a. Jaringan meristem
Pada jaringan ini terjadi pembentukan sel-sel baru (aktif membelah).
Jaringan meristem terdapat pada titik tumbuh, misalnya pada ujung akar, ujung
batang, maupun kambium. Jaringan yang terdapat di ujung akar dan ujung
batang disebut meristem ujung (apical meristem), yang terdapat di antara xilem
dan floem disebut kambium pembuluh dan yang menggantikan fungsi epidermis
sebagai jaringan protektif disebut jaringan gabus, disebut juga periderm seperti
Gambar 8.3 .berikut.
b. Jaringan epidermis
Jaringan epidermis merupakan lapisan terluar dari organ tumbuhan,
umumnya terdiri dari selapis sel hidup dan tersusun rapat, berbentuk pipih,
kubus, prisma, atau berlekuk- lekuk (Gambar 8.4). Jaringan ini berfungsi
melindungi jaringan yang terletak di dalamnya dari kerusakan fisik atau infeksi
patogen. Pada organ yang mengalami pertumbuhan sekunder fungsi
perlindungan digantikan oleh jaringan gabus, yang terbentuk kemudian. Pada
daun atau
batang beberapa tumbuhan, sel-sel epidermisnya menghasilkan senyawa lilin
yang disebut kutikula (apa fungsi kutikula?).
c. Jaringan parenkim
Jaringan parenkim merupakan jaringan dasar, terdiri atas sel-sel hidup,
mempunyai dinding yang tipis (Gambar 8.6), umumnya berbentuk poligonal.
Pada daun dijumpai sel parenkim yang
mengandung kloroplas yang disebut klorenkima, berperan penting dalam proses
fotosintesis. Dijumpai pula sel-sel parenkim tanpa kloroplas pada umbi, buah,
biji, yang berfungsi sebagai tempat cadangan makanan. Sel parenkim memiliki
vakuola besar, dapat mengandung pati, minyak, kristal, serta beragam hasil
sekresi sel lainnya. Sel parenkim dewasa dapat membelah dan berdiferensiasi
menjadi tipe sel lainnya. Kemampuan sel parenkim memperbanyak
diri sangat penting untuk memperbaiki jaringan yang rusak, misalnya pada saat
tumbuhan terluka.
d. Jaringan penyokong/penguat
Jaringan penyokong berfungsi agar dapat mengokohkan berdirinya tubuh
tumbuhan. Jaringan ini terbagi dua tipe, yaitu kolenkim (sel hidup, penebalan
dinding selulosa pada sudut-sudut sel, pektin), berperan mengokohkan batang
muda yang belum berkayu, dan sklerenkim (sel mati, dinding tebal dan
mengeras, lignin). Ada dua tipe sklerenkim yaitu sklereid (sel batu, bentuk bulat,
pada tempurung kelapa) dan serat (bentuk panjang dan kedua ujung meruncing,
terdapat pada permukaan batang kelapa).
* Jaringan kolenkim
Seperti halnya jaringan parenkim, sel-sel kolenkim tersusun dari sel-sel
hidup, tetapi dinding sel mengalami penebalan yang tidak merata sehingga dapat
menghasilkan berbagai tipe kolenkim, seperti kolenkim sudut dan kolenkim
bidang. Fungsinya sebagai jaringan penunjang organ-organ muda (Gambar 8.7).
* Jaringan sklerenkim
Berbeda dengan kolenkim, jaringan sklerenkim tersusun dari selsel yang
berdinding tebal dan protoplasmanya mati atau tidak aktif, mengandung lignin
(zat kayu). Adanya lignin menyebabkan dinding sel menjadi kaku dan keras.
Jaringan sklerenkim yang dewasa terdapat di daerah yang pertumbuhan
memanjangnya sudah berhenti. Terdapat dua tipe jaringan sklerenkim yakni
serat dengan sel-sel panjang dan ramping dengan ujung meruncing serta
sklereid dengan sel-sel pendek agak membulat (Gambar 8.8). Beberapa spesies
tumbuhan mempunyai serat bernilai ekonomi tinggi, misalnya serat manila
sebagai bahan dasar tali. Sel sklereid berdinding tebal dan sangat keras,
dijumpai sebagai penyusun kulit kacang dan kulit biji (dapatkah kalian mencari
contoh serat dan sklereid lainnya?).
e. Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut, jaringan pertama adalah xilem (pembuluh kayu: sel
mati, dinding berlignin), tersusun atas trakea, trakeid, serat, dan parenkim xilem,
berfungsi mengangkut air dan garam mineral dari akar ke daun. Jaringan kedua
ialah floem (pembuluh tapis dengan sel
pengiring = companion cell), berfungsi sebagai pengangkut hasil asimilasi dari
daun ke seluruh organ tubuh yang lain. Floem tersusun atas: pembuluh tapis, sel
tapis, serat floem, parenkim floem serta sel pengiring.
Jaringan xilem
Xilem merupakan jaringan kompleks yang berfungsi sebagai jaringan
pengangkut air dan garam mineral dari akar ke daun. Sel-sel jaringan tersebut
panjang-panjang menyerupai serat. Berdasarkan sifat hubungan sel-selnya,
dikenal dua macam xilem, yaitu trakea dan trakeid (Gambar 8.9). Dikatakan
trakea, jika dinding batas di antara sel-sel penyusunnya telah hilang dan yang
lain. terdapat lempeng perforasi. Dikatakan trakeid, jika batas di antara sel – sel
penyusunnya tampak berlubang – lubang yang disebut noktah (pit). Pada
umumnya, dinding – dinding samping juga bernoktah.
Jaringan floem
Jaringan floem termasuk jaringan kompleks dan berfungsi sebagai
jaringan pengangkut. Berbeda dengan xilem, zat yang diangkut umumnya
senyawa organik hasil fotosintesis yang
terjadi di daun. Floem terdiri dari pembuluh tapis, sel tapis, parenkim, serat dan
sel pengirim (Gambar 8.10). Komponen pembuluh tersusun dari sel-sel panjang
yang ujung-ujungnya menyatu sehingga membentuk pembuluh. Dinding batas
kedua sel berlubang-lubang seperti tapisan, melalui lubang-lubang tersebut
protoplasma kedua sel dapat berhubungan secara
langsung. Komponen pembuluh tapis (floem) merupakan sel-sel yang hidup.
Suatu keistimewaan dari bagian tersebut adalah bahwa nukleusnya hilang
setelah sel dewasa sehingga sel-sel komponen pembuluh tapis berhubungan
dengan satu atau beberapa sel pengiring, di antara keduanya dihubungkan oleh
sejumlah plasmodesmata. Sel pengiring sangat erat hubungannya dengan
pembuluh tapis, apabila pembuluh tapis mati, maka sel pengiring akan mati
(kenapa demikian?), keduanya terbentuk dari sel induk yang sama.
Matriks
Matriks adalah zat yang dihasilkan sel-sel penyusun jaringan ikat dan
tersebar di antara sel-sel tersebut (ekstraseluler). Zat penyusun matriks berupa
bahan dasar dan serat-serat. Bahan dasar ini merupakan bahan yang homogen
dan semicair yang mengandung serat protein, proteoglikan (gabungan protein
dan karbohidrat), serta garam-garam mineral.
Serat-serat penyusun jaringan ikat sangat kuat dan member bentuk
jaringan, serta berfungsi untuk menopang jaringan ikat. Seratnya dapat berupa
1) serat kolagen yang berwarna putih, kuat, kelenturan rendah, namun daya
regangnya tinggi, terdapat pada tendon, tulang dan kulit; 2) serat elastin yang
berwarna kuning dan sangat lentur, terdapat pada pembuluh darah dan ligamen;
3) serat retikuler seperti serat kolagen dengan kelenturan rendah, tipis
bercabang-cabang, terdapat pada limpa dan hati.
ii. Jaringan ikat padat : adalah jaringan ikat yang didominasi oleh serat kolagen.
Sel dan cairan ekstraselnya sedikit. Misalnya tendon (penghubung dan pengikat
otot dengan tulang), ligamen (penghubung dan pengikat tulang dengan tulang).
iii. Jaringan lemak : adalah jaringan ikat yang tersusun dari sel-sel yang khusus
untuk menyimpan lemak sebagai sumber energi saat dibutuhkan. Sel-sel ini tidak
menghasilkan matriks atau serat. Jaringan lemak juga berfungsi untuk bantalan
peredam benturan, sebagai
pengatur kehilangan panas sehingga temperatur tubuh dapat terjaga.
iv. Jaringan tulang : adalah jaringan yang berfungsi sebagai penunjang dan
pelindung tubuh. Jaringan ini dibedakan atas jaringan tulang rawan (kartilago)
dan jaringan tulang sejati (osteon).
b. Jaringan tulang sejati (osteon) adalah jaringan ikat yang tersusun atas sel-sel
tulang (osteosit) yang berkembang dari bakal sel tulang (osteoblas). Osteosit
terletak di dalam lakuna. Antara satu osteosit dengan osteosit lainnya di dalam
lacuna terhubungkan oleh saluran halus yang disebut kanalikuli. Lakuna dan
osteositnya tersusun secara konsentris (melingkar) disebut lamela. Di tengah
lamela terdapat saluran sentral mikroskopis disebut Saluran Havers (Gambar
9.4) yang mengandung pembuluh darah (vena, arteri, kapiler), saraf, dan
pembuluh getah bening (limfe). Antara saluran Havers saling terhubungkan oleh
Saluran Volkman.
Tulang merupakan jaringan yang sangat keras yang matriksnya tersusun
dari : serat kolagen, senyawa organik (protein), dan senyawa anorganik, seperti:
Ca3(PO4)2 = 85%, CaCO3 = 10%, CaCl2, MgCl2, MgSO4, dan FeSO4.
Tulang dewasa adalah tulang rawan yang telah mengalami mineralisasi, yaitu
proses engubahan bahan organik tulang menjadi bahan anorganik tulang.
Mineral utama penyusun tulang adalah kalsium dan fosfor.
Bila tulang rusak, jaringan lama akan diserap oleh sel tulang berinti banyak
(osteoklas) dan digantikan oleh sel tulang baru yang dihasilkan oleh osteoblas.
Peristiwa penyerapan kembali (resorpsi) bagian tulang yang rusak dan
pembentukan sel tulang baru disebut osifikasi.
Lapisan tulang paling luar disebut periostium (berfungsi untuk memperbaiki
keretakan/kerusakan tulang).
v. Jaringan darah : adalah jaringan yang zat dasarnya atau matriksnya berupa
cairan yang disebut plasma darah. Tidak seperti jaringan ikat lainnya, matriks ini
tidak dihasilkan oleh sel-sel darah penyusun jaringan darah.
Sel darah pada mamalia terdiri dari eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah
putih) dan trombosit (keping darah, dan serabut protein (fibrinogen) (Gambar
9.5).
Darah memiliki banyak fungsi dan sangat penting bagi tubuh. Beberapa
fungsi utamanya adalah
1. mengangkut berbagai jenis sel darah ke seluruh tubuh
2. mengangkut O2 dari paru-paru dan nutrisi (sarisari makanan) dari sistem
pencernaan untuk di edarkan ke seluruh tubuh
3. mengangkut limbah (CO2 dan urea) dari berbagai jaringan tubuh ke organ
pembuangan
(paru-paru dan ginjal)
4. trombosit dan fibrinogen berperan penting dalam pembekuan darah
5. plasma darah membantu pengaturan suhu tubuh
6. sel darah putih dan antibodi menjadi dari bagian sistem pertahanan dan
kekebalan tubuh
Otot jantung dan otot lurik menampakkan adanya pita-pita gelap bersalang-
seling dengan pita terang (lurik) ketika diamati di bawah mikroskop (Gambar
9.7). Ini dapat terjadi karena filament
filamen aktin dan miosin tersusun secara beraturan sehingga terlihat lurik.
Sedangkan pada otot polos, susunan kedua filament itu tidak beraturan.
Otot jantung tersusun dari sel-sel otot membentuk seperti anyaman bercabang-
cabang. Sel otot jantung memiliki inti di tengah, mampu bereaksi cepat terhadap
rangsang dan tidak berada di bawah kendali kesadaran kita. Otot jantung hanya
ditemukan di organ jantung. Memiliki serabut otot ang lebih tebal dari otot polos.
Keistemewaan otot ini adalah mampu berkontraksi
secara ritmis dan terus-menerus dalam waktu yang lama tanpa mengenal lelah.
Otot kerangka (otot lurik) adalah otot-otot yang melekat pada kerangka tubuh.
Sel-sel yang menyusun otot ini berbentuk silinder panjang, memiliki lebih dari
satu intu dan terletak di tepi sel. Otot ini bereaksi cepat terhadap rangsang,
namun tidak dapat berkontraksi dalam waktu yang lama. Perbedaan ketiga jenis
otot dapat dibaca pada tabel 9.1.
9.1.4. Jaringan saraf
Jaringan saraf adalah jaringan yang sangat rumit )kompleks). Namun pada
dasarnya jaringan ini terdiri dari dua jenis sel saja, yaitu neuron (sel saraf) dan
neuroglia (penyokong neuron). Neuron adalah sel yang berfungsi sebagai
pembawa dan pengirim pesan/rangsang/sinyal (impuls saraf) dan merupakan
unit utama dari sistem saraf. Sedangkan neuroglia, adalah sel yang tidak ikut
berperan dalam transmisi impuls, tetapi menunjang kerja neuron. Neuroglia itu
seperti ’jaringan ikat’ untuk sistem saraf.
Neuron terdiri dari beberapa bagian, yaitu dendrit, badan sel, dan neurit (akson).
Dendrit adalah penjuluran bercabang-cabang dari badan sel yang berfungsi
untuk menerima sinyal untuk diteruskan ke badan sel saraf. Badan sel adalah
bagian utama neuron yang mengandung inti. Badan sel saraf dapat terletak di
sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang), dapat pula di luar sistem
saraf pusat. Pada kasus pertama, disebut inti, sedangkan kumpulan badan sel di
luar sistem saraf pusat disebut ganglion (simpul saraf). Akson adalah penjuluran
memanjang dari badan sel yang berfungsi untuk meneruskan sinyal-sinyal dari
badan sel ke neuron yang lain atau ke efektor. Fungsinya seperti kabel telepon.
Pertemuan antara ujung-ujung akson suatu neuron dengan neuron lain atau
dengan efektor disebut sinapsis. Pada sinapsis, ada celah yang memisahkan
dua neuron. Sinyal yang sampai di ujung akson akan diteruskan dengan bantuan
neurotransmiter. Ia adalah suatu senyawa yang dihasilkan oleh ujung akson.
Salah satunya bernama asetilkolin, zat penghantar untuk saraf sadar. Senyawa
ini penting dalam memori, belajar dan berfikir. Contoh lainnya adalah
epinefrin, sebagai penghantar saraf tidak sadar. Senyawa ini berkaitan dengan
stres, denyut jantung dan tekanan darah.