Anda di halaman 1dari 31

PENGARUH ANTARA PENGUNGKAPAN

RISIKO DENGAN COST OF EQUITY DAN NILAI


PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2015-2017)

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
Pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro
Dsusun oleh :

EKA SRI SUMARDANI


NIM. 12030115120031

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................2
BAB I .................................................................................................................................4
PENDAHULUAN .............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang masalah .......................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 9
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................................ 9

BAB II ............................................................................................................................. 12
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................. 12
2.1 Landasan Teori........................................................................................................ 12
2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................................ 14
2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................................................ 17

3.1 Jenis & Sumber Data .............................................................................................. 26


3.2 Metode Pengumpulan Data................................................................................. 26
3.3 Metode Analisis Data............................................................................................. 27

BAB IV ............................................................................................................................ 30
4.1 Deskripsi Penelitian .............................................................................................. 30
BAB V ............................................................................................................................. 31
PENUTUP ...................................................................................................................... 31
5.1 Simpulan .................................................................................................................... 31
BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan akan menjelaskan tentang latar belakang

dilakukannya penelitian mengenai pengaruh pengungkapan risiko terhadap

biaya modal ekuitas dan nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang

ada di Indonesia. Bab ini juga terdiri dari beberapa sub bab yang terdiri dari

latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan

sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang masalah

Saat ini di Indonesia perusahaan go public yang terdaftar di bursa efek

Indonesia diharuskan untuk menunjukan kondisi perusahaan mereka sesuai

dengan keadaan yang sebenar-benarnya secara transparan dalam bentuk

laporan keuangan maupun laporan tahunan kepada seluruh pelaku ekonomi.

Laporan keuangan merupakan catatan tentang informasi keuangan suatu

perusahaan yang meliputi laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, neraca

dan laporan pendukung lainnya yang dapat menggambarkan kinerja suatu

perusahaan dalam periode tertentu.

Laporan ini terdiri dari dua komponen, yaitu laporan keuangan dan

laporan non-keuangan. Laporan non-keuangan diyakini dapat memberi

informasi yang dapat bermanfaat bagi pertimbangan stokeholder untuk

mengambil keputusan dalam berinvestasi. Hal ini karena laporan non-


keuangan mampu menyajikan informasi yang tidak diungkapkan dari sisi

keuangan atau laporan keuangan. Informasi ini dapat berupa risiko yang

mungkin akan dihadapi oleh perusahaan, maka dari itu pengungkapan risiko

merupakan bagian dari pengungkapan informasi kualitatif dalam annual

report.

Pengungkapan risiko merupakan bagian dari penerapan konsep

pengungkapan (disclosure). Pengungkapan mengandung arti bahwa laporan

keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai

hasil aktivitas suatu unit usaha (Ghozali dan Chariri, 2007). Belakangan ini

pengungkapan risiko menjadi perhatian komunitas global, karena informasi

sangat dibutuhkan oleh investor. Hal ini disebabkan informasi berhubungan

dengan biaya yang akan dikeluarkan oleh investor dalam berinvestasi atau

menanamkan modalnya.

Untuk melangsungkan kegiatan usahanya, perusahaan membutuhkan dana.

Dana tersebut diperoleh dari saham atau obligasi yang diperjualbelikan

dipasar modal. Investor memiliki tujuan dalam menginvestasikan dana kepada

perusahaan yaitu memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi dari dana

yang diinvestasikan. Tingkat pengembalian yang diinginkan oleh penyedia

dana, baik investor maupun kreditur dalam perusahaan disebut dengan biaya

modal ekuitas.

Biaya modal merupakan faktor penting dalam memutuskan struktur

keuangan yang tepat (Dhaliwal et al. 2011). Selain itu Utami (2005) juga
menjelaskan bahwa cost of equity capital adalah besarnya rate yang digunakan

investor untuk mendiskontokan dividen yang diharapkan diterima di masa

yang akan datang. Tingkat imbal hasil saham yang dipersyaratkan adalah

tingkat pengembalian yang diinginkan oleh investor untuk menanamkan

uangnya di perusahaan, dan dikenal dengan sebutan biaya modal ekuitas.

Biaya modal ekuitas juga berkaitan dengan risiko investasi atas saham

perusahaan.

Semakin banyaknya perhatian akan pengungkapan risiko perusahaan,

seharusnya diimbangi dengan banyaknya penelitian yang membahas tentang

pengungkapan risiko. Akan tetapi, penelitian tersebut masih jarang membahas

mengenai pengungkapan risiko yang berhubungan dengan biaya modal dan

nilai perusahaan. Selain dapat mempengaruhi biaya modal ekuitas

pengungkapan juga dapat mempengaruhi nilai perusahaan, karena sebelum

melakukan investasi, investor harus memiliki sumber informasi yang cukup

tentang perusahaan. Informasi ini dibutuhkan oleh para investor untuk

mengambil keputusan yang rasional sehingga investor dapat memperoleh hasil

sesuai dengan harapan mereka. Adanya investasi dapat meningkatkan nilai

perusahaan, maka perusahaan akan cenderung mengungkapkan informasi

yang diharapkan akan meningkatkan nilai saham suatu perusahaan (Wardoyo

& Veronica, 2013 dalam Cahyaningtyas, 2015).

Hasnawati (2005, dalam Himawan, 2014) menyatakan harga saham yang

ada dalam pasar saham bisa terbentuk karena adanya kesepakatan antara
permintaan dan penawaran dari investor, sehingga harga saham merupakan

fair price yang dapat dijadikan sebagai acuan dari nilai perusahaan. Sehingga

dapat disimpulkan dengan semakin tingginya harga saham yang beredar, maka

berarti tinggi pula nilai perusahaan.

Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang

tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham atau

investor. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat

keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga

saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi, dan meningkatkan

kepercayaan pasar tidak hanya terhadap kinerja perusahaan saat ini namun

juga pada prospek perusahaan di masa mendatang.

Namun sayangnya penelitian yang banyak dilakukan adalah untuk

menentukan kegunaan pengungkapan risiko berbasis pasar. Sebagai contoh

penelitian yang dilakukan oleh Rajgopal (1999) yang menguji hubungan

antara pengungkapan risiko harga komoditi dengan pandangan pasar

mengenai sensitifitas harga minyak dan gas menyimpulkan bahwa

pengungkapan dibuktikan menjadi indikator yang dapat diandalkan yang

dapat membantu investor membuat keputusan yang bijaksana.

Pada penelitian sebelumnya (Botosan 1997; Lajili 2009; Linsley, Shrives

& Crumpton 2006) menyajikan tentang kegunaan potensial dan manfaat yang

dirasakan dan biaya pengungkapan dan menegaskan bahwa pengungkapan

yang ditingkatkan meningkatkan transparansi perusahaan, menurunkan biaya


modal, dan mengurangi asimetri informasi. Pengungkapan risiko perusahaan

dapat menurunkan biaya modal karena investor mencapai kepercayaan diri

yang lebih besar dalam operasi bisnis ketika ketidakpastian berkurang

(Abraham & Cox 2007; Linsley & Shrives 2006).

Penelitian sebelumnya juga menemukan faktor utama yang memiliki peran

terhadap ketidakpastian dalam lingkungan bisnis saat ini adalah risiko non-

keuangan. Akan tetapi informasi tentang risiko non-keuangan masih kurang

dibandingkan dengan informasi keuangan (Lajili dan Zeghal, 2005). Dimana

ketika informasi non-keuangan kurang dapat menyesatkan investor dalam

pengambilan keputusan. Miihkinen (2013) menemukan bahwa pengungkapan

risiko non-keuangan dapat mengurangi asimetri informasi dan asimetri

informasi yang rendah biasanya berkaitan dengan nilai perusahaan yang lebih

tinggi (Gordon et al., 2010). Oleh karena itu, hal ini menarik bagi peneliti

untuk diteliti lebih lanjut mengenai pengungkapan risiko yang berhubungan

dengan biaya modal dan nilai perusahaan.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Nahar Mohammad

(2016) yang meneliti tentang pengaruh pengungkapan risiko dengan biaya

modal, dan kinerja bank. Selain penelitian yang dilakukan Nahar Mohammad,

penelitian ini juga merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh

Maizatulakma, Zaleha Abdul dkk (2015) yang meneliti tentang pengaruh

pengungkapan manajemen risiko sukarela terhadap nilai perusahaan.

Perbedaan penelitian ini dengan kedua penelitian sebelumnya adalah tahun


penelitian, dan sampel penelitian. Pada penelitian ini menggunakan sampel

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul : “Pengaruh Pengungkapan Risiko Terhadap Biaya Modal

Ekuitas dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di

BEI”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjabaran yang telah di jabarkan pada bagian latar belakang,

maka ditemukan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Apakah tingkat pengungkapan risiko perusahaan (CRD) memiliki

pengaruh terhadap biaya modal ekuitas perusahaan?

2. Apakah pengungkapan manajemen risiko sukarela (VRMD) memiliki

pengaruh terhadap nilai perusahaan (FV)?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan Penelitian

1. Menganalisis dan memberi bukti empiris mengenai pengaruh tingkat

pengungkapan risiko perusahaan (CRD) terhadap biaya modal ekuitas

perusahaan.

2. Menganalisis dan memberi bukti empiris mengenai pengungkapan

manajemen risiko sukarela (VRMD) memiliki pengaruh terhadap nilai

perusahaan (FV).
1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur dalam pengungkapan

risiko pada annual report perusahaan, dan menjadi referensi

pengembangan ide serta gagasan tentang praktik pengungkapan risiko

pada penelitian selanjutnya. 


2. Bagi Pengguna Informasi Akuntansi

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada

pengguna informasi akuntansi dalam melakukan pengambilan

keputusan pada perusahaan yang melakukan pengungkapan risiko. 


1.4 Sistematika Penulisan

Dalam menyusun penelitian ini, sistematika penulisan yang digunakan oleh

penulis adalah sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Bab ini akan menjelaskan tentang latar belakang dilakukannya penelitian,

rumusan masalah, tujuan penelitian dilakukan, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan penelitian.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Pada bab ini membahas penjelasan tentang teori yang mendasari tiap

variabel yang relevan dengan rumusan masalah, landasan teori, penelitian

terdahulu yang sejenis, kerangka pemikiran, dan pengembangan hipotesis.


Bab III : Metode Penelitian

Bab ini membahas mengenai populasi dan sampel yang digunakan dalam

penelitian, yaitu menggunakan populasi dan sampel pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2015-2017,

identifikasi variabel-variabel penelitian, dan teknik pengumpulan serta analisi

data.

Bab VI : Hasil dan Analisi

Bab ini menjelaskan hasil dan analisis yang merupakan pembahasan utama

dan inti dari keseluruhan penelitian ini. Serta menyajikan hasil dari

pengolahan data, analisis dan interpretasi atas hasil tersebut.

Bab V : Penutup

Bab penutup menguraikan kesimpulan yang didapat dari hasil pengolahan

data penelitian. Selain itu, dalam bab ini juga berisi keterbatasan-keterbatasan

penelitian ini, serta saran untuk penelitian kedepannya. 



BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan landasan teori yang menjadi landasan pemikiran, apa

yang sudah dilakukan dan dihasilkan oleh penelitian sebelumnya yang sejenis,

serta kerangka pemikiran yang digunakan pada penelitian dan pengembangan

hipotesis yang disusun dengan dasar landasan teori dan penelitian terdahulu.

2.1 Landasan Teori

A. Teori Agensi

Teori agensi merupakan teori yang mendeskripsikan tentang hubungan kerja

antara principal (pemegang saham) dengan agen (manajemen). Hubungan kerja

antara principal dengan agen dapat mengarah ke kondisi ketidakseimbangan

informasi (asimetri informasi) hal ini dikarenakan agen berada pada posisi yang

memiliki informasi lebih banyak tentang kondisi perusahaan dibandingkan

dengan principal. Menurut Richardson (1998) dalam Suryani (2010), asimertri

informasi antara manajemen (agent) dengan pemegang saham (principal) dapat

memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan perataan laba.

Menurut Smith (2011) dalam Fatmawati (2013) ada dua macam konflik

kepentingan yaitu, Moral hazard (kekacauan moral) dan Adverse selection

(seleksi yang merugikan) yang mungkin muncul dalam hubungan kerja antara

principal dengan agen.


B. Teori Signaling

Menurut Brigham dan Hauston isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang

diambil perusahaan untuk memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana

manajemen memandang prospek perusahaan. Sinyal ini berupa informasi

mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan

keinginan pemilik. Informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan hal

yang penting, karena pengaruhnya terhadap keputusan investasi pihak diluar

perusahaan. Informasi tersebut penting bagi investor dan pelaku bisnis karena

informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran, baik

untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun masa yang akan datang bagi

kelangsungan hidup perusahaan dan bagaimana dampaknya bagi perusahaan.

Signalling theori menjelaskan mengapa perusahaan mempuyai dorongan

untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan

perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara

perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai

perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor dan

kreditor). Kurangya informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan meyebabkan

mereka melindungi diri mereka dengan mmberikan harga yang rendah untuk

perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi

informasi asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah

dengan memberikan sinyal pada pihak luar.


2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Miihkein (2013) menyelidiki hubungan antara

pengungkapan manajemen risiko sukarela (VRMD) dan nilai perusahaan (FV)

pada perusahaan yang terdaftar di pasar utama bursa Malaysia pada tahun 2011.

Miihkein menetapkan pengungkapan manajemen risiko sukarela (VRMD) sebagai

variabel independen dan nilai perusahaan (FV) sebagai variabel dependen. Dalam

penelitiannya Miihkein juga menetapkan tiga variabel kontrol yaitu; kapitalisasi

pasar, Tobin Q dan pasar terhadap nilai buku rasio ekuitas. Penelitian ini

menggunakan tes statistik multivariat untuk menguji hubungan antara VRMD dan

FV. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa VRMD memiliki pengaruh

positif dan signifikan dengan FV.

Pada penelitian sebelumnya, Solomon (2000) menemukan bahwa investor

setuju dengan adanya pengungkapan manajemen risiko yang lebih akan

membantu investor dalam menentukan keputusan investasi portofolio mereka

yang pada gilirannya dapat menyebabkan pengurangan risiko investasi di

perusahaan. Dalam penelitian ini solomon menetapkan pengungkapan manajemen

risiko sebagai variabel independen dan keputusan investasi portofolio sebagai

variabel dependen. Namun, FRC (2011) menemukan bahwa masih banyak

perusahaan yang menolak untuk meningkatkan pengungkapan informasi

manajemen risiko. Perusahaan-perusahaan ini mengklaim bahwa informasi

tersebut merupakan informasi yang dapat membahayakan bisnis dan kondisi

ekonomi mereka (FRC, 2011).


Boston (1997) melakukan penelitian yang menguji tentang hubungan antara

pengungkapan sukarela secara umum dengan penurunan biaya modal ekuitas.

Pada penelitian ini Boston menggunakan tingkat pengungkapan suatu perusahaan

sebagai variabel independen dan biaya modal ekuitas sebagai variabel dependen.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pengungkapan informasi memberikan

keuntungan bagi perusahaan melalui rendahnya biaya modal dimana

pengungkapan informasi mengurangi biaya transaksi.

Penelitian yang dilakukan oleh Lambert, Leuz dan Verrecchia (2007) menguji

pengaruh langsung dan tidak langsung dari kualitas pengungkapan terhadap biaya

modal perusahaan. Lebih jauh lagi Lambert, Leuz dan Verrecchia (2007) menguji

apakah tingginya pengungkapan kualitas dapat berpengaruh langsung pada

perusahaan dengan memeriksa keterkaitan antara pengungkapan dengan biaya

modal satu perusahaan dibandingkan dengan pengungkapan dengan arus kas

perusahaan lain dan apakah kualitas pengungkapan berpengaruh langsung

terhadap keputusan yang akan diambil perusahaan.

Ringkasan penelitian terdahulu mengenai pengungkapan risiko, biaya modal

ekuitas dan kinerja perusahaan akan dirinci pada Tabel 2.1.


Tabel 2. 1 Rincian Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Hasil


Penelitian
1 Miihkein (2013) A study on the effect of Variabel Dependen : Terdapat hubungan
voluntary risk nilai perusahaan (FV) positif dan signifikan
management disclosure antara pengungkapan
toward firm value Variabel Independen : manajemen risiko
pengungkapan sukarela dengan nilai
manajemen risiko perusahaan.
sukarela (VRMD)

2 Solomon (2000) A conceptual Variabel Dependen : Ditemukan bahwa


framework for keputusan investasi investor setuju dengan
corporate risk portofolio adanya pengungkapan
disclosure emerging manajemen risiko
from the agenda for Variabel Independen : yang lebih akan
corporate governance pengungkapan membantu investor
reform manajemen risiko dalam menentukan
keputusan investasi
portofolio mereka.

3 Lambert, Leuz Accounting Variabel Dependen: Hasilnya adalah


dan Verrecchia Information, Disclosure Biaya Modal pengaruh langsung
(2007) and the Cost of Capital dari pengungkapan
Variabel Independen: pada biaya modal
Pengaruh langsung dari adalah tidak ambigu
kualitas pengungkapan, dan negatif, sedangkan
pengaruh tidak pengaruh tidak
langsung dari kualitas langsungnya adalah
pengungkapan. positif atau negatif.
2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis

Permasalahan yang akan diteliti pada penelitian ini akan dijelaskan pada sub

bab kerangka penelitian ini, yang dirumuskan dalam hipotesis atau dugaan awal

penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah

pengungkapan risiko sebagai variabel independen serta biaya modal ekuitas dan

nilai perusahaan sebagai variabel dependen.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN

H1 (-)
Pengungkapan Risiko

VARIABEL KONTROL Biaya Modal Ekuitas

Rasio Leverage, TOBQ,


IDYSNR

VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN

Pengungkapan Risiko H2 (+)

Nilai Perusahaan
VARIABEL KONTROL

Rasio Lev, Size, Profit


t,Profit t-1, Growth
2.4. Pengembangan Hipotesis

2.4.1 Pengaruh pengungkapan risiko terhadap biaya modal ekuitas

Pengaruh pengungkapan risiko terhadap biaya modal ekuitas merupakan

masalah yang sangat menarik dalam lingkungan ekonomi saat ini. Para pemangku

kepentingan berpendapat bahwa efisiensi pasar bergantung pada pengungkapan

transparan yang komprehensif dan relevan nilai (Richardson & Welker 2001).

Pengungkapan informasi dapat menguntungkan perusahaan melalui biaya modal

yang lebih rendah berdasarkan dua aspek; pertama, pengungkapan mengurangi

biaya transaksi. Meningkatnya pengungkapan informasi dapat membantu calon

investor untuk mengatasi adanya pilihan selisih dari bid-ask yang merugikan dan

mengurangi biaya modal ekuitas (Botosan 1997). Aspek kedua yang dapat

menguntungkan perusahaan yaitu peningkatan pengungkapan mengurangi

ketidakpastian atau risiko estimasi (Clarkson, Guedes & Thompson 1996).

Botosan (1997) berpendapat bahwa perusahaan dengan upaya pengungkapan yang

lebih besar untuk mengurangi biaya modal ekuitas dengan mengurangi risiko

estimasi risiko yang tidak terdiversifikasinon-diversifiable. Namun, Lambert,

Leuz dan Verrecchia (2007) berpendapat bahwa tantangan bagi para peneliti

akuntansi adalah untuk menetapkan apakah dan bagaimana informasi akuntansi

tercermin dalam biaya utang dan modal ekuitas, terlepas dari keberagaman risiko.

Penelitian sebelumnya meneliti tentang hubungan antara tingkat

pengungkapan (keuangan dan sosial) dan biaya modal ekuitas dan menemukan

hasil yang beragam dikarenakan validitas pengungkapan digunakan dengan cara

yang berbeda-beda untuk mengukur biaya modal ekuitas (Tuwaijri, Christensen &
Hughes 2004) . Teori ekonomi dan hasil dari literatur menunjukkan bahwa

terdapat hubungan negatif antara pengungkapan keuangan dan biaya modal

ekuitas (Botosan 2004, 1997; Healy & Palepu 2001, 1999; Leuz & Wysocki 2008;

Richardson & Welker 2001). Namun, ditemukan hubungan positif antara

pengungkapan sosial dan biaya modal ekuitas, karena bebarapa bias pada

pengungkapan sosial yang mungkin menguntungkan perusahaan melalui dampak

dari pengungkapan social tersebut terhadap pemegang saham institusional

dibandingkan dengan investor ekuitas lain (Richardson & Welker 2001).

Lambert, Leuz dan Verrecchia (2007) menjelaskan pengaruh langsung dan

tidak langsung dari kualitas pengungkapan dan biaya modal. Lambert, Leuz dan

Verrecchia (2007) juga meneliti apakah tingginya kualitas pengungkapan

berpengaruh langsung terhadap perusahaan dengan memeriksa sejauh mana

keterkaitan antara kualitas pengungkapan dengan biaya modal sutu perusahaan

dibandingkan dengan arus kas perusahaan lain dan apakah kualitas pengungkapan

berpengaruh langsung terhadap keputusan yang diambil perusahaan dengan

perubahan yang mungkin pada arus kas masa depan perusahaan di pasar. Hasilnya

adalah pengaruh langsung dari pengungkapan terhadap biaya modal adalah tidak

ambigu dan negatif, sedangkan pengaruh tidak langsungnya adalah positif atau

negatif.

Berdasarkan diskusi diatas, penelitian ini berhipotesis bahwa :

H1. Terdapat pengaruh negatif antara tingkat pengungkapan risiko perusahaan

(CRD) dan biaya modal ekuitas perusahaan.


2.4.2 Pengaruh pengungkapan risiko terhadap nilai perusahaan

Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan teori signaling untuk

menggambarkan efek perilaku ketika dua pihak memiliki akses ke informasi yang

berbeda telah mendapatkan perhatian (Connelly et al., 2011). Dalam teori ini ada

pihak yang berperan sebagai pengirim, diasumsikan memilih cara

mengkomunikasikan (atau memberi sinyal) informasi; dan pihak lain sebagai

penerima, diasumsikan memilih bagaimana menafsirkan sinyal (Connelly et al.,

2011). Dengan demikian, banyak penelitian sebelumnya telah menggunakan teori

signaling untuk menjelaskan mengapa perusahaan mengungkapkan informasi

sukarela kepada pemangku kepentingan (Sheu et al., 2010; Anam et al., 2011;

Uyar dan Kilic, 2012). Uyar dan Kilic (2012) juga menganjurkan bahwa

perusahaan membuat pengungkapan sukarela untuk memberi sinyal kabar baik

kepada investor. Perusahaan berkinerja tinggi juga dilaporkan memiliki insentif

untuk mengungkapkan informasi lebih banyak kepada investor untuk memberi

sinyal bahwa perusahaan memiliki kinerja yang lebih baik daripada perusahaan

pesaing (Wallace dan Naser, 1995; Mavlanova et al., 2012).

Pengungkapan informasi juga dapat dijelaskan berdasarkan teori agensi

yang mengemukakan bahwa manajer cenderung mengungkapkan informasi

sukarela untuk mekanisme tata kelola perusahaan yang lebih baik dan lebih

sedikit konflik keagenan, sehingga mengarah ke FV yang lebih tinggi (Sheu et al.,

2010). Ini dapat memberikan manfaat kepada manajer untuk memperoleh

penghargaan yang lebih tinggi (Healy dan Palepu, 2001).


Penelitian sebelumnya berpendapat bahwa pengungkapan informasi

keuangan saja tidak cukup untuk menggambarkan prospek dan kinerja perusahaan

untuk meningkatkan kepercayaan investor untuk menginvestasikan uang dalam

perusahaan (Beattie et al., 2004). Meningkatnya kompleksitas strategi bisnis,

operasi dan peraturan membuatnya agak sulit bagi investor untuk menghargai

informasi keuangan sendiri tanpa penjelasan yang jelas dan menyertainya (Beretta

dan Bozzolan, 2004). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang

mengungkapkan informasi manajemen risiko non-keuangan memberikan kualitas

pengungkapan yang lebih baik dan akibatnya dapat menarik lebih banyak investor

dan meningkatkan FV.

Berdasarkan diskusi diatas, penelitian ini berhipotesis bahwa :

H2. Terdapat pengaruh positif antara pengungkapan manajemen risiko sukarela

(VRMD) dengan nilai perusahaan (FV).


BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian,

identifikasi variabel-variabel penelitian, definisi operasional variabel beserta

pengukurannya dan juga teknik pengumpulan dan analisis data.

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Bagian ini menjelaskan tentang variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

Terdapat 3 golongan untuk variabel yang digunakan yaitu variabel independen,

variabel dependen dan variabel control.

3.1.1 Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi

sebab dari perubahan, sehingga yang dapat menimbulkan variabel terikat

(dependen). Variabel ini disebut dengan variabel bebas karena dapat

mempengaruhi variabel lainnya atau dengan kata lain variabel independen

merupakan variabel penyebab.

Pada penelitian ini menggunakan pengungkapan risiko sebagai variabel

independen. Definisi pengungkapan risiko menurut Ghozali dan Chairiri 2007

adalah pengungkapan mengandung arti bahwa laporan keuangan harus

memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas suatu

unit usaha. Variabel pengungkapan risiko diperoleh dengan memberikan bobot

skor pada setiap item pengungkapan yang telah disyaratkan oleh masing-masing
perusahaan. Bobot yang dialokasikan untuk setiap item, dengan poin ‘1’ bagi

setiap item pengungkapan yang telah disyaratkan oleh masing-masing perusahaan

dan poin ‘0’ untuk item yang tidak diungkapkan pada setiap item yang

teridentifikasi. Poin tersebut ditambahkan untuk mendapatkan skor akhir untuk

setiap perusahaan setiap tahun. Skor maksimal dapat berbeda untuk setiap

perusahaan tergantung pada pengungkapan mereka dalam laoran keuangan.

Formula dari Indeks Pengungkapan Risiko sebagai berikut:


1
𝐶𝑅𝐷𝑏𝑦 = ∑𝑛𝑖=1 𝑆𝐶𝑂𝑅𝐸
𝑀𝐴𝑋𝑏𝑦

Dimana:

𝐶𝑅𝐷𝑏𝑦 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛 (𝑏)𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 (𝑦)

𝑀𝐴𝑋𝑏𝑦 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡

i = setiap item dalam Indeks Pengungkapan Risiko

𝑆𝐶𝑂𝑅𝐸𝑖𝑏𝑦 = skor item i, bank b dan pada tahun y.

Penelitian ini menguji validitas dari skor Indeks Pengungkapan Resiko

dengan menghitung hubungan antara tingkat pengungkapan dan berbagai variabel

spesifik dari perusahaan yang telah ada ditunjukan dalam penelitian sebelumnya

(yaitu Nahar, Azim dan Jubb 2015) sehingga menjadi penting.

3.1.2 Variabel Dependen

Variabel Dependen merupakan jenis variabel yang telah dipengaruhi oleh

adanya variabel independen atau variabel bebas yang biasa disebut variabel

pengikat. Penelitian ini menggunakan dua variabel dependen yaitu biaya modal
ekuitas perusahaan dan nilai perusahaan. Masing-masing variabel dependen

tersebut akan dijelaskan pada bagian ini.

3.1.2.1 Biaya Modal Ekuitas

Biaya modal ekuitas adalah tingkat pengembalian yang diharapkan oleh

investor ketika mereka menginvestasikan uangnya ke dalam perusahan. Biaya

modal ekuitas perusahaan di hitung berdasarkan rumus pertumbuhan

harga/pendapatan dalam Easton (2004) (juga direkomendasikan oleh Botosan and

Plumlee 2002). Berikut rumus yang dimaksudkan oleh Easton (2004) serta

Botosan and Plumlee 2002).

PEG = PER / Pertumbuhan EPS Tahunan

Keterangan :

PER = adalah Price per Earning Ratio atau Rasio Harga terhadap Pendapatan.

EPS = adalah Earning per Share atau Laba per Lembar Saham

3.1.2.2 Nilai Perusahaan (FV)

Nilai perusahaan adalah persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan

perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi

membuat nilai perusahaan juga tinggi, dan meningkatkan kepercayaan pasar tidak

hanya terhadap kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan

di masa mendatang.

Dalam penelitian yang dilakukan Miihkein (2013) menggunakan tiga

pengukuran untuk FV, yaitu kapitalisasi pasar (MCAP); Tobin Q (TOBIN) dan
MTBR. TOBIN mengukur rasio nilai pasar dan nilai penggantian aset perusahaan.

MCAP memperhitungkan nilai pasar perusahaan secara keseluruhan. Miihkein

menghitung MCAP dengan rumus sebagai berikut :

MCAP = saham perusahaan yang beredar x harga pasar per saham perusahaan.

3.1.3 Variabel Kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang dapat dikendalikan atau dibuat konstan

sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh

faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol berfungsi untuk menetralkan

pengaruhnya terhadap variabel tergantung.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, variabel kontrol yang digunakan dalam

penelitian ini termasuk ukuran perusahaan, leverage, laba, pertumbuhan dan

industri (Hassan et al., 2009). Selain itu, variabel kontrol yang digunakan pada

penelitian juga menggunakan BETA untuk mengendalikan risiko sistematis

perusahaan dan risiko idiosinkratik untuk memperhitungkan risiko tidak

sistematis perusahaan (Beverly, 2007; Campbell et al, 2001; Aiyagari, 1994)

sebagai variabel kontrol lainnya. Dikarenakan pemberi hutang menginginkan

pengungkapan lebih untuk memantau kegiatan operasi perusahaan dan aktivitas

keuangan perusahaan, penelitian ini memasukan rasio leverage sebagai variabel

control (Watts & Zimmerman 1978).

Pengukuran variabel kontrol dijelaskan dalam tabel 3.1 berikut:


Tabel 3. 1 Pengukuran Variabel Kontrol

Variabel Definisi Pengukuran


BETA Risiko Sistematis Return harian tiap tahun
IDYSNR Risiko idiosinkratik Residual dari deviasi standar dari
model pasar pada return harian
tiap taun
LEV Rasio hutang terhadap Total hutang dibagi total ekuitas
ekuitas
SIZE Ukuran Perusahaan Logaritma nilai pasar ekuitas
GROWTH Pertumbuhan Perusahaan Penjualan harian dibagi total
penjualan tahunan
PROFIT T Keuntungan pada tahun t Net Profit tahun t
PROFIT t-1 Keuntungan pada tahun t-1 Net Profit tahun sebelumnya
TOBQ Rasio nilai pasar asset Nilai total aset dikurangi nilai
perusahaan ekuitas ditambah nilai pasar
ekuitas

3.1 Jenis & Sumber Data

Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yaitu laporan tahunan

(annual report) perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini akan

berfokus pada perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia mulai dari tahun

2015-2017.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari

laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar pada BEI tahun 2015-

2017. Laporan tahunan tersebut didapat dari situs resmi Bursa Efek Indonesia

(BEI) www.idx.co.id .
3.3 Metode Analisis Data
Untuk menganalisis dan menguji data sampel penelitian, peneliti

menggunakan beberapa metode analisis dan pengujian yaitu uji statistik

deskriptif, uji regresi linear berganda yang dijelaskan, uji asumsi klasik, serta uji

hipotesis.

3.3.1 Uji Statistik Deskriptif

Uji statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau

deskripsi mengenai suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), deviasi

standar, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness

(kemencengan distribusi) (Ghozali 2011). Penelitian ini menggunakan uji statistik

deskriptif untuk mengetahui persebaran data penelitian yang dilihat dari nilai

rata-rata (mean), deviasi standar, varian, maksimum, minimum, sum, range,

kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) dari variabel audit report lag,

spesialisasi industri KAP, reputasi auditor, audit tenure, dan ukuran perusahaan.

3.3.2 Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Regresi linear berganda ini akan digunakan untuk menguji dua hipotesis

yang ada di dalam penelitian ini. Tingkat kesalahan yang dapat ditolerir adalah

sebesar 5%. Dalam penelitian ini analisis regresi linear berganda akan digunakan

untuk menguji kedua hipotesis yang terdiri dari biaya modal perusahaan dan nilai

perusahaan.
3.3.3 Uji Hipotesis

Pengujian terhadap masing-masing hipotesis yang diajukan dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut: Uji signifikansi (pengaruh nyata) variabel

independen (X) terhadap variabel dependen (Y) secara parsial dilakukan dengan

menggunakan uji-t sementara pengujian secara bersama-sama dilakukan dengan

uji-F pada tingkat signifikan 0,05 atau 5% (lima persen).


BAB IV
HASIL DAN ANALISIS

Bab ini akan menjelaskan hasil dan pembahasan mengenai penelitian yang

terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama menjelaskan deskripsi penelitian. Bagian

kedua menjelaskan analisis data yang terdiri dari analisis statistik deskriptif, uji

asumsi klasik, dan analisis regresi berganda. Bagian ketiga menjelaskan

interpretasi hasil penelitian yang telah dilakukan. Berikut adalah pembahasan

terperinci hasil dan analisis penelitian.

4.1 Deskripsi Penelitian

Penelitian ini menggunakan objek penelitian pada perusahaan manufaktur

dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017. Selanjutnya akan dijelaskan

mengenai ringkasan penentuan sampel penelitian pada tabel 4.1.


BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Anda mungkin juga menyukai