PREEKLAMPSIA BERAT
Oleh:
Rahadiyan Hadinata
15014101034
Masa KKM : 29 Maret – 27 Mei 2018
Supervisior Pembimbing:
1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
“PREEKLAMPSIA BERAT”
Oleh :
Rahadiyan Hadinata
15014101034
Masa KKM : 29 Maret – 27 Mei 2018
Telah dikoreksi, dibacakan dan disetujui pada tanggal Mei 2018 untuk memenuhi
syarat tugas Kepaniteraan Klinik Madya di bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNSRAT
Manado.
Koordinator Pendidikan
FK Unsrat Manado
dr. Suzanna P. Mongan, SpOG(K) Prof. Dr. dr. Hermie Tendean, SpOG (K)
2
BAB I
PENDAHULUAN
Tiga penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan (30%), hipertensi dalam
kehamilan (25%), dan infeksi (12%).3 WHO memperkirakan kasus preeklampsia
tujuh kali lebih tinggi di negara berkembang daripada di negara maju.5 Prevalensi
preeklampsia di Negara maju adalah 1,3% - 6%, sedangkan di Negara
berkembang adalah 1,8% - 18%.5,6 Insiden preeklampsia di Indonesia sendiri
adalah 128.273/tahun atau sekitar 5,3%.7 Kecenderungan yang ada dalam dua
dekade terakhir ini, tidak terlihat adanya penurunan yang nyata terhadap insiden
preeklampsia, berbeda dengan insiden
infeksi yang semakin menurun sesuai dengan perkembangan temuan antibiotik.
Preeklampsia merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil diatas 20
minggu, bersalin, dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias: hipertensi,
proteinuria, oedem atau keduanya. Sedangkan seorang wanita dikatakan
eklampsia bila memenuhi kriteria preeklampsia dan disertai dengan kejang –
kejang ( yang bukan disebabkaan oleh penyakit neurologis seperti epilepsi ) dan
atau koma. Ibu tersebut tidak menunjukkan tanda – tanda kelainan vaskular atau
hipertensi sebelumnya. (1,2,3)
Kaki membengkak seringkali dialami wanita hamil, terutama pada akhir trimester
ketiga hingga menjelang kelahiran. Pembengkakan di kaki ini, dianggap normal,
jika tidak diikuti dengan kenaikan tekanan darah. (7,8,9)
Kumpulan gejala ini berhubungan dengan vasospasme, peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer, dan penurunan perfusi organ. Kelainan yang berupa lesi
vaskuler terdapat pada banyak sistem organ termasuk plasenta, juga terdapat
(2)
peningkatan aktivasi trombosit dan aktivasi sitem koagulasi.
3
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama : Ny. G.P.
Umur : 31 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Teling atas
Suku : Minahasa
Bangsa : Indonesia
Agama : Kristen Protestan
Nama Suami : Tn. R.S.
Pekerjaan : PNS
MRS : 23 Maret 2018
ANAMNESIS
Anamnesis Utama : Anamnesis diberikan oleh penderita
Keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang
Pasien merupakan rujukan dari dr. Joice Sondakh, SpOG(K) dengan G3P2A0
letak kepala. Pasien belum merasakan nyeri perut ingin melahirkan. Pasien
masih dapat merasakan gerakan janin. Riwayat buang air besar (BAB) dan
4
Riwayat pribadi dan sosial
ANAMNESA GINEKOLOGI
Riwayat Haid
o Menarche umur 14 tahun
o Siklus teratur
o Lamanya haid 3-4 hari
o Banyaknya haid 2-3 pembalut/hari
o Tanggal hari pertama haid terakhir 24 Juli 2017
Riwayat Perkawinan dan Kehamilan Dahulu
o Perkawinan 1 kali
o Pernikahan berlangsung7 bulan
o Status perkawinan sah
o Riwayat kehamilan sebelumnya :
P1 2012/L/3100gr/RS Kasih Ibu/Spt lbk/dokter
P2 2015/P/24oogr/RS KAsih Ibu/SC/dokter
o Riwayat abortus:-
Riwayat Keluarga Berencana
-
PEMERIKSAAN FISIK
Status Praesens
5
Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-)
Hidung : Sekret (-)
Gigi & Mulut : Semua gigi lengkap
Tenggorokan : T1/T1
Telinga : Serumen -/-
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorax : Simetris, retraksi (-)
Jantung : Suara jantung I-II normal, gallop (-), murmur (-), bising(-)
Paru-paru : Suara pernapasan vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : Cembung, nyeri tekan (-), Bising Usus (+)
Genitalia eksterna : Perempuan normal, oedem (-), infeksi (-)
Ekstremitas : Akral hangat, capillary refill time (CRT) ≤ 2 detik,
edema (-)
Refleks : Refleks fisiologis (+), refleks patologis (-)
Pemeriksaan Obstetrik
6
Porsio : licin, erosi (-), livide (+), OUE tertutup,
cairan (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
7
USG
Pasien merupakan rujukan dari dr. Joice Sondakh, SpOG(K) dengan G3P2A0
letak kepala. Pasien belum merasakan nyeri perut ingin melahirkan. Pasien
masih dapat merasakan gerakan janin. Riwayat buang air besar (BAB) dan
DIAGNOSIS
Sikap:
Rawat Observasi
Nifedipin 3 x 10 mg
Dopamet 3 x 20mg
SF 1 x 200
8
FOLLOW UP
9
Tgl 25 Maret 2018
(07.00) (21.45)
Nyeri perut bawah(-), nyeri ulu hati
S (-), pandangan kabur (-), sakit
kepala (-)
KU: Cukup KU: Cukup
Kes: CM Kes: CM
TD: 160/110 mmHg. N: 88x/m. TD: 180/110 mmHg. N: 90x/m. R:
R:20x/m. S: 36,50C. 20x/m. S: 36,90C.
O
Abd: His (-) Abd: BJJ (+) 145-150x/m
BJA (+) 140-145x/m VT:Effacement 90%,Pembukaan
lengkap, ketuban (-)
10
Laporan Operasi
Diagnosis prabedah : G3P2A0 31tahun, hamil 35-36 minggu
belum inpartu + PEB + Bekas SC 1x
Janin Intra Uterine Tunggal Hidup
Letak Kepala
Diagnosi Pascabedah : P3A0 32 tahun post SCTP + IUD post
plasenta 8 jam a/i PEB + gagal
konservatif + bekas SC
Lahir bayi L/SCTP/ 2500gr/ 45 cm/
AS 7-9
Tanggal Pembedahan : 25 – 03 – 2018
Jam Mulai : 00.40
Jam Selesai : 01.30
Lama Pembedahan : 1 jam 10 menit
Tindakan Pembedahan : - Sectio Caesarian
- IUD post plasenta
Jumlah Perdarahan : 300 ml
11
Tgl 26 Maret 2018 27 Maret 2018 27 Maret 2018
(05.20) (02.00) (VK) (07.00) (Irina D)
Nyeri luka operasi Nyeri Luka Jahitan Nyeri Luka Jahitan (+)
S
(VAS 4) (VAS 2)
KU: Cukup KU: Cukup KU: Cukup
Kes: CM Kes: CM Kes: CM
TD: 180/100 mmHg. TD: 140/90 mmHg. TD: 120/70 mmHg. N:
N: 80x/m. R: 18x/m. N: 88x/m. R: 18x/m. 82x/m. R: 18x/m. S:
S: 36,30C. S: 36,50C. 36,50C.
O Kepala: CA (-/-), SI (-Kepala: CA (-/-), SI (- Kepala: CA (-/-), SI (-
/-) /-) /-)
Abd: TFU 2jbp,, Abd: TFU 2jbp,, Abd: TFU 1jbp,,
kontraksi uterus baik kontraksi uterus baik kontraksi uterus baik
Luka operasi terawat Luka operasi terawatt Luka operasi terawatt
v/v lokia rubra (+) v/v lokia rubra (+)
P3A0 32 tahun post P3A0 32 tahun post P3A0 32 tahun post
SCTP + IUD post SCTP + IUD post SCTP + IUD post
plasenta 8 jam a/i PEB plasenta 8 jam a/i PEB plasenta 8 jam a/i PEB
A + gagal konservatif + + gagal konservatif + + gagal konservatif +
bekas SC bekas SC bekas SC
Lahir bayi L/SCTP/ Lahir bayi L/SCTP/ Lahir bayi L/SCTP/
2500gr/ 45 ct/ AS 7-9 2500gr/ 45 ct/ AS 7-9 2500gr/ 45 ct/ AS 7-98
-MgSO4 sesuai - MgSO4 sesuai -Obs TNRS, kontraksi,
protokol (01.50- protokol (selesai) perdarahan
selesai) -Th? Injeksi -Tablet penambah
-Th/ Injeksi -Th/ Oral darah
-Th/ Oral -AFF 1 line -ASI on demand
P -Obs TNRS, -AFF kateter
-AFF Infus
kontraksi, perdarahan -Obs TNRS,
kontraksi, perdarahan -Rawat Luka
- Pindah ruangan
12
Tgl 28 Maret 2018 29 Maret 2018 30 Maret 2018
(07.00) (07.00) (07.00)
Nyeri luka operasi Nyeri luka operasi Nyeri luka operasi
S
(VAS 2) (VAS 2) (VAS 1)
KU: Cukup KU: Cukup KU: Cukup
Kes: CM Kes: CM Kes: CM
TD: 110/60 mmHg. TD: 120/70 mmHg. TD: 110/80 mmHg. N:
N: 86x/m. R: 18x/m. N: 86x/m. R: 18x/m. 86x/m. R: 18x/m. S:
S: 36,30C. S: 36,30C. 36,30C.
O
Kepala: CA (-/-), SI (- Kepala: CA (-/-), SI (- Kepala: CA (-/-), SI (-
/-) /-) /-)
Abd: TFU 2jbp,, Abd: TFU 2jbp,, Abd: TFU 2jbp,,
kontraksi uterus baik kontraksi uterus baik kontraksi uterus baik
Luka operasi terawat Luka operasi terawat Luka operasi terawat
P3A0 32 tahun post P3A0 32 tahun post P3A0 32 tahun post
SCTP + IUD post SCTP + IUD post SCTP + IUD post
plasenta 8 jam a/i PEB plasenta 8 jam a/i PEB plasenta 8 jam a/i PEB
A + gagal konservatif + + gagal konservatif + + gagal konservatif +
bekas SC bekas SC bekas SC
Lahir bayi L/SCTP/ Lahir bayi L/SCTP/ Lahir bayi L/SCTP/
2500gr/ 45 ct/ AS 7-9 2500gr/ 45 ct/ AS 7-9 2500gr/ 45 ct/ AS 7-9
-Tablet penambah -Tablet penambah - ASI on demand
darah darah -Rawat perineum
P -ASI on demand -ASI on demand -Rawat Jalan
Laporan Persalinan
Kepala
13
5. Diagnosis Pasca Persalinan : P3A0 31 tahun post partum
11. Kondisi Bayi : Lahir hidup, Asfiksia (-), BB: 2500gr, PB:
15. Keadaan Ibu Post Partum : KU: Baik, TD: 130/80 mmHg, N: 88x/m
perdarahan (-)
14
uterina, plika vesika uterina dijepit dengan pinset digunting kecil lalu
diperlebar ke kiri dan ke kanan, plika vesika uterina di sisihkan ke bawah
dan dilindungi dengan haag abdomen. Identifikasi SBR, dilakukan insisi
semilunar pada SBR, insisi diperdalam dan cavum uteri ditembus secara
tumpul, keluar cairan ketuban slight mekonium, identifikasi janin letak
kepala, janin dilahirkan dengan melokalisir kepala. Jam 00.46 lahir bayi
laki – laki/SCTP/2500 gram/45 cm/AS 7-9. Sementara jalan nafas
dibersihkan dengan penghisap lendir, tali pusat dijepit dengan umbilical
klem dan klem kocher, lalu digunting diantara dua klem tersebut, bayi lalu
diserahkan ke sejawat neonati untuk perawatan selanjutnya, identifikasi
plasenta, implantasi di fundus. Plasenta dilahirkan dengan tarikan ringan
pada tali pusat, tepi luka SBR dijahit dengan klem, cavum uteri
dibersihkan dari sisa selaput dan bekuan darah, dilakukan pemasangan
IUD post plasenta. Tepi luka SBR dijahit 2 lapis secara jelujur dengan
chromic catgut 2 tapper dilakukan reperitonialisasi plika vesika uterina,
kontrol perdarahan (-), eksplorasi lanjut kedua tuba dan ovarium baik,
peritoneum dijahit jelujur dengan chromic catgut 2/0 tapper, otot dijahit
simpul dengan chromic catgut 2/0 tapper, fascia dijahit jelujur dengan safil
1 tapper,, lemak dijahit simpul dengan plain catgut 2/0 tapper, kulit dijahit
subkutikular dengan chromic catgut 2/0 tapper luka operasi ditutup dengan
kassa steril, operasi selesai. Perdarahan 500 cc, Diuresis 200 cc
15
BAB III
PEMBAHASAN
A. Definisi
Preeklampsia merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil diatas 20
minggu, bersalin, dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias: hipertensi,
proteinuria, oedem atau keduanya. Sedangkan seorang wanita dikatakan
eklampsia bila memenuhi kriteria preeklampsia dan disertai dengan kejang –
kejang ( yang bukan disebabkaan oleh penyakit neurologis seperti epilepsi ) dan
atau koma. Ibu tersebut tidak menunjukkan tanda – tanda kelainan vaskular atau
hipertensi sebelumnya. (1,2,3)
Kaki membengkak seringkali dialami wanita hamil, terutama pada akhir trimester
ketiga hingga menjelang kelahiran. Pembengkakan di kaki ini, dianggap normal,
jika tidak diikuti dengan kenaikan tekanan darah. (7,8,9)
B. Etiologi
Etiologi penyakit ini sampai sekarang belum dapat diketahui dengan pasti.Banyak
teori-teori dikemukakan tetapi belum ada yang mampu memberi jawaban yang
memuaskan tentang penyebabnya.
16
Sampai saat ini etiologi preeklampsia masih belum jelas, terdapat 4 hipotesis
mengenai etiologi preeklampsia: (1)
1. Iskemia plasenta; invasi trofoblast yang tidak normal terhadap arteri spiralis
menyebabkan berkurangnya sirkulasi uteroplasenta yang dapat berkembang
menjadi iskemia plasenta.
17
2. Peningkatan toksisitas very low density lipoprotein
3. Maladaptasi imunologi, yang menyebabkan gangguan invasi arteri spiralis
oleh sel – sel sinsitiotrofoblast dan disfungsi sel endotel yang diperantarai
oleh peningkatan pelepasan sitokin, enzim proteolitik dan radikal bebas.
4. Genetik
Teori yang dapat dikemukakan saat ini adalah akibat dari iskemia
plasenta.Banyak faktor yang menyebabkan preeklampsia, diantara faktor-faktor
itu yang ditemukan seringkali sukar ditentukan antara faktor penyebab dan
akibat.(1,2)
18
per 10.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu bervariasi antara 0%-4%.
Kematian ibu meningkat karena komplikasi yang dapat mengenai berbagai sistem
tubuh. Penyebab kematian terbanyak ibu adalah perdarahan intraserebral dan
oedem paru. Kematian perinatal berkisar antara 10%-28%. Penyebab terbanyak
kematian perinatal disebabkan karena prematuritas, pertumbuhan janin terhambat,
dan meningkatnya karena solutio plasenta. Sekitar kurang lebih 75% eklampsi
terjadi antepartum dan 25% terjadi pada postpartum. Hampir semua kasus ( 95% )
eklampsi antepartum terjadi pada terjadi trisemester ketiga. (1,4,5)
1. Nullipara
2. Kehamilan ganda
3. Obesitas
4. Riwayat keluarga preeklampsia – eklampsia
5. Riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya
6. Diabetes mellitus gestasional
7. Adanya trombofilia
D. Patofisiologi
19
dalam ruang interstitial belum diketahui sebabnya. Telah diketahui bahwa pada
preeklampsia dijumpai kadar aldosteron yang rendah dan kadar prolaktin yang
tinggi daripada kehamilan normal. Aldosteron penting untuk mempertahankan
volume plasma dan mengatur retensi air dan natrium. Pada preeklampsia
permeabilitas pembuluh darah terhadap protein meningkat.(1,2,5,6)
a. Perubahan Kardiovaskuler
Turunnya tekanan darah pada kehamilan normal ialah karena vasodilatasi
perifer yang diakibatkan turunnya tonus otot polos arteriol, mungkin akibat
meningkatnya kadar progesteron di sirkulasi, dan atau menurunnya kadar
vasokonstriktor seperti angiotensin II dan adrenalin serta noradrenalin, dan
atau menurunnya respon terhadap zat-zat vasokonstriktor tersebut akan
meningkatnya produksi vasodilator atau prostanoid seperti PGE2 atau PGI2.
Pada trimester ketiga akan terjadi peningkatan tekanan darah yang normal
(1,5,6)
ke tekanan darah sebelum hamil.
20
d. Aliran Darah Multiorgan
Terjadi perubahan arus darah ginjal dan fungsi ginjal yang sering
menjadi pertanda pada kehamilan muda. Pada preeklampsia arus darah
efektif ginjal rata-rata berkurang 20% (dari 750 ml menjadi 600ml/menit)
dan filtrasi glomerulus berkurang rata-rata 30% (dari 170 menjadi
120ml/menit) sehingga terjadi penurunan filtrasi. Pada kasus berat akan
terjadi oligouria, uremia dan pada sedikit kasus dapat terjadi nekrosis
tubular dan kortikal. (1,2,6,9,10)
21
prostaglandin sebagai mekanisme kompensasi dari hipoperfusi uterus.
(1,11)
Glomerulus filtration rate (GFR) dan arus plasma ginjal menurun pada
preeklampsi tapi karena hemodinamik pada kehamilan normal meningkat
30% sampai 50%, maka nilai pada preeklampsi masih diatas atau sama
dengan nilai wanita tidak hamil. Klirens fraksi asam urat juga menurun,
kadang-kadang beberapa minggu sebelum ada perubahan pada GFR, dan
hiperuricemia dapat merupakan gejala awal. Dijumpai pula peningkatan
pengeluaran protein, biasanya ringan sampai sedang, namun
preeklampsia merupakan penyebab terbesar sindrom nefrotik pada
kehamilan. (1,2)
22
disebabkan oleh adanya perubahan peredaran darah dalam pusat
penglihatan dikorteks serebri atau dalam retina.(2)
E. Manifestasi Klinis
Dua gejala yang sangat penting pada preeklampsia yaitu hipertensi dan
proteinuria, merupakan kelainan yang biasanya tidak disadari oleh wanita
hamil.Pada waktu keluhan seperti sakit kepala, gangguan penglihatan atau nyeri
epigastrium mulai timbul, kelainan tersebut biasanya sudah berat.(1,2,4,6,11,12,13)
Tekanan darah
23
hipertensi dan biasanya lebih belakangan daripada kenaikan berat badan yang
berlebihan. (1,2,4,6,11,12,13)
F. Klasifikasi
24
G. Penatalaksanaan
3. Kenaikan berat badan 1,5 kg atau lebih dalam seminggu yang berulang.
I. Penanganan PEB
Untuk preeklampsia yang berat, dapat ditangani secara aktif atau konservatif.Aktif
berarti kehamilan diakhiri atau diterminasi bersamaan dengan terapi
medikamentosa.Konservatif berarti kehamilan dipertahankan bersamaan dengan
terapi medikmentosa.
25
1. Penanganan aktif
Ditangani aktif bila terdapat satu atau lebih kriteria berikut: ada tanda-tanda
impending eklampsia, HELLP syndrome, tanda-tanda gawat janin, usia
janin 35 minggu atau lebih dan kegagalan penanganan konservatif. Yang
dimaksud dengan impending eklampsia adalah preeklampsia berat dengan
satu atau lebih gejala: nyeri kepala hebat, gangguan visus, muntah-muntah,
nyeri epigastrium dan kenaikan tekanan darah progresif.
a. Diberikan anti kejang MgSO4 dalam infus 500 cc RL tiap 6 jam. Cara
pemberian: dosis awal 4 gr iv dalam 10 menit, dilanjutkan dengan dosis
pemeliharaan sebanyak 1 gram per jam drip infus. Syarat pemberian
MgSO4: frekuensi nafas > 16x/menit, tidak ada tanda-tanda gawat nafas,
diuresis >100 ml dalam 4 jam sebelumnya dan refleks patella positif.
Siapkan juga antidotumnya, yaitu: Ca-glukonas 10% (1 gram dalam 10
cc NACL 0,9% IV, dalam 3 menit).
b. Antihipertensi: nifedipin dengan dosis 3-4 kali 10 mg oral. Bila dalam 2
jam belum turun, dapat diberikan 10 mg lagi.
c. Siapkan juga oksigen dengan nasal kanul 4-6 L /menit.
Terminasi kehamilan dapat dilakukan bila penderita belum inpartu,
dilakukan induksi persalinan dengan amniotomi, oksitosin drip, kateter
foley atau prostaglandin E2.Sectio cesarea dilakukan bila syarat induksi
tidak terpenuhi atau ada kontraindikasi persalinan pervaginam.
2. Penanganan konservatif
26
J. Komplikasi
Komplikasi terberat kematian pada ibu dan janin. Usaha utama ialah
melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita preeklampsi. Komplikasi yang
biasa terjadi :(1,2,5)
HELLP Syndrome
Sindroma hemolisis, elevated liver enzymes and low platelet adalah suatu
komplikasi pada preeklampsia – eklampsia berat. Kehamilan yang
dikomplikasikan dengan sindroma HELLP juga sering dikaitkan dengan
keadaan – keadaan yang mengancam terjadinya kematian ibu, termasuk DIC,
oedema pulmonal, GGA, dan berbagai komplikasi hemoragik. Insiden
terjadinya sindroma ini sebanyak 9,7 % dari kehamilan yang mengalami
komplikasi preeklampsia – eklampsia. Sindroma ini dapat muncul pada masa
antepartum (70 %) dan juga post partum (30 %). Ciri – ciri dari HELLP
syndrome adalah: (1,8)
27
1. Dapat meningkatkan angka keberhasilan induksi persalinan dengan
memberikan temporarisasi singkat dari status klinis maternal.
2. Dapat meningkatkan jumlah trombosit dan mempertahankannya secara
konvensional agar dapat dilakukan anestesi regional untuk persalinan
vaginal maupun abdominal.
Dosis yang digunakan untuk antepartum adalah dexametasone 2 x 10 mg
sampai persalinan. Sedangkan untuk post partum adalah 2 x 10 mg sebanyak
2 kali, dilanjutkan dengan 2 x 5 mg sebanyak 2 kali, setelah itu dihentikan.
(13)
K. Prognosis
Kriteria yang dipakai untuk menentukan prognosis eklamsia adalah kriteria Eden:
28
BAB IV
KESIMPULAN
o Pada anamnesis didapatkan keluhan keluar air ketuban berupa cairan jernih
dari jalan lahir
o Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah sekurang-kurangnya 160/110
mmHg pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit menggunakan lengan
yang sama, nyeri kepala, pandangan kabur, proteinuria +1 dalam dipstick
Pada pemeriksaan penunjang terdapat trombositopenia : trombosit < 100.000 /
mikroliter, kreatinin serum >1,1 mg/dL
o Penanganan yang dilakukan meliputi pemberian magnesium sulfat,
magnesium sulfat direkomendasikan sebagai terapi lini pertama eklampsia
Bagi wanita yang melakukan perawatan ekspektatif preeklampsia berat,
pemberian kortikosteroid direkomendasikan untuk membantu pematangan
paru janin
o Prognosis penderita adalah baik karena prosedur penanganan dilakukan secara
cepat dan tepat dan tanpa adanya komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
29
1. Cunningham, FG et.al. Hypertensive Disorder in Pregnancy. Williams
Obstetrics, 21st ed. Prentice Hall International Inc. Appleton and
Lange. Connecticut. 2001. 653 - 694.
2. Wiknjosastro, H. Pre-eklampsi Berat. Ilmu Kandungan edisi ketiga.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 1999. 281-308.
3. Jenklus D. Pre-eclamptic Toxaemia, Interuniversity school for study of
pathophysiology of pregnancy. Dubrovnik,1989.
4. SMF Kebidanan RSUP Fatmawati , Pre-eklampsi, Standard Operatif
Pelaksanaan Medis 1998.
5. Jurnal penatalaksanaan Pre-eklampsi dan Eklampsi Bagian Obstetri dan
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, RS. Dr Cipto
Mangunkusumo, Jakarta, April 1998.
6. Bagian Obstetri Ginekologi FK Unpad Pre-eklampsi, Obstetri Patologi,
1983.
7. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Preeklampsi berat dan Eklampsi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.Jakarta.2002.
8. Visser, W et.al. Temporising Management of Severe Pre-eclampsia With
and Without the HELLP Syndrome. British Journal of Obstetrics and
Gynecology. Volume 102. Number 2, February 1995. 111 – 117.
9. Martin, JN et.al. Early Risk Assessmentof Severe Pre-eclampsia:
Admission Battery of Symptoms and Laboratory Test to Predict
Likelihood of Subsequent Significant Maternal Morbidity. American
Journal of Obstetrics and Gynecology. Part 1. Volume 180. Number 6.
1999. 1407 – 1414.
10. Anwar, AD et.al. Penggunaan Nifedipin Pada Penderita Preeklampsia
Berat. Majalah Obstetri dan GinekologiIndonesia. Volume 22. Nomor
1. Januari 1998. 8 – 13.
30