BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen pada dasarnya berfokus pada perilaku manusia untuk
mencapai tingkat tertinggi dari produktivitas pada pelayanan di suatu
kegiatan. Pada suatu instansi membutuhkan seorang manajer yang
terdidik dalam pengetahuan dan ketrampilan tentang perilaku manusia
untuk mengelola kegiatan. Manajemen merupakan serangkaian
aktivitas (termasuk perencanaan, pengambilan keputusan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian) yang diarahkan
pada sumber-sumber daya organisasi (manusia, financial, fisik dan
informasi) dengan maksud mencapai tujuan organisasi secara efisien
dan efektif (Griffin, 2004).
Rumah sakit merupakan sebuah institusi perawatan kesehatan
profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan
tenaga ahli kesehatan lainnya (Sabarguna, 2008). Suatu rumah
sakitmemerlukan pengorganisasian untuk melancarkan jalan sukses.
Organisasi rumah sakit memiliki pemimpin dan staf-staf yang bergerak
dibidangnya agar organisasi di rumah sakit mampu mejalankan
pelayanan yang optimal. Pengorganisasian dalam manajemen
keperawatan mempunyai banyak aktifitas penting, antara lain
bagaimana asuhan keperawatan dikelola secara efektif dan efisien
untuk sejumlah pasien di rumah sakit dengan jumlah staf keperawatan
dan fasilitas yang ada. Untuk diperlukan pembagian tugas, kerja sama,
dan koordinasi sehingga semua pasien mendapatkan pelayanan yang
optimal. Oleh karena itu menejer keperawatan perlu menetapkan
kerangka kerja, yaitu dengan cara: mengelompokan dan membagi
kegitan yang harus dilakukan, menentukan jalinan hubungan kerja
2
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mengetahui dan dapat menerapkan fungsi manajemen
dalam bidang kesehatan.
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa Inggris “management” dengan kata kerja to
manage yang secara umum berarti mengurusi. Dalam arti khusus manajemen
dipakai bagi pimpinan dan kepemimpinan, yaitu orang-orang yang melakukan
kegiatan memimpin, disebut “manajer” (Oxford, 2005).
Manajemen adalah ilmu terapan yang dapat dimanfaatkan di berbagai jenis
organisasi untuk membantu manajer dalam memecahkan masalah organisasi,
sehingga manajemen juga dapat digunakan dalam bidang kesehatan untuk
membantu manajer organisasi pelayanan kesehatan memecahkan masalah
kesehatan masyarakat (Herlambang &Murwani, 2012).
Pengertian manajemen banyak disampaikan oleh para ahli, namun dalam
materi ini hanya akan disampaikan beberapa pendapat ahli manajemen:
1. H. Koontz & O,Donnel dalam bukunya “Principles of Management”
mengemukan sebagai berikut : “manajemen berhubungan dengan pencapaian
sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang lain”
(Management involves getting things done thought and with people).
2. Mary Parker Folllett mendefinisikan “manajemen sebagai seni dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
3. George R. Terry dalam bukunya “Principles of Management”
menyampaikan pendapatnya : “manajemen adalah suatu proses yang
membeda-bedakan atas ; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan
pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni,
agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya”
(Management is a distinct process consisting of planning, organizing,
actuating, and controlling, utilizing in each both science and art, and
followed in order to accomplish predetermined objectives).
5
1. Planning (Perencanaan)
6
2. Organizing
Menurut Endang S, Pengorganisasian Puskesmas adalah struktur
organisasi dan tata kerja Puskesmas yang merupakan perpaduan antara kegiatan
dan tenaga pelaksanan Puskesmas. Struktur organisasi puskesmas menetapkan
bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor siapa, dan mekanisme koordinasi
formal serta pola interaksi yang akan diikuti.
tujuan Puskesmas yang telah disepakati bersama antara pimpinan dan pegawai
Puskesmas. Pengorganisasian Puskesmas meliputi hal-hal berikut (Sulaeman,
2009):
a. Cara manajemen Puskesmas merancang struktur formal Puskesmas untuk
penggunaan sumber daya Puskesmas secara efisien,
b. Bagaimana Puskesmas mengelompokkan kegiatannya, dimana setiap
pengelompokkan diikuti penugasan seorang penanggung jawab program yang
diberi wewenang mengawasi stafnya.
c. Hubungan antara fungsi, jabatan, tugas, dan pegawai Puskesmas.
d. Cara pimpinan Puskesmas membagi tugas yang harus dilaksanakan dalam
unit kerja dan mendelegasikan wewenang untuk mengerjakan tugas tersebut.
3. Actuanting
Jadi actuating artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja
dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk
mencapai tujuan dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan
adalah kepemimpinan. Actuating adalah Pelaksanaan untuk bekerja. Untuk
melaksanakan secara fisik kegiatan dari aktivitas tesebut, makamanajer
mengambil tindakan-tindakannya kearah itu. Seperti : Leadership ( pimpinan
), perintah, komunikasi dan conseling( nasehat). Actuating disebut juga"
gerakan aksi " mencakup kegiatan yang dilakukan seorang manager untuk
mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur-unsur
perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat tercapai.
Tujuan fungsi aktuating ( penggerakan ) adalah :
a. Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
b. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf
c. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
d.Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi
dan prestasi kerja staf
e. Membuat organisasi berkembang lebih dinamis
Secara praktis fungsi actuating ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim
kerjasama diantara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat
tercapai secara efektif dan efisien. Fungsi actuating tidak terlepas dari fungsi
manajemen melalui bagan dibawah ini :
Penentuan masalah
Penetapan tujuan
12
4. Controling
Pengawasan (controlling) sebagai elemen atau fungsi keempat
manajemen ialah mengamati dan mengalokasikan dengan tepat
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.Bedasarkan hasil penelitian bahwa
penilaian selalu dilakukan untuk mengetahui bagaimana hasil dari
pelaksanaan kegiatan tersebut. Selain itu, juga dapat mengarahkan bawahan
agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan benar sesuai dengan
maksud dan tujuan yang telah ditetapkan.
Kriteria mutu pelayanan kesehatan:
a. Struktur
b. Proses
c. Tujuan
Syarat pelayanan berkualitas
a. Efficacy (kamanjuran)
b. Appropriatennes (kepantasan)
c. Accebility (mudah dicapai)
d. Accepbility (diterima)
e. Effectiveness (keberhasilan)
f. Efficiency (ketepatan)
g. Continuity (terus - menerus)
13
5. Evaluation
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi yang tidak diinginkan kemudian diperbaiki sehingga tujuan dapat
tercapai sesuai harapan.Hasil penelitian dapat menjelaskan bahwa dari
serangkaian kegiatan yang telah disusun dan direncanakan yang kemudian
berakhir pada tahap pengawasan yang dimana pada tahap ini kita melihat hasil
dari kegiatan yang dilaksanakan berhasil atau tidaknya yang kemudian
nantinya akan menjadi koreksi dan catatan penting bagi pelaksanaan kegiatan
selanjutnya yang lebih baik lagi guna mencapai tujuan yang sesungguhnya.
14
Alat evalausi :
b. Laporan tanggapan bebas
c. Pengurutan ayng sederhana
d. Checklist pelaksanaan kerja
e. Penilian grafik (henderson, 1984)
Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan
penilaian hasil kerja/prestasi Puskesmas. laporan kinerja yang telah dibuat
merupakan gambaran dari situasi dan kondisi yang ada di Puskesmas, baik
dari segi sarana – prasarana dan sumber daya manusia yang ada, sehingga dari
hasil yang ada dapat dinilai kinerja dari Puskesmas itu sendiri.
c. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penilaian Kinerja Puskesmas meliputi penilaian
pencapaian hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen Puskesmas dan
mutu pelayanan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas terdiri dari Upaya
Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan. Upaya Kesehatan
Wajib merupakan upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh seluruh puskesmas
di Indonesia ini memberikan daya ungkit paling besar terhadap keberhasilan
pembangunan kesehatan melalui peningkatan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM), serta merupakan kesehatan global maupun nasional. Dalam
menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan
harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu yaitu azas
pertanggungjawaban wilayah, pemberdayaan masyarakat, keterpaduan dan
rujukan.
Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka puskesmas
harus melaksanakan manajemen puskesmas yaitu dalam hal ini POACE
(Planning, Organizing, Actuating, Controlling, dan Evaluation). Dengan
demikian kasus-kasus dalam manajemen kesehatan dapat terwujud dan sesuai
dengan prioritas masalah kesehatan yang dihadapi.
B. Saran
Adapun saran saya mengenai penerapan fungsi manajemen ini pada
puskesmas yaitu:
1. Agar fungsi manajemen ini benar – benar dilaksanakan dengan baik agar
tujuan dari penerapan POACE tersebut dapat tercapai dengan baik.
2. Agar melakukan evaluasi secara berkala terhadap kegiatan yang telah
direncanakan, sehingga untuk kedepannya dapat lebih efektif lagi dalam
hal penyusunan perencanaan dan pencapaian tujuannya. Dan perlu adanya
pemahaman yang mendalam dalam hal penentuan masalah yang
kemudian akan menjadi inti darti pokok perencanaan itu sendiri.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://itjen-depdagri.go.id/article-25-pengertian-pengawasan.html
http://pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/KEPMENKES_374-2009_TTG_SKN-
2009.pdf
http://manajemen-pelayanankesehatan.net
http://hpm.fk.ugm.ac.id/hpmlama/index.php
http://www.slideshare.net/yabniellitjingga/konsep-puskesmas-ii-2
http://raranatasha.wordpress.com/2013/01/09/manajemen-puskesmas/
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2009/11/manajemen-pelayanan-kesehatan.html
http://www.indonesian-publichealth.com/2013/05/poac-pada-fungsi-manajemen.html
http://somelus.wordpress.com/2010/02/14/manajemen-puskesmas-dan-posyandu/
http://www.slideshare.net/mepsaputra/manajemen-puskesmas-40425598
http://raranatasha.wordpress.com/2013/01/10/pengorganisasian-puskesmas/
http://raranatasha.wordpress.com/2013/01/10/pengorganisasian-tingkat-puskesmas/
19