Anda di halaman 1dari 3

Analisa jurnal

Judul Jurnal : Supporting Parents’ Pain Care Involvement With Their Children With Acute
Lymphoblastic Leukemia: A Qualitative Interpretive Description

A. Abstrak

Anak-anak dengan Acute Lymphoblastic Leukemia mengalami rasa sakit dari


penyakit, perawatan, dan prosedur yang diterimanya. Orang tua dapat menjadi efektif
dalam menangani rasa sakit anak mereka, tetapi hanya sedikit yang diketahui secara
sistematis bagaimana mereka melakukannya. Menghargai penyelidikan digunakan
untuk membingkai penelitian dalam lensa berbasis kekuatan dan metode deskriptif
interpretatif digunakan untuk menggambarkan sumber rasa sakit, peran perawatan
sakit orang tua, dan struktur kunci yang mendukung keterlibatan perawatan sakit
orang tua. Delapan perawat klinik onkologi anak dan sepuluh orang tua berpartisipasi.
Enam tema utama perkelompok diidentifikasi. Tema utama termasuk membangun
hubungan terapeutik, mempelajari kembali cara merawat anak, mengatasi tantangan
dan mengenali rasa sakit, mempelajari strategi khusus orang tua, memberdayakan
untuk mengambil peran aktif dalam perawatan nyeri, dan mempertahankan hubungan.
Tema perawat termasuk membangun hubungan terapeutik, mempersiapkan orang tua
untuk merawat anak mereka, memfasilitasi penilaian nyeri, mengajar perawatan orang
tua terbaik, memberdayakan orang tua, dan menjaga hubungan. Temuan ini dapat
digunakan untuk memandu klini praktik dan penelitian masa depan.

Tujuan
a. Mendeskripsikan perspektif perawat dan orang tua dalam memandang sumber
nyeri.
b. Mengetahui apa yang dilakukan orang tua untuk meredakan nyeri pada anak
c. Mengidentifikasi struktur kunci dan proses yang memfasilitasi kemampuan orang
tua.

Sampel

a. 10 orang tua pasien anak dengan ALL


b. 8 perawat
Metode

a. Metode Appreciate Inquiry (AI)


b. Metode deskrptif

Prosedur penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan cara orang tua dan perawat diwawancarai satu per
satu dengan principal investigator (PI)

Hasil Penelitian dan Diskusi


Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data dari responden 10 orang tua dan
8 perawat. Berdasarkan pada sumber nyeri baik orang tua maupun perawat
mendeskripsikan hal sama mengenai nyeri yang berhubungan dengan penyakit,
prosedur, dan efek perawatan dimana yang sering muncul adalah nyeri tulang, sakit
kepala, dan nyeri abdomen.
Dalam strategi mengontrol nyeri, orang tua menekankan peran utama mereka
dalam menggunakan strategi nonfarmakologis, sementara perawat menggambarkan
peran orang tua lebih komprehensif termasuk penilaian nyeri serta aplikasi
farmakologis maupun non farmakologis.
Terdapat dua tema dari orang tua dan perawat. Pada tema orang tua meliputi
membangun hubungan terapeutik, mempelajari cara merawat anak yang baru
didiagnosis ALL, mengatasi tantangan dan mendapatkan kepercayaan diri dalam
mengenali rasa sakit, mengajarkan orang tua dalam strategi penanganan nyeri,
memberdayakan memanajemen nyeri, dan menjaga hubungan dengan tepat waktu
serta pertukaran informasi dengan ahli.
Pada tema perawat meliputi membangun makna hubungan, mempersiapkan
orang tua agar lebih peduli pada anak mereka, memfasilitasi penilaian nyeri dengan
komunikasi dua arah antara perawat dan orang tua, melibatkan orang tua dalam
perawatan nyeri, orang tua diberdayakan untuk menangani rasa sakit, dan menjaga
hubungan yang bermakna.
Pada diskusi ditekankan bahwa dilakukan BHSP trlebih dahulu perawat
dengan klien/ orang tua agar terjalin komunikasi yg efektif. Perlunya edukasi orang
tua tentang nyeri yg akan muncul sebagai akibat dari proses penyakit, efek dari
tindakan diagnostik, maupun komplikasi dari penyakit dan informasi mengenal
karakteristik yang terjadi pada anak dan managemen non farmakologis yang bisa
dilakukan. Setelah diberikan pendidikan tentang manajemen nyeri diharapkan orang
tua bisa lebihb percaya diri utk bisa memahami kondisi anak mereka yg menderita
ALL

B. Implementasi Keperawatan
Perawat dapat melibatkan keluarga dalam pemberian asuhan keperawatan
serta dalam pengambilan keputusan terhadap tindakan yang akan dilakukan.
Keterlibatan keluarga sangat dibutuhkan karena anak selalu membutuhkan keluarga
selama hospitalisasi
Dalam keperawatan anak perawat harus memandang anak sebagai individu
yang unik. Perawat harus menjaga anak jangan sampai mengalami trauma. Asuhan
yang diberikan kepada anak pun seminimal mungkin jangan membuat anak menjadi
trauma sehingga sebisa mungkin kontak orang tua dengan anak jangan terpisah.
Orang tua diusahakan harus terus disamping anak agar meminimalkan trauma.
Perawat juga memiliki peran dalam meminimalkan trauma pada anak.
Perawat di bagian anak harus memiliki kemampuan komunikasi terapeutik yang baik.
Komunikasi tersebut akan mendorong anak lebih percaya kepada perawat.
Kemampuan komunikasi dan pendekatan yang baik juga dibutuhkan agar anak tidak
mengalami trauma pada saat dilakukan tindakan. Anak sebisa mungkin tidak fokus
pada tindakan yang dilakukan. Perawat harus lihai mengalihkan perhatian sang anak
atau melakukan distraksi agar nyeri/trauma yang timbul pada proses tindakan tidak
terlalu dirasakan.

Anda mungkin juga menyukai