Anda di halaman 1dari 11

Sifat – Sifat Orang Ingkar (Kafir, Munafik, Dzalim)Dalam Alquran dan As-Sunnah

Umi Nazila NurDini (198620600209)

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Psikologi Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muahmmadiyah Sidoarjo

2019/2020

Abstrak : Kafir secara umum diartikan dengan orang yang beragama selain Islam
yang terkomplikasi pada keyakinan bahwa mereka adalah orang yang sesat, masuk neraka
dan tidak bisa dijadikan sebagai pemimpin. yang menjelaskan tentang kafir relevan dengan
toleransi di Indonesia sendiri khususnya, seperti peristiwaToleransi antar umat beragama di
Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, menjadi contoh yang indah. Contoh budaya toleransi di
antaranya panitia yang bertugas pada perayaan hari besar umat Kristen adalah umat
Islam, begitu juga sebaliknya. Toleransi antar umat beragama antara pemeluk Agama Islam
dan Kristendi Gereja Kristen Jawa.

 Di dalam al-Quran Allah membagi manusia menjadi tiga golongan yaitu: pertama
adalah golongan orang-orang beriman (mukminin), kedua adalah golongan orang-
orang yang ingkar (kafirin), dan ketiga adalah golongan orang-orang munafik
(munafiqin). Ketiga golongan tersebut dijelaskan dalam beberapa ayat pertama dari
surat Al-Baqarah. Ciri-ciri yang relevan dengan orang munafik adalah: sifat tipu,
menipu diri tanpa disadarinya, penyakit hati, bermuka dua, malas beribadah, tidak
memiliki pendirian, tidak sabar dalam menghadapi rintangan, mengingkari janji, lahir
dan batinnya berbeda (berdusta), dan bersumpah palsu.
 Dizaman sekarang ini penyakit yang namanya riya’ (pamer) ini sangat menyebar
luas di dunia media sosial (medsos). Perbuatan riya’ bisa membuat orang lain
menjadi iri. Dan karena perbuatan riya’ ini hati orang lain menjadi sakit. Bukan hanya
menyakiti hati orang lain saja, tetapi riya’ juga merusak dirinya sendiri. Terutama
merusak amal perbuatan orang yag melakukan riya’1

1
http://eprints.walisongo.ac.id/9189/1/114211054.pdf
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya
kepada kita semua. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan besar kita Nabi
Muhammad SAW. Dan semoga kita akan selalu mendapat syafaatnya baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Dengan pertolongan dan hidayah-Nya kami sebagai penulis dapat menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas
mata kuliah prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang berjudul Sifat – Sifat Orang Ingkar (Kafir, Munafik,
Dholim)Dalam Alquran dan As-Sunnah. Rasa terima kasih juga saya ucapkan kepada Bapak Supriyadi, S.Pd.I.,
M.Pd.I yang selalu memberikan dukungan serta bimbingannya sehingga laporan makalah ini dapat saya buat baik
dan benar. Semoga makalah yang telah kami susun ini turut memperkaya khazanah ilmu serta bisa menambah
pengetahuan dan pengalaman para pembaca. Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu
yang sempurna. Kami juga menyadari bahwa Laporan Makalah ini juga masih memiliki banyak kekurangan. Maka
dari itu kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca sekalian demi penyusunan dengan tema
serupa yang lebih baik lagi.

Sidoarjo, 28 Oktober 2019


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada bagian awal Al-Qur‟an, Allah SWT mengelompokkan umat manusia kedalam tiga golongan, yakni:
Mukmin, Kafir, dan Munafik. Allah SWT menjelaskan ciri-ciri orang beriman (mukmin) secara sangat ringkas.
Lalu, ciri-ciri orang kafir cukup dijelaskan dengan satu ayat. Kemudian dilanjutkan dengan menguraikan ciri-
ciri orang munafik secara panjang dan lebar. Golongan orang munafik dibahas dengan sangat panjang karena
mereka adalah golongan yang paling berbahaya di masyarakat. Sikap kaum munafik dan kaum musyrik itu
berbeda dari sikap orang-orang mukmin yang dikatakan oleh Allah SWT dalam firman-Nya:"Sesungguhnya
jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar Rasul menghukum
(mengadili) di antara mereka ialah ucapan. “Kami mendengar, dan kami patuh”. dan mereka Itulah orang-
orang yang beruntung." (QS. An Nuur 51).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari sifat orang kafir?
2. Bagaimana ciri-ciri orang munafik?
3. Apa ancaman bagi orang yang berbuat dzalim?
4. Bagaimana cara menghindari diri dari sifat riya’?
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian sifat kafir.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri orang munafik dan sifat-sifat yang ada didalam diri orang
munafik.
3. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang perbuatan dzalim.
4. Agar tahu tentang hadist-hadist yang berkenaan dengan niat keikhlasan dan bahaya
riya’ dalam sebuah amal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Orang Kafir
Dengan menggunakan huruf taukid ini menegaskan bahwa sesungguhnya, orang-orang yang kafir, yaitu orang-
orang yang menutupi tanda-tanda kebesaran Allah. Mereka dalam pandangan Allah tidak akan mungkin beriman.
Ayat ini bukan berbicara tentang semua orang kafir. Namun, ayat ini berbicara tentang orang-orang kafir yang
kekufurannya sudah mendarah daging dalam jiwa mereka. Sehingga mereka sudah tidak mungkin lagi akan
berubah akibat diri mereka sendiri yang tidak mau mengimani Allah dan rasul-Nya. Istilah kafir (jamaknya kuffaar)
secara bahasa artinya adalah menutupi, menyembunyikan atau mengingkari sesuatu. Karena itu, orang yang
mengingkari atau nikmat Allah, disebut dengan kufur nikmat. Lawan katanya adalah syakir, artinya membuka,
orang yang bersyukur. Adapun secara syariat Islam, manusia yang kafir yaitu mereka yang mengingkari Allah
sebagai satu-satunya yang berhak disembah dan mengingkari Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam sebagai utusan-Nya. Di dalam Al-Qur’an, perkataan kafir mengacu pada perbuatan yang ada
hubungannya dengan Allah, seperti mengingkari nikmat-nikmat (berkah) Allah dan tidak berterima kasih kepada-
Nya.

2.2 Sifat Orang Kafir


Sesungguhnya orang-orang kafir itu, sifat dengan kekufuran mewarnai hidupnya, lalu menjadi sifat yang lazim
bagi mereka, di mana tidak ada seorang pun yang dapat menghalangi mereka darinya, nasihat tidak berguna
pada mereka dan mereka selalu tetap dalam kekufuran mereka. Maka, Allah menyebutnya dengan, “Kamu beri
peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman”. Jadi, tidak akan ada manfaatnya
dakwah bagi mereka orang-orang kafir, kecuali hanya sebatas menegakkan hujjah (dalil) atas mereka. Maknanya,
tetap sebatas kewajiban menyampaikan. Kalaupun tidak juga mau beriman, maka janganlah membuat kita
bersedih hati untuk mereka atupun menyesali mereka.

Allah pun menyatakannya dalam kalimat ‘sawaa’un’, artinya sama saja. Artinya, sama saja antara mereka diberi
peringatan atau tidak, hal itu tak ada gunanya, ‘gak ngaruh’ tak bergeming, karena Allah Subhanahu Wata’ala
telah memutuskan mereka tak akan mendapatkan hidayah.

Bahkan jika pun sampai diberi peringatan, ‘a’andzartahum’, atau al-indzaar, yaitu dengan menakut-nakuti akan
akibat dari kekafiran, kezhaliman dan berbuat kerusakan. mereka ndak juga mau berbuat baik, nggak mau
bertaubat.

‘Adzaabun, artinya rasa sakit yang menghilangkan kenikmatan hidup dan kesenangannya, jiwa gersang, tidak
tenang, gelisah di dunia. Sementara di akhirt mendapat siksa akibat kekafirannya itu.

Akibat dari itu adalah, “Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka” yaitu menutupnya dengan
penutup yang tidak dapat dimasuki oleh keimanan dan tidak bisa ditembus. Hingga akhirnya apa yang mereka
lihat, tidak berguna bagi mereka, dan apa-apa yang mereka dengarkan juga, tidak bermanfaat untuk mereka.
Jalan-jalan ilmu dan kebaikan telah ditutup bagi mereka, tidak ada keinginan pada mereka dan tidak ada kebaikan
yang diharapkan pada mereka. Sesungguhnya mereka telah dihalangi dan ditutup bagi mereka pintu-pintu
keimanan yang disebabkan oleh kekufuran dan pengingkaran mereka. 2

2
https://almanhaj.or.id/3692-sifat-sifat-orang-orang-kafir.html, https://id.wikipedia.org/wiki/Kafir,
https://minanews.net/sifat-orang-kafir-tidak-mau-menerima-kebenaran-kajian-surat-al-baqarah-ayat-6-7/
2.3 Pengertian Orang Munafik
Munafiq atau Munafik (kata benda, dari bahasa Arab: plural munafiqun) adalah terminologi dalam Islam untuk
merujuk pada mereka yang berpura-pura mengikuti ajaran agama Islam, namun sebenarnya hati mereka
memungkirinya. Dari hadits Abdullah Ibnu Umar ada dua pembagian yang bisa diambil pelajaran yaitu: benar-
benar munafik (munafik sempurna) dan sifat atau perangai munafik yang ada pada diri seseorang. Munafik tidak
dikategorikan Islam, bukan Islam bukan juga kafir tetapi ia sebagai munafik. dalam surat At-Taubah ayat 63-86
Allah menceritakan tentang orang-orang munafik pada masa rasul sehingga Allah memerintahkan kepada rasul
jangan mendo’akan ampunan kepada mereka (tidak akan diterima walau rasul memohon 70 kali) dan jangan
pula menyalatkan ketika dia mati (orang-orang munafik) demikian ancaman keras neraka jahannam yang kekal
bagi orang-orang munafik. Orang-orang munafik selalu menerima dan memberi dengan ketidak tulusan mereka
jauh dari sifat rendah hati mereka selalu ingin di puji disertai sifat iri hati semisal ada yang menyamai dan
melebihi mereka. Ibn Rajab berkata: “Nifaq (munafik) secara bahasa merupakan jenis penipuan, makar,
menampakkan kebaikan dan memendam kebalikannya. Secara syari’at terbagi dua: Pertama, Munafik Akbar
(Kemunafikan Besar) yaitu upaya seseorang menampakkan keimanan kepada Allah SWT, para malaikat, kitab-
kitab, Rasul dan hari akhir, sebaliknya memendam lawan dari itu semua atau sebagiannya. Inilah bentuk nifaq
(kemunafikan) yang terjadi pada masa Rasulullah SAW dan yang dicela dan dikafirkan para pelakunya oleh al-
Qur’an. Rasulullah SAW menginformasikan bahwa pelakunya kelak akan menempati neraka paling bawah.
Kedua, Munafik Ashghar (Kemunafikan Kecil); yaitu kemunafikan dalam perbuatan. Gambarannya, seseorang
menampakkan secara teranga-terangan keshalihannya namun menyembunyikan sifat yang berlawanan dengan
itu.

2.4 Ciri-Ciri Orang Munafik


1. Tanda Munafik yang Pertama jika berbicara ia berbohong Inilah tanda munafik yang pertama; gemar
berbohong. Semakin sering berbohong, Semakin dekat dengan kemunafikan. Dalam hadits lain Rasulullah SAW
pernah mensifati seorang mukmin. Bahwa mungkin saja seorang mukmin itu penakut, mungkin saja bakhil,
tetapi tidak mungkin seorang mukmin itu pembohong. Ditanyakan kepada Rasulullah Saw: “Apakah seorang
mukmin bisa menjadi penakut?” Beliau menjawab: ‘Ya.” Lalu ditanya lagi: “Apakah seorang mukmin bisa
menjadi bakhil?” Beliau menjawab: “Ya.” Lalu ditanyakan lagi: “Apakah seorang mukmin bisa menjadi
pembohong?” Beliau menjawab: “Tidak!” (HR. Malik dari Sofwan bin Sulaim dalam Al-Muwatha')

2. Tanda Munafik yang Kedua jika berjanji ia mengingkari Inilah tanda munafik yang kedua; gemar mengingkari
janji. Semakin sering mengingkari janji, semakin dekat dengan kemunafikan. Karenanya, berhati-hatilah dengan
janji. Tanda munafik yang kedua ini tidak lebih mudah dihindari daripada tanda munafik pertama. Sering kali
seorang muslim sudah mampu menjaga agar perkataannya benar, menghindari berbohong, tetapi ia masih
mudah berjanji padahal ia tahu dirinya sulit memenuhi janji itu. Apalagi jika seseorang menjadi pemimpin;
dorongan untuk berjanji biasanya lebih besar. Maka intensitas memberikan janji semakin besar. Lihatlah praktik
kampanye di zaman sekarang.

3. Tanda Munafik yang Ketiga dan jika diberi amanah ia berkhianat Ini tanda munafik yang ketiga; mengkhianati
amanah. Semakin sering dilakukan, semakin dekat dengan kemunafikan. Semakin besar amanah yang dikhianati,
semakin jelas tanda kemunafikan. Sekali lagi, meskipun kita tidak bisa memastikan. Amanah bentuknya bisa
bermacam-macam. Bisa jadi ia adalah pekerjaan atau profesi yang di dalamnya ada kewajiban yang seharusnya
kita penuhi. Bisa jadi ia adalah kepemimpinan yang dipercayakan kepada kita. Bahkan titipan barang dari orang
lain agar kita menjaganya, atau rahasia dari orang lain agar kita menyimpannya, semua itu termasuk amanah.
Maka, marilah kita melakukan introspeksi diri agar tidak terjerumus dalam kemunafikan. Jika selama ini kita
kurang komit terhadap kejujuran, mudah mengingkari janji atau menganggap remeh amanah, marilah kita
bertaubat dan memperbaiki diri.3

3
https://www.academia.edu/24048969/tanda_tanda_munafik
2.5 Sifat Orang Munafik Dan Wujudnya
1. Dusta
2. Khianat
3. Fujur dalam Pertikaian
4. Mungkir dan Ingkar Janji
5. Malas Beribadah
6. Riya
7. Sedikit Berdzikir
8. Mempercepat Shalat
9. Mencela Orang-Orang yang Taat dan Sholeh
10. Memperolok-olokkan Al Quran, As Sunnah, dan Rasulullah SAW.4

4
https://www.slideshare.net/sembarang123zae/makalah-materi-tentang-munafik
2.6 Pengertian Orang Dzalim
Menurut ajaran islam, dzalim atau aniaya berasal dari kata dzolama-yadlimu-dzulman yang artinya aniaya. Zalim
(Arab: ‫م ل ظ‬, Dholim) adalah meletakkan sesuatu/ perkara bukan pada tempatnya. Orang yang berbuat zalim
disebut zalimin. Lawan kata zalim adalah adil.

Kata zalim berasal dari bahasa Arab, dengan huruf “dho la ma” (‫ ) م ل ظ‬yang bermaksud gelap. Di dalam al-Qur’an
menggunakan kata zhulm selain itu juga digunakan kata baghy, yang artinya juga sama dengan zalim yaitu
melanggar haq orang lain. Namun demikian pengertian zalim lebih luas maknanya ketimbang baghyu, tergantung
kalimat yang disandarkannya. Kezaliman itu memiliki berbagai bentuk di antaranya adalah syirik. Kalimat zalim
bisa juga digunakan untuk melambangkan sifat kejam, bengis, tidak berperikemanusiaan, suka melihat orang
dalam penderitaan dan kesengsaraan, melakukan kemungkaran, penganiayaan, kemusnahan harta benda,
ketidak adilan dan banyak lagi pengertian yang dapat diambil dari sifat zalim tersebut, yang mana pada dasarnya
sifat ini merupakan sifat yang keji dan hina, dan sangat bertentangan dengan akhlak dan fitrah manusia, yang
seharusnya menggunakan akal untuk melakukan kebaikan. Sejak awal, Islam datang menyeru umat manusia
untuk lepas dari kungkungan kedzaliman dan kelaliman. Menyerukan persamaan derajat manusia di muka bumi
ini, serta merubuhkan seluruh warisan-warisan jahiliyah yang identik dengan kedholiman. Tak ada lagi
kesewenang-wenangan kaum yang kuat, kelaliman penguasa serta kebengisan golongan yang terpandang.
Karenanya, tidak heran kalau dalam waktu yang relatif sangat singkat, Islam mendapat tempat istimewa di hati
manusia. Khususnya mereka yang lemah dan tertindas.

2.7 Ancaman Bagi Orang Yang Berbuat Dzalim


Perbuatan zalim sangat tidak di sukai Allah dan Rasulnya.Seperti riwayat dari HR Muslim berikut ini.

"Wahai hambaku, sesungguhnya aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku telah menetapkan
haramnya(kezaliman itu) diantara kalian, maka janganlah kalian saling berlaku dzalim..." (HR Muslim).

Kita sesama hamba Allah diharamkan jika berbuat zalim antara itu dengan yang lain. Sudahkah kita tidak berlaku
zalim kepada saudara, teman dekat kita hari ini. Semoga bisa di jadikan uswah dan pelajaran dengan riwayat
tersebut di atas. Khususnya buat penulis dan semua kawan-kawan pada umumnya. Menurut syariat Islam, orang
yang tidak berbuat zalim bisa saja terkena siksaan, keyakinan ini berdasarkan dalam salah satu ayat. Allah
berfirman:

“Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu dan
ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (Al-Anfaal 8:25).5

5
https://dokumen.tips/documents/makalah-zalim.html, http://kurnia-nett.blogspot.com/2015/01/makalah-
tentang-dzalim.html
2.8 Akibat Dari Perbuatan Zalim
Pertama: Dholim adalah kegelapan pada hari kiamat.

Artinya, sikap dholim akan memadamkan cahaya penuntun yang dibutuhkan seorang hamba pada hari itu. Allah
Ta’ala mengabarkan keadaan orang-orang munafik yang dholim terhadap diri mereka sendiri ketika terusir dari
keinginan mendapat imbasan cahaya orang-orang beriman. Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan
perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: “Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil
sebagian dari cahayamu”. Dikatakan (kepada mereka): “Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya
(untukmu)”. (Qs. Al Hadid/57:13).

Kedua: Dzalim membuat pelakunya bangkrut pada hari kiamat.

Sungguh, manusia paling celaka dan merugi adalah mereka yang datang pada hari kiamat dengan limpahan amal
kebaikan, namun sayangnya amal-amal itu tidak mendatangkan sedikitpun manfaat baginya. Mereka
sebagaimana disifatkan oleh Allah dalam kitab-Nya. “Bekerja keras lagi kepayahan. Memasuki api yang sangat
panas (neraka)”. (Qs. Al Ghaasyiyah/88:3-4).

Ketiga: Doa orang terdholimi pasti diijabah oleh Allah, sekalipun berasal dari orang fajir.

Ibnu Abbas ra berkata, ketika Rasulullah SAW mengutus Mu’adz bin Jabal ke Yaman, beliau berpesan kepadanya:

"Takutlah terhadap doa orang yang terdholimi, sesungguhnya tidak ada antara dia dan Allah Ta’ala tabir
penghalang”. (HR. Bukhari no: 1401, Muslim no: 27, Abu Daud no: 1351, al-Tirmidzi no: 567, al-Nasaai no: 2475).
Ingat, doa orang tertindas pasti memperoleh ijabah dari Allah Ta’ala kendati keluar dari lisan pelaku dosa dan
maksiat. Hal ini dipertegas oleh Rasulullah SAW, sebagaimana diriwayatkan Abu Hurairah ra secara marfu’.

2.9 Cara Untuk Menghindari Perbuatan Dzalim


1. Selalu berusaha untuk mengingat dan mendekatkan diri Allah.
2. Meyakini bahwa Allah selalu melihat perilaku yang kita lakukan setiap saat.
3. Meyakini bahwa Allah akan membalas segala perbuatan yang dilakukan. Apabila yang kita lakukan baik
maka Allah akan membalas dengan hal yang baik dan begitu pula sebaliknya.6

6
http://pengertiandefenisi.blogspot.com/2017/02/pengertian-dan-contoh-dari-perbuatan.html
2.10 Pengertian Riya’
Riya’ dalam bahasa Arab artinya memperlihatkan atau memamerkan, secara istilah riya’yaitu memperlihatkan
sesuatu kepada orang lain, baik barang maupun perbuatan baik yang dilakukan, dengan maksud agar orang lain
dapat melihatnya dan akhirnya memujinya. Hal yang sepadan dengan riya’ adalah sum’ah yaitu berbuat kebaikan
agar kebaikan itu didengar orang lain dan dipujinya, walaupun kebaikan itu berupa amal ibadah kepada Allah
Swt. Orang yang sum’ah dengan perbuatan baiknya, berarti ingin mendengar pujian orang lain terhadap kebaikan
yang ia lakukan. Dengan adanya pujian tersebut, akhirnya masyhurlah nama baiknya di lingkungan masyarakat.

2.11 Contoh-Contoh Perbuatan Riya’


1. Sifat –sifat yang melekat pada diri seseorang, seperti suka melekatkan sifat-sifat mulia pada diri
sendiri. Hal-hal yang cenderung dipamerkan itu misalnya keelokan dirinya, pakaian atau perhiasan,
jabatan di tempat kerja, dan status sosial lainnya.
2. Seseorang menyantuni anak yatim dihadapan banyak orang dengan maksud agar ditayangkan di TV
atau radio.
2.12 Hal Yang Dapat Dilakukan Untuk Menghindari Diri Dari Sifat Riya’
1. Berbuat sewajarnya dalam berbagai hal, tidak di lebih-lebihkan maupun dikurangi.
2. Senantiasa berbuat baik, baik di hadapan banyak orang maupun tidak ada orang.
3. Tidak pernah membicarakan perbuatan-perbuatan baik yang pernah di lakukan.
4. Tidak merasa bangga dengan kelebihan yang dimiliki.
7

7
http://pustakamediasyariah.blogspot.com/2015/05/makalah-hadis-riya.html, http://danil-
ardika01.blogspot.com/2016/09/makalah-tentang-sifat-riya.html, https://www.muslimpintar.com/pengertian-
riya-dan-tanda-tanda-orang-yang-riya/
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
 Memerangi orang-orang kafir demi melindungi diri serta melindungi keluraga dari godaan dan
cengkramannya merupakan kewajiban bagi muslimin. Seperti yangdiperintahkan dalam nash-nash Al-
Qur’an. Namun sebelum itu, kita dituntut harus mengenali siapakah orang-orang kafir itu, serta
bagaimana cara-cara dalam memerangi orang-kafir tersebut.
 Orang munafiq adalah pendusta, dikategorikan orang yang kurang pemahamannya. Mereka sangat
sombong bila diajak kejalan Alla, dan merekapun termasuk orang yang fasiq, dimana dalam ayat yang
lain, Allah selalu mengingatkan kita agar meneliti setiap berita yang datang dari orang yang fasiq.
Mereka juga adalah orang yang pelit, bila disuruh berinfaq(Q.S Almunafiqun ayat ke 7), dan masih
segudang sifat-sifat lainnya. Dalam hadits lain disebutkan:dari sahabat Anas ra, beliau berkata,
Rasulullah bersabda:Tanda-tanda munafiq adalah membenci(sahabat) dari (golongan) Anshar, dan
tanda- tanda mukmin adalah mencintai (sahabat) dari golongan Anshar.(Shahih Muslim 1:85)
 Sesungguhnya dzalim berawal dari kebodohan terutama kebodohan hati serta ketidak pedulian hati dan
juga dzalim sangat di benci allah karena dzalim merupakan perbuatan yang sangat merugikan banyak
orang. Selain merugikan banyak orang juga merugikan diri sendiri. jauhilah sifat dzalim agar kita tidak
terjerumus dalam perbuatan dosa Berhati-hati dalam bertindak dan iringi perbuatanmu dengan doa.
Apabila dalam pembuatan makalah ini ada kata kata yang kurang berkenan di hati pembaca dan
pendengar, kami penulis mohon maaf. Segala hal yang tidak baik itu datangnya dari Allah dan apabila
ada yang buruk datangnya dari kita pribadi.
 Riya’ itu bisa terjadi di dalam niat, yaitu ketika kita akan melakukan pekerjaan dan bisa juga terjadi ketika
malakukan pekerjaan atau setelah selesai melakukan pekerjaan. Riya’ berbahaya bagi diri sendiri dan
orang lain . Terhadap diri ssendiri , bahaya riya’ itu akan dirasakan oleh dirinya sendiri berupa ketidak
puasanan, rasa hampa sakit hati dan penyesalan. Dampak riya’ kepada orang lain yaitu ketika orang
yang telah dibantu kemudian diumpat dan dicaci itu pasti akan tersinggung dan akhirnya terjadilah
perselisihan antara keduanya. Perbuatan riya’ itu sangat merugikan, kerena itu Allah tidak akan
memberi pahala atas perbuatannya. Hikmah dari dilarangnya perbuatan riya adalah mendapatkan ridho
dari Allah membuat, hati tenang dan tentram, mempermudah kita bergaul dengan masyarakat.
Daftar Pustaka
https://dokumen.tips/documents/makalah-zalim.html

http://pustakamediasyariah.blogspot.com/2015/05/makalah-hadis-riya.html

http://eprints.walisongo.ac.id/9189/1/114211054.pdf

https://www.slideshare.net/sembarang123zae/makalah-materi-tentang-munafik

http://kurnia-nett.blogspot.com/2015/01/makalah-tentang-dzalim.html

http://danil-ardika01.blogspot.com/2016/09/makalah-tentang-sifat-riya.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Kafir

https://almanhaj.or.id/3692-sifat-sifat-orang-orang-kafir.html

https://minanews.net/sifat-orang-kafir-tidak-mau-menerima-kebenaran-kajian-surat-al-baqarah-ayat-6-7/

https://www.academia.edu/24048969/tanda_tanda_munafik

http://jonireis.blogspot.com/2015/01/makalah-peengantar-studi-islam-tentang.htm

https://www.muslimpintar.com/pengertian-riya-dan-tanda-tanda-orang-yang-riya/

http://pengertiandefenisi.blogspot.com/2017/02/pengertian-dan-contoh-dari-perbuatan.html

Anda mungkin juga menyukai