Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen pada dasarnya berfokus pada perilaku manusia untuk
mencapai tingkat tertinggi dari produktivitas pada pelayanan di suatu
kegiatan. Pada suatu instansi membutuhkan seorang manajer yang
terdidik dalam pengetahuan dan ketrampilan tentang perilaku manusia
untuk mengelola kegiatan. Manajemen merupakan serangkaian
aktivitas (termasuk perencanaan, pengambilan keputusan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian) yang diarahkan
pada sumber-sumber daya organisasi (manusia, financial, fisik dan
informasi) dengan maksud mencapai tujuan organisasi secara efisien
dan efektif (Griffin, 2004).
Rumah sakit merupakan sebuah institusi perawatan kesehatan
profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan
tenaga ahli kesehatan lainnya (Sabarguna, 2008). Suatu rumah
sakitmemerlukan pengorganisasian untuk melancarkan jalan sukses.
Organisasi rumah sakit memiliki pemimpin dan staf-staf yang bergerak
dibidangnya agar organisasi di rumah sakit mampu mejalankan
pelayanan yang optimal. Pengorganisasian dalam manajemen
keperawatan mempunyai banyak aktifitas penting, antara lain
bagaimana asuhan keperawatan dikelola secara efektif dan efisien
untuk sejumlah pasien di rumah sakit dengan jumlah staf keperawatan
dan fasilitas yang ada. Untuk diperlukan pembagian tugas, kerja sama,
dan koordinasi sehingga semua pasien mendapatkan pelayanan yang
optimal. Oleh karena itu menejer keperawatan perlu menetapkan
kerangka kerja, yaitu dengan cara: mengelompokan dan membagi
kegitan yang harus dilakukan, menentukan jalinan hubungan kerja
2

antara tenaga dan menciptakan hubungan antara kepala-staf melalui


penugasan,delegasi dan wewenang.
Dalam model pengembangan praktik keperawatan profesional
peran dan fungsikepala ruang merupakan hal yang sangat penting
sehingga kompetensi kepemimpinan dan manajemen yang mutlak
dibutuhkan karena kemampuan itu manajer kepala ruang akan diuji
untuk menata pengorganisasian staf dan menentukan sistem pemberian
asuhan keperawatan kepada pasien sebagai refleksi pelaksanaan
praktik keperawatan profesional. Peran dan fungsi kepala ruang
sangatlah penting dalam melakukan pengaturan organisasi dalam
sebuah bangsal di suatu rumah sakit. Peran dan fungsi kepala ruang
antara lain mengidentifikasi masalah, merencanakan fungsi
ketenagaan, merencanakan pengorganisasian, melakukan pengarahan
dan melakukan pengendalian organisasi. Sedangkan menajer sendiri
yang berarti seseorang yang tanggung jawab utamanya adalah
melakukan proses manajemen dalam suatu organisasi memiliki tugas
dan fungsi antara lain peran interpersonal, peran pemberi informasi
serta peran pengambilan keputusan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan
sebelumnya, maka permasalahanya dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa fungsi manajemen dalam bidang kesehatan ?
2. Bagaimana cara pengaplikasian fungsi manajemen dalam bidang
kesehatan ?
C. Tujuan Penulis
1. Tujuan Umum
Mengetahui fungsi manajemen dan aplikasi dalam bidang
kesehatan.
3

2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mengetahui dan dapat menerapkan fungsi manajemen
dalam bidang kesehatan.
4

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa Inggris “management” dengan kata kerja to
manage yang secara umum berarti mengurusi. Dalam arti khusus manajemen
dipakai bagi pimpinan dan kepemimpinan, yaitu orang-orang yang melakukan
kegiatan memimpin, disebut “manajer” (Oxford, 2005).
Manajemen adalah ilmu terapan yang dapat dimanfaatkan di berbagai jenis
organisasi untuk membantu manajer dalam memecahkan masalah organisasi,
sehingga manajemen juga dapat digunakan dalam bidang kesehatan untuk
membantu manajer organisasi pelayanan kesehatan memecahkan masalah
kesehatan masyarakat (Herlambang &Murwani, 2012).
Pengertian manajemen banyak disampaikan oleh para ahli, namun dalam
materi ini hanya akan disampaikan beberapa pendapat ahli manajemen:
1. H. Koontz & O,Donnel dalam bukunya “Principles of Management”
mengemukan sebagai berikut : “manajemen berhubungan dengan pencapaian
sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang lain”
(Management involves getting things done thought and with people).
2. Mary Parker Folllett mendefinisikan “manajemen sebagai seni dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
3. George R. Terry dalam bukunya “Principles of Management”
menyampaikan pendapatnya : “manajemen adalah suatu proses yang
membeda-bedakan atas ; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan
pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni,
agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya”
(Management is a distinct process consisting of planning, organizing,
actuating, and controlling, utilizing in each both science and art, and
followed in order to accomplish predetermined objectives).
5

4. James A.F. Stoner dalam bukunya “Management” (1982) mengemukakan


“manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber
daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah
ditetapkan”.
Dalam bidang kesehatan masyarakat, manajemen kesehatan adalah
suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan
nonpetugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui
program kesehatan.” Dengan kata lain manajemen kesehatan masyarakat
adalah penerapan manajemen umum dalam sistem pelayanan kesehatan
masyarakat sehingga yang menjadi objek dan sasaran manajemen adalah
sistem pelayanan kesehatan masyarakat (Notoatmodjo, 2003).
B. Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen menurut 4 pakar manajemen ilmiah adalah :

Tokoh Fungsi Manajemen


George Terry Planning, Organizing, Actuating,
Controlling
L. Gullick Planning, Organizing, Staffing,
Directing, Coordinating,
Reporting, Budgetting
H. Fayol Planning, Organizing,
Commanding, Coordinating,
Controlling
Koonzt O’Donnel Planning, Organizing, Staffing,
Directing, Controlling

1. Planning (Perencanaan)
6

Planning (perencanaan) adalah penetapan pekerjaan yang harus


dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan.
Planning mencakup kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk dalam
pemilihan alternatif-alternatif keputusan. Diperlukan kemampuan untuk
mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu pola
dari himpunan tindakan untuk masa mendatang.
2. Organizing (pengorganisasian)
Organizing adalah rangkaian kegiatan menajemen untuk menghimpun
semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan
memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Actuating (directing, commanding, motivating, staffing, coordinating)
Actuating (directing, commanding, motivating, staffing, coordinating)
atau fungsi penggerakan pelaksanaan adalah proses bimbingan kepada staff
agar mereka mampu bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugas
pokoknya sesuai dengan ketrampilan yang telah dimiliki, dan dukungan
sumber daya yang tersedia.
4. Controlling
Controlling (monitoring) atau pengawasan dan pengendalian (wasdal)
adalah proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika
terjadi penyimpangan.

C. Aplikasi Fungsi Manajemen dalam Bidang Kesehatan


1. Planning

Perencanaan Puskesmas adalah proses penyusunan kegiatan yang


sistematis untuk mengatasi masalah atau sebagian masalah yang dihadapi
dalam rangka pencapaian tujuan Puskesmas dalam periode waktu tertentu.
7

Perencanaan adalah proses penyusunan rencana Puskesmas untuk mengatasi


masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Rencana Puskemas dibedakan
atas dua macam yaitu Rencana Usulan Kegiatan (RUK) untuk kegiatan pada
setahun mendatang dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) pada tahun
berjalan. Perencanaan Puskesmas disusun meliputi upaya kesehatan wajib,
upaya kesehatan pilihan dan upaya inovatif baik terkait dengan pencapaian
target maupun mutu Puskesmas. Istilah RUK dan RPK merupakan istilah
umum, adapun istilah/terminologi yang dipergunakan dalam perencanaan
disesuaikan dengan pedoman penganggaran di daerah.
a. Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Rencana Usulan Kegiatan adalah perencanaan kegiatan Puskesmas
untuk tahun mendatang, sering disebut dengan istilah H+1. Perencanaan
disusun dengan mengacu pencapaian indikator Kecamatan Sehat dalam
mewujudkan pencapaian indikator SPM.

b. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)/ Plan of Action (POA)


Rencana Pelaksanaan Kegiatan disusun setelah Puskesmas
mendapatkan alokasi anggaran. Penyusunan RPK berdasarkan RUK tahun
yang lalu dengan dilakukan penyesuaian (adjustment) terhadap target,
sasaran dan sumberdaya. RPK disusun dalam bentuk matrik Gantt Chart
dan dilengkapi dengan pemetaan wilayah (mapping).

Ada 6 program pokok puskesmas Kesehatan dasar (BASIC SIX) yaitu:


a. Promosi kesehatan.
b. Kesehatan lingkungan.
c. Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular
d. Kesehatan Keluarga dan Reproduksi
e. Perbaikan Gizi masyarakat
f. Penyembuhan Penyakit dan Pelayanan Kesehatan
8

2. Organizing
Menurut Endang S, Pengorganisasian Puskesmas adalah struktur
organisasi dan tata kerja Puskesmas yang merupakan perpaduan antara kegiatan
dan tenaga pelaksanan Puskesmas. Struktur organisasi puskesmas menetapkan
bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor siapa, dan mekanisme koordinasi
formal serta pola interaksi yang akan diikuti.

Adapun faktor-faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi


Puskesmas adalah :
g. Strategi untuk mencapai tujuan Puskesmas. Strategi akan menjelaskan
bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun diantara
pimpinan dengan pegawai Puskesmas.
h. Ukuran organisasi Puskesmas. Besarnya organisasi Puskesmas secara
keseluruhan maupun unit-unit kerja fungsional akan mempengaruhi struktur
organisasi Puskesmas.
i. Tingkat penggunaan teknologi, yaitu tingkat rutinitas penggunaan teknologi
oleh Puskesmas untuk memberikan jasa layanan kesehatan Puskesmas. Pada
layanan kesehatan dengan menggunakan teknologi tinggi akan memerlukan
tingkat standarisasi dan spesialisasi yang lebih tinggi dibanding dengan
pelayanan kesehatan dasar.
j. Tingkat ketidakpastian lingkungan organisasi Puskesmas.
k. Preferensi(kesukaan) yang menguntungkan pribadi dari individu atau
kelompok yang memegang kekuasaan dan kontrol dalam organisasi
Puskesmas.
l. Pegawai dan stakeholder dalam organisasi Puskesmas.

fungsi pengorganisasian Puskesmas merupakan alat untuk memadukan


(sinkronisasi) dan mengatur semua kegiatan yang dihubungkan dengan
personil/pegawai, finansial, material, dan metode Puskesmas untuk mencapai
9

tujuan Puskesmas yang telah disepakati bersama antara pimpinan dan pegawai
Puskesmas. Pengorganisasian Puskesmas meliputi hal-hal berikut (Sulaeman,
2009):
a. Cara manajemen Puskesmas merancang struktur formal Puskesmas untuk
penggunaan sumber daya Puskesmas secara efisien,
b. Bagaimana Puskesmas mengelompokkan kegiatannya, dimana setiap
pengelompokkan diikuti penugasan seorang penanggung jawab program yang
diberi wewenang mengawasi stafnya.
c. Hubungan antara fungsi, jabatan, tugas, dan pegawai Puskesmas.
d. Cara pimpinan Puskesmas membagi tugas yang harus dilaksanakan dalam
unit kerja dan mendelegasikan wewenang untuk mengerjakan tugas tersebut.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/Menkes/SK/II/2004,


bahwa untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan Puskesmas, perlu dilakukan
pengorganisasian. Ada dua macam pengorganisasian yang harus dilakukan.
Pertama, pengorganisasian berupa penentuan para penanggungjawab dan para
pelaksana untuk setiap kegiatan serta untuk setiap satuan wilayah kerja. Dengan
perkataan lain, dilakukan pembagian habis seluruh program kerja dan seluruh
wilayah kerja kepada seluruh petugas puskesmas dengan mempertimbangkan
kemampuan yang dimilikinya.

Kedua, pengorganisasian berupa penggalangan kerjasama tim secara lintas


sektoral. Ada dua bentuk penggalangan kerjasama yang dapat dilakukan:
a. Penggalangan kerjasama dalam bentuk dua pihak, yakni antara dua sektor
terkait, misalnya antara puskesmas dengan sektor tenaga kerja pada waktu
menyelenggarakan upaya kesehatan kerja.
b. Penggalangan kerjasama dalam bentuk banyak pihak, yakni antar berbagai
sektor terkait, misalnya antara puskesmas dengan sektor pendidikan, sektor
agama, sektor kecamatan pada waktu menyelenggarakan upaya kesehatan
sekolah.
10

Ada 2 (dua) hal yang perlu pengorganisasian tingkat Puskesmas, yakni:


a. Pengaturan berbagai kegiatan yang ada di dalam RO (Rancangan
Operasional) Puskesmas, sehingga membentuk satu kesatuan program yang
terpadu dan sinergi untuk mencapai tujuan Puskesmas.
b. Pengorganisasian pegawai Puskesmas, yaitu pengaturan tugas dan tanggung
jawab setiap pegawai Puskesmas, sehingga setiap kegiatan dan program
mempunyai penanggung jawabnya.

Untuk kelancaran kegiatan SP2TP di Puskesmas, maka dibentuk


pengorganisasian yang terdiri dari: (Ahmad, 2005).
 Penanggung Jawab (Kepala Puskesmas)
Tugas penanggung jawab adalah memberikan bimbingan kepada
koordinator SP2TP dan para pelaksana kegiatan di Puskesmas.
 Koordinator (Petugas yang ditunjuk Kepala Puskesmas)
Anggota (Pelaksana Kegiatan di Puskesmas)

Pelaksana kegiatan SP2TP bertugas:


a. Mencatat setiap kegiatan pada kartu individu dan register yang ada.
b. Mengadakan bimbingan terhadap Puskesmas Pembantu dan Bidan di
Desa.
c. Melakukan rekapitulasi data dari hasil pencatatan dan laporan
Puskesmas Pembantu serta Bidan di Desa menjadi laporan kegiatan
yang menjadi tanggung jawabnya. Hasil dari rekapitulasi ini
merupakan bahan untuk mengisi/membuat laporan SP2TP.
d. Setiap tanggal 5 mengisi/membuat laporan SP2TP dari hasil kegiatan
masing-masing dalam 2 rangkap dan disampaikan kepada coordinator
SP2TP Puskesmas. Dengan rincian satu rangkap untuk arsip
coordinator SP2TP Puskesmas dan satu rangkap oleh Koordinator
SP2TP Puskesmas disampaikan ke Dinas Kesehatan Dati II.
11

e. Mengolah dan memanfaatkan data hasil rekapitulasi untuk tindak


lanjut yang diperlukan dalam rangka meningkatkan kinerja kegiatan
yang menjadi tanggung jawabnya.
f. Bertanggung jawab atas kebenaran isi laporan kegiatannya.

3. Actuanting
Jadi actuating artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja
dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk
mencapai tujuan dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan
adalah kepemimpinan. Actuating adalah Pelaksanaan untuk bekerja. Untuk
melaksanakan secara fisik kegiatan dari aktivitas tesebut, makamanajer
mengambil tindakan-tindakannya kearah itu. Seperti : Leadership ( pimpinan
), perintah, komunikasi dan conseling( nasehat). Actuating disebut juga"
gerakan aksi " mencakup kegiatan yang dilakukan seorang manager untuk
mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur-unsur
perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat tercapai.
Tujuan fungsi aktuating ( penggerakan ) adalah :
a. Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
b. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf
c. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
d.Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi
dan prestasi kerja staf
e. Membuat organisasi berkembang lebih dinamis

Secara praktis fungsi actuating ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim
kerjasama diantara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat
tercapai secara efektif dan efisien. Fungsi actuating tidak terlepas dari fungsi
manajemen melalui bagan dibawah ini :
 Penentuan masalah
 Penetapan tujuan
12

 Penetapan tugas dan sumber daya penunjang


 Menggerakkan dan mengarahkan
 Memiliki keberhasilan SDM
Adapun manajemen sumber daya manusia di puskesmas :
a. Pengusaha
b. Karyawan
c. Pemimpin atau manajer

4. Controling
Pengawasan (controlling) sebagai elemen atau fungsi keempat
manajemen ialah mengamati dan mengalokasikan dengan tepat
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.Bedasarkan hasil penelitian bahwa
penilaian selalu dilakukan untuk mengetahui bagaimana hasil dari
pelaksanaan kegiatan tersebut. Selain itu, juga dapat mengarahkan bawahan
agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan benar sesuai dengan
maksud dan tujuan yang telah ditetapkan.
Kriteria mutu pelayanan kesehatan:
a. Struktur
b. Proses
c. Tujuan
Syarat pelayanan berkualitas
a. Efficacy (kamanjuran)
b. Appropriatennes (kepantasan)
c. Accebility (mudah dicapai)
d. Accepbility (diterima)
e. Effectiveness (keberhasilan)
f. Efficiency (ketepatan)
g. Continuity (terus - menerus)
13

Controlling adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan


pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang
diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Controlling
is the process of measuring performance and taking action to ensure desired
results. Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas
yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Sasaran pengawasan adalah temuan yang menyatakan terjadinya
penyimpangan atas rencana atau target. Sementara itu, tindakan yang dapat
dilakukan adalah:
a. Mengarahkan atau merekomendasikan perbaikan
b. Menyarankan agar ditekan adanya pemborosan
c. Mengoptimalkan pekerjaan untuk mencapai sasaran rencana
Pada dasarnya ada beberapa jenis pengawasan yang dapat dilakukan, yaitu:
a. Pengawasan Intern dan Ekstern
b. Pengawasan Preventif dan Represif
c. Pengawasan Aktif dan Pasif
d. Pengawasan kebenaran formil menurut hak (rechtimatigheid) dan
pemeriksaan kebenaran materiil mengenai maksud tujuan pengeluaran
(doelmatigheid).

5. Evaluation
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi yang tidak diinginkan kemudian diperbaiki sehingga tujuan dapat
tercapai sesuai harapan.Hasil penelitian dapat menjelaskan bahwa dari
serangkaian kegiatan yang telah disusun dan direncanakan yang kemudian
berakhir pada tahap pengawasan yang dimana pada tahap ini kita melihat hasil
dari kegiatan yang dilaksanakan berhasil atau tidaknya yang kemudian
nantinya akan menjadi koreksi dan catatan penting bagi pelaksanaan kegiatan
selanjutnya yang lebih baik lagi guna mencapai tujuan yang sesungguhnya.
14

a. Prinsip – prinsip evaluasi :


1) Evaluasi pekerja sebaiknya didasarkan pada standar pelaksanaan
kerja, orientasi tingkah laku untuk posisi yang ditempati.
2) Sample tingkah laku perawat yang cukup representative
3) Perawat sebaiknya diberi salinan deskripsi kerja, standar pelaksanaan
kerjadan bentuk evaluasi untuk peninjauan ulang.
4) Terdapat strategi pelaksanaan kerja yang memuaskan dan strategi
perbaikan yang diperlukan.
5) Manajer menjelaskan area mana yang dijadiakn prioritas Pertemuan
evaluasi antara perawat dan menajer sebaiknya dilakukan
6) dalam waktu yang tepat.
7) Laporan evaluasi maupun pertemuan tersusun secara rapih sehingga
membantu dalam pelaksanaan kerja.

Alat evalausi :
b. Laporan tanggapan bebas
c. Pengurutan ayng sederhana
d. Checklist pelaksanaan kerja
e. Penilian grafik (henderson, 1984)
Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan
penilaian hasil kerja/prestasi Puskesmas. laporan kinerja yang telah dibuat
merupakan gambaran dari situasi dan kondisi yang ada di Puskesmas, baik
dari segi sarana – prasarana dan sumber daya manusia yang ada, sehingga dari
hasil yang ada dapat dinilai kinerja dari Puskesmas itu sendiri.

b. Tujuan dan Manfaat


Tujuan penyusunan Laporan Kinerja secara umum agar tercapai
tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam mendukung
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan Kabupaten. Dimana secara khusus
untuk mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu
15

kegiatan serta manajemen Puskesmas pada akhir tahun kegiatan. Diharapkan


dengan adanya laporan kinerja dapat menjadi umpan balik bagi pelaksanaan
program di Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten untuk ikut serta
dalam pembangunan kesehatan.

c. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penilaian Kinerja Puskesmas meliputi penilaian
pencapaian hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen Puskesmas dan
mutu pelayanan.

Standar keberhasilan program puskesmas


Dinkes Kabupaten / Kota dan propinsi secara rutin menetapkan target atau
standart keberhasilan masing-masing kegiatan progam. Standart pelaksanaan progam
merupakan standart untuk kerja (Standart Performance). Staf standart untuk kerja
merupakan ukuran kualitatif keberhasilan progam. Tingkat keberhasilan progam
secara kuantitatif diukur dengan membandingkan target yang sudah ditetapkan
dengan output (cakupan pelayanan) kegiatan progam.
Secara kualitatif keberhasilan progam diukur dengan membandingkan standart
prosedur kerja untuk masing-masing kegiatan progam dengan penampilan
(kemampuan) staf dalam melaksanakan kegiatan masing-masing progam. Cakupan
progam dapat dianalisis secara langsung oleh staf puskesmas dengan menganalisis
data harian setiap kegiatan progam. Perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku
masyarakat (effect progam) dan dampak progam (impact) seperti tingkat kematian,
kesakitan (termasuk gangguan gizi), tingkat kelahiran dan kecacatan tidak diukuar
secara langsung oleh puskesmas. Dampak progam diukur setiap lima tahun melalui
survei kesehatan rumah tangga (SKRT) atau surkesmas (Survei Kesehatan Nasional)
Depkes. Khusus untuk perkembangan masalah gizi dipantau setiap lima tahun, tetapi
hanya sampai tingkat kabupaten. Standart pelayanan minimal progam kesehatan
pokok mulai diterapkan oleh Depkes tahun 2003 untuk menjamin bahwa
16

dilaksanakan tugas utama pemerintah menyediakan pelayanan kesehatan masyarakat


yang essensial di daerah.
Indikator derajat kesehatan masyarakat yang paling peka untuk menilai
dampak progam kesehatan adalah IMR (Infant Mortality rate), MMR (Maternal
Mortality Rate), dan BR (Birth Rate). Untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, empat progam pokok perlu lebih diprioritaskan oleh puskesmas yaitu
KIA, KB, P2M dan gizi. Keempat progam pokok tersebut juga dilaksanakan secara
terpadu diluar gedung puskesmas melalui pos kesehatan ditingkat dusun atau pos
pelayanan terpadu. Sejak tahun 1992/1993, pemerintah juga telah menempatkan
bidan didesa.
17

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas terdiri dari Upaya
Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan. Upaya Kesehatan
Wajib merupakan upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh seluruh puskesmas
di Indonesia ini memberikan daya ungkit paling besar terhadap keberhasilan
pembangunan kesehatan melalui peningkatan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM), serta merupakan kesehatan global maupun nasional. Dalam
menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan
harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu yaitu azas
pertanggungjawaban wilayah, pemberdayaan masyarakat, keterpaduan dan
rujukan.
Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka puskesmas
harus melaksanakan manajemen puskesmas yaitu dalam hal ini POACE
(Planning, Organizing, Actuating, Controlling, dan Evaluation). Dengan
demikian kasus-kasus dalam manajemen kesehatan dapat terwujud dan sesuai
dengan prioritas masalah kesehatan yang dihadapi.

B. Saran
Adapun saran saya mengenai penerapan fungsi manajemen ini pada
puskesmas yaitu:
1. Agar fungsi manajemen ini benar – benar dilaksanakan dengan baik agar
tujuan dari penerapan POACE tersebut dapat tercapai dengan baik.
2. Agar melakukan evaluasi secara berkala terhadap kegiatan yang telah
direncanakan, sehingga untuk kedepannya dapat lebih efektif lagi dalam
hal penyusunan perencanaan dan pencapaian tujuannya. Dan perlu adanya
pemahaman yang mendalam dalam hal penentuan masalah yang
kemudian akan menjadi inti darti pokok perencanaan itu sendiri.
18

DAFTAR PUSTAKA

A.A Gde Muninjaya. (1999).Manajemen Kesehatan.EGC : Jakarta

http://itjen-depdagri.go.id/article-25-pengertian-pengawasan.html

http://pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/KEPMENKES_374-2009_TTG_SKN-
2009.pdf

http://manajemen-pelayanankesehatan.net

http://hpm.fk.ugm.ac.id/hpmlama/index.php

http://www.slideshare.net/yabniellitjingga/konsep-puskesmas-ii-2

http://raranatasha.wordpress.com/2013/01/09/manajemen-puskesmas/

http://dr-suparyanto.blogspot.com/2009/11/manajemen-pelayanan-kesehatan.html

http://www.indonesian-publichealth.com/2013/05/poac-pada-fungsi-manajemen.html

http://somelus.wordpress.com/2010/02/14/manajemen-puskesmas-dan-posyandu/

http://www.slideshare.net/mepsaputra/manajemen-puskesmas-40425598

http://raranatasha.wordpress.com/2013/01/10/pengorganisasian-puskesmas/

http://raranatasha.wordpress.com/2013/01/10/pengorganisasian-tingkat-puskesmas/
19

Anda mungkin juga menyukai