Anda di halaman 1dari 63

PENELUSURAN ASET

DIKLAT AUDIT FORENSIK

1
H a l o . .
Saya

Mulia Ardi, SE, Ak, MM, CFrA

Senang
berjumpa anda

Telepon 08111104590
email muliaardi@yahoo.com

2
Audit Forensik

Audit forensik adalah:


suatu metodologi dan pendekatan khusus
dalam menelisik kecurangan (fraud), atau
audit yang bertujuan untuk membuktikan ada
atau tidaknya fraud yang dapat digunakan
dalam proses litigasi.

3
SKKNI AF - PENELUSURAN ASET

4
Deskripsi Unit Kompetensi
1. Mengumpulkan Informasi Berkaitan dengan
Penyembunyian dan/atau Pengkonversian Aset.
berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja yang diperlukan dalam pengumpulan informasi
mengenai penyembunyian dan/atau pengkonversian aset.
2. Melakukan Tukar Menukar Informasi dengan Pihak
Terkait.
berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja dalam melakukan tukar menukar informasi dengan
pihak terkait.

5
Deskripsi Unit Kompetensi
3. Membantu Pelaksanaan Penyitaan Aset.
Berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja dalam membantu melakukan penyitaan
aset.
4. Melakukan Inventarisasi dan Verifikasi Aset yang
Telah Disita Sesuai Permintaan Pihak yang
Berwenang.
Berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja dalam membantu melakukan
inventarisasi dan verifikasi aset yang telah disita
sesuai permintaan pihak yang berwenang.
6
Deskripsi Unit Kompetensi
5. Menyusun dan Mereviu Kertas Kerja Penelusuran
Aset.
Berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja dalam menyusun dan mereviu kertas kerja
penelusuran aset sesuai dengan pedoman penyusunan
kertas kerja yang berlaku.
6. Menyusun Laporan Penelusuran Aset.
Berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja dalam penyusunan laporan penelusuran aset sesuai
dengan pedoman yang berlaku.

7
Mengumpulkan Informasi Berkaitan dengan Penyembunyian
dan/atau Pengkonversian Aset.

Elemen Kompetensi:
1. Merencanakan perolehan informasi berkaitan
dengan penyembunyian dan/atau pengkonversian
aset
2. Menghimpun informasi berkaitan dengan
penyembunyian dan/atau pengkonversian aset
3. Mengevaluasi informasi berkaitan dengan
penyembunyian dan/atau pengkonversian aset
4. Melaporkan kegiatan pengumpulan informasi

8
Melakukan Tukar Menukar Informasi
dengan Pihak Terkait
Elemen Kompetensi:
1. Menetapkan pihak-pihak yang akan menjadi sumber
perolehan informasi
2. Melaksanakan tukar menukar informasi
3. Mengevaluasi informasi yang diperoleh
4. Melaporkan kegiatan tukar menukar informasi

9
Membantu Pelaksanaan Penyitaan Aset

Elemen Kompetensi:
1. Mempersiapkan koordinasi dengan pejabat yang
berwenang melakukan penyitaan aset
2. Membantu pelaksanaan penyitaan aset
3. Mengevaluasi pelaksanaan penyitaan aset
4. Melaporkan kegiatan penyitaan aset

10
Melakukan Inventarisasi dan Verifikasi Aset yang Telah Disita
Sesuai Permintaan Pihak yang Berwenang

Elemen Kompetensi:
1. Merencanakan inventarisasi dan verifikasi aset yang telah
disita sesuai permintaan pihak yang berwenang
2. Melaksanakan inventarisasi dan verifikasi aset yang telah
disita sesuai permintaan pihak yang berwenang
3. Mengevaluasi pelaksanaan inventarisasi dan verifikasi aset
yang telah disita sesuai permintaan pihak yang berwenang
4. Melaporkan kegiatan inventarisasi dan verifikasi aset sesuai
permintaan pihak yang berwenang

11
Menyusun dan Mereviu Kertas Kerja Penelusuran Aset

Elemen Kompetensi:
1. Merencanakan dan mempersiapkan
2. Menyusun kertas kerja
3. Mereviu kertas kerja

12
Menyusun Laporan Penelusuran Aset

Elemen Kompetensi:
1. Mempersiapkan penyusunan dan reviu laporan
2. Melaksanakan penyusunan dan reviu laporan
3. Menangani dokumen laporan

13
PENGERTIAN/DEFINISI PENELUSURAN ASET
(ASSET TRACING) DAN PEMULIHAN
KERUGIAN (LOSS RECOVERY)

14
Penelusuran Asset
Suatu teknik yang digunakan oleh seorang investigator/ auditor
forensik dengan:
• mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti transaksi
keuangan dan non keuangan yang berkaitan dengan asset atau
properti hasil tindak pidana korupsi dan/atau tindak pidana
pencucian uang yang disembunyikan oleh pelaku untuk dapat
diidentifikasi,
• dihitung jumlahnya, dan
• selanjutnya agar dapat dilakukan pemblokiran/pembekuan dan
penyitaan untuk pemulihan kerugian akibat perbuatan pelaku
tindak pidana korupsi dan/atau tindak pidana pencucian uang
tersebut

15
Penelusuran asset (asset tracing) dan sekaligus
pemulihan kerugiannya (loss recovery)

Penelusuran asset (asset tracing) dan sekaligus


pemulihan kerugiannya (loss recovery)
merupakan bagian penting dari praktek forensik
di kantor-kantor akuntan semacam the Big Four
dan diperusahaan internasional yang
berkecimpung dalam penelusuran asset
(international asset-recovery firm) seperti Kroll
& Associates, Pinkerton dan Interclaim
Tuanakotta (2007)

16
PENELUSURAN ASET (ASSET TRACING)

17
KONSEP DASAR PENELUSURAN ASET

Penelusuran aset berkaitan dengan


proses pengembalian kembali aset
yang dimiliki oleh suatu organisasi
atau suatu entitas yang diambil oleh
pihak lain dengan cara melawan
hukum seperti perbuatan tindak
pidana korupsi dan atau tindak
pidana pencucian uang

18
TUJUAN PENELUSURAN ASET

• Penelusuran aset dilakukan dalam rangka


untuk pemulihan kerugian keuangan yang
diderita pihak yang dirugikan oleh perbuatan
pelaku fraud, umumnya berupa tindak pidana
korupsi dan tindak pidana pencucian uang

19
3 PASE PENELUSURAN ASET

1. Saat penyelidikan suatu perkara tindak pidana


korupsi dan atau tindak pidana pencucian uang.
Auditor forensik membantu penyelidik dengan
pendekatan audit investigatif untuk memperoleh
bukti-bukti yang kompeten, relevan dan cukup
melalui keahlian akunting dan auditing yang
dimilikinya untuk mengidentifikasikan aset yang
dikorup oleh calon tersangka kasus tindak pidana
korupsi dan atau tindak pidana pencucian uang.

20
3 PASE PENELUSURAN ASET

2. Saat penyidikan atas suatu perkara tindak pidana


korupsi dan atau tindak pidana pencucian uang.
Auditor forensik dengan keahlian akunting dan
auditing yang dimilikinya, membantu penyidik
dengan pendekatan teknik penghitungan kerugian
keuangan negara untuk menentukan jumlah aset
atau kerugian negara yang diakibatkan oleh
perbuatan tersangka.

21
3 PASE PENELUSURAN ASET
2. Saat kejaksaaan/Penuntut Umum akan melakukan eksekusi
atas amar putusan pengadilan
Terpidana dengan sengaja menolak membayar atau
menyembunyikan aset hasil kejahatan pidana tersebut
sehingga kejaksaan kesulitan dalam merampasnya untuk
memulihkan kerugian keuangan negara.
Auditor forensik dengan keahlian akunting dan auditing yang
dimilikinya dapat membantu kejaksaaan (eksekutor) melalui
analisis transaksi keuangan, transaksi aset lainnya yang
berkaitan dengan harta kekayaan yang diperoleh terpidana
secara melawan hukum, sehingga dapat diblokir/ditahan dan
kemudian disita untuk memulihkan kerugian keuangan negara.

22
PEMULIHAN KERUGIAN (LOSS RECOVERY)

23
PEMULIHAN KERUGIAN KEUANGAN (LOSS
RECOVERY)
1. Pemulihan kerugian merupakan proses untuk mengubah aset
yang sudah ditemukan lewat penelusuran aset, menjadi aset
untuk diserahkan kepada pihak yang dimenangkan dalam
penyelesaian sengketa.
2. Proses ini merupakan kelanjutan dari kegiatan penyelidikan
atas bukti-bukti mengenai kepemilikan harta.
3. Setelah diperoleh bukti-bukti bahwa aset tersebut adalah aset
yang disembunyikan oleh pelaku, maka kemudian dilanjutkan
dengan kegiatan pemulihan kerugian melalui kegiatan
pembekuan atau pemblokiran rekening di perbankan dan
lembaga keuangan lainnya, dan selanjutnya dilakukan
penyitaan.

24
OTORITAS PENAHANAN ASET
Instansi yang berwenang untuk mengajukan permintaan
penahanan/pembekuan/ pemblokiran aset:
• UU No.31 Th 1999 psl 29 ayat (4) ; Penyidik, penuntut umum, atau hakim
dapat meminta kepada bank untuk memblokir rekening simpanan milik
tersangka atau terdakwa yang diduga hasil dari korupsi.
• UU No.15 Th 2002 yang diubah dengan UU No.25 Th 2005 tentang TPPU
psl 32 ayat (1) Penyidik, penuntut umum, atau hakim berwenang
memerintahkan kepada Penyedia Jasa Keuangan untuk melakukan
pemblokiran terhadap harta kekayaan setiap orang yang telah dilaporkan
oleh PPATK kepada penyidik, tersangka, atau terdakwa yang diketahui
atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana.
• UU No.30 Th 2002 Tentang KPK psl 12 menyatakan ”Dalam pelaksanaan
tugas penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan KPK berwenang (ayat 1
huruf d) ”Memerintahkan kepada bank atau lembaga keuangan lainnya
untuk memblokir rekening yang diduga hasil dari korupsi milik tersangka,
terdakwa, atau pihak lain yang terkait”.
25
OTORITAS PENYITAAN ASET
Pasal 38 KUHAP:
(1) Penyitaan hanya dapat dilakukan oleh penyidik dengan surat
izin Ketua Pengadilan Negeri setempat.
(2) Dalam keadaan yang sangat perlu dan mendesak bilamana
penyidik harus segera bertindak dan tidak mungkin untuk
mendapatkan izin terlebih dahulu, tanpa mengurangi
ketentuan ayat (1) penyidik dapat melakukan penyitaan
hanya sebatas benda bergerak dan untuk itu wajib segera
melaporkan kepada Ketua Pengadilan Negeri setempat guna
memperoleh persetujuannya.

26
OTORITAS PENYITAAN ASET
Pasal 39 KUHAP:
(1) Yang dapat dikenakan penyitaan adalah :
a. Benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau sebagian
diduga diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari tindak pidana;
b. Benda yang dipergunakan secara langsung untuk melakukan tidak pidana
atau untuk mempersiapkannya;
c. Benda yang dipergunakan untuk menghalang-halangi penyidikan tindak
pidana;
d. Benda yang khusus dibuat atau diperuntukan melakukan tindak pidana;
e. Benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak pidana yang
dilakukan.
(2) Benda yang berada dalam sitaan karena perkara perdata atau karena
pailit dapat juga disita untuk kepentingan penyidik, penuntut dan
mengadili perkara pidana, sepanjang memenuhi ketentuan ayat (1)

27
OTORITAS PENYITAAN ASET
Pasal 40 KUHAP:
Dalam hal tertangkap tangan penyidik dapat menyita benda dan alat yang
ternyata atau yang patut diduga telah dipergunakan untuk melakukan
tindak pidana atau benda lain yang dapat dipakai sebagai barang bukti.

Pasal 41 KUHAP:
Dalam hal tertangkap tangan penyidik berwenang menyita paket atau surat
atau benda yang pengangkutannya atau pengirimannya dilakukan oleh
kantor pos dan telekomunikasi, jawatan atau perusahaan komunikasi atau
pengangkutan, sepanjang paket, surat atau benda tersebut diperuntukkan
bagi tersangka atau yang berasal dari padanya dan untuk itu kepada
tersangka dan atau kepada pejabat kantor pos dan telekomunikasi, jawatan
atau perusahaan komunikasi atau pengangkutan yang bersangkutan, harus
diberikan surat tanda penerimaan.

28
OTORITAS PENYITAAN ASET
Pasal 42 KUHAP:
(1) Penyidik berwenang memerintahkan kepada orang yang
menguasai benda yang dapat disita, menyerahkan benda
tersebut kepadanya untuk kepentingan pemeriksaan dan
kepada yang menyerahkan benda itu diberikan surat
tanda penerimaan
(2) Surat atau tulisan lain hanya dapat diperintahkan untuk
diserahkan kepada penyidik jika surat atau tulisan itu
berasal dari tersangka atau terdakwa atau ditujukan
kepadanya atau kepunyaannya atau diperuntukkan
baginya atau jikalau benda tersebut merupakan alat untuk
melakukan tindak pidana
29
OTORITAS PENYITAAN ASET
Pasal 43 KUHAP:
Penyitaan surat atau tulisan lain dari mereka yang berkewajiban menurut
perundang-undangan untuk merahasiakannya, sepanjang tidak
menyangkut rahasia negara, hanya dapat dilakukan atas persetujuan
mereka atau izin khusus ketua pengadilan negeri setempat kecuali undang-
undang menentukan lain.

Pasal 44 KUHAP:
(1) Benda sitaan disimpan dalam rumah penyimpanan benda sitaan negara
(2) Penyimpanan benda sitaan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan
tanggungjawab atasnya ada pada pejabat yang berwenang sesuai
dengan pemeriksaan dalam proses peradilan dan benda tersebut
dilarang untuk dipergunakan oleh siapa pun juga.

30
OTORITAS PENYITAAN ASET
Pasal 45 KUHAP:
(1) Dalam hal benda sitaan terdiri atas benda yang dapat lekas
rusak atau yang membahayakan, sehingga tidak mungkin untuk
disimpan sampai putusan Pengadilan terhadap perkara yang
bersangkutan memperoleh kekuatan hukum tetap atau jika biaya
penyimpanan benda tersebut akan menjadi terlalu tinggi, sejauh
mungkin dengan persetujuan tersangka atau kuasanya dapat
diambil tindakan sebagai berikut:
a. apabila perkara masih ada di tangan penyidik atau Penuntut Umum,
benda tersebut dapat dijual lelang atau dapat diamankan oleh penyidik
atau Penuntut Umum, dengan disaksikan oleh tersangka atau kuasanya;
b. apabila perkara sudah ada di tangan Pengadilan, maka benda tersebut
dapat diamankan atau dijual lelang oleh Penuntut Umum atas izin
Hakim yang menyidangkan perkaranya dan disaksikan oleh terdakwa
atau kuasanya. 31
OTORITAS PENYITAAN ASET
Pasal 45 KUHAP:
(1) Hasil pelelangan benda yang bersangkutan
yang berupa uang dipakai sebagai bukti;
(2) Guna kepentingan pembuktian sedapat
mungkin disisihkan sebagian kecil dari
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
(3) Benda sitaan yang bersifat terlarang atau
dilarang untuk diedarkan, tidak dirampas
untuk dipergunakan bagi kepentingan negara
atau untuk dimusnahkan.
32
OTORITAS PENYITAAN ASET
Pasal 46 KUHAP:
(1) Benda yang dikenakan penyitaan dikembalikan kepada
orang atau kepada mereka dari siapa benda itu disita,
atau kepada orang atau kepada mereka yang paling
berhak apabila:
a. Kepentingan penyidik dan penuntutan tidak memerlukan
lagi;
b. Perkara tersebut tidak jadi dituntut karena tidak cukup bukti
atau ternyata tidak merupakan tindak pidana;
c. Perkara tersebut dikesampingkan untuk kepentingan umum
atau perkara tersebut ditutup demi hukum, kecuali apabila
benda itu diperoleh dari suatu tindak pidana atau yang
dipergunakan untuk melakukan suatu tindak pidana
33
OTORITAS PENYITAAN ASET
Pasal 46 KUHAP:
(2) Apabila perkara sudah diputus, maka benda
yang dikenakan penyitaan dikembalikan
kepada orang atau kepada mereka yang
disebut dalam putusan tersebut, kecuali jika
menurut putusan hakim benda itu dirampas
untuk negara, untuk dimusnahkan atau untuk
dirusakkan sampai tidak dapat dipergunakan
lagi atau jika benda tersebut masih diperlukan
sebagai barang bukti dalam perkara lain.
34
PENCUCIAN UANG (MONEY LAUNDERING)

35
Pengertian Pencucian Uang
( Money Laundering) - 1

“Setiap Orang yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan,


membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan,
membawa ke luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan
mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas Harta
Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan
hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul
Harta Kekayaan ”
UU No. 8 Thn 2010 Tentang Tindak Pidana Pencucian
Uang, pasal 3

36
Pengertian Pencucian Uang
( Money Laundering) - 2

“Setiap Orang yang menyembunyikan atau menyamarkan asal


usul, sumber, lokasi, peruntukan, pengalihan hak, atau
kepemilikan yang sebenarnya atas Harta Kekayaan yang
diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak
pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)”
UU No. 8 Thn 2010, pasal 4

37
Pengertian Pencucian Uang
( Money Laundering) - 3

“Setiap Orang yang menerima atau menguasai penempatan,


pentransferan, pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan,
penukaran, atau menggunakan Harta Kekayaan yang
diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak
pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)”
UU No. 8 Thn 2010, pasal 5

38
Harta Kekayaan Hasil Tindak Pidana Obyek
TPPU
No Tindak Pidana No Tindak Pidana
1 korupsi 14 terorisme
2 penyuapan 15 penculikan
3 narkotika 16 pencurian
4 psikotropika 17 penggelapan
5 penyelundupan tenaga kerja 18 penipuan
6 penyelundupan migran 19 pemalsuan uang
7 di bidang perbankan 20 perjudian
8 di bidang pasar modal 21 prostitusi
9 di bidang perasuransian 22 di bidang perpajakan
10 kepabeanan 23 di bidang kehutanan
11 cukai 24 di bidang lingkungan hidup
12 perdagangan orang 25 di bidang kelautan dan perikanan
13 perdagangan senjata gelap 26 tindak pidana lain yg diancam penjara 4 th atau lebih
39
UU No. 8 Thn 2010, pasal 2 (1)
Jenis Pencucian Uang
1. Mengubah atau memindah “properti” yang diketahuinya berasal
dari kejahatan, dengan tujuan menyembunyikan asal usul gelap dari
“properti” tersebut atau untuk membantu seseorang menghindari
akibat-akibat hukum dari keterlibatannya dalam melakukan
kejahatan.
2. Menyembunyikan keadaan yang sebenarnya dari “properti” yang
berasal dari kejahatan itu (baik sumbernya, asal-usulnya, lokasinya,
penempatan/ pembagiannya, pergerakan/penyalurannya, maupun
hak-hak yang berhubungan dengan “properti” itu
3. Menguasai/menerima, memiliki atau menggunakan “properti”
yang diketahuinya berasal dari kejahatan atau dari keikutsertaanya
dalam melakukan kejahatan itu.

Konvensi Vienna tahun 1988


40
Proses Pencucian Uang
1. Tahap Penempatan (Placement stage)
Upaya menempatkan uang hasil kejahatan ke dalam sistem
keuangan
2. Tahap Penyebaran (Layering stage)
Serentetan tindakan konversi atau pergerakan dana yang
dimaksudkan untuk memisahkan atau menjauhkan dari sumber
dana.
3. Tahap Pengumpulan (Integration Stage)
Menggunakan harta hasil kejahatan yang tampak sah, baik untuk
dinikmati langsung, diinvestasikan ke dalam kegiatan ekonomi
yang sah misalnya dalam bentuk pembelian real estate, aset-aset
yang mewah, atau ditanamkan dalam kegiatan usaha yang
mengandung risiko.

41
Dampak Pencucian Uang
1. Menimbulkan ketidak percayaan atau distrust pada
lembaga keuangan dari sisi publik.
2. Distorsi dalam hukum penawaran dan permintaan
3. Menyebabkan kelemahan ekonomi negara

42
Yang Mendukung Pencucian Uang
Hal-hal yang yang mendukung money laundering saat ini
adalah sebagai berikut (Harkristuti Harkrisnowo:2002) :
• Adanya off share banking, yang dianggap sebagai suatu
pelabuhan atau surga bagi perusahaan-perusahaan
yang hendak menyimpan uang mereka;
• Adanya information technology (IT), yang memudahkan
pengiriman uang/ transfering secara cepat dari satu
orang ke orang lain, dari sutau tempat ke tempat lain
baik melalui internet maupun hand phone

43
Titik Lemah Pencucian Uang
1. Masuknya dana tunai ke dalam sistem keuangan;
2. Pembawaan uang tunai melewati batas negara (cross-
border);
3. Transfer antar sistem keuangan;
4. Transfer dari sistem keuangan ke luar sistem
keuangan;
5. Pengambilalihan saham atau aset lainnya;
6. Penggabungan perusahaan;
7. Pembentukan kelompok usaha.

44
Transaksi Keuangan Mencurigakan
1. Setoran tunai cukup besar dalam satu transaksi atau kumpulan dari
transaksi
2. Nasabah atau kuasanya berupaya menghindari untuk berhubungan
secara langsung dengan PJK
3. Penggunaan nominee accounts, trustee accounts dan client accounts
yang sebenarnya tidak perlu dilakukan dan konsisten dengan kegiatan
usaha nasabah;
4. Penggunaan banyak rekening dengan alasan yang tidak jelas
5. Penyetoran dalam nominal kecil dengan frekwensi yang cukup tinggi, dan
kemudian dilakukan penarikan secara sekaligus
6. Sering melakukan pemindahan dana antar rekening pada negara/wilayah
yang berbeda;
7. Adanya jumlah uang yang hampir sama antara dana yang ditarik dengan
yang disetor secara tunai pada hari yang sama atau sebelumnya;

45
Transaksi Keuangan Mencurigakan
8. Penarikan dalam jumlah besar terhadap rekening yang tidak aktif
9. Penarikan dalam jumlah besar terhadap rekening yang baru menerima dana
yang tidak diduga dan tidak biasa dari luar negeri;
10. Nasabah yang memperlihatkan kehati-hatian yang berlebihan terutama
terhadap kerahasiaan identitas atau kegiatan usahanya, atau nasabah yang
menuda-nunda memberikan informasi dan dokumen pendukung mengenai
identitasnya;
11. Nasabah yang berasal dari atau yang mempunyai rekening di negara yang
dikenal sebagai tempat pencucian uang atau negara yang kerahasiaan
banknya sangat ketat;
12. Adanya transfer dana ke dalam suatu rekening dengan frekwensi yang
sangat tinggi dan secara tiba-tiba padahal sebelumnya rekening tersebut
tergolong tidak aktif.
13. Pembayaran atas pembelian saham yang dilakukan melalui transfer dari
rekening atas nama pihak lain.
46
BUKTI TRANSAKSI KEUANGAN DAN TEKNIK
PENELUSURAN ASET

47
BUKTI-BUKTI TRANSAKSI KEUANGAN

48
Manfaat Memperoleh Bukti-bukti Transaksi
Keuangan
1. Untuk menentukan motif dan modus operandi atau
memberikan petunjuk bagaimana kejahatan tersebut
dilakukan;
2. Dapat mengikat pelaku tindak pidana pada suatu kejahatan
yang ia lalukan;
3. Memberikan bukti yang kuat diluar pernyataan saksi.
Misalnya catatan dari bank, biasanya akurat dan tidak dusta;
4. Mungkin dapat menggiring penyidik/auditor untuk
menemukan orang lain yang terlibat dengan kejahatan
tersebut;
5. Dapat menunjukkan pada penemuan kembali aset yang
dikorupsi ataupun digelapkan/dicuri.
49
Tujuan Analisis/Evaluasi Bukti-bukti
Transaksi Keuangan
1. Mendapatkan data atau bukti mengenai penghasilan atau
pengeluaran yang tidak bisa dijelaskan, yang dilakukan oleh
pelaku atau keluarga atau kenalannya
2. Mencari hubungan uang tersebut kepada kejahatannya,
secara langsung atau tidak langsung

50
SUMBER INFORMASI ASET YANG
DISEMBUNYIKAN

• Penyedia Jasa Keuangan


• Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan
(PPATK)
• Hasil Penelitian Akademisi dan LSM
• Persengketaan di Pengadilan
• Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
• Kantor Pelayanan Informasi untuk Publik
• Pembocoran informasi oleh ”orang dalam ”
• Lain-lain

51
Penggunaan Bukti-bukti Transaksi Keuangan

Penggunaan bukti finansial atau buktu-bukti transaksi


keuangan, dapat mengarahkan penyidik/auditor
forensik kepada:
1. Menemukan bukti-bukti yang mencakup besaran
jumlah uang yang dikorupsi
2. Dari analisa bukti mungkin dapat mengiring
penyidik/auditor untuk memperoleh bukti yang baru
dan dapat digunakan untuk membuktikan kasus
3. Memudahkan dalam penyitaan aset yang terbukti
diperoleh pelaku dengan cara yang ilegal
52
Pencarian Bukti/Catatan Transaksi
Keuangan Sebelum Penggeledahan
Memperoleh catatan dari bank dan rekening kartu
kredit melalui:
• Analisis laporan PJK kepada PPATK
• Hasil pengawasan tingkah laku pelaku apabila pergi
ke bank
• Catatan yang dibuang ke bak sampah atau amplop
surat yang berkaitan dengan pelaku
• Analisis setoran cek yang dilakukan bawah tangan

53
Dasar Memperoleh Catatan Bank

• Permintaan informal oleh penyidik atau PPATK


• Permintaan oleh jaksa kepada Bank Indonesia
berdasarkan UU TPK pasal 29 UU No.31/1999
• Permintaan dari Jaksa Agung kepada Bank Indonesia
berdasarkan UU Perbankan, pasal 42 UU No.7/1972
yang diamandemen oleh UU No.10/1998.
• MOU dengan KPK sesuai UU No. 30 Tahun 2002 pasal
(1) huruf c.
• UU No. 15/2002 jo UU no,25/2003 pasal (33).

54
Pencarian Bukti/Catatan Transaksi
Keuangan Setelah Penggeledahan
1. Analisa bukti/dokumen yang telah ditahan untuk mendapatkan petunjuk
baru
2. Lakukan wawancara dengan tersangka dan rekanannya tentang aset,
rekening bank, transaksi dan dokumen yang terkait.
3. Minta catatan finansial dan lakukan penganalisaan:
• Analisa ulang catatan yang dikumpulkan untuk melihat apakah mereka
memberikan petunjuk tentang rekening atau orang-orang baru
• Buatlah catatan (spread sheet) secara kronologis tentang transaksi besar
atau mencurigakan
• Tambahkan data sesuai dengan pengumpulannya
• Bandingkan waktu transaksi dengan bukti-bukti kejahatan lainnya
• Gunakan sebuah catatan waktu untuk menghubungkan kejadian korupsi
atau tindakan resmi dengan penerimaan uang
• Tentukan cara terbaik bagaimana menghadirkan bukti-bukti ini dalam
persidangan.
55
Menyita Catatan/bukti-bukti Transaksi
Keuangan
1. Sita semua bukti transaksi :
• Cek dan bukti setoran
• Kuitansi transaksi
• Tiket pesawat dan kwitansi hotel
Semua bukti itu dapat memberikan petunjuk pada
penyelidikan yang baru.
2. Tahan komputer, bisa berisikan banyak bukti tentang
aset, perjalanan, rekening bank dan transaksi
finansial.

56
Mengenali Bukti Digital

Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini, akan dapat


menentukan apa sebenarnya peranan komputer dalam kejahatan:
1. Apakah komputer digunakan untuk penyeludupan
informasi, atau merupakan hasil kejatan?
2. Apakah sistem komputer digunakan untuk kejahatan?
3. Ataukah komputer hanya digunakan untuk menyimpan
data?
4. Apakah komputer digunakan dalam kejahatan dan
sekaligus untuk menyimpan informasi?

57
Perlukah Penyitaan Komputer

Setelah mengetahui peranan komputer dalam kejahatan,


pertanyaan penting berikut harus dijawab:
1. Apakah ada alasan untuk menyita perangkat keras?
2. Apakah ada alasan untuk menyita perangkat lunak?
3. Apakah ada alasan untuk menyita data?
4. Di mana penggeledahan akan atau harus dilakukan?

58
TEKNIK PENELUSURAN ASET

59
Teknik Penelusuran Aset

1. Net Worth Method


Teknik penelusuran aset dengan menganalisis
perubahan kekayaan bersih seseorang atau pihak
tertentu.

2. Expenditure Method
Teknik penelusuran aset dengan menganalisis
pengeluaran seseorang atau pihak tertentu
dibandingkan dengan pendapatan yang dilaporkan.

60
Net Worth Method
Tahun 200X Tahun 200X+1
Assets 2.000 Assets 6.000
Dikurangi Liabilities 400 Dikurangi liabilities 500
Net Worth 1.600 Net Worth 5.500
    Net Worth tahun 200X 1.600
    Kenaikan Net Worth 3.900
    Ditambah Nondeductible Expenses 2.000
    Dikurangi Nontaxable income 800
    Corrected taxable income 5.100
    Dikurangi Reported Taxable Income (SPT 2.500
PPh)

    Unreported Taxable Income 2.600


61
Expenditure Method
Tahun 200X Tahun 200X+1

Assets 2.000 Assets 6.000

Dikurangi Liabilities 400 Dikurangi liabilities 500

Net Worth 1.600 Net Worth 5.500

    Net Worth tahun 200X 1.600

    Kenaikan Net Worth 3.900

    Ditambah Personal Expenses 2.000

    Corrected legal income 5.900

    Dikurangi legal income 2.500

    Illegal Income 3.400


62
63

Anda mungkin juga menyukai