Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PENGETAHUAN SCOLIOSIS

II.1 Tulang Belakang

Kolumna vertebralis atau rangkaian tulang belakang adalah sebuah


struktur lentur yang dibentuk oleh sejumlah tulang yang disebut
vertebra atau ruas tulang belakang ( Evelyn C. Pearce, Anatomi dan
Fisiologi untuk Paramedis ). Di bagian dalam tulang terdapat rongga
yang memanjang ke bawah yang berisi sumsum tulang belakang yang
merupakan jaringan saraf, bagian dari susunan saraf pusat. Saraf
tersebut mengatur gerakan otot dan organ lain, seperti usus, jantung
dan lainnya.

Susunan anatomi atau struktur tulang belakang terdiri dari :

Gambar II.1

6
a. Tujuh vertebra servikal atau ruas tulang bagian leher yang
membentuk daerah tengkuk.

b. Dua belas vertebra torakalis atau ruas tulang punggung yang


membentuk bagian belakang torax atau dada.

c. Lima vertebra lumbalis atau ruas tulang pinggang yang membentuk


daerah lumbal atau pinggang.

d. Lima vertebra sakralis atau ruas tulang kelangkang yang


membentuk sakrum atau tulang kelangkang.

e. Empat vertebra kosigeus atau ruas tulang tungging atau ekor yang
membentuk tulang ekor.

Lengkung ruas tulang bagian leher melengkung ke depan, lengkung


ruas tulang dada ke arah belakang, daerah pinggang melengkung ke
depan dan pelvis atau kelangkang lengkungannya kearah belakang.

Gambar II.2

7
vertebra servikalis atau ruas tulang leher adalah yang paling kecil
dibandingkan dengan ruas tulang lainnya, ciri dari ruas tulang
punggung adalah semakin ke bawah semakin membesar dilihat dari
segi ukurannya yang memuat persendian untuk tulang iga. Ruas
tulang pinggang adalah yang terbesar dibandingkan dengan badan
vertebra lainnya. Sakrum atau tulang kelangkang terletak di bagian
bawah tulang belakang dengan bentuk segitiga, dan ruas tulang ekor
terdiri dari 4 atau 5 vertebra yang bergabung menjadi satu dan
letaknya berada di bagian paling bawah dari tulang belakang atau
spine. Ruas-ruas tulang belakang diikat oleh serabut yang dinamakan
dengan ligamen.

Tulang belakang dapat patah akibat dari pukulan keras atau rusak
karena faktor kecelakaan atau faktor usia, selain itu tulang belakang
juga dapat mengalami kelainan seperti lengkungan tulang dada yang
berlebihan mengakibatkan bongkok atau kifosis, lengkung lumbal atau
pinggang yang belebihan mengakibatkan lordosis, dan bengkoknya
ruas tulang punggung dan pinggang yang mengarah ke arah samping
kiri atau kanan yang disebut dengan Scoliosis ( Evelyn C. Pearce,
Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis ).

II.1.1 Fungsi Tulang Belakang

1. Tulang belakang memiliki fungsi sebagai pendukung tubuh


yang kokoh untuk dapat melakukan duduk, berdiri maupun
berjalan.

2. Sebagai penyangga dengan perantaraan tulang rawan


cakram ( di antara 2 ruas tulang ) yang lengkungannya
memberi fleksibilitas dan memungkinkan membongkok tanpa
patah. Cakram juga berguna untuk menyerap goncangan

8
yang terjadi pada saat menggerakan badan seperti pada saat
berlari dan meloncat.

3. Tulang belakang juga memikul berat badan

4. Sebagai permukaan untuk kaitan otot dan tulang iga


dimana fungsi tulang iga atau rusuk adalah sebagai pelindung
organ tubuh vital seperti jantung dan paru-paru.

II.1.2 Pertumbuhan Fisik

Pada saat manusia masih berada pada kandungan ibu, tulang


tubuhnya masih berupa tulang rawan, yang secara bertahap
mengalami proses perubahan menjadi tulang yang lebih solid.
Proses pertumbuhan tulang, khususnya tulang belakang
berlangsung dalam waktu yang sangat lama.

Pertumbuhan tulang belakang secara pesat terjadi pada masa


pubertas, sebagai peralihan menuju pembentukan organ tubuh
yang lebih matang. Pada anak perempuan terjadi pada kisaran
umur 12-14 tahun, sedangkan pada anak laki-laki terjadi pada
sekitar umur 14-15 tahun, pertumbuhan fisik anak laki-laki lebih
lambat daripada anak perempuan, pada usia 12-14 tahun sering
didapatkan anak perempuan lebih tinggi daripada anak laki-laki,
karena masa pubertas anak perempuan lebih cepat daripada
anak laki-laki, tetapi pada usia sekitar 14 atau 15 tahun, anak
laki-laki mulai tumbuh dengan pesat karena sudah mencapai usia
pubertas. Pertumbuhan mulai melambat ketika memasuki usia
dewasa muda ( adolescent ) atau tahap remaja akhir, pada anak
perempuan pertumbuhan tulang belakang berhenti pada usia
sekitar 18 tahun, sedangkan untuk anak laki-laki pada usia
sekitar 24 tahun, akan tetapi angka itu tidak menjadi patokan dan

9
tidak berlaku bagi setiap orang ( Daniel S. Wibowo, Anatomi
Tubuh Manusia ).

Pada saat masa pertumbuhan tulang belakang berhenti, ciri


tulang belakang pada ruas tulang ekor dan sacrum membentuk
menjadi satu.

II.2 Scoliosis

Menurut Dr. Hermansyah dalam Scoliosis, Scoliosis adalah “kurvatura


abnormal dari tulang belakang. Dimana terlihat tulang belakang
bengkok ke sisi kiri atau kanan (kurvatura lateral) lebih dari 10 o pada
foto X-Ray berdiri disertai rotasi dari vertebra”. Menurut Lina Rehulina
Terbarzana, Scoliosis adalah “kelengkungan tulang belakang yang
abnormal ke arah samping, yang dapat terjadi pada segmen servikal
(leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang)”.

Skoliosis adalah struktur tulang belakang yang tidak sesuai dengan


pola yang normal dimana poros tengah agak sedikit menyimpang,
sehingga beban tubuh lebih berat ke sisi yang terangkat ( dr. August,
www.scoi.com/scoilio.htm )

Scoliosis merupakan kelainan pada bentuk tulang belakang dengan


kelengkungan atau bengkok yang mengarah ke arah samping kiri dan
atau kanan, membentuk seperti huruf C (sebagai kurva primer saja )
atau S ( sebagai 2 kurva, kurva primer dan diikuti dengan kurva
sekunder sebagai kompensasi ) dengan ukuran derajat tertentu.
Scoliosis adalah kelainan yang kompleks dengan karakteristik adanya
lekukan kurva dan rotasi vertebra atau tulang belakang.

Scoliosis ini bisa terjadi pada siapa saja, baik laki-laki maupun
perempuan, dan terjadi pada anak. Kelainan ini tergolong unik karena

10
terbentuk pada masa pertumbuhan tanpa menyebabkan rasa sakit
pada penderitanya, sehingga sulit untuk diketahui secara dini. Untuk
mengenalinya adalah dengan cara mengamati pada bentuk fisik
penderitannya. ( Dr. Hermansyah, Scoliosis ).

Gambar II.3

II.2.1 Penyebab Scoliosis

1. Kelainan fisik

ketidak seimbangan pertumbuhan tulang dan otot yang yang


mengakibatkan kecendrungan untuk terjadinya suatu Scoliosis.
antara lain, Ketidak seimbangan otot sekitar tulang belakang
yang mengakibatkan distrosi spinal atau perbedaan otot pada
saat pertumbuhan. Selain itu dapat disebabkan pula oleh
gangguan pada tulang kaki, pinggul atau tulang belakang. Tapi,
beberapa orang yang bahunya miring belum tentu karena
Scoliosis, melainkan sekadar kebiasaan saja.

2. Gangguan pada kelenjar Endokrin

11
Ketidakseimbangan pada hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar endokrin, seperti pituitary dan adrenal sebagai
pendorong pertumbuhan otot dan tulang.

3. Faktor Keturunan

Kelainan Scoliosis dapat ditimbulkan oleh gen, artinya bahwa


seorang anak dari penderita Scoliosis memiliki kemungkinan
mengidap Scoliosis

4. Masalah pada Saraf

Masalah pada saraf juga dapat menyebabkan timbulnya


Scoliosis. Misalnya, karena pembentukan urat saraf tulang
belakang yang tidak normal dan terdapat benjolan di
sepanjang perjalanan saraf.

5. Faktor Bawaan

Bentuk tulang belakang yang tidak normal atau bisa juga


merupakan bentuk yang didapat, misalnya karena patah atau
bergesernya tulang belakang.

6. Kebiasaan atau sikap tubuh yang buruk

Kesalahan dalam posisi duduk atau pun dalam posisi tidur


secara terus menerus akan menyebabkan deformasi pada
tulang belakang, terutama pada periode pertumbuhan. Faktor
ini pula yang dapat menyebabkan bertambahnya ukuran kurva
pada penderita Scoliosis. Seseorang yang berjalan miring demi
mencegah rasa sakit sebagai akibat kelumpuhan atau luka
karena kecelakaan, juga dapat menyebabkan Scoliosis. Faktor
kebiasaan atau kesalahan dalam suatu posisi, seperti posisi

12
duduk maupun posisi tidur adalah faktor pembentukan
Scoliosis pada seorang anak, karena kebiasaan seperti itu
seringkali tidak disadari

II.2.2 Ciri-Ciri Scoliosis

Secara umum, tanda-tanda Scoliosis yang bisa diperhatikan


pada penderitanya yaitu:

Gambar II.4

- tulang bahu yang berbeda, dimana salah satu bahu akan


kelihatan lebih tinggi dari bahu yang satunya (Elevated
Shoulder)

- tulang belikat yang menonjol, sebagai akibat dari


terdorongnya otot oleh kurva primer Scoliosis (Prominent
Scapula)

- lengkungan tulang belakang yang nyata, yang dapat terlihat


secara jelas dari arah samping penderita (Spinal Curve)

13
- tulang panggul yang terlihat miring, sebagai penyesuaian dari
kuva Scoliosis (Uneven Waist)

- perbedaan ruang antara lengan dan tubuh (Asymmetrical Arm


to Flank Distances)

II.2.3 Dampak Scoliosis

Pada tingkat ukuran kurva yang masih ringan di bawah 20 0,


Scoliosis tidak akan menimbulkan masalah, keluhan yang
muncul adalah rasa pegal, Untuk kurva 20 – 40 derajat, penderita
akan mengalami penurunan daya tahan dalam posisi duduk atau
berdiri berlama-lama. Pada tingkat ukuran kurva antara 10-40
derajat, terapi pengobatan dalam artian pencegahan dilakukan
dengan menggunakan alat bantu penyangga, namun bila
lengkungan ke samping itu terlalu parah, yaitu ukuran kurva di
atas 400 akan menyebabkan kelainan bentuk tulang belakang
yang cukup berat, keluhan akan semakin berat seiring dengan
berjalannya pertumbuhan tulang. Makin besar tulang belakang
melengkung menyebabkan gangguan pertumbuhan pada tulang
rusuk maupun tulang belakang. Ketidaklurusan tulang belakang
ini akhirnya akan menyebabkan nyeri persendian di daerah
tulang belakang pada usia dewasa dan kelainan bentuk dada, hal
tersebut mengakibatkan :

- Penurunan kapasitas paru, pernafasan yang tertekan,


penurunan level oksigen akibat penekanan rongga tulang
rusuk pada sisi yang cekung.

- Pada Scoliosis dengan kurva kalateral atau arah


lengkungan ke kiri, jantung akan bergeser kearah bawah
dan ini akan dapat mengakibatkan obstruksi intrapulmonal

14
atau menimbulkan pembesaran jantung kanan, sehingga
fungsi jantung akan terganggu (Dr. Hermansyah dalam
Scoliosis).

Di bawah ini adalah efek Scoliosis terhadap paru dan jantung


menurut Dr. Hermansyah dalam Scoliosis.

 Efek Mild Scoliosis (kurang dari 20 o tidak begitu serius, tidak


memerlukan tindakan dan hanya dilakukan monitoring)

 Efek Moderate Scoliosis (antara 25 – 40o ), tidaklah begitu


jelas , namun suatu study terlihat tidak ada gangguan,
namun baru ada keluhan kalau dilakukan exercise.

 Efek Severe Scoliosis (> 400 ) dapat menimbulkan


penekanan pada paru, pernafasan yang tertekan, dan
penurunan level oksigen, dimana kapasitas paru dapat
berkurang sampai 80%. Pada keadaan ini juga dapat terjadi
gangguan terhadap fungsi jantung.

 Efek Very Severe Scoliosis (Over 1000 ). Pada keadaan ini


dapat terjadi trauma pada pada paru dan jantung,
osteopenia and osteoporosis .

II.2.4 Cara Menghindari Terjadinya Scoliosis

1. Melakukan duduk dengan posisi yang benar

Posisi duduk yang benar adalah, posisi tubuh dalam keadaan


tegak, sehingga pada saat pertumbuhan, tulang dapat
tumbuh secara baik mengarah ke atas, dengan begitu beban
tubuh akan disangga oleh ruas tulang belakang secara
keseluruhan, tidak hanya pada titik atau ruas tulang tertentu
yang dapat menyebabkan terjadinya Scoliosis.

15
2. Posisi tidur yang benar

Posisi tidur yang benar adalah adanya kesejajaran atau lurus


dari mulai tulang leher sampai kaki, mengingat pada saat tidur
tulang belakang akan meregang karena beban tubuh tidak
lagi di tahan oleh tulang belakang sepenuhnya.

3. Olahraga yang dilakukan dan yang dihindari

Olahraga renang adalah olahraga yang paling baik dalam


proses pertumbuhan tulang belakang karena dengan
melakukan olahraga ini akan mengencangkan otot-otot
penyangga tulang belakang, sehingga dapat menjaga
kelurusan tulang belakang. Sebaliknya melakukan olahraga
yang banyak mengandalkan kekuatan satu tangan, seperti
bulu tangkis atau tennis akan menyebabkan ketidak
seimbangan otot, sehingga dapat memperbesar kemungkinan
terjadinya Scoliosis.

4. Tidak Membawa beban yang terlalu berat

Salah satu fungsi tulang belakang adalah memikul beban


tubuh, sehingga adanya beban yang terlalu berat akan
menyebabkan pertumbuhan tulang belakang menjadi tidak
sempurna ( ke atas ), cenderung lebih kearah samping.

II.3 Psikologis Anak

II.3.1 Perkembangan Intelektual

Pada usia 12-14 tahun anak sudah dapat berpikir secara rasional
atau logis ( dapat diterima oleh akal ) dan ilmiah tentang berbagai
gagasan .

16
Kemampuan intelektual pada awal rentang usia ini sudah cukup
untuk menjadi dasar diberikannya berbagai kecakapan yang
dapat mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya.

II.3.2 Perkembangan Emosi

Pada akhir rentang usia 12- 14 tahun merupakan puncak


emosionalitas, yaitu perkembangan emosi yang tinggi., seperti
rasa marah, kasih sayang iri hati, rasa ingin tahu dan mudah
tersinggung. Pertumbuhan fisik mempengaruhi berkembangnya
emosi atau perasaan-perasaan baru dialami sebelumnya.
Perkembangan emosinya menunjukan sifat yang sensitif dan
reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau situasi
sosial.

II.3.3 Perkembangan Sosial

Pada masa ini telah berkembang kemampuan untuk memahami


orang lain sebagai individu yang unik, baik menyangkut sifat
pribadi, minat maupun perasaannya. Pemahamannya ini
mendorong anak untuk menjalin hubungan sosial yang lebih
akrab dengan teman sebayanya.

Dalam hubungan persahabatan, cenderung untuk lebih memilih


teman yang memiliki kualitas psikologis yang relatif sama dengan
dirinya, baik menyangkut interest atau minat, sikap, nilai dan
kepribadian.

17
II.4 Tinjauan Buku

II.4.1 Definisi Buku

Dalam situs mizan.com “ Buku adalah jendela dunia, dengan


buku orang bisa melihat, memahami dan menyerap apa saja
yang ada di sekitarnya. Dengan buku orang bisa mengetahui
sesuatu hal yang sebelumnya tidak diketahui. Selain itu buku
juga yang mencatat, merekam setiap gerak peristiwa dan
pengetahuan yang terjadi di muka bumi “.

“Buku adalah pernyataan dari sebuah pemikiran yang terbuka


dan dibagikan kepada semua orang secara bebas” (Sanie B.
Kuncoro, ceritanet.com).

“ Buku merupakan alat komunikasi tulisan yang dirakit dalam


satu satuan atau lebih agar pemaparannya sistematis, sehingga
isi maupun perangkat kerasnya bisa lestari” (Republika
Online.co.id).

Jadi buku dapat diartikan sebagai alat komunikasi tulisan yang


berisikan pengetahuan atau pernyataan pemikiran yang dapat
diketahui oleh masyarakat.

II.4.2 Jenis Buku

Menurut Referensi.com, jenis buku :

Buku Pedoman

Merupakan buku yang memuat bunga rampai informasi yang


dipusatkan pada pokok bahasan atau subyek tertentu yang
dipergunakan sebagai pedoman dalam mengerjakan sesuatu.

18
Almanak

Merupakan buku tahunan yang memuat informasi tentang


kejadian dan perkembangan berbagai hal yang terjadi dalam
jangka waktu tertentu, biasanya berisi juga data statistik.

Kamus

Merupakan daftar kata yang disusun urut abjad/alfabetis disertai


artinya. Kadang-kadang diberikan lawan kata, asal kata,
kesamaaan kata. Jenis kamus: Monolingual: kamus yang terdiri
dari satu bahsa, misal Kamus Umum Bahasa Indonesia,
Bilingual: Kamus yang memuat dua bahasa, artinya kata-kata
yang disusun diartikan oleh bahasa yang berbeda, misal: Kamus
Inggris – Indonesia, Poliglot: Kamus yang terdiri dari tiga bahasa
atau lebih, misal: Kamus Teknik Inggris, Belanda, Indonesia

Ensiklopedi

Merupakan daftar subyek tentang berbagai macam bidang yang


disusun alfabetis, disertai uraian, sejarah, latar belakang masalah
dsb. Untuk menjaga otoritas suatu ensiklopedi dan mengingat
perkembangan ilmu pengetahuan itu cepat sekali, maka tiap
tahun diterbitkan buku tambahan (suplemen).

Direktori

Yaitu daftar nama orang dan/ atau organisasi dalam bidang


tertentu yang disusun sistematis. Ada yang disusun alfabetis, ada
pula yang disusun menurut golongan ilmu pengetahuan.
Biasanya disertai juga alamat, organisasi/orang dalam bidang
tertentu, jumlah staf, jenis kegiatan dsb. Direktori berguna bagi
lembaga, kantor yang sering ingin mengadakan komunikasi dan
kerjasama dalam bidang tertentu.

Buku bergambar

Bentuk buku yang illustrasinya memiliki peranan penting dalam


menjelaskan sebuah pengetahuan atau cerita, jenis dari buku

19
bergambar ini antara lain : Baby books, Picture books, Early
picture books, Easy readers, Transition books, Chapter books,
Middle grade, New age dan adult.

eBook

Buku yang dibuat secara elektronik.

Biografi

Buku yang memuat informasi mengenai tanggal lahir dan atau


mati seseorang, juga mengenai kualifikasi, kedudukan, kegiatan ,
alamat juga riwayat hidup dll.

Blibliografi

Merupakan koleksi referensi yang berupa daftar buku dari bidang


ilmu tertentu yang disusun secara sistematis pengarang, periode
waktu tertentu, subyek , dsb. Bibliografi sendiri tidak memuat isi
subyek tetapi hanya merupakan daftar.

II.4.3 Kelebihan Buku

Menurut Mizan.com, kelebihan buku adalah :

1. Dapat mencakup dengan luas, dalam artian kapasitas


pengetahuan yang diberikan.

2. Buku sebagai media transformasi ilmu dan informasi.

3. Mudah dijangkau oleh masyarakat.

4. Dapat menjelaskan secara panjang lebar mengenai berbagai


permasalahan.

20

Anda mungkin juga menyukai