Anda di halaman 1dari 9

ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan dengan judul “Pembuatan Minyak Gandapura” yang


bertujuan untuk membuat minyak gandapura secara sintetik dari asam salisilat dan
metanol. Prinsip yang digunakan pada percobaan ini yaitu analisa kualitatif
dengan menggunakan metode refluks dan esterifikasi. Hasil dari percobaan ini
adalah terbentuknya minyak gandapura pada akhir reaksi. Kesimpulan dari
percobaan ini adalah minyak gandapura dapat dibuat dengan cara sintetis dari
asam salisilat dengan metanol.
BAB I
PENDAHULAN

1.1. Latar Belakang


Gandapura merupakan salah satu jenis tumbuhan perdu yang daunnya
dipakai sebagai campuran obat atau minyak gosok. Bahan kimia merupakan
bahan beracun apabila digunakan dalam kadar yang berlebihan. Namun, bahan
kimia juga dapat memberi manfaat bagi kemudahan kehidupan manusia apabila
digunakan sesuai dengan prosedur dan kadar yang tepat. Aplikasi bidang kimia
dalam kehidupan mencakup seluruh aspek kehidupan. Diantaranya aplikasi ilmu
kimia di bidang pertanian, pertambangan, peternakan, pupuk, industri dan
kesehatan. Salah satu produk kimia yang berperan dalam bidang kesehatan adalah
minyak gandapura. Minyak gandapura adalah minyak yang diperoleh dari
tumbuhan Gautheria procumbens(Horizon, 2011).
Minyak gandapura digunakan sebagai minyak gosok atau pereda nyeri otot
saat terjadi trauma otot. Namun, kebutuhan manusia meningkat terhadap minyak
gandapura sehingga tidak mungkin penyediaannya bergantung pada bahan alam.
Oleh karena itu, dilakukan sintesis dari beberapa senyawa kimia untuk
menghasilkan suatu produk sintetik minyak gandapura dengan mendapatkan
rumus struktur, kestabilan dan khasiat yang sama dengan minyak gandapura yang
dihasilkan dari bahan alam. Sehingga ketersediannya akan selalu ada tanpa
bergantung pada hasil alam. senyawa yang terbentuk adalah metil
salisilat(Keteran, 1985).
Metil salisilat merupakan salah satu turunan dari asam salisilat. Senyawa
ini dapat digunakan sebagai anti iritan dan karminatif dan juga pada rematik.
Penggunaan obat ini sangat luas di masyarakat dan digolongkan ke dalam obat
bebas. Metil salisilat dapat dibuat melalui esterifikasi asam salisilat. Penggunaan
zat ini dalam pengobatan didasarkan pada kenyataan bahwa asam salisilat itu
bermanfaat terhadap respon fisiologi. Jika terjadi penyerapan maka penyerapan
mudah terjadi melalui membran usus, aksi rancangan dan eleminasi melalui
esterifikasi turunan gugus karboksilat. Metana lain juga melalui esterifikasi untuk
turunan asetil yang sedikit asam dibandingkan fenol dan asam karboksilat.
Melihat manfaat dari reaksi esterifikasi ini terutama pengaplikasiannya dalam
sintesis senyawa obat maka reaksi ini penting sekali untuk dipelajari. Oleh karena
itu percobaan ini dilakukan (Supardani, 2006).

1.2. Tujuan Percobaan


Percobaan ini bertujuan untuk mampu membuat minyak gandapura secara
sintetik dari asam salisilat dengan metanol,mengetahui minyak gandapura sebagai
ester karboksilat dan mampu menentukan sifat fisik.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Minyak Gandapura termasuk ke dalam enicaceal yang terkenal sebagai


tanaman obat-obatan. Senyawa metil salisilat terdapat di dalam minyak gandapura
yang merupakan bahan dasar sintesis pengawet bahan makanan dan bahan dasar
pembuatan obat sakit kepala (aspirin) sebesar 96-99%, parafin, aldehid, keton, dan
alkohol. Metil salisilat dalam minyak gandapura yang berupa suatu ester dapat
dihidrolisis dalam suasana asam maupun basa yang akan menghasilkan asam
karboksilat dan alkohol. Pada hidrolisis ester dalam suasana asam dapat
terjadi melalui beberapa mekanisme reaksi tergantung dari struktur esternya.
Akan tetapi mekanisme yang umum merupakan kebalikan dari reaksi
esterifikasi Fischer. Sedangkan hidrolisis ester dalam suasana basa sering dikenal
dengan reaksi penyabunan dan reaksi ini bersifat tidak balik (Ketaren, 1985).
Salah satu turunan dari asam salisilat adalah metil salisilat. Metil salisilat
adalah cairan kuning kemerahan dengan bau wintergreen. Tidak larut dalam air
tetapi larut dalam alkohol dan eter. Metil salisilat sering digunakan sebagai
bahanfarmasi, penyedap rasa pada makanan, minuman, gula-gula, pasta gigi,
antiseptik,dan kosmetik serta parfum. Metil salisilat telah digunakan untuk
pengobatan sakit syaraf, sakit pinggang, radang selaput dada rematik, dan juga
sering digunakan sebagai obat gosok dan balsem. Asam salisilat merupakan salah
satu bahan kimia yang cukup penting dalam kehidupan sehari-hari serta
mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi karena dapat digunakan sebagai
bahan intermediet dari pembuatan obat-obatan seperti antiseptik dan analgesik
(Supardani, 2006).
Asam salisilat adalah turunan dari asam karboksilat. Asam karboksilat
adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus karboksil -COOH. Gugus
karboksil mengandung sebuah gugus karbonil dan sebuah hidroksilantar-aksi dari
kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik untuk asam
karboksilat. Asam karboksilat penting secara biologis maupun komersial. Aspirin
merupakan sebuah asam karboksilat, seperti juga asam oleat. Sifat kimia yang
paling menonjol dari asam karboksilat ialah keasamannya. Asam karboksilat
adalah asam lemah (pka yang khas adalah sekitar 5). Proses pembuatan ester dari
asam karboksilat dengan alkohol disebut esterifikasi. Turunan asam karboksilat
membentuk ester asam karboksilat. Ester asam karboksilat ialah suatu senyawa
yang mengandung gugus -COOR dengan R dapat berupa alkil maupun aril.
Esterifikasi dikatalisis asam dan bersifat dapat balik (Pudjaatmaka, 1982).
Asam salisilat (O-hidroksi asam benzoat) merupakan senyawa
bifungsional, yaitu gugus fungsi hidroksil dan gugus fungsi karboksil. Asam
salisilat dapat berfungsi sebagai fenol (hidroksi benzena) dan juga berfungsi
sebagai asam benzoat. Asam salisilat dapat mengalami reaksi esterifikasi baik
sebagai asam maupun sebagai fenol. Bila direaksikan dengan anhidrida asam akan
mengalami reaksi esterifikasi menghasilkan asam asetil salisilat (aspirin). Apabila
asam salisilat direaksikan dengan alkohol (metanol) juga mengalami reaksi
esterifikasi menghasilkan ester metil salisilat (minyak gandapura) (Horizon,
2011).
Senyawa salisilat diekskresi terutama melalui ginjal yang hampir
semuanya muncul diurin dalam bentuk salisilat bebas dan metabolit yang telah
disebutkan tadi. Pada manusia, asam salisilat bebas berjumlah kira-kira 10% dari
obat yang dimakan (tapi dapat meningkat sampai 85% bila urin dibasakan), asam
salisilurat sebanyak 75%, glukuronida fenolat dan asil sebanyak 15% dan asam
2,5 dihidroksibenzoat kurang dari 1%.Minyak gandapura sering digunakan
sebagai minyak gosok dan banyak dijual di pasaran. Minyak ini juga digunakan
dalam bidang industri makanan, minuman, farmasi dan kosmetik Minyak
gandapura termasuk enicaceal yang terkenal sebagai tanaman obat-obatan. Pada
minyak gandapura terdapat metil salisilat yang merupakan bahan dasar sintesis
pengawet bahan makanan dan bahan dasar pembuatan obat sakit kepala (aspirin)
sebesar 96-99%. Selain itu juga untuk mensintesis polimer resin melalui senyawa
antara asam salisilat (asam-2-hidroksibenzoat) (Foye,1995).
Asam salisilat banyak dimanfaatkan dalam bidang kesehatan terutama
sebagai aspirin. Kebanyakan obat bersifat asam lemah atau basa lemah yang
biasanya dalam larutan terdapat dalam bentuk ion dan bentuk non ion. Molekul
obat dalam bentuk non ion biasanya larut dalam lipid dan akan mudah berdifusi
pasif melalui membran. pKa adalah pH ynag diperlukan agar suatu obat
terionisasi sebesar 50 %. Asam salisilat dimanfaat untuk pH karena pH nya
rendah yaitu 3,00 dan bersifat tidak terlalu asam (Staf Pengajar Departemen
Farmakologi, 2004).
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden.1982. Kimia Organik Edisi Ketiga. Terjemahan dari Organic


Chemistry Third Edition, oleh Pudjaatmaka, Erlangga, Jakarta.

Foye, W.1995. Prinsip-Prinsip Kimia Medicinal. Terjemahan dari The Principles


of Medical Chemistry, oleh Raslim Rasyid, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.

Horizon. 2011. Penuntun Pratikum Kimia Organik II. Universitas Jambi, Jambi

Keteran. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Balai Pustaka, Jakarta.

Staf Pengajar Departemen Farmalogi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.


2004. Kumpulan Kuliah Farmakologi . EGC Penebit Buku Kedokteran,
Jakarta.

Supardani.2006. Perancangan Pabrik Asam Salisilat dari Fenol. Jurusan Teknik


Kimia FTI Institut Teknologi Nasional, Bandung.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada percobaan ini adalahserangkaian alat refluks,
corong pisah, gelas kimia, pipet tetes, tabung reaksi, erlenmeyer, penangas air,
termometer dan spatula.
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalahasam salisilat, metanol,
petroleum eter, asam sulfat pekat, dan natrium karbonat.

3.2. Konstanta Fisik dan Tinjauan Keamanan


Tabel 3.1. Konstanta fisik dan tinjauankeamanan
Berat Titik Titik
Tinjauan
No. Bahan Molekul Didih Leleh
Keamanan
(gram/mol) (oC) (oC)
1. Asam salisilat 138,12 211 159 Iritasi
2. Metanol 32,04 64,7 -97 Mudah Menguap
3. Petroleum eter 265,36 70 40 Beracun
4. Asam sulfat 98,08 335 20 Korosif
5. Natrium karbonat 105 1613 851 Iritasi

3.3. Cara Kerja


3.3.1. Siapkan alat refluks
Asam salisilat 10 gram direaksikan dengan metanol 100 mL di dalam labu
gelas, lalu digoncang sehingga asam salisilat melarut. Kemudian ditambahkan 20
tetes asam sulfat pekat, kemudian direfluks selama satu jam, dimurnikan dengan
prosedur selanjutnya.
3.3.2. Pemurnian metil salisilat dari asam salisilat
Metil salisilat hasil refluks dimasukkan kedalam corong pisah, kemudian
ditambahkan larutan Na2CO3 9% 100 mL (perhatikan sampai gas CO2 keluar).
Selanjutnya ditambahkan n-hexan sebanyak 25 mL, dan digoncangkan selama 15
menit kemudian ditambahkan lagi larutan Na2CO3 9% 100 mL, digoncangkan lagi
selama 15 menit. Selanjutnya dipisahkan lapisan atas dan bawahnya.

Anda mungkin juga menyukai