Anda di halaman 1dari 19

“Keanekaragaman Jamur Endible (bisa

dimakan) dan Jamur Toksik (beracun)”

Kelompok 2
Moh Taufiqur R
Faradina Agiesta Anjali
Komang Sri Nadya K
Richo Febria P
Sinta Deviana
Trie Bintang P
4.7.1
MENYAJIKAN LAPORAN TENTANG INVESTIGASI JAMUR
CIRI – CIRI JAMUR
Umumnya bersel banyak (multiseluler), bersifat eukariotik (memiliki
membran inti sel), tidak memiliki klorofil, sehingga bersifat heterotrof
( tidak mampu membuat makanan sendiri), ada yang bersifat parasit,
ada yang bersifat saprofit, dan ada yang bersimbiosis (mutualisme)
membentuk lichenes.
Dinding sel dari bahan selulose dan ada yang dari bahan kitin. Tubuh
terdiri dari benang – benang halus yang disebut Hifa. Struktur hifa
yang bercabang membentuk suatu anyaman di sebut
dengan Miselium, yang berfungsi menyerap zat – zat organik pada
subtrat / medium. Bagian yang terletak antara kumpulan hifa
dinamakan stolon. Jamur yang bersifat parasit memiliki houstorium,
yaitu hifa khusus yang langsung menyerap makanan pada sel
inangnya.
Reproduksi ada yang secara vegetatif / aseksual dan ada yang secara
generatif / seksual. Secara vegetatif dengan spora, tunas, konidia,
maupun fragmentasi. Secara generatif dengan konjugasi membentuk
zygospora, askospora, dan basidiospora. Memiliki keturunan diploid
yang singkat (berumur pendek). Habitat di tempat lembab,
mengandung zat organik, sedikit asam, dan kurang cahaya matahari.
B. KLASIFIKASI JAMUR
1. Zygomycota
Zygomycota dikenal sebagai jamur zigospora (bentuk spora
berdinding tebal)
a. Ciri-ciri Zygomycota
 Hifa tidak bersekat dan bersifat koenositik (mempunyai
beberapa inti).
 Dinding sel tersusun dari kitin.
 Reproduksi aseksual dan seksual.
 Hifa berfungsi untuk menyerap makanan, yang disebut rhizoid.
Contoh :
 Rhizophus stolonifer, Tumbuh pada roti
 Rhizophus oryzae, Jamur tempe
 Rhizophus nigricans, Menghasilkan asam fumarat
 Mucor mucedo, Saprofit pada kotoran ternak dan makanan
b. Reproduksi Zygomiyota
1. Aseksual
Ujung hifa membentuk gelembung sporangium yang
menghasilkan spora. Bila spora jatuh di tempat yang cocok
akan tumbuh menjadi hifa baru. Tubuh jamur terdiri dari
rhizoid, sporangiofor dengan sporangiumnya, dan stolon.
Sporangium menghasilkan spora baru.
2. Seksual
Dua ujung hifa berbeda, yaitu hifa– dan hifa+ bersentuhan.
Kedua ujung hifa menggelembung membentuk gametangium
yang terdapat banyak inti haploid. Inti haploid gametangium
melebur membentuk zigospora diploid. Zigospora
berkecambah tumbuh menjadi sporangium. Di dalam
sporangium terjadi meiosis dan menghasilkan spora haploid.
Spora haploid keluar, jika jatuh di tempat cocok akan tumbuh
menjadi hifa.

2. Ascomycota
a. Ciri-ciri Ascomycota
1. Hifa bersekat-sekat dan di tiap sel biasanya berinti satu.
2. Bersel satu atau bersel banyak.
3. Ada yang brsifat parasit, saprofit, dan ada yang
bersimbiosis dengan ganggang hijau dan ganggang biru
membentuk lumut kerak.
4. Mempunyai alat pembentuk spora yang disebut askus,
yaitu suatu sel yang berupa gelembung atau tabung tempat
terbentuknya askospora. Askospora merupakan hasil dari
reproduksi generatif.
5. Dinding sel dari zat kitin.
6. Reproduksi seksual dan aseksual.
b. Contoh:
 Sacharomyces cereviceae (ragi/khamir), untuk pembuatan roti
sehingga roti dapat mengembang, dan mengubah glukosa menjadi
alkohol (pada pembuatan tape).
 Penicilium
o Penicillium chrysogenum, untuk pembuatan antibiotik
penisilin.
o Penicillium notatum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
o Penicillium notatum, untuk menambah cita rasa
(pembuatan keju)
o Penicillium camemberti, untuk menambah cita rasa
(pembuatan keju)
 Aspergilus
o Aspergillus wentii, untuk Pembuatan kecap dan Tauco
o Aspergillus niger, untuk Menghilangkan O2 pada sari
buah
o Aspergillus flavus, menghasilkan racun Aflatoksin
yang menyebabkan kanker hati (hepatitis)
 Aspergillus fumigatus, penyebab Penyakit paru-paru pada aves
 Neurospora sitophilla, untuk pembuatan oncom.
 Neurospora crassa, untuk pembuatan oncom dan penelitian
genetika, karena daur hidup seksualnya hanya sebentar.
 Candida albicans, bersifat parasit, menyebabkan penyakit pada
vagina
: Reproduksi Ascomycota
Basidiomycota
Sering dikenal dengan jamur gada karena memiliki organ penghasil
spora berbentuk gada (basidia)
a. Ciri-ciri Basidiomycota
1. Hifanya bersekat, mengandung inti haploid.
2. Mempunyai tubuh buah yang bentuknya seperti payung
yang terdiri dari bagian batang dan tudung. Pada bagian bawah
tudung tampak adanya lembaran-lembaran (bilah) yang
merupakan tempat terbentuknya basidium. Tubuh buah disebut
basidiokarp.
3. Ada yang brsifat parasit, saprofit, dan ada yang
bersimbiosis dengan ganggang hijau dan ganggang biru
membentuk lumut kerak.
4. Reproduksi secara seksual (dengan askospora) dan
aseksual (konidia).
b. Contoh Basidiomycota
 Volvariela volvacea (jamur merang)
 Auricularia polytricha (jamur kuping)
 Pleurotus sp (jamur tiram)
 Polyporus giganteus (jamur papan)
 Amanita phaloides hidup pada kotoran ternak dan menghasilkan
racun yang mematikan
 Puccinia graminis (jamur karat) parasit pada tumbuhan
graminae (jagung)
 Ustilago maydis parasit pada tanaman jagung
 Ganoderma aplanatum (jamur kayu)
 Jamur Shitake
: Reproduksi Basidiomycota
4. Deuteromycota
Sering dikenal sebagai fungi imperfecti (jamur yang tak sebenarnya),
karena belum diketahui perkembangbiakannya secara seksual
a. Ciri-ciri Deuteromycota
 Hifa bersekat, tubuh berukuran mikroskopis
 Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada
sampah
 Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum
diketahui.
 Banyak yang bersifat merusak atau menyebabkan penyakit pada
hewan-hewan ternak, manusia, dan tanaman budidaya
b. Contoh Deuteromycota
 Epidermophyton floocosum, menyebabkan kutu air.
 Epidermophyton, Microsporum, penyebab penyakit kurap.
 Melazasia fur-fur, penyebab panu.
 Altenaria Sp. hidup pada tanaman kentang.
 Fusarium, hidup pada tanaman tomat.
 Trychophyton tonsurans, menimbulkan ketombe di kepala
4.7.2
MENYAJIKAN LAPORAN TENTANG KEANEKARAGAMAN JAMUR
YANG EDIBLE DAN JAMUR YANG TOKSIK

1. Jamur edible
1. Jamur Kancing atau Champignon (Agaricus bisporus)

Jamur kancing (Agaricus bisporus) atau champignon merupakan jamur pangan yang
berbentuk hampir bulat seperti kancing dan berwarna putih bersih, krem, atau coklat
muda.

2. Jamur Tiram (Pleurotus sp.)


Jamur tiram/shimeji dikenal pula dengan nama populer Oyster Mushroom dan nama
ilmiah Pleurotus ostreatus.Tangkai tudungnya menyerupai cangkang tiram dengan bagian
tengah agak cekung dan berwarna putih hingga krem.

3. Jamur Merang (Volvariella volvaceae)

Jamur merang (Volvariella volvacea, sinonim: Volvaria volvacea, Agaricus

volvaceus, Amanita virgata atau Vaginata virgata) atau kulat jeramoe dalam bahasa Aceh
merupakan salah satu spesies jamur pangan yang banyak dibudidayakan di Asia Timur

dan Asia Tenggara yang beriklim tropis atau subtropis. Jamur ini telah lama dibudidayakan

sebagai bahan pangan karena spesies ini termasuk golongan jamur yang paling enak

rasanya dan mempunyai tekstur yang baik.

4. Jamur Shiitake (Lentinus edodes)

Shiitake disebut juga ‘Chinese Black Mushroom’. Jamur jenis ini sudah dikenal sebagai

jamur konsumsi sejak 2000 tahun yang silam di dataran Asia. Produksi jamur Shiitake

secara industri massal pertama kali dilakukan di Jepang pada tahun 1940an. Namun

budidaya secara traditional sudah dimulai sejak 900 tahunan yang silam di Cina.

5. Jamur Kuping

Jamur yang banyak dipakai untuk masakan Tionghoa, terdiri dari jamur kuping putih

(Tremella fuciformis), jamur kuping hitam (Auricularia polytricha) dan jamur kuping merah

(Auricularia auricula-judae). Jamur Kuping merupakan jamur yang pertama kali

dibudidayakan bahkan sebelum jamur Shiitake di Cina. Di Indonesia jamur Kuping sangat

lumrah dikenal di kalangan masyarakat menengah ke bawah setelah jamur merang.


Masyarakat tradisional masih sering mengambil jamur ini dari alam yang biasanya tumbuh

pada batang-batang yang sudah lapuk.

6. Jamur Enokitake (Flammulina velutipes)

Jamur Enokitake hasil budidaya bisa dipanen sepanjang tahun. Tubuh buah Enokitake hasil

budidaya terlihat beda dari Enokitake yang tumbuh di alam bebas. Jamur hasil budidaya

dilindungi dari sinar matahari sehingga berwarna putih, sedangkan jamur di alam bebas

berwarna coklat hampir merah jambu.

7. Jamur Maitake (Grifola frondosa)

Mengeluarkan aroma harum kalau dimasak, dikenal dalam bahasa Inggris sebagai hen of

the woods.
8. Jamur Matsutake (Tricholoma matsutake (S.Ito et Imai) Sing.)

Jamur langka yang belum berhasil dibudidayakan dan diburu di hutan pinus wilayah

beriklim sejuk. Dipanen pada musim gugur dan merupakan jamur berharga sangat mahal

di Jepang.

9. Jamur Truffle (Tuber magnatum, Tuber aestivum, Tuber melanosporum,

dan Tuber brumale)

Jamur langka yang sulit ditemukan, sehingga menemukannya butuh bantuan anjing dan

babi yang memiliki penciuman tajam. Jamur truffle adalah jamur termahal di dunia (artikel

dari The Telegraph) , digunakan dalam jumlah sedikit sebagai penyedap pada masakan

Perancis seperti masakan Foie gras.


10. Jamur Ling zhi (Ganoderma lucidum)

Menurut sejarah Cina, ling zhi ditemukan oleh seorang petani bernama Seng Nong. Ia

dijuluki sebagai petani yang suci (holyfarmer). Seng Nong menyatakan, kriteria unggul

nilai atau manfaat dari sebuah tanaman obat adalah bila dikonsumsi dalam jangka waktu

lama tidak menimbulkan efek samping. Pada zaman Dinasti Shu, sekitar 2400 tahun lalu,

ling zhi hanya dikonsumsi untuk pengobatan para maharaja dan bangsawan di negeri Cina.

Pada masa itu, ling zhi masih langka.


2. jamur toksik
Jamur telah dikenal luas masyarakat sebagai salah satu tanaman yang dapat dikonsumsi maupun
dimanfaatkan sebagai obat, tetapi ada beberapa spesies jamur yang memang tidak layak dikonsumsi
karena racun yang dikandungnya. Tempat hidup jamur sering kita jumpai pada tempat-tempat
yang lembab dan saat musim penghujan. Jamur biasa tumbuh pada kayu-kayu yang telah
lapuk, serasah, jerami, dan bahan organik yang lainnya. Umur hidup jamur tidaklah lama, pada
musim kemarau jamur sulit ditemukan kecuali pada lantai-lantai hutan yang iklim mikronya
masih sangat bagus.
Tidak semua orang mengetahui manfaat jamur karena masih terdapat banyak sekali jenis
jamur yang belum teridentifikasi hingga saat ini. Jamur dapat dimanfaatkan survivor sebagai
bahan makanan guna mengisi kebutuhan tubuhnya, hendaknya jamur yang ditemukan dan
akan dikonsumsi oleh survivor tetap dimasak terlebih dahulu. Menggenai jamur pada lembar ini
tidak akan dibahas lebih mendalam karena tema kita bukan untuk tujuan konservasi.

Pada umumnya jamur beracun memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Mempunyai tudung dengan warna yang menyolok, seperti : merah darah, hitam legam,
biru tua, ataupun warna-warni lainnya;
2. Menghasilkan bau busuk yang menusuk hidung, seperti telur busuk H2S ataupun bau
amoniak;
3. Mempunyai cincin atau cawan, akan tetapi ada juga jamur yang mempunyai cincin
tetapi tidak beracun seperti jamur merang dan jamur kompos;
4. Umumnya tumbuh pada tempat-tempat yang kotor seperti tempat pembuangan
sampah dan kotoran hewan;
5. Apabila jamur beracun tersebut dikerat dengan pisau yang terbuat dari perak maka
pisau tersebut akan berwarna hitam atau biru;
6. Apabila dimasak cepat sekali berubah warna dari warna putih menjadi gelap.
Macamnya :
1. Amanita
Tempat habitatnya: tumbuh liar di hutan, tegalan dan pekarangan, ditemukan di antara
jatuhan daun atau pada tanah humus. Biasanya, racun yang terkandung
pada amanita digunakan untuk meracuni ujung tombak atau senjata tajam lainnya
1. Amanita Spisa, ciri-ciri: tubuh buah seperti payung, dengan tudung
berwarna coklat tua dengan bintik-bintik putih, tidak memiliki cincin, tidak
memiliki cawan

2. Amanita muscaria, ciri-ciri: tubuh buah seperti payung, dengan tudung


berwarna merah dengan bintik-bintik putih, tak ber cincin, tidak memiliki
cawan.

3. Amanita Umbrina, ciri-ciri: tubuh buah menggulung, dengan tudung


berwarna coklat muda sampai kuning, batang tidak jelas.
2. Boletus
Tempat habitatnya : tumbuh liar di hutan di antara jatuhan daun atau tanah
berhumus, di pinggir kebun dan pekarangan rumah.
Ciri-ciri : Tubuh buah menyerupai payung, tudung tebal dan bulat, batang
berwarna (kecoklat-coklatan, kehitam-hitaman), tudung berwarna (coklat
tua, kuning, atau coklat kekuning-kuningan), tidak bersisik, tidak bercincin
dan tidak memiki cawan.
3. Coprinus
Tempat habitatnya: tumbuh liar di tempat penggilingan padi dan di bawah pohon pisang.

Ciri-ciri: :Apabila masih muda tudung berwarna putih atau putih kekuning-kuningan, putih
kebiru-biruan atau putih gelap, keseluruhan bagian tubuh maupun batang memiliki sisik,
tidak bercincin, tidak bercawan, apabila sudah tua tudungnya cepat hancur dan
mengeluarkan cairan yang berwarna biru atau violet.

4. Cortinarius
Tempat habitatnya: tumbuh liar, banyak ditemukan di tumpukan daun dan tanah
yang berhumus

Ciri-ciri:tubuh buah berbentuk payung dengan batang berwarna (putih kekuning-


kuningan, putih kebiru-biruan atau putih gelap), tudung berwarna (putih
kecoklatan, violet, biru atau kuning), tidak memiliki cincin, tidak memiliki bercak.
5. Lactarius
Tempat habitatnya: tumbuh liar di hutan, kebun dan di pekarangan rumah.
Ciri-cri : tubuh buah berbentuk payung terbuka ke atas, berbatang tebal, berwarna (coklat
muda,kekuning-kuningan, coklat putih serta biru muda dengan bintik hitam atau garis-
garis memanjang), tudung berwarna seperti batang, kadang-kadang disertai garis
melingkar di atasnya, tidak memiliki cawan, tidak bercincin, tidak berbercak dan tidak
bersisik.

6. Lepiota
Tempat habitatnya: tumbuh liar dimana-mana.
Ciri-Ciri: warna tudung kecoklat-coklatan, memiliki cincin, bersisik dengan warna
cokelat tua pada keseluruhan tubuhnya, bentuk
seperti Amanita tetapi lepiota mempunyai sifat racun yang sangat tinggi.
7. Morchella
Tempat habitatnya:- tumbuh liar pada timbunan daun atau menempel pada batang
yang telah lapuk.
Ciri-ciri : tudung berbentuk payung tertutup, dengan tudung berwarna kuning tua, tidak
memiliki cincin, batang putih kekuning-kuningan tanpa sisik yang jelas dan tidak
memiliki cawan.
8. Pholiota
Tempat habitatnya: tumbuh liar diantara timbunan daun yang berjatuhan atau
menempel pada kayu yang telah lapuk.
Ciri-ciri: tudung buah mempunyai bentuk seperti payung dengan warna batang putih,
kekuning-kuningan atau kuning dan ada kalanya kecoklat-coklatan dengan warna
tudung sama seperti warna batang, tidak memiliki cincin, memiliki sisik pasa batangnya
dan tidak memiliki cawan, biasanya hidup berkelompok.

9. PhallusTempat habitatnya: tumbuh liar pada tanah yang berhumus, lembab atau
terlindung dari cahaya matahari
Ciri-ciri : tudung tertutup dengan warna sisik kuning atau hijau, batang putih kotor dan
bersisik, mempunyai cawan, tidak bercincin, serta menyerupai bentuk alat kelamin pria.
10. Psalliota
Tempat habitatnya: tumbuh liar ditanah yang banyak mengandung humus
Ciri-ciri: batang panjang berwarna (putih atau coklat muda), batang dan tudung
bersisik kasar, tudung berwarna kuning kecoklatan atau kuning kehitaman, tidak
memiliki cincin maupun cawan.

11. RussulaTempat habitatnya : tumbuh liar pada timbunan daun terutama di kawasan
hutan.
Ciri-ciri : batang berwarna (putih, kebiru-biruan, hijau, kuning, ungu), tudung berwarna
(biasanya tidak berbeda dengan warna batang), tidak memiliki sisik, tidak bercincin dan
tidak bercawan.
12. Polyporus
Tempat habitatnya : tumbuh liar, menempel pada batang kayu yang mati atau
lapuk sedikit ditemukan pada permukaan tanah.
Polyporus Ciri-ciri : tudung melebar berwarna (coklat, kuning, kehijauan ataupun
merah), batang tidak jelas, tudung melebar kesamping, tudung tidak bersisisk.

13. Polyporus brumalis Ciri-ciri : tudung melebar berwarna (coklat, kuning, kehijauan
ataupun merah), batang tidak jelas, tudung melebar kesamping, tudung bersisik
lembut.
.

Anda mungkin juga menyukai