Anda di halaman 1dari 14

LATAR BELAKANG

Untuk mempelajari avtur dan avgas orang-orang penerbangan akan


berkolaborasi dengan orang dari jurusan kimia dan dari teknik perminyakan
karena mereka yang ahli dalam bidang ini. Kalau orang perminyakan
mempelajari proses pembuatan dan cara mendapatkannya lalu teknik
penerbangan mempelajari aplikasi penggunaannya.

Mungkin dulu kita pernah mendengar ada yang menyamakan antara avtur
dan bensol padahal ini malah salah kaprah. Bahan bakar pesawat memang
avtur tetapi sebenarnya bahan bakar pesawat tergantung dari mesin (engine)
yang dipakai pesawat itu sendiri. Bahan bakar pesawat hanya ada dua jenis
yaitu avtur dan avgas. Avtur adalah singkatan dari ( Aviation Turbine Fuel
) yang dipakai untuk jenis pesawat memakai turbine gas atau mesin jet
sedangkan Avgas adalah ( Aviation Gasoline ) yaitu bahan bakar pesawat
yang menggunakan mesin piston dan avgas inilah yang sebenarnya bensol.

Asal mula avtur dam avgas adalah crude oil atau minyak mentah, sama
seperti bahan bakar fosil lainnya seperti diesel, gas LPG, dan sebagainya.
Dari minyak mentah itulah dilakukan proses refining sehingga terbentuklah
berbagai macam bahan bakar. Avgas memiliki rantai carbon paling pendek
daripada avtur. Semakin pendek rantai carbon suatu bahan bakar, maka
emisi gas carbon dioksida atau CO2 yang dihasilkan semakin sedikit. Jadi
jelas kalau polusi antara avgas dan avtur ini lebih tinggi avtur karena rantai
carbon avgas hanya pada rentang C5 sampai C10 lebih tepatnya berada pada
C8 atau oktana, sedangkan rantai carbon avtur berada pada rentang C10
sampai C16. Semakin pendek suatu rantai carbon bahan bakar maka bahan
bakar itu lebih mudah tersulut api atau terbakar.

Di Amerika ada yang namanya ASTM (American Standard Testing


Material), yaitu standar uji dan penamaan untuk sebuah material dimana
avgas dan avtur ketika dalam standar testing di Amerika bukan lagi disebut
avtur atau avgas tetapi menggunakan ASTM diikuti kode angkanya dan
untuk standar di Inggris menggunakan DEF-STAN lalu diikuti kode
angkanya.

RON (Research Octan Number) adalah kemampuan bahan bakar sebelum


terbakar pada saatnya dan yang punya angka oktan atau RON hanya avgas
bukan avtur. Avtur tidak menggunakan angka oktan atau RON karena avtur
merupakan turunan dari kerosene atau minyak tanah
PEMBAHASAN

1. AVGAS ( AVIATION GASOLINE )

Avgas adalah bahan bakar untuk jenis pesawat bermesin piston.


Avgas merupakan bahan bakar yang diolah dari gasoline ( bensin )
yang lebih disempurnakan dari segi volatility, titik didih, titik
bekunya, dan flash pointnya. Avgas berbeda dengan mogas, jika
avgas digunakan pada pesawat terbang sedangkan mogas ( motor
gasoline ) digunakan pada kendaraan bermotor seperti sepeda motor
atau mobil yang dijual di SPBU dan eceran pinggir jalan.

Komponen utama avgas adalah alkylate yang pada dasarnya


merupakan campuran dari berbagai isooctane dan beberapa hasil
distilasi dari minyak bumi yang berupa reformate. Avgas memiliki
density sebesar 6.02 lb/US gal pada 15oC, atau setara dengan 0.721
kg/l. Density tersebut digunakan untuk perhitungan berat dan
keseimbangan. Density meningkat menjadi 6.40lb/US galon pada -
40oC, dan menurun dengan sekitar 0,5% per 5oC (9oF) kenaikan
suhu. Avgas mempunyai koefisien emisi dari 18.355 lb CO2 per US
galon ( 2,1994 kg / L ) atau sekitar 3,05 satuan berat CO2 yang
dihasilkan per satuan berat bahan bakar yang digunakan

Avgas memiliki nilai oktan yang sangat tinggi jadi digunakan untuk
mesin pesawat terbang yang memiliki tingkat kompresi tinggi. Grade
avgas yang disediakan oleh pertamina aviation di Indonesia adalah
AVGAS 100/130. Avgas harus memiliki titik beku ( freeze point )
maksimum -58oC dan memiliki kandungan sulfur maksimum 0.05%
m/m
Avgas diklasifikasikan kedalam beberapa jenis :

a) AVGAS 100 / ASTM D-910 / DEF-STAN 91-90

Ciri-ciri avgas 100 yaitu, oktannya tinggi karena di tambahkan


beberapa zat aditif yaitu lead / timbal. Lead / timbal sangat
berbahaya bagi kesehatan manusia. Warna avgas 100 adalah
hijau.
b) AVGAS 100 LL

Sama dengan Avgas 100 tapi ditambah huruf LL ( Low Lead )


tipe ini memiliki kadar timbal yang lebih sedikit jadi lebih aman
daripada avgas 100. Warna bahan bakar ini adalah biru.
c) AVGAS 82 UL / ASTM 6227

Digunakan untuk mesin pesawat yang memiliki kompresi rasio


rendah. Jenis ini tidak ditambah lead atau timbal untuk
meningkatkan angka oktan. Warna bahan bakar jenis ini adalah
ungu.

1 AVTUR ( AVIATION TURBINE FUEL ) / AVIATION


KEROSENE
Jika avgas untuk pesawat bermesin piston, maka avtur untuk
pesawat bermesin turbine gas atau jet. Avgas diolah dari gasolione /
bensin. Kalau avtur diolah dari kerosene ( minyak tanah ). Sifat yang
terkandung dalam minyak tanah yang dipakai untuk masak dan
lampu senter atau lampu teplok ya itulah asal avtur. Perbedaannya
hanya dari segi kebersihannya dan titik didih serta flash pointnya.
Jadi itulah kenapa pemerintah membuat kebijakan konversi bahan
bakar minyak ke gas, karena jika rumah tangga banyak
menggunakan minyak tanah untuk memasak, maka pilot-pilot akan
kerepotan karena bahan dasar untuk membuat avtur yang harusnya
dipakai di pesawat malah dipakai untuk memasak.

Avtur harus memiliki titik beku ( freeze point ) maksimum -47oC


dan titik nyala ( Flash Point ) minimum 38oC (100oF).

Avtur adalah nama umum ( trivial ) dikehidupan sehari-hari, setiap


negara memiliki nama sendiri-sendiri untuk menamakan avtur
dinegaranya. Nama avtur dikalangan pesawat sipil berbeda dengan
nama avtur untuk tentara NATO, Cina, dan sebagainnya meskipun
sama-sama avtur. Avtur untuk sipil diberi nama Jet A-1, Jet-A, dan
Jet-B sedangkan untuk militer didahului JP ( Jet Propellant ). Untuk
Inggris menggunakan kode DEF STAN 91-91. Untuk Internasional /
Testing Amerika ASTM D1665. Untuk NATO F-35. Untuk Rusia
memberi nama TS-1. Cina memberi nama RP-1, RP-2, dan
seterusnya.
Avtur tidak berwarna kiri dan agak kekuningan kanan

 Avtur versi sipil / Pesawat Komersial / Untuk Maskapai

Avtur untuk versi sipil dibagi menjadi 3 yaitu, Jet-A1, Jet-A, Jet-
B. Dibawah ini ada tabel perbandingan karakteristik antara Jet A
dan Jet A-1.

Yaitu yang paling mencolok adalah freezing point atau titik


bekunya dimana Jet A-1 memiliki titik beku paling rendah
dibandingkan Jet A. Jet B adalah bahan bakar avtur yang
memiliki titik beku paling rendah terbuat dari campuran kerosene
dan gasoline. Untuk pesawat terbang yang terbangnya sangat
tinggi dimana suhunya sangat rendah, menggunakan bahan bakar
ini seperti pesawat SR-71 Blackbird
JET A-1 JET A

FLASH POINT 38oC ( 100oF )

AUTOIGNITION 210oC ( 410oF )[9]


TEMPERATURE
FREEZING POINT -47oC ( -53oF ) -40oC ( -40oF )

OPEN AIR BURNING 260-313oC ( 500-599oF )[9]


TEMPERATURE
DENSITY AT 15oC ( 59oF ) .804 kg/L (6.71 lb/US gal) .820 kg/L ( 6.84 lb/US gal)

SPECIFIC ENERGY 43.15 MJ/kg 43.02 MJ/kg

ENERGY DENSITY 34.7 MJ/L 35.3 MJ/L

A. AVTUR JET A-1 / DEF-STAN 91-91 / F-35 / ASTM-D1665

Avtur Jet A-1 adalah avtur yang paling banyak digunakan untuk
pesawat komersil. Contoh nya pesawat Garuda, Lion Air, Citilink,
Sriwijaya, dan lain-lain memakai avtur jenis ini. Avtur jenis ini
memiliki kelebihan titik bekunya hingga minus 47oC. Hal ini
sangat mendukung operasi penerbangan pesawat ketika terbang
cruising atau terbang jelajah pada ketinggian 30000 feet (kaki)
atau 40000 feet (kaki).
Pada ketinggian jelajah tersebut, suhu ambient atau freestream
mencapai minus 45oC. Bayangkan apa yang terjadi jika pesawat
terbang tidak menggunakan avtur Jet A-1 pada saat terbang
jelajah, sudah pasti avturnya akan membeku menjadi es, pesawat
akan mengalami kegagalan mesin ( engine fail ) dan akhirnya
pesawat akan jatuh.
Di spesifikasi Inggris, Avtur Jet A-1 disebut DEF-STAN 91-91,
tentara NATO menyebutnya F-35, dan ASTM internasional
menyebutnya ASTM D-1665 walaupun intinya sama-sama avtur.

B. AVTUR JET A / DEF-STAN 91-91 / F-35 / ASTM D-16

Avtur Jet-A memiliki flash point minus 40 dan tidak digunakan


pada pesawat-pesawat komersil di Indonesia. Avtur jenis ini
dipakai untuk pesawat latih atau pesawat bermesin jet yang tidak
terbang tinggi karena suhu pada ketinggian rendah sampai 10000
feet ( kaki ) tidak seperti pada saat terbang jelajah 30000 sampai
40000 feet ( kaki ).
C. AVTUR JET B / ASTM D-6615 / CAN-CGSB 3

Avtur jenis ini tidak dipakai di Indonesia karena avtur jenis ini
flammability nya sangat tinggi dan digunakan pada daerah cuaca
ekstrim seperti eropa dan amerika bagian utara yang memiliki
temperatur sangat dingin. Avtur jenis ini sangat rumit dari segi
penyimpanannya sehingga butuh penanganan ekstra untuk
menggunakan avtur jenis ini.

 AVTUR VERSI PESAWAT MILITER

Avtur versi militer menggunakan simbol JP ( Jet Propellant ),


antara lain :
JP-4 yaitu, avtur yang memiliki titik beku yang sangat rendah.
NATO memberi kode avtur ini F-40 dengan sebutan Avtag dan
dalam versi sipil, JP-4 ini adalah Jet B.
JP-5 yaitu, avtur yang berwarna kuning dan memiliki titik beku -
46oC. NATO memberi kode bahan bakar ini F-44 dengan sebutan
Avcat
JP-8 yaitu, avtur yang banyak digunakan karena JP-8 adalah Jet
A-1 dalam versi sipilnya. NATO menyebutnya dengan kode F-34.

Teknik penyimpanan avtur tidak bisa sembarangan. Avtur


disetiap bandara sudah disimpan secara aman oleh provider
penyedia bahan bakar seperti pertamina melalui pertamina
aviation yang berada dibandara tersebut.
 SPESIFIKAIS AVGAS

Anda mungkin juga menyukai