasan penilaian dari Pemberi
Tugas yang berbeda pada obyek yang sama dan pada waktu yang
bersamaan.
Apabila memerlukan bantuan jasa profesional lainnya, maka wajib
menyebutkan hasil pekerjaan tersebut dalam laporan.
Penilai tidak diperbolehkan mengumumkan atau menggunakan
sebagai referensi laporan penilaiannya dalam melaksanakan
kegiatan penilaian untuk kepentingan pihak lain, kecuali atas dasar
persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas yang bersangkutan.
KEPI 7.3. Tanggung Jawab terhadap Sesama Penilai
dan Usaha Jasa Penilai
Email: wijayanti80@gmail.com