Anda di halaman 1dari 29

Laporan Kasus

Oleh
Muhammad Andino Raharja,S.Ked

Pembimbing
dr. Bambang Abimanyu, Sp.OG(K)
PENDAHULUAN
Indonesia ingin mencapai target Sustainable Development Goals (SDG’s) atau
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dalam menurunkan angka kematian ibu
(AKI) secara global yakni kurang dari 70 per 100.000 kelahiran pada tahun 20130

• Kelahiran prematur diperkirakan berjumlah 12,9 juta atau sebesar 9,6%


dari seluruh kelahiran di dunia
• Di Indonesia menunjukkan bahwa angka kelahiran prematur sebesar 10%
• Menurut WHO, setiap tahunnya diperkirakan 15 juta bayi lahir prematur

Badan Pusat Statistik. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Jakarta: Badan Pusat Statistik. 2018. 2
PENDAHULUAN

WHO
• 1 juta anak meninggal tiap tahunnya akibat komplikasi kelahiran prematur.
• Anak yang selamat kebanyakan menghadapi berbagai masalah disabilitas,
seperti masalah penglihatan dan pendengaran serta kesulitan belajar.
• Prematuritas merupakan penyebab kematian terbanyak pada anak di bawah
lima tahun

3
PENDAHULUAN

Partus Prematurus Imminens (PPI) atau ancaman kelahiran prematur


merupakan adanya kontraksi uterus disertai dengan perubahan serviks
berupa dilatasi dan effacement sebelum 37 minggu usia kehamilan
serta dapat menyebabkan kelahiran prematur

Widiana IK, Putra IW, Budiana IN, Manuba IB. Karakteristik pasien partus prematurus imminens di RSUP Sanglah Denpasar Periode 1 April 2016-30 September
2017. E-jurnal Medika. 2019; 8(3): 1-7. 4
IDENTITAS

Nama pasien : Ny. S Nama suami : Tn. H


Umur : 24 tahun Umur : 24 tahun
Pendidikan : SD Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Banjar Suku : Banjar

Alamat : Jl. Kelayan A


MRS tanggal : 10 Juli 2019
5
6
KELUHAN UTAMA : Perut kencang-kencang
Pasien datang dengan keluhan perut kencang-kencang sejak 3 jam SMKB.
Tidak didapatkan adanya keluar lendir darah, keluar air-air. Pasien
mengeluhkan adanya nyeri saat kencing sejak 2 hari yang lalu, pasien juga
mengeluhkan keputihan yang tidak gatal dan tidak berbau. 1 minggu SMKB
pasien dipijat di tukang urut dan mempunyai riwayat perjalanan jauh,
riwayat koitus disangkal.
Riwayat Haid :
Riwayat Penyakit Dahulu • Menarche usia 12 tahun, selama 6
hari, siklus 28 hari.
• Hipertensi(-), DM(-), Asma(-),
• HPHT : 23-11-2018
Alergi(-)
• TP : 30-08-2019
Riwayat Penyakit Keluarga • UK : 31-32 minggu

• Asma (-), Hipertensi (-), DM (-),


Riwayat Perkawinan:
Alergi (-) • 1 kali, berlangsung 1 tahun
• Usia pertama kali menikah : 17 tahun
Riwayat operasi Riwayat Kontrasepsi:
• Tidak ada • Tidak menggunakan kontrasepsi
Riwayat Obstetri:
1. 2013/9 bulan/Spt BK/ BPM / 2350 gr/ LK/ H
7
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : compos mentis
GCS : E4V5M6
TB : 159 kg
BB : 78 kg
IMT : 30

Tanda Vital :
TD : 145/90 mmHg
N : 84 x/menit
RR : 24 x/menit
T (aksila) : 36.7 oC
SpO2 : 98% tanpa supply O2 8
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala Abdomen
Konj. Anemis (-),
I : Distensi (-), Massa (-)
Normosefali, RCL
A: BU (+)
(+/+), RCTL (+/+)
P: supel, nyeri tekan (-)
P: timpani (+), asites (-)
Leher
I : Pembesaran KGB (-)
Ekstrimitas
Paru akral hangat (+), oedem kaki
I: simetris (+), retraksi (-) kanan (-)
P: fr vokal simetris (+), massa (-)
P: sonor
A: vesikuler (+/+), rh (-/-), wh (-/-)

9
PEMERIKSAAN FISIK
Status Obstetri
Leopold I : TFU 26 cm
Leopold II : Punggung kiri
Leopold III : kepala
Leopold IV : Belum masuk PAP

His : 1x dalam 10 menit, durasi 10-20”


CTG : Normal kategori I
DJJ : 136x/menit
VT : Pemb (-), bagian terbawah janin masih
tinggi

10
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil Laboratorium (10 Juli 2019)


Pemeriksaan Hasil NORMAL HITUNG JENIS
HEMATOLOGI Gran% 71,4 50 – 81 %
Hb (g/dl) 12,3 12,0 – 16,0
Limfosit% 19 20 - 40 %
Lekosit (ribu/ul) 13,6 4,0 – 10,5
MID% 9,6
Eritrosit (juta/ul) 4,27 3,9 – 5,50
Hct (vol%) 37 35 – 45 Gran# 9,7 2.50 – 7.0 rb/ul
Trombosit (ribu/ul) 252 150 – 450 Limfosit# 2,6 1.25 – 4.00 rb/ul
RDW-CV (%) 12.9 11,5 – 14,7 MID# 1,3
MCV (fl) 86,7 80,0 – 97,0 IMUNOSEROLOGIS
MCH (pg) 28,8 27,0 – 32,0
Anti HIV Rapid NON REAKTIF Non reaktif
MCHC (%) 33,6 32,0 – 38,0
HEPATITIS
HbsAg Non reaktif Non reaktif

11
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urinalisa (10 Juli 2019) 22.00 WITA

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Metoda URINALISA (sedimen)


URINALISA
Leukosit 2-4 0-3 Manual Mikroskop
Warna Kuning Kuning-Jernih Urinalysis Strips
Kekeruhan Eritrosit 1-2 0-2 Manual Mikroskop
BJ 1.005 4,65-10,3 Urinalysis Strips Selinder Negatif Negatif Manual Mikroskop
pH 7.0 4,1-6,0 Urinalysis Strips
Epitel 1+ 1+ Manual Mikroskop
Keton Negatif Negatif Urinalysis Strips
Protein- Negatif Negatif Urinalysis Strips Bakteri Negatif Negatif Manual Mikroskop
Albumin Kristal Negatif Negatif Manual Mikroskop
Glukosa Negatif Negatif Urinalysis Strips
Lain – lain Negatif Negatif Manual Mikroskop
Bilirubin Negatif Negatif Urinalysis Strips
Darah Samar Negatif Negatif Urinalysis Strips
Nitrit Negatif Negatif Urinalysis Strips
Urobilinogen 1.0 0,1-1,0 Urinalysis Strips
12
Leukosit 1+ Negatif Urinalysis Strips
PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG (10 Juli 2019)

Kesimpulan:
Janin, Tunggal, Presentasi Kepala, sesuai usia gestasi
32-33 mgg, plasenta letak fundus meluas ke Corpus
posterior Gr II dengan cairan amnion cuk

13
PEMERIKSAAN PENUNJANG
CTG (10 Juli 2019)

Baseline : 140 dpm


Variabilitas : 5-25 dpm
Akselerasi : (+)
Deselerasi : (-)
Gerak Janin : (+)
His : (+)
14
Kesimpulan: Kategori I
DIAGNOSIS
G2P1A0 H32-33 mgg + JTHIU +
Preskep + PPI + TBJ 2000gr

TATALAKSANA
• Bed Rest
• IVFD RL 20 tpm
• Inj. Dexametason 2 x 6mg IM selama 2 hari
• PO Nifedipine 2x30mg selang 8 jam dilanjutkan
3x20mg selama 2x24 jam
• Obs TTV/DJJ/HIS 15
FOLLOW UP
Tgl 10 11 12 13
SOAP Juli 2019

Subjektif
 Kencang-kencang + + < -
 Nyeri + - < -
 Perdarahan - - - -
Objektif
 TD (mmHg) 120/80 120/70 120/70 110/70
 Nadi (x/menit) 84 76 82 78
 RR (x/menit) 20 18 18 19
 Temperatur (oC) 36,7 36.5 36.5 36.8

Assesment G2P1A0 H32-33 mgg + JTHIU + Preskep + PPI + TBJ 2000gr

Penatalaksanaan
 IVFD RL 20tpm + + + BLPL
 Inj. Dexametason 2x6 mg + + +
 Po Nifedipin 2x30mg dilanjutkan 3x20mg + + +
+ + +

16
17 PEMBAHASAN
Seorang wanita berusia 24 tahun dengan diagnosis G2P1A0
H32-33 mgg + JTHIU + Preskep + PPI + TBJ 2000gr.

Partus Prematurus Imminens (PPI) atau ancaman kelahiran


prematur merupakan adanya kontraksi uterus disertai
dengan perubahan serviks berupa dilatasi dan effacement
sebelum 37 minggu usia kehamilan serta dapat menyebabkan
kelahiran prematur
Widiana IK, Putra IW, Budiana IN, Manuba IB. Karakteristik pasien partus prematurus imminens di RSUP Sanglah Denpasar Periode 1 April
2016-30 September 2017. E-jurnal Medika. 2019; 8(3): 1-7.
18 PEMBAHASAN
Kelahiran prematur menyumbang 5–12% dari semua
kelahiran, dan hal tersebut merupakan penyebab utama dari
morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia.

Risiko kematian neonatal prematur sebanyak 120 kali lebih


besar daripada bayi yang lahir aterm.

Gotsch F, Romero R, Erez O, Vaisbuch E, Kusanovic JP, Tovi SM, et al. The preterm parturition syndrome and its implications for understanding the biology, risk
assessment, diagnosis, treatment and prevention of preterm birth. The Journal of Maternal-Fetal and Neonatal Medicine. 2009; 22(2): 5-23.
19

ANAMNESIS Aktivasi komponen uterus dilihat secara


klinis dengan tanda dan gejala.
• Keluhan yang didapatkan hanya
berupa kencang-kencang yang Ibu yang memiliki rasa sakit selama
berlangsung sejak 3 jam SMKB dan kontraksi rahim, tekanan panggul dalam
tidak didapatkan adanya keluar kasus dilatasi serviks dengan prolaps
lendir darah serta keluar air-air. membran, atau adanya keluar air
• Usia kehamilan 32-33 minggu merupakan gejala dari partus
prematurus.

Kontraksi uterus (his) teratur, yaitu


kontraksi yang berulang sedikitnya setiap
7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam
waktu 10 menit.
20

ANAMNESIS
• Keluhan yang didapatkan hanya Ketika pasien mengalami kontraksi,
berupa kencang-kencang yang keluar air-air, tekanan panggul, atau
berlangsung sejak 3 jam SMKB dan
sakit perut, riwayat medis dan
tidak didapatkan adanya keluar
lendir darah serta keluar air-air. kebidanan yang lengkap harus
• Usia kehamilan 32-33 minggu diperoleh untuk menilai risiko pada
pasien, termasuk verifikasi perkiraan
tanggal persalinan.

Diagnosis ancaman PPI terjadi pada Usia


kehamilan antara 20 dan 37 minggu
PEMBAHASAN
21 Faktor risiko PPI meliputi berbagai faktor risiko yang
mencakup karakteristik maternal, riwayat reproduksi dan
riwayat hamil sekarang

Kaplan ZA & Erdinc AS. Predicition of preterm birth: maternal characteristics, ultrasound markers, and biomarkers: An update overview. Journal of Pregnancy. 2018: 1-9.
Rundell K, Panchal B. Preterm Labor: Prevention and management. American Family Physician. 2017;95(6):1-7.
PX FISIK
Pada pemeriksaan tanda vital tidak ditemukan adanya kelainan dan pemeriksaan
general tidak ditemukan adanya kelainan.
Pada pemeriksaan obstetri dan ginekologi ditemukan adanya his sebanyak 2x dalam
10 menit, tetapi belum ditemukan adanya penipisan serta dilatasi serviks.

Pada pasien dengan gejala dan risiko persalinan premature dapat diperiksa
status obstetri serta pemeriksaan dalam untuk menegakkan diagnosis dari PPI.

Pemeriksaan spekulum steril dapat dilakukan untuk stratifikasi risiko lebih


lanjut, termasuk evaluasi dilatasi serviks, infeksi vagina, perdarahan, dan
pecahnya membran amnion.
22
Pemeriksaan
Anamnesis Fisik

DIAGNOSIS ??? Pemeriksaan


Penunjang

Kelahiran prematur didiagnosis ketika


pasien mengalami kontraksi rahim secara
teratur yang disertai dengan dilatasi
Laboratorium
progresif dan effacement serviks. Urinalisa
NST
USG
23
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan darah rutin dan urinalisa untuk melihat faktor
risiko serta penyakit yang menyertai pada pasien.
• Pemeriksaan USG dan NST dilakukan untuk menunjang
diagnosis pada pasien serta melihat keadaan janin.

Pada pemeriksaan laboratorium pasien dalam batas normal, USG dan


NST janin dalam keadaan baik.
24
Queensland Clinical Guidelines. Preterm labour and birth. Statewide Maternity and Neonatal Clinical Network. 2014: 1-26.
TATALAKSANA

Kaplan ZA & Erdinc AS. Predicition of preterm birth: maternal characteristics, ultrasound markers, and biomarkers: An update overview.
Journal of Pregnancy. 2018: 1-9. 25
Rundell K, Panchal B. Preterm Labor: Prevention and management. American Family Physician. 2017;95(6):1-7.
TATALAKSANA
Pada pasien dilakukan tatalaksana masuk
rumah sakit yang sesuai dengan indikasi
yakni terdapatnya kontraksi regular dan
nyeri, dan untuk observasi serta investigasi
lebih jauh keadaan janin dan ibu.

tatalaksana kortikosteroid dan tokolitik juga


diberikan

Pemberian antibiotik tidak


direkomendasikan pada pasien dengan
membran amnion yang masih utuh
26
Maternal and Child Survival Program. WHO Recommendations on interventions to improve preterm birth outcomes. World Health Organization. 2015: 1-6.
TATALAKSANA

27
Maternal and Child Survival Program. WHO Recommendations on interventions to improve preterm birth outcomes. World Health Organization. 2015: 1-6.
KESIMPULAN

Pada pasien setelah ditatalaksana dan diobservasi selama 2


hari. Keadaan pasien membaik, kontraksi sudah berkurang dan
tidak didapatkan adanya perburukan kondisi ibu maupun janin
sehingga pasien diizinkan pulang dan diedukasi jika muncul gejala
serupa kembali.

28
THANK YOU
29

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai