PENDAHULUAN
Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan
predikat (P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap
dengan makna intonasi final kalimat dalam bahasa tulis adalah berupa tanda baca
titik, tanda tanya, atau tanda seru. Penetapan struktur minimal S dan P dalam hal
ini menunjukkan bahwa kalimat bukanlah semata-mata gabungan atau rangkaian
kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk lengkap dengan makna menunjukkan
sebuah kalimat harus mengandun pokok pikiran yang lengkap sebagai
pengungkap maksud penuturannya hal ini menunjukkan bahwa penguasaan
bahasa sebagai sarana berpikir dan berkomunikasi banyak ditentukan oleh
penguasaan kaidah kalimat yang didukung oleh kosakata yang memadai.
Penyusunan kalimat, akan berawal dari pemahaman mengenai makna kata sebagai
penyusun kalimat tersebut, yang selanjutnya akan membentuk sebuah frasa,
klausa, dan pada akhirnya terbentuklah sebuah kalimat untuk berkomunikasi.
Sehingga pentinglah pemahaman mengenai sintaksis sebagai sebuah cabang
linguistik atau ilmu bahasa untuk diketahui para penutur bahasa Indonesia agar
komunikasi menjadi efektif dan efisien.
BAB II
PEMBAHASAN
Contoh :
Hasan mahasiswa pandai.
Anak itu belum makan.
Yang tidak ikut upacara akan ditindak.
Berjalan kaki menyehatkan badan.
Kata atau beberapa kata yang dicetak miring pada kalimat di atas adalah
subjek. Subjek pada kalimat (1) adalah nomina, pada kalimat (2) berbentuk
frasa nominal, pada kalimat (3) klausa, dan pada kalimat (4) berkategori
verba.
Jika unsur subjek lebih panjang dari unsur predikatnya, subjek sering juga
diletakkan di akhir kalimat, seperti pada contoh berikut ini.
Manusia yang mampu tinggal dalam kesendirian tidak banyak.
Tidak banyak manusia yang mampu tinggal dalam kesendirian.
Subjek yang berupa orang kedua atau orang pertama jamak pada kalimat
imperatif (perintah) sering dihilangkan seperti pada kalimat berikut:
Tolong (kamu) bersihkan papan tulis ini.
Mari (kita) makan.
Subjek pada kalimat aktif transitif akan menjadi pelengkap bila kalimat itu
dipasifkan seperti tampak pada contoh berikut:
Anak itu menghabiskan kue saya. (subjek)
Kue saya dihabiskan (oleh) anak itu. (Pel.)
2) Predikat
Predikat adalah bagian kalimat yang memberi tahu, melakukan (tindakan) apa
atau keadaan bagaimana subjek, sesuatu yang dinyatakan oleh P dapat pula
mengenai sifat, situasi, status, ciri atau jati diri S.
Dalam kalimat biasa (bukan inversi), predikat terletak sesudah subjek.
Predikat kalimat dapat menduduki hampir semua kategori, termasuk bentuk
frasanya. Namun demikian, dalam kalimat biasa, predikat kebanyakan berupa
verba atau frasa verbal dan adjektiva atau frasa adjektival.
Contoh :
Ayah tidur di kamar.
Ayah sedang tidur di kamar.
Orang itu cantik.
Orang itu sangat cantik.
Ayahku guru bahasa Indonesia.
3) Objek dan Pelengkap
Objek dan pelengkap dalam kalimat berada sesudah predikat yang berkategori
verba. Objek dan pelengkap biasanya berkategori nomina. Perhatikan kalimat
berikut:
1. Pak tani menanam
2. Pak tani bertanam jagung.
Untuk menentukan apakah nomina jagung yang berada di belakang predikat
kalimat a dan b termasuk objek atau pelengkap, dapat dilakukan dengan cara
memastikan mungkin tidaknya nomina tersebut diletakkan di depan kalimat
sebagai subjek jika kalimat tersebut diubah menjadi kalimat pasif. Ternyata,
hanya kata jagung pada kalimat a yang dapat diletakkan di awal kalimat
sehingga berfungsi sebagai subjek setelah kalimat tersebut diubah menjadi
kalimat pasif seperti pada kalimat berikut ini.
Jagung ditanam pak tani.
Hal seperti ini tidak terjadi pada kalimat b. Dengan demikian,
kata jagung pada kalimat a adalah objek, sedang pada kalimat b adalah
pelengkap.
Contoh lain:
Ibu akan membelikan adik sepatu baru.
Nomina di belakang predikat pada kalimat tersebut ada dua buah,
yaitu adik dan sepatu baru. Mana di antara kedua nomina tersebut yang
tergolong objek? Untuk menentukan mana yang termasuk objek dan mana
yang termasuk pelengkap, kita kembali menggunakan kaidah di atas. Mana di
antara dua nomina tersebut yang dapat dijadikan sebagai subjek jika kalimat
tersebut diubah menjadi kalimat pasif, maka nomina itulah yang berfungsi
sebagai objek. Jika nomina tersebut tidak dapat dijadikan sebagai subjek pada
kalimat pasif berarti tergolong sebagai pelengkap. Perhatikan kalimat pasif
yang nomina sesudah predikatnya diubah menjadi subjek pada kalimat pasif
berikut:
1. Adik akan dibelikan sepatu baru oleh ibu.
2. Sepatu baru akan dibelikan adik oleh ibu.
Kalimat pasif a) adalah kalimat yang diterima, sedang kalimat pasif b)
adalah kalimat yang tidak berterima. Dengan kata lain, nomina adik pada
kalimat a) dapat dijadikan sebagai subjek pada kalimat pasif, sedang
nomina sepatu baru pada kalimat b) tidak dapat dijadikan sebagai subjek pada
kalimat pasif. Dengan fenomena ini, maka nomina adik pada kalimat b)
berfungsi sebagai objek, sedang nomina sepatu baru berfungsi sebagai
pelengkap.
5) Keterangan
Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang
bagian kalimat yang lainnya. Keterangan atau adverbial adalah verba,
adjektiva, atau nomina yang menerangkan predikat. Dari segi maknanya,
keterangan atau adverbial terbagi menjadi sembilan, yaitu keterangan waktu,
tempat dan arah, tujuan, cara, penyerta, alat, similatif, penyebaban, dan
kesalingan. Perhatikan kata yang dicetak miring pada kalimat berikut ini
adalah keterangan atau adverbial.
Dia mengerjakan soal itu sampai pukul 22. (waktu)
Dia mengerjakan soal itu sampai nomor 100. (tempat)
Dia bersedia menjadi saksi demi penegakan hukum. (tujuan)
Dengan lantang wakil karyawan itu membacakan tuntutannya.
(cara)
Dia merumuskan konsep itu dengan para asistennya. (penyerta)
Kami berangkat dengan bus. (alat)
Tekadnya untuk merantau teguh laksana gunung karang. (similatif)
Gaji terasa kurang terus karena inflasi tak
terkendalikan. (penyebaban)
Kedua delegasi itu akan merundingkan pemulihan hubungan
diplomatik satu samalain. (kesalingan)
1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas klausa, kalimat yang terdiri
atas satu unsur dan satu unsur P sebagai konstituennya. Hal itu berarti
banhawa konstituen untuk setiap unsur kalimat, seperti subjek dan predikat
merupakan satu kesatuan.dalamkalimat tunggal,tentu saja terdapat semua
unsur manasuka, seperti keterangan tempat, waktu, dan alat.dengan demikian,
kalimat tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek, tetapi dapat pula
dalam wujud yang panjang, seperti terlihat pada contoh berikut.
2. Kalimat Majemuk
7. Kalimat Minor
Kalimat minor adalah kalimat yang hanya mengandung satu unsur inti kalimat
yaitu unsur subjek atau predikat saja, atau malahan tidak terdiri atas klausa.
Artinya kalimat minor jenis yang terakhir itu tidak bisa ditentukan strukturnya,
seperti kalimat salam,motto, slogan, judul, dll.
Contoh: Diam!, Sudah siap?, Pergi!, Yang baru!
Kalimat-kalimat di atas mengandung satu unsur inti atau unsur pusat.
Contoh: Amir mengambil.
Arif ada.
Kiki pergi
Ibu berangkat-ayah menunggu.
8. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat berisikan gagasan pembicara atau penulis secara
singka, jelas, dan tepat.
Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau mempunyai
sifat-sifat yang terdapat pada kalimat efektif.
Sebab-Sebab Ketidakefektifan Kalimat
1) Kontaminasi = merancukan 2 struktur benar 1 struktur salah
contoh:
- diperlebar, dilebarkan diperlebarkan (salah)
- sangat baik, baik sekali sangat baik sekali (salah)
- Di sekolah diadakan pentas seni. Sekolah mengadakan pentas seni Sekolah
mengadakan pentas seni (salah)
Kalimat berpredikat nominal adalah kalimat yang predikatnya kata benda atau
frasa benda. Dalam bahasa Indonesia,ada jenis kalimat yang predikatnya terdiri
atas nomina (termasuk pronomina) atau frasa nomina dengan demikian, kedua
nomina atau frasa nominal yang di sejajarkan dapat membentuk kalimat asalkan
syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi.syarat untuk kedua unsur itu
penting karena jika tidak dipenuhi,nomina tadi tidak akan membentuk
kalimat.perhatikan contoh berikut
Untaian kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan
berupa kalimat cetakan bandung itu merupakan pewatas bukan
predikat.Sebaliknya, urutan pada nomor (2) membentuk kalimat karena penanda
batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal dengan cetakan
bandung sebagai predikat.
Kalimat berpredikat verbal adalah kalimat yang predikatnya verbal atau (kata
kerja). Bahwa ada bermacam-macam verba yang tiap-tiap verba memengaruhi
jenis kalimat yang menggunakannya. Kita mengenal adanya verba taktransitif, dan
transitif. Verba transitif dibagi lagi menjadi ekatransitif atau monotransitif dan
dwitransitif. Akan tetapi, kalimat yang berpredikat verba hanya dibagi menjadi
tiga macam (Alwi, et.al, 1998), yaitu
1. Kalimat taktransitif,
Kalimat taktransitif adalah kalimat yang tidak berobjek dan tidak
berpelengkap.
Kalimat yang tidak berobjek dan tidak berpelengkap hanya memiliki dua
unsur fungsi wajib, yakni subjek dan predikat. Pada umumnya urutan
katanya adalah subjek predikat. Kategori kata yang dapat mengisi fungsi
predikat terbatas pada verba taktransitif. Seperti halnya kalimat tunggal
lain, kalimat tunggal yang tidak berobjek dan tidak berpelengkap juga
dapat diiringi oleh unsur tidak wajib, seperti keterangan
tempat,waktu,cara, dan alat. Berikut ini adalah beberapa contoh kalimat
verbal yang tidak berobjek dan tidak berpelengkap dengan unsur tidak
wajib diletakkan dalam tanda kurang.
Contoh :
1. a. Bu camat sedang berbelanja.
b. Mahasiswa itu sedang berdiskusi.
c. Pengajarnya belum dating.
d. Rombongan Menteri mendarat (ditanah yang tidak datar).
e. Dia berjalan (dengan tongkat).
f. Anak-anak (biasanya) berenang (hari minggu pagi).
g. padinya menguning.
3. Kalimat dwitransitif
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tata kalimat adalah kaidah penyusunan kata sehingga menjadi kalimat yang baik
dan benar dan mempunyai arti sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan
kebenaran dengan ciri-ciri terdapat subjek, predikat, objek dan keterangan.
Tata kalimat memiliki berbagai bentuk, seperti frase merupakan gabungan dari
dua kata atau lebih yang tidak terikat oleh sujek dan predikat. Klausa merupakan
gabungan dua kata atau lebih yang terikat oleh subjek dan predikat. Kalimat
merupakan gabungan dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan makna
minimal terdiri dari subjek dan predikat dan diakhiri oleh tanda baca.
Terdapat pula jenis kalimat, yaitu kalimat tunggal, kalimat majemuk, kalimat inti,
kalimat luas, kalimat transformasi, kalimat mayor, kalimat minor, kalimat efektif
dan kalimat tidak efektif.
3.2 Saran
Setelah membaca jurnal ini saya harap dapat lebih dikembangkan lagi, dalam segi
penulisan masih kurangnya keterangan tentang “Tata Kalimat”, dalam penyusunan
makalah dan lain-lain. Kami menyadari bahwa masih banyaknya kekurangan
dalam jurnal yang kami buat.