Anda di halaman 1dari 16

UNIVERSITAS INDONESIA

TUGAS REKAYASA BIOREAKTOR


Perancangan Reaktor Kolom Gelembung Gas-Cair Kontinyu

KELOMPOK 1
ANGGOTA KELOMPOK:

Adolf Hitler (160XXXXX)


Benito Mussolini (160XXXXX)
Franklin Delano Roosevelt (160XXXXX)
Josef Stalin (160XXXXX)
Winston Churchill (160XXXXX)

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
DEPOK
MARET 2019
1

BAB 1
PEMODELAN REAKTOR
Kultivasi mikroalga membutuhkan sumber karbon untuk dapat melakukan
pertumbuhan. Sumber karbon yang digunakan berasal dari karbon dioksida yang
digunakan dalam berfotosintesis. Karbon dioksida yang diambil berada dalam
fasa gas pada kondisi bertumbuhnya mikroalga. Mikroalga yang dikultivasi
terlarut dalam medium yang berfasa cair karenanya karbon dioksida yang berfasa
gas perlu dilarutkan ke dalam medium dengan membentuk kontak antara kedua
fasa tersebut sehingga terjadi perpindahan massa karbondioksida dari gelembung
gas ke dalam cairan medium. Oleh karena itu, kultivasi mikroalga dilakukan
dalam reaktor dua fasa kolom gelembung. Berikut adalah skema dari reaktor
mikroalga skala laboratorium:

Gambar 1. 1. Ilustrasi reaktor kolom gelembung kultivasi mikroalga

Reaktor memiliki panjang setinggi 1 meter dengan diameter luar 30 cm dan


diameter dalam 5 cm untuk tempat lampu iluminasi. Pemodelan reaktor ditujukan
untuk mengetahui pengaruh fenomena fisik yang berupa aliran gas-cair beserta
perpindahan massa dan fenomena kimia yaitu reaksi yang terjadi. Reaksi
pertumbuhan mikroalga umumnya bersifat adiabatik sehingga temperatur konstan
dan tidak membutuhkan neraca energi.

Universitas Indonesia
2

1.1 Aliran Cair-Gas Kolom Gelembung


Pola aliran atau pencampuran diasumsikan memiliki pengaruh yang
kurang signifikan dibandingkan fenomena perpindahan massa maka dapat
diasumsikan kecepatan gas dan cair aliran seiring reaktor konstan sesuai nilai
awal yaitu kecepatan superifisialnya, 𝑈𝐺 = 𝑈𝐺0 = 0.024 m/s dan 𝑈𝐿 = 𝑈𝐿0 =
0.1cm/s. Fasa gas dan cair dalam reaktor dimodelkan dengan menggunakan fraksi
volume atau holdup gas yang terdefinisi sebagai rasio volume gas terhadap
volume total reaktor. Gas dialirkan dengan laju 0.024264 m/s pada inlet sparger
reaktor. Berikut adalah korelasi empiris holdup gas terhadap kecepatan superfisial
berdasarkan literatur.
𝜀𝐺 = 0.672𝑈𝐺0.574 (1.1)
Sesuai dengan definisi dari holdup gas, fraksi cair yang berada dalam reaktor
adalah
𝜀𝐿 = 1 − 𝜀𝐺 (1.2)

1.2 Neraca Massa


Materi dalam reaktor adalah fungsi dari posisi dan waktu reaksi sehingga
model yang dibuat menggunakan volume kontrol infinitesimal dalam reaktor yang
bersifat tubular. Diasumsikan karena aliran turbulen, pada arah sirkular dan radial
pencampuran bersifat sempurna sehingga konsentrasi hanya berubah seiring
waktu dan sumbu z.

Gambar 1. 2. Reaktor kolom gelembung kultivasi mikroalga

Universitas Indonesia
3

Persamaan inventarisasi materi dalam volume kontrol tersebut memiliki suku


generasi karena reaksi, beserta material masuk dan keluar karena dispersi
acc = in − out + gen (1.3)
𝑑𝐶𝑖
= 𝐽𝑖 + 𝑟𝑖 (1.4)
𝑑𝑡

Meningat 𝐶𝑖 merupakan fungsi secara spasial dan temporal,𝐶𝑖 = 𝐶𝑖 (𝑧, 𝑡). Ekspresi
akumulasi 𝐶𝑖 dapat dijabarkan dengan aturan rantai
𝑑𝐶𝑖 𝜕𝐶𝑖 𝑑𝑡 𝜕𝐶𝑖 𝑑𝑧
= + = 𝐽𝑖 + 𝑟𝑖 (1.5)
𝑑𝑡 𝜕𝑡 𝑑𝑡 𝜕𝑧 𝑑𝑡
𝜕𝐶𝑖 𝜕𝐶𝑖
+ 𝑈𝑧 = 𝐽𝑖 + 𝑟𝑖 (1.6)
𝜕𝑡 𝜕𝑧

Dikarenakan kondisi aliran cair dan gas bersifat ..., sistem dapat diasumsikan pada
keadaan ... sehingga ... dan turunan parsial berubah menjadi turunan biasa
𝑑𝐶𝑖
𝑈𝑧 𝑑𝑧
= 𝐽𝑖 + 𝑟𝑖 (1.7)

Fenomena dispersi dapat dimodelkan analog dengan difusi molekuler dengan


menggunakan Hukum Fick yang berbentuk 𝐷𝑖 ∇2 𝐶𝑖 yang disubstitusikan ke term 𝐽𝑖
𝑑2 𝐶𝑖 𝑑𝐶𝑖
𝐷𝑖 − 𝑈𝑧 + 𝑟𝑖 = 0 (1.8)
𝑑𝑧 2 𝑑𝑧

Persamaan 1.8 yang bersifat general diaplikasikan untuk fasa cair dan gas
dengan menggunakan parameter fraksi volume/holdup untuk masing-masing fasa.

1.3 Ekspresi Suku Generasi


Diasumsikan perpindahan massa karbondioksida terjadi hanya dari fasa
gas ke cair. Satuan konsentrasi untuk karbondioksida menyesuaikan dengan
konsentrasi alga yang berbasis konsentrasi massa. Suku generasi 𝑟𝑖 pada
karbondioksida fasa gas merupakan perpindahan menuju fasa cair yang dapat
dimodelkan berdasarkan teori dua film dengan bentuk persamaan yang analog
dengan Hukum Pendinginan Newton di mana perbedaan konsentrasi yang dapat
terlarut maksimal (konsentrasi kelarutan jenuh) dengan konsentrasi yang sudah
terlarut merupakan driving force dari perpindahan tersebut.

𝑟CO2,𝐺 = −𝑘𝐿 𝑎(𝐶CO 2 ,𝐿
− 𝐶CO2,𝐿 ) (1.9)

Konsentrasi kelarutan 𝐶CO 2 ,𝐿
dapat dihitung menggunakan Hukum Henry dengan
asumsi fraksi mol karbondioksida pada kondisi operasi tekanan atmosferik,
temperatur dan karbondioksida yang terdapat pada gas yang dialirkan adalah 4%
Universitas Indonesia
4

mol. Koefisien Henry untuk CO2 merupakan fungsi temperatur yang pada 303.15
K bernilai 0.71635.
∗ 𝑃𝑦CO2
𝐶CO 2 ,𝐿
= 𝑅𝑇𝐻 𝑀𝑊CO2 (1.10)
CO2


Diperoleh nilai 𝐶CO 2 ,𝐿
pada kondisi operasi reaktor adalah 98,4303 g/m3.
Faktor 𝑘𝐿 𝑎 dimodelkan secara empiris dengan korelasi sebagai berikut.
𝐷𝐶𝑂2
𝑘𝐿,𝐶𝑂2 𝑎 = 𝑘𝐿,𝑂2 𝑎√ 𝐷 (1.11)
𝑂2

−0,62
0,5 −0,12 𝜏H2 O
𝑘L,O2 𝑎 = 0,6𝐷CO 𝜐
2 H2 O
(𝜌 ) 𝐷R0,17 g 0,93 𝜀G1,1 (1.12)
H2 O

Diperoleh nilai 𝑘𝐿 𝑎 untuk CO2 pada kondisi operasi reaktor adalah 0,02034 1/s.
Suku generasi karbondioksida cair, selain produksi dari perpindahan
massa terjadi konsumsi oleh reaksi mikroalga yang bertumbuh yang
dikonversikan dengan faktor yield empiris senilai 1.83 g mikroalga/g CO2.
∗ 𝑟algae
𝑟CO2,𝐿 = 𝑘𝐿 𝑎(𝐶CO 2 ,𝐿
− 𝐶CO2 ,𝐿 ) − 𝑌 (1.13)
CO2 ,algae

Kinetika mikroalga menggunakan yang diperoleh secara empiris oleh


Pegallapati dan Nirmalakhandan (2012) dengan faktor pertumbuhan 𝜇 dan
kematian 𝑘𝑑 dengan konsentrasi satuan massa. Ekspresi 𝜇 bergantung pada
konsentrasi karbondioksida terlarut yang dapat diserap mikroalga juga diperoleh
secara empiris dengan persamaan Haldane yang menunjukkan evolusi
pertumbuhan terhadap kondisi karbondioksida terlarut yang banyak maupun
sedikit.
𝑑𝐶algae
= 𝜇𝐶algae − 𝑘𝑑 𝐶algae (1.14)
𝑑𝑧
𝐶CO2,L
𝜇 = 𝜇max 𝐶 2 (1.15)
𝐾𝑆,CO2 +𝐶CO2,L + CO2,L
𝐾𝐼,CO
2

Faktor pertumbuhan maksimal senilai 1.4 per hari dengan konstanta jenuh
karbondioksida 3.75 mg/L dan konstanta inhibisi 1790 mg/L. Ekspresi kematian
mikroalga dianggap konstan karena kondisi yang tidak optimal yang
menyebabkan kematian telah diperhitungkan dalam faktor pertumbuhan senilai
0.36 per hari.

Universitas Indonesia
5

1.4 Persamaan-Persamaan Model


Berdasarkan pembahasan dari subbab-subbab sebelumnya, berikut adalah
persamaan-persamaan model yang akan disolusikan untuk mendapatkan profil
konsentrasi sebagai fungsi panjang reaktor ditunjukkan pada tabel 1.1.
Tabel 1.1 Persamaan neraca massa
Spesis 𝑖 Neraca Massa
𝑑 2 𝐶CO2 ,𝐺 𝑑𝐶CO2,𝐺
CO2 Gas 𝜀𝐺 𝐷𝐺,CO2 2
− 𝑈𝐺,CO2 ∗
− 𝑘𝐿,CO2 𝑎(𝐶CO2 ,𝐿
− 𝐶CO2,𝐿 ) = 0
𝑑𝑧 𝑑𝑧
𝑑 2 𝐶CO2,𝐿 𝑑𝐶CO2,𝐿 ∗
𝜀𝐿 𝐷𝐿,CO2 2
− 𝑈𝐿,CO2 + 𝑘𝐿,CO2 𝑎(𝐶CO 2 ,𝐿
− 𝐶CO2,𝐿 )
𝑑𝑧 𝑑𝑧
𝜇𝑚𝑎𝑥 𝐶CO2 ,𝐿 𝐹
CO2 Cair
𝐶CO2,𝐿
𝐾𝑠,CO2 + 𝐶CO2 ,𝐿 +
𝐾𝐿,CO2 𝑘𝑑
− 𝐶𝑎𝑙𝑔𝑎,𝐿 + 𝐶𝑎𝑙𝑔𝑎,𝐿 = 0
𝑌CO2,algae 𝑌
𝑑 2 𝐶alga,L 𝑑𝐶alga,L 𝜇𝑚𝑎𝑥 𝐶CO2 ,𝐿 𝐹
𝜀𝐿 𝐷𝑧,𝐿 − 𝑈𝐿 + 𝐶 − 𝑘𝑑 𝐶𝑎𝑙𝑔𝑎,𝐿 = 0
Mikroalga 𝑑𝑧 2 𝑑𝑧 𝐶CO2,𝐿 𝑎𝑙𝑔𝑎,𝐿
𝐾𝑠,CO2 + 𝐶CO2 ,𝐿 +
𝐾𝐿,CO2

Kondisi batas untuk inlet pada karbondioksida fasa gas merupakan kondisi batas
awal yang mana nilai pada 𝑖 = 0 berupa konsentrasi awal. Kondisi batas outlet
pada 𝑧 = 1 m merupakan kondisi batas akhir yang mana konsentrasi outlet
dianggap tidak berubah atau konstan terhadap konsentrasi sebelumya. Parameter
dan variabel model ditunjukkan pada tabel 1.2
Tabel 1.2 Parameter dan variabel model
Parameter/ Nilai/Persamaan
Variabel
𝐻CO2 1 1
2478,96𝐻′CO2 𝑒𝑥𝑝 [2400 ( − )]
𝑇 298,15

𝑃𝑦CO2
𝐶CO 2 ,𝐿
𝑀𝑊CO2
𝑅𝑇𝐻CO2
𝜀𝐺 0,672𝑈𝐺0.574
−0,62
0,5 −0,12 𝜏H2 O
𝑘L,O2 𝑎 0,6𝐷CO 𝜐
2 H2 O
( ) 𝐷R0,17 g 0,93 𝜀G1,1
𝜌H2 O

𝐷𝐶𝑂2
𝑘𝐿 𝑎 CO2 𝑘𝐿,𝑂2 𝑎√
𝐷𝑂2

Universitas Indonesia
6

CCO2 ,𝐿
𝜙CO2 𝐶CO2 ,𝐿
𝐾𝑠,CO2 + 𝐶CO2 ,𝐿 +
𝐾𝐼,CO2
𝐶CO2,L
𝜇max 2
𝜇 𝐶CO2,L
𝐾𝑆,CO2 + 𝐶CO2,L +
𝐾𝐼,CO2
𝑅𝑎𝑙𝑔𝑎,𝐿 𝜇𝐶𝑎𝑙𝑔𝑎,𝐿 − 𝑘𝑑 𝐶𝑎𝑙𝑔𝑎,𝐿
1
𝑅CO2,𝐿 𝑅
𝑌 𝑎𝑙𝑔𝑎,𝐿

Universitas Indonesia
7

BAB 2
PENCARIAN SOLUSI PERSAMAAN MODEL
2.1 Metode Beda Hingga
Model yang telah diturunkan berbentuk persamaan diferensial akan
disolusikan menggunakan metode beda hingga (finite difference) dengan bantuan
perangkat spreadsheet. Metode finite difference adalah metode evaluasi iteratif
yang mengtransformasikan sistem persamaan diferensial yang ada menjadi sistem
persamaan aljabar. Ekspresi turunan pertama dapat disederhanakan dalam bentuk
difference dengan mengevaluasi nilai konsentrasi ke 𝑖 + 1 dengan kondisi
konsentrasi ke 𝑖 pada rentang variabel bebas yang disegmentasikan secara
berhingga (finite) seperti diilustrasikan pada gambar 2.1.

Gambar 2.1. Segmentasi variabel bebas persamaan diferensial


(Sumber: Rice dan Do, 2012)
Untuk solusi ini, segmentasi dilakukan dengan titik sebanyak ... sehingga Δ𝑧
bernilai ... . Dengan menggunakan relasi deret taylor untuk nilai 𝐶𝑖+1
(Δ𝑧)𝑘 𝑑𝑘 𝐶(𝑧𝑖 )
𝐶𝑖+1 = ∑∞
𝑘=0 ,
𝑘! 𝑑𝑥 𝑘
(Δ𝑧)𝑘 𝑑𝑘 𝐶(𝑧𝑖 )
𝐶𝑖−1 = ∑∞
𝑘=0(−1)
𝑘
(2.1)
𝑘! 𝑑𝑧 𝑘

Untuk ekspresi turunan pertama, deret taylor dapat disederhanakan sampai suku
𝑘 = 1 dengan galat mendekati Δ𝑧
𝑑𝐶(𝑧𝑖 ) 𝑑𝐶(𝑧𝑖 )
𝐶𝑖+1 = 𝐶𝑖 + Δ𝑧, 𝐶𝑖−1 = 𝐶𝑖 − Δ𝑧 (2.2)
𝑑𝑧 𝑑𝑧

Penyusunan ulang dapat dilakukan untuk menentukkan ekspresi turunan pertama


𝑑𝐶(𝑧𝑖 ) 𝐶𝑖+1 −𝐶𝑖 𝐶𝑖 −𝐶𝑖−1
= = (2.3)
𝑑𝑧 Δ𝑧 Δ𝑧

Untuk nilai galat yang lebih kecil mendekati Δ𝑧 2 , penjumlahan terhadap dua
definisi dan penyusunan ulang dilakukan menghasilkan persamaan 2.5 yang akan
disubstitusikan untuk ekspresi turunan pertama.
𝑑𝐶(𝑧𝑖 ) 𝐶𝑖+1 −𝐶𝑖−1
= (2.4)
𝑑𝑧 2Δ𝑧

Universitas Indonesia
8

Untuk mengevaluasi ekspresi turunan kedua, deret pada persamaan 2.1


dievaluasi sampai suku 𝑘 = 2
𝑑𝐶(𝑧𝑖 ) 𝑑2 𝐶(𝑧𝑖 ) (Δ𝑧)2
𝐶𝑖+1 = 𝐶𝑖 + Δ𝑧 + ,
𝑑𝑧 𝑑𝑧 2 2
𝑑𝐶(𝑧𝑖 ) 𝑑2 𝐶(𝑧𝑖 ) (Δ𝑧)2
𝐶𝑖−1 = 𝐶𝑖 − Δ𝑧 + (2.5)
𝑑𝑧 𝑑𝑧 2
𝑑𝐶(𝑧𝑖 )
Menyusun ulang kedua persamaan 2.5 menjadi eksplisit terhadap dan
𝑑𝑧

menjumlahkan kedua persamaan menghasilkan


1 𝑑𝐶(𝑧𝑖 ) 𝑑2 𝐶(𝑧𝑖 ) (Δz)2
= 𝐶𝑖+1 − 𝐶𝑖 −
Δ𝑧 𝑑𝑧 𝑑𝑧 2 2
1 𝑑𝐶(𝑧𝑖 ) 𝑑2 𝐶(𝑧 𝑖 ) (Δz)
2
− Δ𝑧 = 𝐶𝑖−1 − 𝐶𝑖 − (2.6)
𝑑𝑧 𝑑𝑧 2 2
𝑑2 𝐶(𝑧𝑖 )
0 = 𝐶𝑖+1 − 2𝐶𝑖 + 𝐶𝑖−1 − (Δz)2 (2.7)
𝑑𝑧 2

Menyusun ulang persamaan 2.7 menghasilkan persamaan 2.8 yang


merepresentasikan turunan kedua.
𝑑2 𝐶(𝑧𝑖 ) 𝐶𝑖+1 −2𝐶𝑖 +𝐶𝑖−1
= (2.8)
𝑑𝑧 2 (Δz)2

Persamaan 2.4 dan 2.7 digunakan untuk mengubah variabel-variabel


terikat pada tabel 1.1 sehingga persamaan model menjadi persamaan aljabar yang
dapat disolusikan ditunjukkan pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Persamaan aljabar iteratif untuk neraca massa
Spesis Neraca Massa
𝐶𝐺 − 2𝐶𝐺 𝑖 + 𝐶𝐺 𝑖−1 𝐶𝐺 + 𝐶𝐺 𝑖−1
CO2 Gas 𝐷𝐺,CO2 ( 𝑖+1 ) − 𝑈𝐺,𝑧 ( 𝑖+1 ∗
) − 𝑘𝐿 𝑎(𝐶CO2 ,𝐿
− 𝐶𝐿 𝑖 ) = 0
(Δ𝑧)2 2Δz

CO2 Cair …
Mikroalga …

2.1 Optimisasi Berkendala


Penyelesaian bentuk persamaan tabel 2.1 disolusikan dengan menebak
setiap nilai konsentrasi pada setiap 𝑖 kecuali pada kondisi batas. Evaluasi dari
setiap nilai tebakan kemudian dioptimisasikan sehingga mencapai nilai pada ruas
kanan tiap persamaan yaitu nol. Bentuk sistem persamaan yang telah menjadi
program nonlinier dapat diselesaikan dengan metode iteratif seperti Dantzig
Simplex atau Generalised Reduced Gradient (GRG). Metode GRG telah tersedia

Universitas Indonesia
9

pada fitur Solver di Microsoft Excel yang diutilisasikan untuk melakukan


optimisasi ini. Langkah-langkah mendetail akan dijelaskan pada subbab 2.3.

Gambar 2.2. Interface Program Solver pada MS Excel

Universitas Indonesia
10

BAB 3
HASIL PEMODELAN
Hasil pencarian solusi terhadap model dijelaskan pada bab ini. Tabel 3.1
merupakan profil konsentrasi karbondioksida gas, cair, beserta mikroalga sebagai
fungsi dari panjang kolom 𝑧.
Tabel 3.1 Konsentrasi spesis vs panjang reaktor

i z Cco2 G Cco2L Calg


0 0 0 0 0.0023000000000
1 0.04 0.000195502 0.00509 0.0022999996771
2 0.08 9.45183E-05 0.00756 0.0023000009470
3 0.12 4.45091E-05 0.00875 0.0023000008974
4 0.16 2.12981E-05 0.00933 0.0023000022603
5 0.2 9.7121E-06 0.00961 0.0023000022496
6 0.24 4.06379E-06 0.00975 0.0023000036302
7 0.28 1.3405E-06 0.00981 0.0023000036277
8 0.32 0 0.00985 0.0023000050122
9 0.36 0 0.00986 0.0023000050116
10 0.4 0 0.00987 0.0023000063971
11 0.44 0 0.00987 0.0023000063970
12 0.48 0 0.00988 0.0023000077826
13 0.52 0 0.00988 0.0023000077826
14 0.56 0 0.00988 0.0023000091683
15 0.6 0 0.00988 0.0023000091683
16 0.64 0 0.00988 0.0023000105540
17 0.68 0 0.00988 0.0023000105540
18 0.72 0 0.00988 0.0023000119397
19 0.76 0 0.00988 0.0023000119397
20 0.8 0 0.00988 0.0023000133255
21 0.84 0 0.00988 0.0023000133255
22 0.88 0 0.00988 0.0023000147112
23 0.92 0 0.00988 0.0023000147112
24 0.96 0 0.00988 0.0023000160969
25 1 0 0.00988 0.0023000160969

Universitas Indonesia
11

2.1 Profil Konsentrasi Karbondioksida Gas


Gambar 3.1 menunjukkan kurva fungsi konsentrasi karbondioksida gas
terhadap panjang reaktor

Gambar 3.1. Konsentrasi CO2 gas vs panjang reaktor

Terlihat bahwa profil pada gambar 3.1 memiliki tren naik/turun secara
linier/eksponensial/logaritmik pada rentang ... sampai ... . Hal ini merupakan
akibat dari ... sehingga ... . Konsentrasi cair mencapai nilai maksimum pada
panjang ... m yang menunjukkan ... dan kemudian akan naik/turun/konstan yang
menunjukkan fenomena ...

Universitas Indonesia
12

2.1 Profil Konsentrasi Karbondioksida Cair


Gambar 3.2 menunjukkan kurva fungsi konsentrasi karbondioksida cair
terhadap panjang reaktor

Gambar 3.2. Konsentrasi CO2 cair vs panjang reaktor

Terlihat bahwa profil pada gambar 3.2 memiliki tren naik/turun secara ...
pada rentang ... sampai ... dikarenakan ... sehingga persamaan diferensial
tereduksi menjadi orde ... yang menunjukkan bahwa suku ... memiliki influence
lebih besar dibandingkan suku ... . Sejalan dengan profil konsentrasi gas,
konsentrasi cair mencapai nilai maksimum pada panjang ... m yang menunjukkan
bahwa ... yang kemudian akan naik/turun/konstan pada nilai ... yang menunjukkan
fenomena ...

Universitas Indonesia
13

2.1 Profil Konsentrasi Mikroalga


Gambar 3.3 menunjukkan kurva fungsi konsentrasi mikroalga terhadap
panjang reaktor

Gambar 3.3. Konsentrasi mikroalga vs panjang reaktor

Terlihat bahwa profil pada gambar 3.3 memiliki tren naik/turun secara
linier/eksponensial/logaritmik yang berarti mikroalga yang berada dalam reaktor
telah sukses bertumbuh sebesar ... dari konsentrasi awal kultur yang dialirkan
sebesar ... pada outlet reaktor. Magnitude pertumbuhan yang besar/kecil
merupakan akibat dari operasi reaktor yang ..., sehingga dalam operasi keadaan ...,
untuk mencapai jumlah mikroalga dua kali lipat dari yang dikultur di awal
membutuhkan waktu sekitar ...

Universitas Indonesia
14

DAFTAR PUSTAKA

Rice, Richard G., Do, Duong D. (2012). Applied mathematics and modelling for
chemical engineers. New York: Wiley.
Refrensi lain. (Tahun). Judul. Penerbit yang lain jangan lupa dimasukkan dimari
yang benar-benar ada ditulis secara eksplisit di makalah
Refrensi lain. (Tahun). Judul. Penerbit jangan ambil refrensi dari PPT kalau dari
soal, tulis berdasarkan kondisi reakornya.
Refrensi lain. (Tahun). Judul. Penerbit jangan ambil refrensi dari PPT jangan
ambil refrensi dari PPT jangan ambil refrensi dari PPT jangan ambil
refrensi dari PPT jangan ambil refrensi dari PPT jangan ambil refrensi dari
PPT jangan ambil refrensi dari PPT jangan ambil refrensi dari PPT jangan
ambil refrensi dari PPT jangan ambil refrensi dari PPT jangan ambil
refrensi dari PPT jangan ambil refrensi dari PPT jangan ambil refrensi dari
PPT jangan ambil refrensi dari PPT jangan ambil refrensi dari PPT jangan
ambil refrensi dari PPT jangan ambil refrensi dari PPT jangan ambil
refrensi dari PPT jangan ambil refrensi dari PPT jangan ambil refrensi dari
PPT jangan ambil refrensi dari PPT jangan ambil refrensi dari PPT jangan
ambil refrensi dari PPT jangan ambil refrensi dari PPT jangan ambil
refrensi dari PPT jangan ambil refrensi dari PPT jangan ambil refrensi dari
PPT jangan ambil refrensi dari PPT jangan ambil refrensi dari PPT jangan
ambil refrensi dari PPT jangan ambil refrensi dari PPT jangan ambil
refrensi dari PPT jangan ambil refrensi dari PPT jangan ambil refrensi dari
PPT jangan ambil refrensi dari PPT jangan ambil refrensi dari PPT jangan
ambil refrensi dari PPT jangan ambil refrensi dari PPT jangan ambil
refrensi dari PPT jangan ambil refrensi dari PPT jangan ambil refrensi dari
PPT jangan ambil refrensi dari PPT jangan ambil refrensi dari PPT jangan
ambil refrensi dari PPT jangan ambil refrensi dari PPT jangan ambil
refrensi dari PPT jangan ambil refrensi dari PPT jangan ambil refrensi dari
PPT jangan ambil refrensi dari PPT jangan ambil refrensi dari PPT

Universitas Indonesia
15

Refrensi lain. (Tahun). Judul. Penerbit jangan ambil refrensi dari PPT jangan
ambil refrensi dari PPT jangan ambil refrensi dari PPT jangan ambil
refrensi dari PPT jangan ambil refrensi dari PPT
Refrensi lain. (Tahun). Judul. Penerbit jangan ambil refrensi dari PPT jangan
ambil refrensi dari PPT jangan ambil refrensi dari PPT jangan ambil
refrensi dari PPT jangan ambil refrensi dari PPT

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai