Anda di halaman 1dari 10

Hubungan Intensitas Kebisingan Dengan Kelelahan Kerja pada Pegawai PT.

PLN Persero ULPLTD Poasia Kendari


(Correlation of Noise Intensity with Work Fatigue of Employees at PT. PLN
Persero ULPLTD Poasia Kendari)

Islah Amalia1, Junuda RAF2, Jamaluddin3


1
Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo
2
Bagian Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa
3
Bagian Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah

Corresponding Author E-mail : islah.amalia@yahoo.com

ABSTRAK
Latar Belakang. Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses
produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran.
Kebisingan menempati urutan pertama dalam daftar penyakit akibat kerja di Amerika dan Eropa dengan
proporsi 35% dan presentase penyakit kerja oleh karena kebisingan di Indonesia berkisar antara 30%-
50%. Kebisingan dapat menimbulkan gangguan fisiologis, psikologis, komunikasi, keseimbangan dan
pendengaran. Salah satu gangguan fisiologis akibat kebisingan yaitu kelelahan. Tujuan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas kebisingan dengan kelelahan kerja pegawai PT. PLN
Persero ULPLTD Poasia kendari. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian
analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini berlokasi di PT. PLN Persero
ULPLTD Poasia kendari. Sampel berjumlah 42 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan
metode total sampling. Data diambil dengan menggunakan Sound Level Meter utnuk mengetahui
intensitas kebisingan dan Kuesioner KAUPK2 untuk mengetahui tingkat kelelahan kerja. Analisis data
menggunakan uji korelasi Man-Whitney. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas
responden yang bekerja di area kebisingan melebihi ambang batas mengalami kelelahan kerja sedang
dan mayoritas responden yang bekerja di area kebisingan dibawah dari nilai ambang batas mengalami
kelelahan kerja ringan. Berdasarkan uji statistik terdapat hubungan antara intensitas kebisingan dengan
kelelahan kerja pegawai di PT. PLN Persero ULPLTD Poasia yang menunjukkan nilai p=0,001 < α
(0,05). Simpulan. Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara intensitas kebisingan
dengan kelelahan kerja di PT. PLN Persero ULPLTD Poasia Kendari.

Kata Kunci. Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, ULPLTD Poasia Kendari.

1
ABSTRACT
Background. Noise is an unwanted sound that comes from the tools of the production process or work
tools which at a certain level can cause hearing loss. Noise ranks first in the list of occupational diseases
in America and Europe with a proportion of 35% and a percentage of occupational diseases because
noise in Indonesia ranges from 30% -50%. The noice can impact disorders of physiological,
psychological, communication, balance and haring loss. One of physiological disorders because of noise
is fatigue. Purpose . This study aims to determine relationship between noise intensity with work fatigue
of employees at PT. PLN ULPLTD Poasia kendari. Research Method. Design of this research was
analytic observational with a cross sectional study approach using total sampling. This research was
located at PT. PLN Persero ULPLTD Poasia kendari. The sample of this research was 42 respondents.
The data was taken using Sound Level Meter to determine the noise intensity and questionnaire KAUPK2
to determine the level of work fatigue. Data analyses used Man Whitney statistic test. Result. The results
showed that the majority of respondents who working in noise area exceed the threshold value was
moderate fatigue and majority of respondents who worked in noise area below the threshold value was
mild fatigue. Based on statistical tests, there was a correlation between noise intensity with work fatigue
of employee at PT. PLN Persero ULPLTD Poasia Kendari that shows the value of p= 0.001 <α (0.05)
Conclusion. The conclusion of this study there was a correlation between noise intensity and work
fatigue of employee at PT. PLN ULPLTD Poasia Kendari.

Keyword. Noise Intensity, ULPLTD Poasia Kendari, Work Fatigue

PENDAHULUAN
Dalam pembangunan di Indonesia, Kelelahan kerja dapat ditandai dengan
industri akan terus berkembang sampai tingkat menurunnya performa kerja atau semua
industri maju. Seperti diketahui bahwa hampir kondisi yang memengaruhi semua proses
semua jenis industri mempergunakan mesin- organisme, termasuk beberapa faktor seperti
mesin atau teknologi yang dapat menjadikan perasaan kelelahan bekerja (subjective feeling
sumber kebisingan. Selanjutnya dapat of fatigue), motivasi menurun, dan penurunan
dimengerti bahwa dengan berkembangnya aktivitas mental dan fisik. Sumber kelelahan
industri di Indonesia maka akan semakin kerja dapat berasal dari pekerjaan yang
besarlah jumlah tenaga kerja dalam monoton, faktor fisik lingkungan kerja seperti
pekerjaanya yang selalu terpapar pada bising iklim, penerangan, kebisingan dan faktor
yang keras dan berlangsung lama (Sari, 2010). psikologi berupa tanggung jawab, konflik,
Kebisingan menempati urutan pertama kecemasan (Setyowati dkk, 2014).
dalam daftar penyakit akibat kerja di Amerika Hasil penelitian yang dilakukan oleh
dan Eropa dengan proporsi 35%. Di berbagai Rahayu (2016) di PLTD/G Pekanbaru, dapat
industri di Indonesia presentase penyakit diketahui terdapat hubungan antara intensitas
akibat kebisingan ini berkisar antara 30%-50% bising dengan kelelahan pada pekerja PLTD/G
(Diniari dkk, 2017). Pekanbaru. Diperoleh OR = 6.095 (95% CI =
Suara yang terlalu bising dan berlangsung 1.886 hingga 19.696) yang menunjukkan
lama akan menstimulasi nucleus ventralateralis bahwa pekerja yang terpapar intensitas
thalamus sehingga akan menguatkan sistem kebisingan > 85 dB adalah 6.095 kali lebih
inhibisi (penghambat) yang berada pada berisiko kelelahan daripada mereka yang
thalamus, sedangkan sistem aktivasi terpapar ≤ 85 dB.
(penggerak) pada formatio reticularis akan Berdasarkan penelitian yang dilkakukan
menurun. Jika sistem inhibisi lebih kuat atau oleh Riska yang berjudul hubungan intensitas
dominan daripada sistem aktivasi maka akan suara terhadap tingkat stress di PT. PLN
menimbulkan kelelahan (Hidayah, 2011). Persero Unit PLTD Poasia Kendari,
2
didapatkan 24 responden dari 42 responden Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik
yang bekerja di area kebisingan melebihi nilai untuk melakukan penelitian mengenai
ambang batas mengalami stress sedang dan 4 hubungan intensitas kebisingan dengan
responden dari 18 responden yang bekerja di kelelahan kerja pada pegawai PT. PLN Persero
area kebisingan kurang dari nilai ambang batas ULPLTD Poasia Kendari.
mengalami stress sedang . Hasil tersebut METODE PENELITIAN
menunjukkan terdapat hubungan yang Desain penelitian ini adalah analitik
signifikan antara intensitas suara terhadap observasional dengan pendekatan cross
tingkat stress di PT. PLN Persero Unit PLTD sectionalyang dilaksanakan pada Mei 2019 di
Poasia Kendari dengan nilai p=0,013 (p<0,05) PT. PLN Persero ULPLTD Poasia Kendari
(Riska, 2018). Dampak dari stres akibat kerja dan menggunakan metode total sampling
dapat menyebabkan reaksi emosional, dengan total sampel sebanyak 42 responden.
perubahan kebiasaan atau mental dan Pengumpulan data menggunakan microtoice
perubahan fisiologis. Salah satu perubahan dan timbangan untuk melihat IMT, Kuesioner
fisiologis yaitu kelelahan. Dalam hal ini KAUPK2 untuk menentukan tingkat kelelahan
menunjukkan adanya hubungan antara stress dan Sound Level Meter untuk menentukan
dengan kelelahan kerja di tempat kerja intensitas. Analisis data menggunakan uji
(Widyastuti, 2017). statistik Man Whitney dengan bantuan
program computer.

HASIL PENELITIAN.
Analisis Univariat.
Tabel 1. Distribusi Responden Penelitian Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Masa Kerja, dan
Unit Kerja di PT. PLN Persero ULPLTD Poasia
Distribusi
Karakteristik Responden
Jumlah (n) Presentase (%)
Usia
19-25 tahun 15 35,7
26-35 tahun 17 40,5
36-45 tahun 7 16,7
46-55 tahun 3 7,1
Jenis Kelamin
Laki-laki 40 95,2
Perempuan 2 4,8
Masa Kerja
1-5 tahun 21 50,0
6-10 tahun 8 19,0
>10 tahun 13 31,0
Unit Kerja
Operator Mesin 15 35,7
Pemeliharaan Mesin 9 21,4
Administrasi 9 21,4
Keamanan 9 21,4
Total 42 100
Sumber: Data Primer 2019

3
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa responden (4,8%). Responden dengan masa
jumlah sampel penelitian di PT. PLN Persero kerja 1-5 tahun lebih banyak daripada
ULPLTD Poasia Kendari sebanyak 42 responden dengan masa kerja 6-10 tahun dan
responden. Responden dengan rentang usia 26- >10 tahun, dimana masa kerja 1-5 tahun
35 tahun merupakan kelompok umur sebanyak 21 responden (50,0%), masa kerja 6-
terbanyak dibandingkan dengan kelompok 10 tahun sebanyak 8 responden (19,0%) dan
umur yang lain, dimana usia 19-25 tahun masa kerja >10 tahun sebanyak 13 responden
sebanyak 15 responden (35,7%), usia 26-35 (31,0%).
tahun sebanyak 17 responden (40,5%), usia Sampel yang diambil pada penelitian ini
36-45 tahun sebanyak 7 responden (16,7%) merupakan pegawai yang bekerja dibagian
dan 46-55 tahun sebanyak 3 responden (7,1%). operator mesin sebanyak 15 responden
Responden dengan jenis kelamin laki-laki (35,7%), pemeliharaan mesin sebanyak 9
lebih banyak daripada jenis kelamin responden (21,4%), administrasi sebanyak 9
perempuan, dimana jenis kelamin laki-laki responden (21,4%) dan keamanan sebanyak 9
sebanyak 40 responden (95,2%) sedangkan responden (21,4%).
jenis kelamin perempuan sebanyak 2

Tabel 2. Distribusi Unit Kerja Berdasarkan Intensitas Kebisingan Di Wilayah PT. PLN Persero
ULPLTD Poasia Kendari
Intensitas Kebisingan (dB)
Unit Kerja
> NAB ≤ NAB
Operator Mesin 85,3
Pemeliharaan Mesin 92,2
Administrasi 53,5
Keamanan 63,6
Sumber : Data Primer 2019
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa Terdapat dua unit kerja yang bekerja
terdapat dua unit kerja yang bekerja di area pada area dibawah nilai ambang batas (NAB)
melebihi nilai ambang batas (NAB) yaitu yaitu pada bagian administrasi memiliki
pada operator mesin memiliki intensitas intensitas kebisingan 53,5 dB dan keamanan
kebisingan 85,3 dB dan pemeliharaan mesin memiliki intensitas kebisingan 63,6 dB.
memiliki intensitas kebisingan 92,2 dB.

Tabel 3. Distribusi Unit Kerja Berdasarkan Kelelahan Kerja Di Wilayah PT. PLN Persero
ULPLTD Poasia Kendari
Kelelahan Kerja
Unit Kerja Total
Ringan Sedang Berat
Operator mesin 5 6 4 15
Pemeliharaan mesin 2 6 1 9
Administasi 5 4 0 9
Keamanan 9 0 0 9
Total 21 16 5 42
Sumber : Data Primer 2019

4
Pegawai di PT. PLN Persero ULPLTD bagian administrasi yang mengalami kelelahan
Poasia Kendari yang bekerja di bagian ringan yaitu sebanyak 5 responden, kelelahan
operator mesin yang mengalami kelelahan sedang sebanyak 4 responden dan tidak ada
ringan yaitu sebanyak 5 responden, kelelahan responden yang mengalami kelelahan berat.
sedang yaitu 6 responden dan kelelahan berat Seluruh pegawai yang bekerja di keamanan
yaitu 4 responden. Pegawai dibagian mengalami kelelahan ringan sebanyak 9
pemeliharaan mesin yang mengalami responden.
kelelahan ringan yaitu 2 responden, kelelahan
sedang sebanyak 6 responden dan kelelahan
berat sebanyak 1 responden. Pegawai di

Tabel 4. Distribusi Unit Kerja Area Kebisingan >85 dB Berdasarkan Pemakaian APT Di
Wilayah PT. PLN Persero ULPLTD Poasia Kendari
Pemakaian APT
Unit Kerja Total
Memakai Tidak Memakai
Operator Mesin 12 3 15
Pemeliharaan Mesin 6 3 9
Sumber : Data Primer 2019
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 6 responden sedangkan yang tidak memakai
responden yang bekerja sebagai operator APT yaitu 3 responden.
mesin yang memakai APT yaitu 12 responden 2. Analisis Bivariat
sedangkan yang tidak memakai APT yaitu 3 Analisis bivariat meliputi hubungan
responden. Responden yang bekerja di bagian intensitas kebisingan terhadap kelelahan
pemeliharaan mesin yang memakai APT yaitu kerja dan hubungan karakteristik responden
(usia, jenis kelamin, dan masa kerja) dengan
kelelahan kerja.

Tabel 5. Hubungan Intensitas Bising Terhadap Kelelahan Kerja Pegawai PT. PLN Persero
ULPLTD Poasia Kendari
Tingkat Kelelahan
Intensitas Total
Ringan Sedang Berat P
Bising
N % n % n % n %

>NAB 7 29,2 12 50,0 5 20,8 24 100


0,001
<NAB 14 77,8 4 22,2 0 0 18 100

Sumber : Data primer 2019

5
Berdasarkan tabel dapat diketahui dibawah nilai ambang batas, dimana
bahwa dari sampel pada penelitian ini mayoritas dari responden tersebut
sebanyak 42 responden. Terdapat 24 mengalami kelelahan ringan yaitu sebanyak
responden yang bekerja di lokasi kerja 14 responden (77,8%) sedangkan responden
dengan tingkat kebisingan melebihi nilai yang mengalami kelelahan sedang yaitu
ambang batas, dimana mayoritas dari sebanyak 4 responden (22,2%) dan tidak
responden tersebut mengalami kelelahan ada responden yang mengalami kelelahan
sedang yaitu sebanyak 12 responden berat.
(50,0%), sedangkan responden yang Berdasarkan tabel 9, nilai p=0,001
mengalami kelelahan ringan yaitu sebanyak yang artinya p < 0,05 berarti Ho ditolak.
7 responden (29,2%) dan kelelahan berat Hal ini menunjukkan terdapat hubungan
yaitu sebanyak 5 responden (20,8%). antara intensitas bising dengan kelelahan
Terdapat 16 responden yang bekerja di kerja pada pegawai PT. PLN Persero
lokasi kerja dengan tingkat kebisingan ULPLTD Poasia kendari.

Tabel 6. Hubungan Usia, Jenis Kelamin dan Masa Kerja Terhadap Kelelahan Kerja Di Wilayah
PT. PLN Persero ULPLTD Poasia Kendari
Kelelahan Kerja p
Usia Total
Ringan Sedang Berat
Usia
19-25 tahun 6 7 2 15
26-35 tahun 7 7 3 17
36-45 tahun 7 0 0 7 0,123
46-55 tahun 1 2 0 3
Total 21 16 5 42
Jenis Kelamin
Laki-laki 19 16 5 40
Perempuan 2 0 0 2 0,170
Total 21 16 5 42
Masa Kerja
1-5 tahun 10 8 3 21
6-10 tahun 3 4 1 8 0,488
>10 tahun 8 4 1 13
Total 21 16 5 42
Sumber : Data Primer 2019

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 7 responden, kelelahan sedang yaitu
jumlah pegawai di PT. PLN Persero ULPLTD 7 responden dan kelelahan berat yaitu 3
Poasia Kendari yang menjadi sampel responden. Responden dengan rentang usia 36-
penelitian yaitu 42 responden. Responden 45 tahun yang mengalami kelelahan ringan
dengan rentang usia 19-25 tahun yang yaitu sebanyak 7 responden, tidak ada
mengalami kelelahan ringan yaitu sebanyak 6 responden yang mengalami kelelahan sedang
responden, kelelahan sedang yaitu 7 responden dan kelelahan berat. Responden dengan
dan kelelahan berat yaitu 2 responden. rentang usia 46-55 tahun yang mengalami
Responden dengan rentang usia 26-35 tahun kelelahan ringan yaitu sebanyak 1 responden,
yang mengalami kelelahan ringan yaitu kelelahan sedang yaitu 2 responden dan tidak

6
ada responden yang mengalami kelelahan berat badan kurang dan gangguan
berat. pendengaran. Dalam penelitian ini
Pegawai di PT. PLN Persero ULPLTD menggunakan teknik total sampling dengan uji
Poasia Kendari yang berjenis kelamin laki-laki statistik yang digunakan adalah uji Man-
yang mengalami kelelahan ringan yaitu Whitney dengan jenis rancangan penelitian
sebanyak 19 responden, kelelahan sedang yang digunakan adalah Cross Sectional.
yaitu 16 responden dan kelelahan berat yaitu 5 Berdasarkan hasil analisis bivariat
responden. Pegawai yang berjenis kelamin didapatkan nilai p sebesar 0,001 yang artinya
perempuan yang mengalami kelelahan ringan H0 ditolak, hal ini menunjukkan terdapat
yaitu 2 responden, tidak ada pegawai yang hubungan yang signifikan antara intensitas
mengalami kelelahan sedang dan kelelahan kebisingan dengan kelelahan kerja pada
berat. pegawai di PT. PLN Persero ULPLTD Poasia
Pegawai di PT. PLN Persero ULPLTD Kendari. Seseorang akan semakin lelah jika
Poasia Kendari dengan masa kerja 1-5 tahun terpapar intensitas kebisingan >85 dB, dimana
yang mengalami kelelahan ringan yaitu mean rank yang didapatkan yaitu 26,29 lebih
sebanyak 10 responden, kelelahan sedang tinggi daripada jika terpapar intensitas
yaitu 8 responden dan kelelahan berat yaitu 3 kebisingan ≤ 85 dB yaitu dengan mean rank
responden. Pegawai dengan masa kerja 6-10 15,11.
tahun yang mengalami kelelahan ringan yaitu Penelitian ini sejalan dengan penelitian
sebanyak 3 responden, kelelahan sedang yaitu yang dilakukan oleh Kalsum, dkk (2016)
4 responden dan kelelahan berat yaitu 1 dengan judul “Hubungan Antara Kebisingan,
responden. Responden dengan masa kerja >10 Beban Kerja, Dan Shift Kerja Terhadap
tahun yang mengalami kelelahan ringan yaitu Kelelahan Pada Pekerja Di Bagian Produksi
sebanyak 8 responden, kelelahan sedang yaitu PT. Batang Hari Tembesi Kota Jambi Tahun
4 responden dan kelelahan berat yaitu 1 2016” menunjukkan bahwa pekerja yang yang
responden. bekerja di area kebisingan sebanyak 25 orang
yang mengalami kelelahan sedangkan pekerja
PEMBAHASAN yang bekerja di area yang tidak bising
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebanyak 7 orang mengalami kelelahan.
hubungan antara intensitas bising dengan Berdasarkan hasil analisis uji Chi Square
kelelahan kerja pada pegawai PT. PLN Persero diperoleh nilai p-Value = 0,000 (p < 0,05), hal
ULPLTD Poasia kendari. Responden pada ini berarti ada hubungan yang signifikan antara
penelitian ini adalah pegawai PT. PLN Persero kebisingan terhadap kelelahan pada pekerja di
ULPLTD Poasia Kendari yang bekerja di bagian produksi PT. Batanghari Tembesi kota
bagian operator mesin, pemeliharaan mesin, Jambi tahun 2016.
administrasi dan keamanan yang berjumlah 49 Suara yang terlalu bising dan berlangsung
responden. Diantara 49 responden, didapatkan lama dapat menimbulkan stimulasi daerah di
42 responden yang masuk dalam kriteria dekat area penerimaan pendengaran primer
inklusi dan ekslusi, dimana 2 responden yang pada korteks serebri (area brodmann 41) yang
tidak hadir saat penelitian, 2 responden yang akan menyebabkan sensasi suara gemuruh dan
mengalami gangguan pendengaran serta berat berdenging. Jika suara tersebut diterima di
badan berlebih, 2 responden mengalami korteks pendengaran primer pada korteks
gangguan kesehatan pada saat bekerja serta serebri maka akan menyebabkan sistem
berat badan berlebih, 1 responden mengalami inhibisi (penghambat) akan lebih kuat atau

7
dominan daripada sistem aktivasi (penggerak) (earplug) biasanya dipakai apabila adanya
sehingga menurunkan kemampuan manusia kebisingan lebih dari 100 dB. Earplug terbuat
bereaksi yang pada akhirnya akan dari bermacam-macam material, seperti busa
menimbulkan kondisi kelelahan (Baehr dan PVC, polyurethane, silikon, dan lain-lain. Alat
Frotscher, 2010; Sukmono, 2010). ini dapat mengurangi intensitas kebisingan
Kebisingan yang tidak diinginkan maka sekitar 10-25 dB.
akan menyebabkan reaksi fisiko-psikologis Faktor-faktor yang berperan sehingga
pada tubuh. Berkaitan dengan gangguan sistem menyebabkan kelelahan kerja:
muskuloskeletal, pengaruh bising terjadi 1. Usia
melalui respon tubuh terhadap bising (sebagai Berdasarkan uji statistik dengan
stress) dengan diproduksinya nor adrenalin menggunakan uji spearman rank diperoleh
oleh kelenjar medulla adrenal. Nor adrenalin nilai p = 0,123 yang berarti tidak terdapat
menyebabkan timbulnya penyempitan hubungan antara usia dengan kelelahan kerja
pembuluh darah menyeluruh (vasokonstriksi pada pegawai PT. PLN Persero ULPTD Poasia
general). Nor adrenalin ini akan menyebabkan Kendari.
vasokontriksi pembuluh darah dalam tubuh Berdasarkan hubungan rentang usia
secara general termasuk pada otot yang terhadap kelelahan kerja di PT. PLN Persero
digunakan dalam bekerja. Hal ini akan ULPLTD Poasia kendari didapatkan usia 36-
mengakibatkan pasokan oksigen dan nutrisi 55 tahun tidak ada yang mengalami kelelahan
yang dialirkan menuju ke jaringan terganggu berat. Menurut Kusgiyanto (2017), pegawai
sehingga menyebabkan orang mudah yang berusia tua juga tidak menutup
mengalami kelelahan (Lestari dan Fihir, 2013). kemungkinan mengalami kelelahan tingkat
Bahaya kebisingan pekerja dapat dibantu rendah karena pengalaman kerja yang dimiliki
oleh Alat Pelindung Telinga (APT). Pada sehingga dapat menyiasati supaya tidak
penelitian ini, tidak semua pegawai yang mengalami kelelahan berat.
bekerja di area bising melebihi nilai ambang 2. Jenis Kelamin
batas yaitu pada bagian operator mesin dan Berdasarkan uji statistik dengan
pemeliharaan mesin menggunakan alat menggunakan uji Man-Whitney diperoleh nilai
pelindung telinga (APT). Responden yang p = 0,170 yang berarti tidak terdapat hubungan
bekerja sebagai operator mesin yang memakai antara jenis kelamin dengan kelelahan kerja
APT yaitu 12 responden sedangkan yang tidak pada pegawai PT. PLN Persero ULPLTD
memakai APT yaitu 3 responden. Responden Poasia Kendari.
yang bekerja di bagian pemeliharaan mesin Berdasarkan hubungan jenis kelamin
yang memakai APT yaitu 6 responden dengan kelelahan kerja pada pegawai PT. PLN
sedangkan yang tidak memakai APT yaitu 3 Persero ULPLTD Poasia Kendari didapatkan
responden. pegawai dengan jenis kelamin laki-laki yang
Penggunaan alat pelindung telinga mengalami kelelahan kerja berat yaitu 5
merupakan kewajiban bila pekerja terpapar responden sedangkan pegawai dengan jenis
oleh bising dengan intensitas 85 dB selama 8 kelamin perempuan tidak ada yang mengalami
jam kerja atau 40 jam per minggu. Alat kelelahan kerja berat karena sampel yang
pelindung telinga dapat menurunkan kerasnya didapatkan pada penelitian ini tidak seimbang
bising yang melalui hantaran udara sampai 40 antara responden laki-laki dengan perempuan,
dB (Retnaningsih, 2016). Sedangkan menurut dimana responden laki-laki berjumlah 40
Ramadhani, dkk. (2017), sumbat telinga orang sedangkan perempuan hanya 2 orang.

8
3. Masa Kerja mesin sudah memenuhi syarat untuk bekerja,
Masa kerja dapat mempengaruhi pekerja dimana nilai ambang batas kebisingan yang
baik pengaruh positif maupun negatif. dipaparkan yaitu 85,3 dB dengan waktu
Pengaruh positif terjadi bila semakin lama pemaparan 8 jam. Pegawai yang bekerja di
seorang pekerja bekerja maka akan area pemeliharaan mesin memiliki nilai
berpengalaman dalam melakukan ambang batas kebisingan 92,2 dB dan lama
pekerjaannya. Sebaliknya pengaruh negatif kerja 8 jam sehari. Berdasarkan nilai ambang
terjadi bila semakin lama seorang pekerja batas kebisingan dengan lama kerja pegawai
bekerja maka akan menimbulkan kelelahan tidak memenuhi syarat, tetapi penyalaan mesin
dan kebosanan, terlebih dengan aktivitas dalam sehari biasanya hanya sekitar ± 2 jam
pekerjaan yang monoton dan berulang-ulang sehingga dapat dilihat bahwa pegawai di
(Kusgiyanto, dkk. 2017) bagian pemeliharaan mesin sudah memenuhi
Berdasarkan uji statistik dengan syarat untuk bekerja.
menggunakan uji spearman rank diperoleh SIMPULAN
nilai p = 0,488 yang berarti tidak terdapat Terdapat hubungan antara Intensitas
hubungan antara masa kerja dengan kelelahan Kebisingan dengan Kelelahan kerja padabbbb
kerja pada pegawai PT. PLN Persero ULPLTD Pegawai PT. PLN Persero ULPLTD Poasia
Poasia Kendari. Responden dengan masa kerja dengan p=0,001
1-5 tahun lebih banyak mengalami kelelahan
kerja berat yaitu sebanyak 3 responden SARAN
dibandingkan dengan responden dengan masa Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya
kerja 6-10 tahun dan >10 tahun yang menambah variabel-variabel lain yang belum
mengalami kelelahan kerja berat sebanyak 1 diteliti untuk menghasilkan korelasi antara
responden. Menurut Karlos, dkk (2015), variabel yang diteliti tersebut dengan
seseorang yang bekerja dengan masa kerja kelelahan kerja.
yang lama lebih banyak memiliki pengalaman DAFTAR PUSTAKA
dibandingkan yang bekerja dengan masa kerja Baehr, M., Frotscher, M. 2010. Diagnosis
yang tidak terlalu lama. Orang yang sudah Topik Neurologi DUUS : anatomi,
bekerja lama sudah terbiasa dengan pekerjaan fisiologi, tanda, gejala. Ed 4. EGC.
yang dilakukannya sehingga tidak Jakarta
menimbulkan kelelahan kerja bagi dirinya. Diniari, Hanif Rizqi., dkk. 2017. Noise Risk
Terdapat dua unit kerja PT. PLN Persero Assessment At Air Separation Plant
ULPLTD Poasia Kendari yang memiliki PT. X Surabaya (Nitrogen, Oxygen,
intensitas kebisingan >85 dB yaitu operator And Argon Plant). Journal Of
mesin memiliki intensitas kebisingan 85,3 dB Vocational Health Studies. 1(2).
dan pemeliharaan mesin memiliki intensitas Gunara, Muhammad. 2011. Bahaya
kebisingan 92,2 dB, dimana pegawai yang Kebisingan Di Lingkungan Kerja
bekerja di dua unit tersebut memiliki lama Pada Industri Penarikan Kawat Dan
kerja ±8 jam. Menurut Kepmenaker (1999) Metode Pengendaliannya. Rekayasa
dalam Gunara (2011), batas waktu pemaparan Teknologi. 2(2).
dengan intensitas kebisingan 85 dB yaitu 8 Hidayah, Lailatur Fitri. 2011. Pengaruh
jam dan batas waktu pemaparan intensitas Kebisingan Terhadap Kelelahan
kebisingan 91 dB yaitu 2 jam. Disini dapat Tenaga Kerja Di Bagian Mesin Tenun
dilihat bahwa pegawai di bagian operator PT. Iskandartex Surakarta. Skripsi.

9
Program Diploma IV Kesehatan Jurnal Kesehatan Masyarakat
Kerja Fakultas Kedokteran Andalas. 12(1).
Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Retnaningsih, R. 2016. Hubungan
Kalsum, U., Merdekawati, D., Hasanah, NH. Pengetahuan Dan Sikap Tentang Alat
2016. Hubungan Antara Kebisingan, Pelindung Telinga Dengan
Beban Kerja, Dan Shift Kerja Penggunaannya Pada Pekerja Di PT.
Terhadap Kelelahan Pada Pekerja Di X. Journal of Industrial Hygiene and
Bagian Produksi PT. Batang Hari Occupational Health. 1(1)
Tembesi Kota Jambi Tahun 2016. Riska. 2018. Hubungan Intensitas Suara
Jurnal Healh Care Media. 2(5). Dengan Kelelahan Kerja Pegawai PT.
Karlos, OC., Josephus, J., Kawatu, P. 2015. PLN Persero Unit PLTD Poasia
Hubungan Antara Aktivitas Fisik Kendari. Skripsi. Program Studi
Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kedokteran Fakultas Kedokteran
Kerja Bongkar Muat (TKBM) Di Universitas Halu Oleo. Kendari.
Pelabuhan Manado. The Relationship Sari, Ratih Perwita. 2010. Pengaruh Intensitas
Between Physhical Activity And Work Kebisingan Terhadap Kelelahan
Fatigue Stevedoring In Manado Kerja Pada Tenag Kerja Bagian
Harbou. Screening CV. Mekar Sari Wonosari
Kusgiyanto W, Suroto, Ekawati. 2017. Klaten. Skripsi. Program Diploma IV
Analisis Hubungan Beban Kerja Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran
Fisik, Masa Kerja, Usia, Dan Jenis Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Kelamin Terhadap Tingkat Kelelahan Setyowati, DL., Shaluhiyah, Z., Widjasena, B.
Kerja Pada Pekerja Bagian 2014. Penyebab Kelelahan Kerja
Pembuatan Kulit Lumpia Di Pada Pekerja Mebel. 8(8).
Kelurahan Kranggan Kecamatan Sukmono, Daniel Haris. 2010. Pengaruh
Semarang Tengah. Jurnal Kesehatan Kebisingan Terhadap Tingkat
Masyarakat. 5 (5). Kelelahan Kerja Di Penggilingan Padi
Lestari, AD., Fihir, IM. 2013. Hubungan Desa Griyan Kelurahan Baturan
Pajanan Kebisingan Dengan Efek Kecamatan Colomadu Kab.
Kesehatan Non-Auditory Pada Karanganyar. Skripsi. Program
Pekerja Bagian Produksi Di PT. Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas
Tokai Dharma Indonesia Pada Tahun Kedokteran Universitas Sebelas
2013. Maret. Surakarta.
Rahayu, EP., Permana, I. 2016. The Effect of
Noise Intensity in Working Area to Widyastuti AD. 2017. Hubungan Stres Kerja
Fatigue of Worker at PLTD/G Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja
Pekanbaru. International Journal of Area Workshop Konstruksi Box
Science and Applied Technology. Truck. The Indonesian Journal Of
1(1): 22. Occupational Safety And Health.
Ramadhani, S., Silaban, G., Hasan, W. 2017. 6(2).
Pemakaian APT Dengan Gangguan
Pendengaran Pekerja Ground
Handling Di Bandara Kualanamu.

10

Anda mungkin juga menyukai