TAHUN 2020
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... II
2
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kegiatan peningkatan mutu pelayanan RS.Natar Medika Direktur perlu ada
suatu program yang terencana dan berkesinambungan sebagai pedoman bagi meningkatkan
pelayanan RS Natar Medika dalam mengevaluasi dan membuat rencana tindak lanjut
sehingga tercapai peningkatan mutu pelayanan yang diharapkan.
3
BAB II
LATAR BELAKANG
Kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi yang didapat atau timbul pada waktu
pasien dirawat di rumah sakit. Bagi pasien di rumah sakit hal ini merupakan persoalan serius
yang dapat menjadi penyebab langsung atau tidak dapat langsung kematian pasien. Beberapa
kejadian infeksi rumah sakit mungkin tidak menyebabkan kematian pasien akan tetapi dapat
menjadi penyebab penting pasien dirawat lebih lama dirumah sakit. Penyebabnya oleh kuman
yang berada di lingkungan rumah sakit atau oleh kuman yang sudah dibawa oleh pasien
sendiri, yaitu kuman endogen. Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa kejadian infeksi
rumah sakit adalah infeksi yang secara potensial dapat dicegah.
Salah satu hal yang perlu disadari bersama bahwa kualitas pencegahan dan
pengendalian infeksi di rumah sakit yang masih sangat rendah, berdampak pada rendahnya
mutu pelayanan rumah sakit maupun bertambahnya beban yang harus ditanggung oleh
penderita. Suatu kejadian infeksi rumah sakit pada pasien akan mengakibatkan hal-hal seperti
memperberat penyakit dan sangat mungkin menyebabkan terjadinya kematian ataupun
kecacatan, perpanjangan waktu perawatan yang juga berdampak pada perpanjangan waktu
tunggu bagi pasien lainnya, serta peningkatan biaya pengobatan yang ditanggung oleh pasien
maupun rumah sakit.
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit semakin hari semakin penting
untuk dapat dilaksanakan oleh semua petugas yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan. Perlu
disadari bahwa rendahnya kualitas dan kuantitas pengendalian infeksi di rumah sakit
memerlukan dukungan berbagai pihak khususnya para klinisi serta komitmen pimpinan
rumah sakit untuk secara terus menerus menggerakkan semua pihak yang terlibat dalam
pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk melaksanakan pencegahan dan pengendalian
infeksi. Untuk itu, rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dituntut untuk
mampu memberikan pelayanan yang bermutu, akuntabel, transparan terhadap masyarakat
khususnya terhadap jaminan keselamatan pasien (patient safety).
Memperhatikan kompleksnya permasalahan tetapi di satu sisi banyaknya manfaat
yang dihasilkan apabila kita melaksanakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit dengan baik, maka kegiatan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit ini seharusnya dapat dilaksanakan dalam suatu struktur organisasi yang kuat dan rapi,
yang mampu menyusun dan menjabarkan program secara komprehensif, rinci dan jelas,
4
sehingga dapat dilaksanakan oleh semua petugas rumah sakit secara benar dan bertanggung
jawab. Dibutuhkan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pembinaan sebagai upaya
menekan kejadian infeksi di RS.Natar Medika.
Sehubungan dengan besarnya masalah dan akibat infeksi rumah sakit seperti
dikemukakan di atas, maka perlu disusun suatu program Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di RS.Natar Medika, dengan baik dan terarah sehingga rumah sakit dapat
meningkatkan mutu, cakupan dan efesiensi pelayanannya kepada masyarakat.
BAB III
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan keselamatan pasien, petugas dan keluarga/pengunjung melalui setiap
aktivitas yang berpotensi atau berisiko penyebaran infeksi diantara pasien oleh
petugas kesehatan, fasilitas dan lingkungan rumah sakit untuk mencapai kondisi
lingkungan rumah sakit yang memenuhi persayaratan dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi serta membantu proses pengobatan dan penyembuhan penderita
sehingga rumah sakit dapat meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan.
2. Tujuan Khusus
a. Mencegah dan mengendalikan kejadian infeksi rumah sakit (IRS/Incident Rate
HAIs) di RS.Natar Medika, melalui kegiatan surveilans, investigasi outbreak/KLB,
audit kepatuhan PPI dan edukasi tentang PPI.
b. Memaksimalkan penerapan kebijakan, pedoman, panduan dan atau SOP tentang
PPI melaui kegiatan monitoring di semua unit pelayanan.
c. Mengembangkan fasilitas pendukung pelaksanaan/penerapan PPI di unit-unit
pelayanan.
d. Meningkatkan kualitas/kompetensi petugas Tim PPI RS.Natar Medika.
5
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang harus
dilakukan sehingga tercapainya program PPI. Adapun kegiatan pokok dan rincian kegiatan
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
A. Menurunkan dan mengendalikan angka insiden infeksi rumah sakit (IRS/incident
rate HAIs) khususnya insiden infeksi pneumonia karena pemakaian
ventilator/Ventilator Associeted Pneumonia (VAP) serta mengendalikan angka
insiden infeksi lainnya seperti infeksi daerah operasi (IDO), infeksi pneumonia
akibat tirah baring (HAP), infeksi aliran darah perifer (IADP) dan infeksi saluran
kemih (ISK).
Kegiatan yang dilaksanakan meliputi:
1. Surveilance data Infeksi Rumah Sakit
2. Investigasi Outbreak/wabah/Kejadian Luar Biasa (KLB)
3. Melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
4. Membuat Pengkajian Resiko Infeksi Rumah Sakit
5. Monitoring Pelaksanaan Sterilisasi di Rumah Sakit
6. Monitoring pelaksanaan manajemen Loundry dan Linen Rumah Sakit
7. Monitoring pelaksanaan manajemen peralatan kadaluarsa, single-use yang menjadi re-
use.
8. Monitoring pembuangan sampah sampah infeksius, cairan tubuh, dan darah.
9. Monitoring pembuangan benda tajam dan jarum
10. Pelayanan makanan
11. Monitoring pembongkaran, pembangunan, dan renovasi
12. Monitoring pelaksanaan isolasi pasien
13. Monitoring hand hygiene pada pasien, pengunjung dan staf/petugas.
14. Monitoring penggunaan alat pelindung diri.
15. Pemberian vaksin terhadap karyawan yang berisiko tinggi.
6
B. Memaksimalkan penerapan kebijakan, pedoman dan atau SOP tentang PPI di
semua unit pelayanan dengan kegiatan:
1. Monitoring pengendalian lingkungan rumah sakit.
2. Monitoring pola pelayanan farmasi khususnya tentang kepatuhan HH sebelum dan
sesudah peracikan obat dan kadaluarsa obat.
3. Monitoring di Ruangan Intensif
4. Monitoring di kamar operasi
5. Monitoring penatalaksanaan kebersihan/dekontaminasi ambulan
7
BAB V
CARA PELAKSANAAN KEGIATAN
Metode surveilans yang digunakan oleh Komite PPI RS.Natar Medika adalah:
a. Surveilans IADP, menggunakan metode surveilans target (targeted surveillance)
yang terfokus pada pasien di ruang rawat intensif (ICU dan PICU).
IADP adalah ditemukannya organisme dari hasil kultur darah semi
kuantitaif/kuantitatif disertai tanda klinis yang jelas serta tidak ada hubungannya
dengan infeksi di tempat lain dan atau dokter yang merawat telah menyatakan
infeksi.
IADP yaitu infeksi akibat pemakaian/pemasangan kateter intra vaskuler
setelah 48 jam pemakaian alat. Alat yang digunakan pasien adalah alat yang
dipasang di RS.Natar Medika, dalam hal ini yang bisa dipantau oleh Komite PPI
adalah alat kateter vena sentral (CVC).
2. Investigasi outbreak/wabah/KLB
Surveilans atau investigasi outbreak/KLB dilaksanakan terhadap temuan
adanya kasus infeksi yang muncul dan pemunculan ulang (emerging atau reemerging)
serta kuman multi resisten lain yang dipantau melalui pemantauan hasil laboratorium
mikrobiologi seperti ESBL (Extended Spectrum Beta Lactamase), MDRO (Multi
Drug Resistant Organism), MRSA (Meticllin Resistant Staphylococcus aureus), VRE
(Vancomycin Resistant Enterococcus).
Suatu kejadian disebut outbreak/KLB adalah meningkatnya suatu kejadian,
kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok
pasien dalam kurun waktu tertentu. Kriteria yang digunakan adalah:
a. Timbulnya penyakit/infeksi dan atau kuman yang sebelumnya tidak ada.
b. Adanya peningkatan kejadian dua kali atau lebih dibandingkan jumlah yang terjadi
pada kurun waktu yang sama pada periode/tahun sebelumnya.
10
Karakteristik pasien Rumah Sakit
Dana Rumah Sakit
c. Pelaporan pajanan dan insiden kecelakaan kerja (tertusuk jarum)
d. Pengobatan dan atau Konseling
11
Kegiatan monitoring dilakukan minimal 1 kali tiap bulan dan hasil monitoring
dilaporkan tiap bulan. (Blanko monitoring terlampir)
12
digunakan. Kegiatan monitoring dilakukan minimal 1 kali tiap bulan dan hasil
monitoring dilaporkan tiap bulan.
22. Membuat rekomendasi untuk usulan pengadaan sarana pendukung penerapan PPI di
unit pelayanan seperti pengadaan APD, sarana kebersihan tangan (wastafel, sabun,
larutan desinfektan/antiseptik, tisu, handrub ).
23. Rekomendasi PPI dalam pengadaan sarana pendukung PPI akan dibuat dalam
Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang disusun oleh Komite PPI untuk diajukan
15
kepada Direktur Utama yang selanjutnya akan dimasukkan ke dalam RAB rumah
sakit.
24. Melakukan koordinasi dengan bagian Umum dan Keuangan terkait pengadaan
sarana pendukung penerapan PPI
RAB PPI akan ditindaklanjuti Komite PPI ke bagian Umum dan Keuangan.
26. Membuat pelatihan berkesinambungan (in house training) tentang PPI bagi
seluruh petugas rumah sakit (medis dan non medis).
Program in house training PPI akan berkoordinasi dengan Bagian Diklat yang
dilaksanakan rutin dan berkesinambungan. Setiap petugas yang sudah mengikuti
kegiatan in house training akan mendapatkan sertifikat sebagai bukti keikutsertaannya
dan masa berlaku sertifikat adalah satu tahun. Komite PPI juga melakukan in house
training ke Insatalasi-Instalasi yang bertujuan semua staf yang ada di setiap Instalasi
dapat terpapar program in house training PPI.
16
BAB VI
SASARAN
17
penyakit menular, immunocompromissed, maupun tentang upaya lain yang
berhubungan dengan PPI.
2. Investigasi outbreak/KLB
Sasaran surveilans kuman multiresisten aalah menurunnya angka insiden seperti
ESBL (Extended Spectrum Beta Lactamase), MDRO (Multi Drug Resistent
Organism), MRSA (Methicyllin Resistant Staphylococcus aureus), yaitu pada pasien
yang sudah dinyatakan infeksi dan atau dicurigai infeksi yang sedang dirawat di
semua ruang perawatan, dengan pemeriksaan kultur mikrobiologi. Sasaran
pencapaiannya adalah tidak ditemukan kuman multiresisten (0%) dalam 6 bulan.
3. Audit Kepatuhan
a. Sasaran audit kepatuhan melakukan kebersihan tangan adalah semua petugas baik
medis dan non medis seperti dokter, perawat, petugas radiologi, petugas
laboratorium, petugas fisioterapi, petugas kebersihan , yang terlibat langsung
dalam pelayanan pasien meliputi di unit rawat jalan, kamar operasi dan rawat
18
inap. Sasaran pencapaian kepatuhan kebersihan tangan adalah >80% dalam jangka
waktu 1 bulan.
b. Sasaran audit kepatuhan penggunaan APD petugas di unit perawatan khususnya
di ruangan cohort, intensif dan kamar operasi dilakukan bersamaan dengan
kunjungan ruangan. Sasaran pencapaiannya adalah 100% dalam 1 bulan.
c. Audit kelengkapan PPI juga dilakukan setiap hari/setiap minggu/setiap waktu
tertentu bersamaan dengan kunjungan lapangan ke unit-unit pelayanan/perawatan
untuk melihat apakah sarana dan prasarana pendukung di semua unit tersedia,
tidak lengkap atau salah/tidak digunakan. Sasaran pencapaiannya adalah >80%
dalam waktu 3 bulan.
4. Edukasi
Sasaran yang ingin dicapai Komite PPI dalam pelaksanaan program edukasi
dibagi dalam kategori yaitu staf baru dan staf lama (medis dan non medis), pasien,
keluarga pasien/pengunjung serta petugas/pekerja non petugas RS.Natar Medika yang
tidak melayani pasien langsung tetapi berada di lingkungan RS.Natar Medika seperti
petugas parkir dan petugas kantin/kafetaria.
a. Staf Baru :
Staf baru tidak dibedakan perawat, dokter atau staf lain diberikan edukasi PPI saat
mereka memulai bekerja atau mulai menjadi karyawan di RS.Natar Medika.
Kegiatan ini bekerja sama dengan Bagian Diklat dan SDM. Sasaran pencapaian
adalah semua staf baru yang akan bekerja di RS.Natar Medika sudah teredukasi
PPI (100%).
b. Staf Lama :
Dalam kaitan peningkatan pemahaman pengendalian infeksi akan dilakukan
inventarisasi staf medis dan non medis yang telah menjalani edukasi sebelumnya,
sehingga dapat diketahui siapa yang belum menjalani kegiatan edukasi.
Peningkatan pengetahuan untuk seluruh staf dalam bentuk in house training PPI
sehingga mempunyai persepsi dan pemahaman yang sama untuk pengendalian
infeksi. Staf yang telah teredukasi sebelumnya, harus meng-update sertifikat
pelatihannya. Sasaran pencapaian adalah >80% staf sudah teredukasi PPI dalam
waktu 1 tahun.
Khusus untuk staf di ruang perawatan isolasi, secara berkesinambungan diberikan
edukasi PPI dengan lebih memberikan perhatian khusus pada materi penggunaan
19
APD, penempatan pasien infeksius/immunocompromissed, dan implementasi
perawatan pasien infeksius/ immunocompromissed. Diharapkan semua staf yang
bertugas di ruang isolasi (100%) dapat teredukasi PPI yang spesifik tentang
kewaspadaan berbasis transmisi.
c. Pasien
Edukasi kepada pasien diberikan secara langsung dan melalui leaflet oleh IPCLN,
petugas ruangan atau IPCN saat kunjungan langsung ke unit pelayanan perawatan
tentang kebersihan tangan, pencegahan penyebaran penyakit infeksi di rumah
sakit, dan pengelolaan penyakit infeksi di rumah sakit. Sasaran pencapaian
edukasi kepada pasien adalah lebih dari 80% pasien yang sedang dirawat dapat
teredukasi oleh PPI.
d. Pengunjung
Edukasi dengan pengunjung/keluarga pasien dilakukan oleh IPCN dan IPCLN.
Kegiatan dilakukan di poliklinik/unit rawat jalan dan ruang perawatan, meliputi
kebersihan tangan, pencegahan penyebaran penyakit infeksi di rumah sakit,
kebersihan lingkungan, pengenalan penyakit seperti penyakit menular, DM,
penyakit Jantung, dll. Sasaran pencapaiannya adalah >80% pengunjung dapat
teredukasi.
e. Kantin
Edukasi pada karyawan kantin yang berada di lingkungan RS.Natar Medika
diberikan di kelas oleh IPCN atau langsung saat kunjungan ke kantin yang
melayani pasien, pengunjung/keluarga pasien dan petugas rumah sakit. Sasaran
pencapaian edukasi pegawai kantin adalah >80% sudah teredukasi oleh PPI.
f. Petugas lainnya ( Security,parkir,dll)
Sasaran pencapainnya adalah >80% parkir dan security teredukasi PPI.
3. Area Pengunjung
a. Monitoring pelaksanaan PPI di kantin/kafetaria rumah sakit
Sasaran yang dicapai adalah di kantin/kafetaria meliputi karyawan kantin, bahan
makanan mentah, makanan jadi, alat-alat dan lingkungan kantin.
b. Monitoring penerapan PPI di area pengunjung
Sasaran yang ingin dicapai adalah seluruh pengunjung yang datang ke RS.
22
Sasaran yang dicapai adalah >80% petugas di RS Natar Medika dapat mengikuti
kegiatan in house training dan kegiatan dapat terlaksana minimal 1 kali dalam
setahun.
4. Mengikuti seminar/simposium/work shop tentang PPI baik nasional maupun
internasional.
Sasaran yang dicapai adalah 30% dari semua petugas Komite PPI (2 orang) dapat
mengikuti seminar/simposium/work shop dalam 1 tahun.
23
BAB VII
SKEDUL (JADWAL) PELAKSANAAN KEGIATAN
No Kegiatan Bulan Ket
Sasaran Jan Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nov Des
1 Surveilans data IRS Tidak adanya √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Target < 1,5 %
kejadian infeksi untuk IDO
nosokomial Target 10‰ untuk
IADP,
ISK,PLEBITIS,VAP
2 Audit kepatuhan kebersihan Kepatuhan seluruh √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ mencapai 85%
tangan karyawan RS.natar
Medika
3 Audit kepatuhan penggunaan Kepatuhan seluruh √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ mencapai 90%
APD karyawan RS.natar
Medika
4 Edukasi petugas baru Setiap ada √ √ Agar petugas/
petugas/karyawan karyawan baru
baru harus diberi bekerja
edukasi tentang PPI sesuaidengan prinsip
Pencegah dan
Pengendali Infeksi
5 Edukasi cuci tangan dan Edukasi pasien & √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Edukasi dilakukan
etika batuk pengunjung/ petugas 1x dalam 1 bulan
parkir/ security/
6 Monitoring pengendalian ling Seluruh lingkungan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Monitoring
RS Rumah Sakit yaitu, dilakukan 1x dalam
semua lingkungan di 1 bulan
unit-unit
pelayanan/perawatan
dan lingkungan
disekitar Rumah
Sakit
7 Monitoring CSSD Unit CSSD yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Monitoring
24
meliputi petugas, dilakukan 1x dalam
alat-alat sterilisasi, 1 bulan
mesin sterilisasi dan
lingkungan CSSD
8 Monitoring Laundry Meliputi petugas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Monitoring
laundry, kebersihan dilakukan 2x dalam
linen, alat/mesin dan 1 bulan
kebersihan laundry
9 Monitoring Gizi Petugas, peralatan di √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Monitoring
dapur, kebersihan dilakukan 1x dalam
ruangan 1 bulan
10 Monitoring peralatan single Peralatan diruangan Monitoring
use yg direuse cssd, daftar alat yang dilakukan 1x dalam
di re-use 1 bulan
12 Monitoring sampah infeksius Monitoring √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Monitoring
dan cairan tubuh pembuangan limbah dilakukan 1x dalam
darah di ruangan 1 bulan
perawtan dan
laboratorium
13 Monitoring pembuangan Ruangan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Monitoring
darah dan komponen darah laboratorium, dilakukan 1x dalam
meliputi petugas dan 1 bulan
lingkungan
14 Monitoring pembuangan Monitoring √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Monitoring
benda tajam pembuangan benda dilakukan 1x dalam
tajam diruangan 1 bulan
rawat inap, rawat
jalan, laborat
16 Monitoring penggunaan Ruang cohort/isolasi √ √ √ √ Melakukan
Ruang isolasi yang digunakan harus monitoring ruang
sesuai standar cohort, dan
melakukan
pembenahan ruang
cohort agar sesuai
25
standar
17 Monitoring Kesehatan Tercapainya √ Harus diberikan
karyawan pemeriksaan berkala vaksinasi untuk
untuk karyawan yang petugas yang
berisiko tinggi berisiko tinggi
18 Monitoring pelaksanaan Bila ada renovasi Melakukan
renovasi/rekontruksi bangunan harus monitoring renovasi
bangunan berdasrakan dengan bangunan dan
prinsip pencegah dan membuat ICRA
pengendalian infeksi Renovasi
19 Monitoring penatalaksanaan Ambulan selalu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Monitoring
kebersihan/dekontaminasi bersih dan harus pembersihan
ambulan bebas dari bakteri, ambulan di lakukakn
terutama setelah 1x dalam 1 minggu
digunakan untuk
pasien menular
20 Rapat Komite PPI Seluruh anggota √ √ √ √ √ √ Rapt komite harus
Komite PPI dan terintegrasi dengan
terintegrasi dengan PMKP dan
PMKP dilakukan rapat
setiap 3bln sekali
pada bulan ke 4
21 Peninjauan, perbaikan dan Agar seluruh Sesuai kebutuhan
pengembangan karyawan medis/non bila perlu perbaikan
kebijakan/SOP medis mendapat SOP
penyegaran dan
selalu bekerja sesuai
SOP
22 Usulan pelatihan lanjutan PPI IPCLN Sesuai kebutuhan
23 Usulan pelatihan Dasar PPI IPCLN √ Sesuai kebutuhan
24 In house training PPI Seluruh karyawan √ √ √ Dilakukan
penyegaran 1x
dalam 3bulan
26
BAB IX
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
27
BAB X
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
A. Pencatatan
1. Setiap hari IPCN mencatat data infeksi rumah sakit di unit-unit pelayanan
(surveilans) dengan formulir harian dari Komite PPI, mendokumentasikan hasil
audit kepatuhan kebersihan tangan, kebersihan lingkungan,kepatuhan APD.
Kebersihan tangan dan melakukan monitoring surveilans.
2. Data yang terkumpul akan dibuatkan analisa, interprestasi data dan evaluasi
dengan anggota Tim PPI dan Komite PPI.
B. Pelaporan
1. Setiap 1 (satu) bulan sekali data dikumpulkan dan dibuatkan laporan oleh IPCN
untuk didiskusikan dengan Komite PPI dan selanjutnya laporan dikirim ke
Direktur RS.Natar Medika ditembuskan ke Wadir Medis dan PMKP.
2. Data kepatuhan kebersihan tangan dikumpulkan selama periode 1 bulan, dianalisa
dan didiskusika oleh Komite PPI, selanjutnya dibuatkan laporan yang dikirim ke
Direktur RS.Natar Medika ditembuskan ke Wadir Medis dan PMKP.
3. Setiap 1 (satu) tahun semua pelaksanaan program Komite PPI dibuatkan Laporan
Tahunan yang akan dikirim kepada Direktur RS.Natar Medika.
C. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
a. Semua kegiatan program berjalan sesuai jadwal.
b. Formulir terisi sesuai surveilans dan audit PPI.
2. Evaluasi Hasil
a. Hasil kegiatan program PPI tiap bulan akan dilakukan feed back oleh Direksi
dalam hal ini Wadir Medis dan PMKP untuk dilakukan tindak lanjut oleh
Komite PPI.
b. Hasil kegiatan pelaksanaan program PPI dalam satu tahun akan dilakukan
feedback oleh Direktur RS.Natar Medika.
28
BAB XI
PENUTUP
Program Komite PPI di RS Natar Medika yang disusun untuk tahun 2020- 2021
meliputi kegiatan rutin yang sudah berjalan untuk pengendalian infeksi dan kegiatan yang
baru diterapkan atau bersifat pengembangan untuk peningkatan mutu pelayanan yang
berkaitan dengan pencegahan dan pengendalian infeksi.
Program Komite PPI tahun 2020- 2021 ini berisi tentang rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan yang disusun secara rinci yang dipergunakan untuk mencapai tujuan Komite
PPI RS.Natar Medika. Rencana kegiatan tersebut meliputi:
1. Menurunkan angka insiden infeksi rumah sakit (IRS/incident rate HAIs) meliputi:
a. Surveilans data IRS.
b. Investigasi outbreak/kejadian luar biasa (KLB).
c. Audit yang meliputi audit kepatuhan kebersihan tangan dan audit pemakaian alat
pelindung diri (APD) di semua unit perawatan.
d. Edukasi PPI bagi masyarakat rumah sakit (petugas, peserta didik, pasien,
pengunjung/keluarga pasien dan petugas fasilitas pendukung seperti kantin/kafetaria,
security ataupun petugas parkir.
2. Mengembangkan fasilitas pendukung pelaksanaan/penerapan PPI di unit-unit pelayanan.
3. Meningkatkan kualitas/kompetensi Komite PPI melalui pelatihan lanjutan bagi tenaga
IPCN, pelatihan dasar PPI bagi tenaga IPCLN, in house training tentang PPI, mengikuti
seminar/simposium/work shop tentang PPI baik nasional maupun internasional.
29