PEMBAHASAN
sehingga gerak voluntar sukar tapi masih bisa dilakukan walaupun dengan
gerakan yang terbatas. Keluhan pada pasien terjadi pada anggota gerak sebelah
kanan, sehingga disebut dengan hemiparese dextra. Selain itu pasien juga
kelemahan. Bicara pelo atau disartria ini terjadi karena adanya gangguan pada
Pasien juga memiliki riwayat hipertensi sejak 18 tahun yang lalu dan
menurut pengakuan pasien bahwa pasien tidak rutin meminum obat hipertensi.
kali lipat dibandingkan orang yang tanpa hipertensi dan sekitar 40 hingga 90
persen stroke ternyata menderita hipertensi sebelum terkena stroke. Pasien juga
tekanan intrakranial merupakan tekanan akibat gumpalan darah yang keluar dari
pembuluh darah yang rupture, terjadi pada keadaan stroke hemoragik. Adanya
25
gejala seperti kelemahan anggota gerak satu sisi, afasia, gangguan memori,
kelumpuhan nervus cranial (bicara pelo, mulut mencong, baal sesisi wajah, dan
Derajat Kesadaran
0 = kompos mentis
1= somnolen
2= stupor/koma
Vomitus
0= tidak ada
1= ada
Nyeri kepala
0= tidak ada
1= ada
Tekanan diastolik
Atheroma
0= tidak ada
1= salah satu atau lebih (M, angina, penyakit pembuluh darah)
Skor
>1 : stroke perdarahan
<-1: infark serebri
-1 sampai 1 : meragukan
= 0 + 0 + 0 + 11 -0 - 12
26
Selama perawatan di rumah sakit, pasien mendapatkan terapi IVFD NS
20tpm, inj. citicolin 3x250mg dan po ASA 2x1 (80mg). Pemberian cairan NS
berfungsi sebagai zat pembawa atau pelarut untuk obat-obatan infus. Pemberian
mengarah pada perbaikan sel. Selain itu, kolin dalam sitikolin merupakan
bebas. Pada level vaskuler, sitikolin berperan dalam meningkatkan aliran darah
Dari perhitungan SSS dan ct scan serta tidak adanya penyakit jantung,
stroke yang dialami pasien ini adalah stroke non hemoragik tipe trombotik (non-
27
sebagai upaya pencegahan rekurensi daripada perbaikan proses iskemia atau
heparin pada kondisi transient ischemic attack atau stroke in evolution juga tidak
memberikan manfaat secara signifikan. Oleh karena itu, pada stroke iskemik non-
28