Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENANGANAN KEJANG DEMAM

DI RUANG CILINAYA RSU MANGUSADA BADUNG

Oleh :

KELOMPOK 7 RSU MANGUSADA BADUNG

1. KADEK SUMIYANTI DIANTARI (17C10091)


2. LUH PUTU CAHYANI KURNIA PARAMITHA (17C10029)
3. ANAK AGUNG YOGA MAHENDRA PUTRA (17C10162)
4. NI KADEK NADILA AYU PERTIWI (17C10099)
5. NI NYOMAN AYU INTAN PRATIWI (17C10163)
6. NI PUTU MAS PRATIWI ANDAYANI (17C10037)
7. KADEK DETA ANDRI RIADY (17C10171)
8. NI KOMANG LASTIAMI DEWI (17C10107)
9. BAGUS WITA DHARMA SUTA A. (17C10047)
10. NI KADEK YULI YANTHI (17C10108)
11. NI PUTU REGINA PRAMESTIA PUTRI (17C10051)
12. NI WAYAN ARINDANI (16C11730)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Memahami penyakit kejang demam pada anak

Sub Pokok Bahasan : Penanganan kejang demam

Penyuluhan : Informasi kesehatan tentang Kejang Demam

Sasaran : Keluarga dan anak

Hari/tanggal : Sabtu, 04 Januari 2020

Waktu : 11.00 WITA - Selesai

Tempat : Ruangan Cilinaya RSUD Mangusada

I. LATAR BELAKANG
Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering dijumpai pada
anak, terutama pada golongan anak pada umur 6 bulan sampai 4 tahun. Hampir 3% dari
yang berumur dibawah 5 tahun pernah menderita kejang demam. Pada percobaan binatang,
suhu yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya bangkitan kejang.
Kejang demam menurut Putri & Baidul (2009) adalah kejang yang terjadi pada saat
bayi atau anak mengalami demam tanpa infeksi sistem saraf pusat. Tidak ada nilai ambang
batas suhu yang dapat menimbulkan terjadinya kejang demam. Selama anak mengalami
kejang demam, ia dapat kehilangan kesadaran disertai gerakan lengan dan kaki atau justru
disertai dengan kekakuan tubuhnya
II. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan keluarga khususnya orang tua mampu
mengetahui bagaimana penanganan kejang demam pada Anak.
III. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti penyuluhan selama 15 – 20 menit diharapkan keluarga dapat :
1. Menyebutkan Penyakit Kejang Demam
2. Menybutkan Penyebab Kejang Demam
3. Menyebutkan Tanda dan Gejala Kejang Demam
4. Menyebutkan Tindakan Bila Anak Terjadi Kejang Demam
5. Menyebutkan Cara Pencegahan Kejang Demam
IV. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi/Tanya jawab
V. MEDIA
1. Leaflet
2. Bookleat

VI. ISI MATERI


1. Pengertian Kejang Demam
2. Penyebab Kejang Demam
3. Tanda dan Gejala Kejang Demam
4. Tindakan Bila Anak Terjadi Kejang Demam
5. Pencegahan Kejang Demam

VII.PROSES PELAKSANAAN
No. Kegiatan Respon Pasien/Keluarga Waktuu
1. Pendahuluan 3 menit
a. Meberi salam a. Menjawa salam
b. Menyampaikan Pokok b. Menyimak
Bahasan
c. Menyampaikan Tujuan
2. Isi penyampaian materi tentang : 10 menit
a. Definisi kejang demam Memperhatikan
b. Penyeban kejang demam
c. Tanda dan gejala kejang
demam
d. Tindakan bila anak
mengalami kejang
demam
e. Pencegahan kejang
demam
3. Penutup 7 menit
a. Diskusi a. Aktif bertanya
b. Kesimpulan b. Memperhatikan
c. Evaluasi c. Menjawab pertanyaan
d. Meberikan salam penutup d. Menjawab salam

VIII. SETINGAN TEMPAT

Keterangan :

1. = Penyuluh
2. = Peserta
3.

IX. EVALUASI
A. Struktur
1. Media yang digunakan dalam acara penyuluhan semua lengkap
2. Materi disiapkan dala bentuk makalah dan dibuat dalam leaflat dan bookleat serta
ada peragaan tentang cara cuci tangan ang benar.
B. Proses penyuluhan
1. Penyuluhan kesehatan tentang Kejang Demam berjala dengan baik, keluarga dapat
memahami penyuluhan yang diberikan.
2. Di dalam proses penyuluhan diharpkakn terjadi interaksi
C. Hasil penyuluhan
1. Peserta dapat memahami dari apa yang disamaikan dan mampu menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh penyuluhan.
X. DAFTAR PUSTAKA
Zain Muhammad, . SAP Kejang Demam. https://id.scribd.com/doc/.154974259/SAP-
Kejang-Demam-Stevie (diakses pada tanggal 31 Desember 2019)
Ananda D, 2017. Perbaikan SAP Kejang Demam.
https://www.academia.edu/32364433/perbaikan_SAP_KEJANG_DEMAM.dpcx
MATERI PENYULUHAN

A. Definisi Kejang Demam


Kejang demam atau febrile convusion ialah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38’c) yang disebabkan oleh proses
ekstrakranium.(Ngastiyah, 1997: 229)
Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering dijumpai pada
anak, terutama pada golongan anak pada umur 6 bulan sampai 4 tahun. Hampir 3% dari
yang berumur dibawah 5 tahun pernah menderita kejang demam. Pada percobaan
binatang, suhu yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya bangkitan kejang.
Kejang demam menurut Putri & Baidul (2009) adalah kejang yang terjadi pada
saat bayi atau anak mengalami demam tanpa infeksi sistem saraf pusat. Tidak ada nilai
ambang batas suhu yang dapat menimbulkan terjadinya kejang demam. Selama anak
mengalami kejang demam, ia dapat kehilangan kesadaran disertai gerakan lengan dan
kaki atau justru disertai dengan kekakuan tubuhnya.
Jadi kejang demam merupakan akibat dari pembebasan istrik yang tidak
terkontrol dari sel saraf korteks serebral yang ditandai dengan serangan tiba-tiba, terjadi
gangguan kesadaran ringan, aktifitas motorik atau gangguan fenomena sensori. (Doenges,
2000).

B. Penyebab Kejang Demam


Penyebab dari Kejang Demam dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu :
a) Obat – obatan
Racun, alkhohol, obat yang diminum terlalu berlebihan.
b) Ketidakseimbangan kimiawi
Hiperkalemia, hipoglikemia dan asidosis.
c) Demam
Paling sering terjadi pada anak balita.
d) Patologis otak
Akibat dari cidera kepala, trauma, infeksi, peningkatan TIK.
e) Eklampsia
Hipertensi prenatal, toksemia gravidarum.
f) Idiopatik
Penyebab tidak diketahui.

C. Klasifikasi Kejang Demam


1. Kejang Parsial
a. Kejang Persial Sederhana
Kesadaran tidak terganggu, dapat mencakup satu atau lebih hal berikut ini :
1) Tanda-tanda motorik kedutaan pada wajah, tangan atau salah satu sisi tubuh
umumnya gerakan setiap kejang sama.
2) Tanda atau gejala otomik, muntah, berkeringat, muka merah, dilatasi pupil.
3) Somotosenoris atau sensori khusus, mendengar musik, merasa seakan jatuh dari
udara.
4) Gejala psikis, rasa takut
b. Kejang Parsial Kompleks
1) Terdapat gangguan kesadaran, walaupun pada awalnya sebagai kejang parsial
kompleks.
2) Dapat mencakup otomatisme atau gerakan otomatik, mengecap-ngecap bibir,
mengunyah, gerakan mencongkel yang berulang-ulang pada tangan dan gerakan
tangan lainnya.
3) Tatapan terpaku.
( Natsiyah : 2004 )
2. Kejang Umum.
a. Kejang Tonik
Kejang ini biasanya terdapat pada bayi baru lahir dengan berat badan rendah
dengan masa kehamilan kurang dari 34 minggu dan bayi dengan komplikasi
prenatal berat. Bentuk klinis kejang ini yaitu berupa pergerakan tonik satu
ekstremitas atau pergerakan tonik umum dengan ekstensi lengan dan tungkai yang
menyerupai deserebrasi atau ekstensi tungkai dan fleksi lengan bawah dengan
bentuk dekortikasi. Bentuk kejang tonik yang menyerupai deserebrasi harus di
bedakan dengan sikap epistotonus yang disebabkan oleh rangsang meningkat
karena infeksi selaput otak atau kernikteru.
b. Kejang Klonik
Kejang Klonik dapat berbentuk fokal, unilateral, bilateral dengan pemulaan fokal
dan multifokal yang berpindah-pindah. Bentuk klinis kejang klonik fokal
berlangsung 1 – 3 detik, terlokalisasi dengan baik, tidak disertai gangguan
kesadaran dan biasanya tidak diikuti oleh fase tonik. Bentuk kejang ini dapat
disebabkan oleh kontusio cerebri akibat trauma fokal pada bayi besar dan cukup
bulan atau oleh ensepalopati metabolik.
c. Kejang Mioklonik
Gambaran klinis yang terlihat adalah gerakan ekstensi dan fleksi lengan atau
keempat anggota gerak yang berulang dan terjadinya cepat. Kejang ini merupakan
pertanda kerusakan susunan saraf pusat yang luas dan hebat. Gambaran EEG pada
kejang mioklonik pada bayi tidak spesifik.

D. Manifestasi Klinis/ Tanda Geala Kejang Demam


Serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu demam,
berlangsung singkat dengan sifat bangkitan dapat berbentuk tonik-klonik, klonik, fokal,
atau akinetik. Umumnya kejang berhenti sendiri. Setelah kejang berhenti, anak tidak
memberi reaksi apapun sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit anak terbangun
dan sadar kembali tanpa defisit neurologis. Kejang dapat diikuti oleh hemiparesis
sementara (Hemiparesis Todd) yang berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari.
Kejang unilateral yang lama diikuti oleh hemiparesis yang menetap. Bangkitan kejang
yang berlangsung lama sering terjadi pada kejang demam yang pertama.
Durasi kejang bervariasi, dapat berlangsung beberapa menit sampai lebih dari 30
menit, tergantung pada jenis kejang demam tersebut. Sedangkan frekuensinya dapat
kurang dari 4 kali dalam 1 tahun sampai lebih dari 2 kali sehari. Pada kejang demam
kompleks, frekuensi dapat sampai lebih dari 4 kali sehari dan kejangnya berlangsung
lebih dari 30 menit. Gejalanya berupa:
1. Demam (terutama demam tinggi atau kenaikan suhu tubuh yang tejradi secara tiba-
tiba)
2. Pingsan yang berlangsung selama 30 detik-5 menit (hampir selalu terjadi pada
anak-anak yang mengalami kejang demam)
3. Postur tonik (kontraksi dan kekakuan otot menyeluruh yang biasanya berlangsung
selama 10-20 detik)
4. Gerakan klonik (kontraksi dan relaksasi otot yang kuat dan berirama, biasanya
berlangsung selama 1-2 menit)
5. Lidah atau pipinya tergigit
6. Gigi atau rahangnya terkatup rapat
7. Inkontinensia (mengompol)
8. Gangguan pernafasan
9. Apneu (henti nafas)
10. Kulitnya kebiruan
Setelah mengalami kejang, biasanya:

1. Akan kembali sadar dalam waktu beberapa menit atau tertidur selama 1 jam atau
lebih
2. Terjadi amnesia (tidak ingat apa yang telah terjadi)-sakit kepala
3. Mengantuk
4. Linglung (sementara dan sifatnya ringan
E. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada anak dengan Demam Kejang, yaitu :
1. Kejang berulang
2. Epilepsi
3. Hemiparese
4. Gangguan mental dan belajar

F. Upaya Penanganan Kejang Demam Anak


1. Pada saat anak demam, ukur dengan termometer, bila suhu tubuh anak diatas 37,5 C ,
segera beri obat penurun panas yang mengandung parasetamol.
2. Kompres dengan lap hangat ( jangan air dingin atau alkohol ).
3. Pindahkan benda – benda keras atau tajam yang berada dekat anak untuk mencegah
cedera bila anak sedang kejang.
4. Bila kejang disertai muntah, miringkan tubuh anak untuk menghindari tertelannya
cairan muntahnya sendiri yang bisa mengganggu pernafasan.
5. Bila kejang terjadi, dapat diberikan obat diazepam rectal yang dimasukkan ke dubur.
6. Jangan memberi minuman ataupun makanan segera setelah berhenti kejang, tunggu
beberapa saat setelah anak benar – benar sadar untuk menghindari anak tersedak.
7. Segera bawa anak ke dokter atau klinik untuk mendapat pertolongan lebih lanjut.
Jangan terpaku hanya pada lamanya kejang dan usahakan untuk mencari dokter atau
klinik yang terdekat dengan rumah untuk menghindari resiko yang lebih berbahaya
akibat terlambat mendapat pertolongan pertama.

G. Pertolongan pertama pada kejang demam


Sikap saat menghadapi anak yang terserang kejangdemamialah :
1. Tidak panik
2. Lindungi anak dari kemungkinan kecelakaan dengan meletakkan anakpada dasar
yang lembut
3. Tempatkan badan dan kepala anak dalam posisi miring
4. Jangan menekan/menahan gerakan kejang yang sedang terjadi
5. Jangan memasukkan jari atau alat-alat ke mulut anak
6. Jangan memberi obat ke mulut anak
7. Jangan membasahi badan anak dengan air dingin
8. Catat lamanya kejang, kalau lebih dari 5 menit segera antar ke Rumah Sakit
9. Setelah kejang demam berakhir, perlu konsultasi ke dokter untuk mencari pemicu
damam dankejang serta mendapat saran dan obat untuk pencegahan kejang demam di
masa yang akan datang.

H. Mencegah Terjadinya Kejang Demam


Karena pemicu kejang demam ialah demam tinggi yang timbul mendadak, maka bila
anak menderia demam , usahakan segera menurunkan demam dengan :
1. Kompres kepala dan seka badan dengan air
2. Jangan memakai baju tebal
3. Jangan membalut tubuh dengan selimut tebal
4. Beri obat penurun demam misalnya Parasetamol atau Ibuprofen secara teratur sesuai
saran dokter
5. Minum atau beri obat dubur pencegah kejang misalnya diazepam sesuai saran dokter
I. Kesimpulan
Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering dijumpai pada
anak, terutama pada golongan anak pada umur 6 bulan sampai 4 tahun. Hampir 3% dari
yang berumur dibawah 5 tahun pernah menderita kejang demam. Pada percobaan
binatang, suhu yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya bangkitan kejang.
Serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu demam,
berlangsung singkat dengan sifat bangkitan dapat berbentuk tonik-klonik, klonik, fokal,
atau akinetik. Umumnya kejang berhenti sendiri. Setelah kejang berhenti, anak tidak
memberi reaksi apapun sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit anak terbangun
dan sadar kembali tanpa defisit neurologis. Kejang dapat diikuti oleh hemiparesis
sementara (Hemiparesis Todd) yang berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari.
Kejang unilateral yang lama diikuti oleh hemiparesis yang menetap. Bangkitan kejang
yang berlangsung lama sering terjadi pada kejang demam yang pertama. Pencegahan
kejang demam :
1. Kompres kepala dan seka badan dengan air
2. Jangan memakai baju tebal
3. Jangan membalut tubuh dengan selimut tebal
4. Beri obat penurun demam misalnya Parasetamol atau Ibuprofen secara teratur
sesuai saran dokter
5. Minum atau beri obat dubur pencegah kejang misalnya diazepam sesuai saran
dokter

Anda mungkin juga menyukai