Supriadi Inm. A01401981 PDF
Supriadi Inm. A01401981 PDF
SUPRIADI
NIM : A01401981
i
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN THYPOID DENGAN GANGGUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN NYAMAN : HIPERTERMI
DIRUANG MELATI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan
Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
SUPRIADI
NIM : A01401981
ii
iii
iv
v
DAFTAR ISI
vi
I. Etika Studi Kasus ......................................................................... 33
BAB IV PEMBAHASAN
A. Hasil Studi Kasus ..........................................................................36
1. Asuhan Keperawatan An. P ....................................................36
2. Asuhan Keperawatan An. A ....................................................46
B. Pembahasan ...................................................................................56
C. Keterbatasan Studi Kasus ..............................................................65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................67
B. Saran ..............................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
KATA PENGANTAR
viii
dapat membawa manfaat bagi pengembangan dan peningkatan ilmu keperawatan.
Terimakasih.
Penulis
ix
Program Studi D III Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
KTI, Juli 2017
Supriadi1, Wuri Utami2
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN TYPHOID DENGAN GANGGUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN NYAMAN: HIPERTERMI
DI RUANG MELATI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN
Latar belakang. Typhoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan
oleh bakteri salmonella typhi. Tanda dan gejala typhoid adalah meningkatnya suhu tubuh
atau demam.
Tujuan penulisan. Menggambarkan asuhan keperawatan pasien typhoid dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman: hipertermi menggunakan
pendekatan proses keperawatan secara komprehensif.
Metode penulisan. Karya tulis ilmiah ini dengan metode deskriptif analisis dalam bentuk
studi kasus dengan pendektan asuhan keperawatan.
Asuhan keperawatan. Saat pengkajian didapatkan data suhu pada subyek studi kasus
37,8oC dan 38,1C, warna kulit kemerahan, dan kulit teraba hangat. Penulis mendapatkan
masalah keperawatan hipertermi berhubungan dengan proses infeksi. Selanjutnya rencana
keperawatan disusun, yaitu tepid water sponge, kompres air hangat, monitor suhu tubuh,
monitor warna kulit, ajarkan kompres tepid water sponge dan kompres hangat, berikan
terapi sesuai intruksi. Tindakan yang direncanakan telah dilakukan selama 3 x 24 jam
dengan hasil evaluasi masalah hipertermi berhubungan dengan proses infeksi pada pasien
pertama teratasi dan pasien kedua tidak teratasi.
Kesimpulan. Tindakan tepid water sponge dan kompres hangat terbukti dapat
menurunkan demam.
Kata kunci : Typhoid, hipertermi, tepid water sponge, kompres air hangat
x
D III Program of Nursing Department
Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong
Scientific Paper, July 2017
Supriadi1, Wuri Utami2
ABSTRACT
THE NURSING CARE FOR TYPHOID PATIENT HAVING PROBLEMS IN
FULFILLING SENSE OF COMFORT: HYPERTEMI IN MELATI WARD OF
DR. SOEDIRMAN HOSPITAL OF KEBUMEN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. INFORMED CONSENT
2. ASUHAN KEPERAWATAN AN. P
3. ASUHAN KEPERAWATAN AN. A
4. JURNAL KEPERAWATAN TYPHOID
5. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TEPPID WATER
SPONGE PADA BAYI DAN ANAK
6. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KOMPRES HANGAT
7. SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) TYPHOID
8. LEMBAR BALIK TYPHOID
9. LEAFLET TYPHOID
10. LEMBAR KONSULTASI
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Typhoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus yang
disebabkan oleh salmonella typhi, salmonella paratyphi A, salmonella
paratyphi B, salmonella paratyphi C. Penyakit ini mempunyai tanda-tanda
khas berupa perjalanan yang cepat berlangsung kurang lebih 3 minggu
disertai gejala demam, nyeri perut, dan erupsi kulit. Penyakit ini termasuk
dalam penyakit daerah tropis dan penyakit ini sangat sering dijumpai di
Asia termasuk di Indonesia (Widodo, 2009).
Typhoid di jumpai secara luas di berbagai negara berkembang
terutama terletak di daerah tropis dan subtropis. Data World Health
Organization (WHO) memperkirakan jumlah kasus thypoid di seluruh
dunia mencapai 17 juta kasus. Data surveilans saat ini memperkirakan di
Indonesia ada 600 ribu - 1,3 juta kasus dan tiap tahunnya dengan lebih dari
20.000 kematian. Rata-rata di Indonesia orang yang berusia 3-19 tahun
memberikan angka sebesar 91% terhadap kasus typhoid (Aden, 2010).
Beberapa dekade terakhir demam typhoid sudah jarang terjadi di
negara-negara industri, namun tetap menjadi masalah kesehatan yang
serius di sebagian wilayah dunia. Kejadian demam typhoid didunia sekitar
21,6 juta kasus dan terbanyak di Asia, Afrika dan Amerika Latin dengan
angka kematian sebesar 600.000 orang. Hingga saat ini penyakit demam
thypoid masih merupakan masalah kesehatan di negara-negara tropis
termasuk Indonesia dengan angka kejadian sekitar 760 sampai 810 kasus
pertahun, dan angka kematian sampai 10,4% (Diana, 2009).
Besarnya angka pasti kasus demam typhoid di dunia sangat sulit
ditentukan karena penyakit ini dikenal mempunyai gejala dengan spektrum
kllinis yang sangat luas. Berdasarkan data yang diperoleh Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah sesuai system surveilans terpadu beberapa penyakit
terpilih pada tahun 2010 penderita demam typhoid ada 44.422 penderita,
1
2
termasuk urutan ketiga setelah diare, sedangkan pada tahun 2011 jumlah
penderita demam typhoid meningkat menjadi 46.142 penderita. Di rumah
sakit besar di Indonesia kasus typhoid menunjukkan cenderung meningkat
dari tahun ke tahun. Prevalensi Typhoid di Jawa Tengah tahun 2011
adalah 0,10% lebih tinggi dibandingkan angka tahun 2009 sebesar 0,08%.
Prevalensi tertinggi tahun 2010 adalah di Kabupaten Kebumen sebesar
0,30%. Hal ini meunjukkan bahwa kejadian demam typhoid di Jawa
Tengah termasuk tinggi (Dinkes Prov Jateng, 2011).
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 bahwa
prevalensi demam typhoid klinis nasional adalah 1,6%, tersebar di seluruh
kelompok umur dan merata pada umur dewasa. Prevalensi typhoid klinis
banyak di ditemukan pada kelompok umur anak sekolah (5-14 tahun) yaitu
1,9%, terendah pada bayi (0,8%) dan relatif lebih tinggi di wilayah
pedesaan (1,8%) dibandingkan perkotaan (1,2%). Prevalensi typhoid
cenderung lebih tinggi pada kelompok dengan pendidikan rendah (6,6%)
dibandingkan kelompok berpendidikan tinggi (2,1) (Balitbangkes, 2008).
Menurut Raflizar (2010), Penyakit typhoid merupakan penyakit
infeksi bakteri yang ditularkan melalui konsumsi makanan atau minuman
yang terkontaminasi oleh tinja atau urin orang yang terinfeksi. Penyakit
Typhoid di Indonesia banyak disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
makanan yang terkontaminasi dan kebersihan lingkungan yang kurang
memadai. Hal ini terbukti dengan tingginya angka kesakitan dan kematian
karena penyakit typhoid. Angka kesakitan typhoid adalah sebesar 500 per
100.000 penduduk, dan angka kematiannya yaitu 0,65%.
Berdasarkan 10 besar penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten
Kebumen, penyakit typhoid termasuk dalam 10 besar pola penyakit rawat
jalan maupun rawat inap rumah sakit di Kabupaten Kebumen. Data kasus
demam typhoid di RSUD Dr. Soedirman Kebumen dari pada tahun 2015-
2016 sebanyak 817 kasus (Data laporan RSUD Dr. Soedirman Kebumen,
2016).
3
Aden, R. (2010). Seputar Penyakit dan Gangguan Lain Pada Anak. SIKLUS,
Jogjakarta.
Dewan, Ashraf M, etc. (2013). Typhoid Fever and Its Association with
Environmental Factors in the Dhaka Metropolitan Area of Bangladesh: A
Spatial and Time-Series Approach. Dalam PLOS Neglected Tropical
Diseases January 2013 Volume 7 Issue 1. Diakses pada tanggal 16 Juli
2017.
Dinas Kesehatan Jawa Tengah. (2011). Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun
2011. Dinkes Jateng.
Malling, B., Haryani, S., & Arif, S. (2012). Pengaruh Kompres Tepid Sponge
Hangat Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Umur 1-10 Tahun
dengan Hipertermia. Jurnal Penelitian Kesehatan. Vol 7. No 2.
Maryunani, Anik. (2010). Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. TIM. Jakarta.
Moorhead, Sue. et al. (2015)Nursing Outcomes Classification (NOC), Nurjanah
Intansari, Roxana D. Tumanggor (2016) (Alih Bahasa), Yogyakarta:
Mocomedia.
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis. Yogyakarta: Media Action.
RSUD Dr. Soedirman Kebumen. (2016). Data Laporan RSUD Dr. Soedirman
Kebumen. Kabupaten Kebumen: RSUD Dr. Soedirman Kebumen.
Santoso, Hery. 2008. Kajian Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pada Siklus
Demam Thypoid. Fakultas Kedokteran UNDIP.
Thomas, S., Vijaykumar, C., Naik, R, Moses, P.D., & Antonisamy, B. (2009).
Comprative Effectiveness of Tepid Sponging and Antipyretic Drug Versus
Only Antypiretic Drug in the Management of Fever Among Children: A
Randomized Controlled Trial. Indian Pediatrics Volume 46 (2), 133-136
Widodo, Joko. (2009). Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Zulkarnain, L. (2010). Buku Panduan Diskusi Demam Tifoid dan Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta: EGC.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN TYPHOID DI RUANG
MELATI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN
SUPRIADI
NIM : A01401981
2017
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
A. Identitas
1. Identitas Klien
Nama : An. A
Tempat Tanggal Lahir : Kebumen, 10 Juni 2014
Umur : 3 tahun 1 bulan 2 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan :-
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Alian, Kebumen
Tanggal Masuk RS : 12 Juli 2017
Tanggal Pengkajian : 12 Juli 2017
No. RM : 869966
Diagnosa Medik : Typhoid
Keterangan:
: Laki laki
: Perempuan
: Pasien
F. Terapi obat
Nama obat Dosis Rute pemberian Waktu
IUFD DS ¼ NS 12 Tpm IV
18.00, 00.00, 06.00,
Colcancetin 4x250 mg IV
12.00
Paracetamol 3x100mg IV 18.00, 00.00, 06.00
Dexametason 3x1mg IV 12.00, 18.00, 16.00
G. Analisa Data
No. Dx Data Fokus Problem Etiologi
1. DS : Hipertermi Proses infeksi
Ibu klien mengatakan klien
demam naik turun sejak
4HSMRS hingga sekarang.
Ibu klien mengatakan
kebiasaan anak mulai demam
di sore dan malam hari.
Ibu klien mengatakan, sebelum
di bawa ke RS klien
diperiksakan ke dokter dan
mendapatkan obat penurun
panas tetapi tidak ada
perubahan. Demam anak naik
setelah 4 jam minum obat
penurun panas.
DO :
Terjadi peningkatan suhu
tubuh , S: 38,1˚C
Kulitnya teraba hangat
Kulitnya tampak kemerahan
DS : Ansietas Defisit
Ibu mengatakan khawatir akan pengetahuan
kesehatan anaknya yang sudah
4 HSMRS demam naik turun
hingga sekarang.
Ibu klien mengatakan pada
bulan Februari anak juga baru
saja di rawat di rumah sakit
selama 1 minggu dengan sakit
yang sama yaitu thypoid.
Ibu klien mengatakan masih
belum tahu bagaimana cara
merawat anaknya dirumah agar
tidak terjadi sakit yang sama.
Ibu klien mengatakan masih
belum tahu kenapa anak
dirawat di rumah sakit kembali
dengan keluhan yang sama dan
sakit yang sama padahal kata
dokter sudah dikatakan
sembuh.
Ibu klien mengatakan
perawatan anak dirumah ketika
demam hanya memberikan
obat penurun panas saja
DO :
Ibu klien tampak khawatir,
cemas.
Sering bertanya-tanya kepada
perawat kenapa anak dirawat
kembali dengan sakit yang
sama.
Ibu menanyakan makanan
yang boleh diberikan ke anak
apa saja.
Ibu tampak gelisah .
Ibu tampak bingung ketika
anaknya rewel.
Ibu klien tidak mengerti saat
ditanya oleh perawat mengenai
demam thypoid.
I. Intervensi Keperawatan
Waktu Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi NIC
12 Juli 2017 1 Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan kompres
15.25 wib keperawatan selama 3x24 jam dengan teknik TWS
diharapkan masalah Hipertermi 2. Ukur suhu setiap 2
teratasi dengan kriteria hasil : jam sekali
Saat 3. Kompres klien
Indikator Tujuan
dikaji pada ubun-ubun,
Suhu dalam lipat paha, ketiak,
batas normal 1 5 perut dan leher
(36,5– 37,5oC) 4. Ajarkan kepada
Tidak pusing keluarga kompres
dan tidak ada dengan teknik TWS
3 5
perubahan 5. Monitor TTV dan
warna kulit warna kulit
6. Anjurkan untuk
Keterangan : banyak minum air
1 : Keluhan Ekstrim putih
2 : Keluhan Berat 7. Anjurkan klien
3 : Keluhan Sedang untuk banyak
4 : Keluhan Ringan istirahat
5: Tidak Ada Keluhan 8. Kolaborasi
pemberian obat
antipiretik
9. Anjurkan klien
untuk memakai
pakaian tipis yang
dapat menyerap
keringat
10. Anjurkan untuk
tidak memakai
selimut
12 Juli 2017 2 Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan penkes dan
15.30 wib keperawatan selama 3x24 jam promkes tentang
diharapkan masalah ansietas teratasi demam thypoid
dengan kriteria hasil : 2. Gunakan pendekatan
Saat yang menenangkan
Indikator Tujuan
dikaji 3. Berikan edukasi kepada
J. Implementasi
Hari /
Dx. Implementasi Respon
Tanggal
Rabu 1 Memeriksa suhu tubuh klien S : 38oC
12 Juli Memberikan kompres dengan Klien tidak kooperatif,
2017 teknik TWS klien tampak rewel
15.40 wib
2 Memberikan pendekatan yang Klien tampak tenang
menenangkan dan memberitahu setelah digendong
ibu klien untuk menenangkan ibunya
klien dan menganjurkan banyak
minum
17.15 wib 2 Memotivasi ibu untuk selalu Ibu klien mengerti dan
mendampingi klien mengikuti saran
perawat
SUPRIADI
NIM : A01401981
2017
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
A. Identitas
1. Identitas Klien
Nama : An. P
Tempat Tanggal Lahir : Kebumen, 20 Juli 2004
Umur : 13 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Ialam
Pendidikan : SMP
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Bojong sari, Kebumen
Tanggal Masuk RS : 12 Juli 2017
Tanggal Pengkajian : 12 Juli 2017
No. RM : 351062
Diagnosa Medik : Typhoid
Keterangan:
: Laki laki
: Perempuan
: Pasien
F. Terapi obat
Nama obat Dosis Rute pemberian Waktu
IUFD RL 18 Tpm IV
18.00, 00.00,
Colcancetin 4x1gr IV
06.00, 12.00
Paracetamol 3x500mg Oral Jika Perlu
12.00, 20.00,
Diaform 3x1 Oral
06.00
G. Analisa Data
No. Dx Data Fokus Problem Etiologi
1. DS : Hipertermi Proses infeksi
Ibu klien mengatakan An. P
demam sejak 3 hari sebelum
masuk rumah sakit, demamnya
naik turun sejak 3 hari SMRS
Ibu klien mengatakan An. P
mulai demam disore dan
malam hari
DO :
Kulit An. P tampak kemerahan
dan kulit teraba hangat
Suhu : 37,8oC
DO :
Klien tampak lemas hanya
berbaring di tempat tidur,
tampak pucat dengan mukosa
bibir tampak kering.
DS : Defisit Kurang
Ibu klien mengatakan bingung pengetahuan Informasi
An. P demamnya tidak
kunjung turun, dan bertanya
bagaimana cara penanganan
demam.
Ibu klien mengatakan belum
mengerti penyebab sakit yang
dialami klien
DO :
Ibu klien tampak cemas dengan
kondisi An. P, selalu bertanya
– tanya tentang sakit yang
dialami anak, dan bertanya
tentang bagimana
penatalaksanaan demam
Kamis, 13 Juli 1 S : Ibu klien mengatakan untuk saat ini klien sudah
2017 tidak demam dan demam jika sore hari
14.15 wib O : Suhu 37,4oC, kulit klien teraba hangat tapi tidak
kemerahan, klien tampak istirahat ditempat tidur
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi dengan anjurkan kepada
keluarga untuk kompres air hangat jika klien demam
serta tingkatkan istirahat
.
Tanda dan Gejala typhoid
3. Demam
KOMPLIKASI
Dehiderasi Kejang
Minum obat
Penanganan demam
Pemberian obat penurun panas Berikan minum yang banyak
Disusun Oleh:
SUPRIADI/ A01401981
Terminasi - Menjawab
1. Menanyakan perasaan keluarga klien perasaan klien
setelah diberikan penyuluhan dan
5 Menit setelah diajarkan senam kaki - Menjawab
2. Menanyakan kembali : pertanyaan yang
a. Pengertian Typhoid diajukan
b. Penyebab dari typhoid
c. Tanda dan gejala dari typhoid - Menjawab salam
d. Komplikasi typhoid
e. Penatalaksanaan typhoid
f. Pencegahan typhoid
MATERI
a. Pengertian Typhoid
Typhoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh
bakteri salmonella typhi, dalam masyarakat penyakit ini dikenal dengan nama
tipes atau typhus.
b. Penyebab dari typhoid
Penyebab typhoid adalah kuman salmonella typhi dan salmonella paratyphi A
,B dan C memasuki saluran pencernaan. Penularan salmonella thypi dapat
ditularkan melalui berbagai cara yaitu melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi bakteri salmonell typhi, makanan mentah atau belum dimasak,
kurangnya kebersihan lingkungan, daya tahan tubuh menurun.
c. Tanda dan gejala dari typhoid
Beberapa gejala yang ditemukan pada pasien typhoid yaitu seperti perasaan
tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, nafsu makan menurun.
Gambaran klinis yang biasa ditemukan yaitu :
a. Demam
Demam biasanya berlangsung selama 3 minggu bersifat febris remiten
dan suhu tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama suhu tubuh
berangsur- angsur naik setiap hari biasanya menurun pada pagi hari dan
meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu kedua masih
dalam keadaan demam dan pada minggu ketiga suhu berangsur turun dan
normal kembali pada akhir minggu ketiga.
b. Gangguan pada saluran pencernaan
Pada mulut nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah- pecah, lidah
tampak kotor, perut kembung, hati dan limpa membesar disertai nyeri
pada perabaan, dapat disertai konstipasi atau diare.
c. Gangguan kesadaran
Umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak dalam yaitu apatis
sampai somnolen, jarang terjadi sopor, koma atau gelisah (kecuali
penyakit berat). Pada punggung dapat ditemukan bintik- bintik
kemerahan.
d. Komplikasi typhoid
Beberapa komplikasi yang muncul jika demam pada sakit typhus jiika tidak
segera ditangani dengan baik yaitu :
1. Dehiderasi akibat penguapan air dari metabolisme tubuh yang berlebihan
karena demam
2. Kejang karena loncatan muatan listrik otak
3. Kehilangan kesadaran akibat peningkatan oksigen tambahan dan
kelelahan kerja fungsi jantung untuk memenuhi nutrisi tubuh anak saat
demam
4. Gangguan tumbuh kembang akibat kerusakan otak jika terus menerus
mengalami kejang
5. Menyebabkan kematian apabila suhu sangat tinggi karena otak sudah
tidak bisa mentoleransi
e. Penatalaksanaan typhoid
Penatalaksanaan untuk pasien typhoid yaitu :
1. Klien diistirahatkan sampai demam turun dan keadaan membaik
2. Diet yang sesuai cukup kalori dan tinggi protein, makanan yang halus
3. Antimikroba merupakan obat untuk mengatasi typus seperti
klorampenikol, tiampenikol, kotrimoxazol, amoxilin dan ampicilin. Obat
diberikan sesuai anjuran dari dokter.
Penanganan demam
Demam pada anak harus diatasi dengan cepat secara baik dan benar.
Penanganan demam pada pasien typus yaitu :
Widodo, Joko. (2009). Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.