Anda di halaman 1dari 102

GAMBARAN TINDAKAN PEMBERIAN OBAT YANG BENAR

PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSU BAHTERAMAS


PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebaga Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma


Tiga (D.III) Keperawatan Pada Politeknik Kesehatan Kendari

OLEH :

AGUNG AYU INDRASARI DEWI


P00320014003

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEHNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN D III KEPERAWATAN
2017
HALAMAN PERSETUJUAN

GAMBARAN TIh{DAKAI! PEMBERIAN OBAT YANG BENAR PADA


PASIEN RAWAT INAP DI RSU BAIITERAMAS PROVINSI
SULAWESI TENG'GARA

Disusun dan Diajukan Oleh :

AGI.]NG AYU INDRASARI DEWI


NIM : P0m2mI40Gl

Telah Mendapat Persetujuan Tim Pembimbing

Menyetujui,

Pembimbing I

Abdul Svukur Bau. S.keo.. Ners.. MM


Nip. 19560 l04l982l22ffil Nip. 1973 1208199803 100 1

1981061001
PENGESAHAN

GAMBARAN TINDAKAN PEMBERIAN OBAT YANG BENAR PAI}A


PASIEN RAWAT INAP DI RSU BAHTERAMAS
PROVINSI SIILAWESI TENGGARA

I)isusun dan Diajukan Oleh :

AGUNG AYTI INDRASARI DEWI


P00320014003

Telah Dipertahankan Dihadapan l)ewan Penguji Pada Tanggal23 Juli 2017

Dan Ilinyatakan Telah Memenuhi Syarat

Menyetujui:
1. Muslimin LrA.Kep.rS.Pd.rM.Si ;........)

2. Lena AtoyrSST.,MPH ...)

3. Hj. Nurjannah,B.Sc.rS.Pd.M.Kes
4. Ruth MonganrB.Sc.rS.Pd.rM.Pd

5. Abdul Syukur BauoS.Kep.rNs.rMM

11 198106 1 001

111
Motto

Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam

ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri

sendiri dan orang lain, karena hidup hanyalah sekali.

Untuk meraih kesuksesan dibutuhkan perjuangan

yang sulit, apapun hasilnya syukuri dan jalani

dengan senyuman. Karena hasil yang baik tidak

akan menghianati niat yang baik.

iv
RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS

a. Nama : Agung Ayu Indrasari Dewi

b. Tempat Tanggal Laahir : Jati Bali, 26 September 1996

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Suku/Bangsa : Bali / Indonesia

e. Agama : Hindu

f. Alamat : Desa Jati Bali Kecamatan Ranomeeto Barat

II. JENJANG PENDIDIKAN

a. Tamat SDN 1 Jati Bali, Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2008

b. Tamat SMP Negeri 2 Ranomeeto,Kabupaten Konawe Selatan Tahun

2011

c. Tamat SMA Negeri 2 Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan Tahun

2014

d. Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan Tahun

2017

v
ABSTRAK

Agung Ayu Indrasari Dewi. Nim P00320014003. Gambaran Tindakan


Pemberian Obat Yang Benar Pada Pasien Rawat Inap Di RSU Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara. (Ruth Mongan + Abdul Syukur). Pengobatan
merupakan salah satu unsur penting dalam upaya penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan. Perawat turut bertanggung jawab dalam memastikan bahwa
pemberian obat tersebut aman bagi pasien dan membantu mengawasi efek pemberian
obat tersebut. Sesuai dengan UU keperawatan pasal 32 ayat (3) di jelakan bahwa
pelimpahan wewenang secara delegatif untuk melakukan sesuatu tindakan medis
diberikan oleh tenaga medis (dokter) kepada perawat dengan disertai Pelimpahan
Tanggung Jawab, dengan adanya UU tersebut perawat dituntut untuk lebih waspada
dalam melakukan tindakan keperawatan. Manfaat tindakan pemberian obat yang
benar pada pasien rawat inap sesuai dengan standar SOP yang berlaku di rumah sakit
Bahteramas adalah untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam pemberian obat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tindakan pemberian obat yang benar pada
pasien rawat inap. Jenis penelitian ini adalah survey deskriptif yang dilakukan pada
tanggal 06 juli – 12 juli 2017. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat
yang bertugas di Ruang Mawar dan Laika Waraka sebanyak 61 perawat. Sampel
dalam penelitian ini yaitu perawat yang bertugas dan melakukan tindakan pemberian
obat di Ruang Mawar dan Laika Waraka yaitu sebanyak 31 sampel, yang diambil
dengan tehknik pengambilan sampel secara accidental sampling. Pengelolaan data
dilakukan dengan menggunakan rumus statistik deskriptif yang disajikan dalam
bentuk table distribusi yang diikuti oleh penjelasan narasi. Hasil penelitian dan
kesimpulan pada penelitian ini yaitu perawat yang melakukan tindakan pemberian
obat yang benar sesuai dengan SOP 7 benar yang berlaku sebanyak 16 perawat
(51,61%) dan perawat yang tidak melakukan tindakan pemberian obat yang benar
sesuai dengan SOP 7 benar yaitu sebanyak 15 perawat (48,39%). Adapun saran yang
dapat peneliti berikan yaitu bagi perawat yang bertugas RSU Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara perawat harus meningkatkan pemahaman terkait konsep dasar
dalam pemberian obat untuk hasil yang baik agar tidak terjadi kesalahan dalam
pemberian obat yang dilakukan oleh perawat.

Kata kunci : Tindakan Pemberian Obat Yang Benar, Perawat

Daftar pustaka : 13 Buku (1995-2016)

vi
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini dengan Judul “Gambaran Tindakan Pemberian Obat Yang Benar
Pada Pasien Rawat Inap di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara”

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proses penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
masih jauh dari sempurna serta mengalami banyak hambatan dan tantangan, namun
dengan usaha keras dan arahan dari pembimbing serta bantuan moril dan material
dari berbagai pihak, akhirnya proses penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat selesai
tepat waktu. Oleh karena itu penulis secara khusus menyampaikan rasa terima kasih
kepada Ibu Ruth Mongan, B.Sc.,S.Pd.,M.Pd selaku pembimbing I dan Bapak
Abdul Syukur Bau, S.Kep.,Ns.,MM selaku pembimbing II, atas segala
bimbingannya dan arahan yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.

Ucapan terima kasih tak lupa penulis tujukan kepada :

1. Bapak Petrus, SKM,. M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kendari.


2. Direktur dan Kepala Ruangan Mawar dan Laika Waraka RSU Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah bersedia memberikan kesempatan
pada penulis untuk mengambil data awal untuk bahan penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini.
3. Bapak Muslimin L, A.Kep.,S.Pd.,M.Si selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kendari.
4. Tim penguji (Muslimin L, A.Kep.,S.Pd.,M.Si. Lena Atoy, SST.,MPH. dan
Hj. Nurjannah, B.Sc.,S.Pd.,M.Kes) yang memberikan saran dan arahan
dalam perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

vii
5. Seluruh dosen pengajar dan staf Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari yang telah banyak membantu dalam penyelesaian Karya
Tulis Ilmiah ini dan bimbingan selama di bangku kuliah.
6. Teristimewa kepada ke dua Orang Tua tercinta ayahanda Agung Ngurah
Wibawa dan Ibunda Kade Sri Utami, Saudaraku Agung Ayu Indah dan
Agung Ngurah Darma serta Kakek dan Nenekku terimakasih atas Doa,
Pengorbanan, Bantuan, Motivasi, dan Kasih Sayang yang begitu besar yang
telah diberikan selama penulis menempuh pendidikan.
7. Seluruh Mahasiswa Jurusan Keperawatan poltekes kendari angkatan 2014
khususnya GGK yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu
yang telah bersama-sama berjuang selama ± 3 tahun dalam suka maupun duka
untuk menyelesaikan pendidikan di Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Kendari.
8. Kepada Saudara Putu Suatika terimakasih atas motivasi dan dukungannya
kepada penulis.
9. Semua pihak yang telah memberikan dorongan, semangat yang tulus dan
pengarahan dari awal sampai pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, terimaasih
untuk semuanya.
Akhir kata penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada masa yang akan dating dan untuk
pendidikan Ahli Madya Keperawatan.

Om Santhi Santhi Santhi Om

Kendari, Juli 2017

Penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………...…iii

HALAMAN MOTTO…………………………………………………………...iv

RIWAYAT HIDUP………………………………………………………………v

ABSTRAK……………………………………………………………………….vi

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..vii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL……………………………………………………………….xi

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………..…..xii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

A. Latar Belakang .............................................................................................1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................5
D. Manfaat Penelitian........................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................8

A. Tinjauan Tentang Pemberian Obat...............................................................8


B. Tinjaun Tentang Perawat ...........................................................................20
C. Tinjauan Tentang Pasien Rawat Inap .........................................................24

BAB III KERANGKA KONSEP ........................................................................29

A. Dasar Pemikiran .........................................................................................29


B. Alur Kerangka Pikir Penelitian ..................................................................30
C. Variabel Penelitian .....................................................................................31
D. Definisi Operasional...................................................................................31

BAB IV METODE PENELITIAN......................................................................37


A. Jenis Penelitian ...........................................................................................37
B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................37
C. Populasi dan Sampel ..................................................................................37

ix
D. Jenis Data Dan Pengumpulan Data ............................................................39
E. Instrumen Penelitian ..................................................................................39
F. Pengolahan Data.........................................................................................39
G. Analisa Data ...............................................................................................40
H. Penyajian Data............................................................................................40

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………….........41


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian……………………………………..41
B. Hasil Penelitian………………………………………………………..…47
C. Pembahasan……………………………………………………………....55

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………….....66


A. Kesimpulan…………………………………………………………..…..66
B. Saran………………………………………………………………….….67
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Jumlah Tempat Tidur RSU Bahteramas Tahun 2011 S/D
2015………………………………………………………….………45

Tabel 5.2 Jenis Dan Jumlah Ketenagaan RSU Bahteramas Tahun 2011 Sampai
Dengan Tahun 2015………………………………………...………..46

Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Ruangan Di Ruangn Rawat Inap


(Mawar Dan Laika Waraka) RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara…………………………………………………………......47

Tabel 5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di Ruangn Rawat


Inap (Mawar Dan Laika Waraka) RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara……………………………………………………………..48

Tabel 5.5. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Di Ruangn Rawat Inap


(Mawar Dan Laika Waraka) RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara……………………………………………………………..49

Tabel 5.6. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Di Ruangn Rawat Inap


(Mawar Dan Laika Waraka) RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara…………………………………………………………..…49

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Pelaksanaan tindakan


Pemberian Obat Sesuai 7 Benar Yaitu Benar Pasien Di Ruangn Rawat
Inap (Mawar Dan Laika Waraka) RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara……………………………………………………………..50

Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Pelaksanaan tindakan


Pemberian Obat Sesuai 7 Benar Yaitu Benar Obat Di Ruang Rawat

xi
Inap (Mawar Dan Laika Waraka) RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara……………………………………………………………..51

Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Pelaksanaan tindakan


Pemberian dosis Sesuai 7 Benar Yaitu Benar Obat Di Ruang Rawat
Inap (Mawar Dan Laika Waraka) RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara……………………………………………………………..51

Tabel 5.10. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Pelaksanaan tindakan


Pemberian Obat Sesuai 7 Benar Yaitu Benar waktu Di Ruang Rawat
Inap (Mawar Dan Laika Waraka) RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara……………………………………………………………..52

Tabel 5.11. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Pelaksanaan tindakan


Pemberian Obat Sesuai 7 Benar Yaitu Benar cara pemberian Di Ruang
Rawat Inap (Mawar Dan Laika Waraka) RSU Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara…………………………………………………...52

Tabel 5.12. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Pelaksanaan tindaka


Pemberian Obat Sesuai 7 Benar Yaitu Benar dokumentasi Di Ruang
Rawat Inap (Mawar Dan Laika Waraka) RSU Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara…………………………………………………...53

Tabel 5.13. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Pelaksanaan tindakan


Pemberian Obat Sesuai 7 Benar Yaitu Benar informasi Di Ruang
Rawat Inap (Mawar Dan Laika Waraka) RSU Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara…………………………………………………...54

Tabel 5.14. Distribusi Frekuensi Penerapan tindakan Pemberian Obat Sesuai


standar SOP 7 Benar Yang ditetapkan RSU Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara…………………………………………………...54

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Kesediaanaan Menjadi Responden

Lampiran 2 : Surat Pernyataan Persetujuan Responden

Lampiran 3 : Lembar Kuisioner

Lampiran 4 : Surat Pengambilan Data Awal

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian dari Badan Riset

Lampiran 6 :Tabulasi Hasil Penelitian

Lampiran 7 : Master Tabel Penelitian

Lampiran 8 : Surat Hasil Penelitian

Lampiran 9 : Dokumentasi Kegiatan Penelitian

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengobatan merupakan salah satu unsur penting dalam upaya

penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Perawat turut

bertanggung jawab dalam memastikan bahwa pemberian obat tersebut

aman bagi pasien dan membantu mengawasi efek pemberian obat tersebut.

Perawat memiliki tanggung jawab untuk memastikan dan memberikan

obat dengan benar. Selain berperan memberikan obat kepada pasien,

perawat dituntut untuk menentukan apakah seorang pasien harus mendapat

obat pada waktunya dan mengkaji kembali kemampuan pasien

menggunakan obat secara mandiri dan perawat menggunakan proses

keperawatan untuk mengintegrasi terapi obat dalam perawatan pasien

(Potter & Perry, 2010).

Sejak tahun 1985 melalui konferensi yang diadakan di Nairobi, (WHO)

telah berupaya untuk meningkatkan praktek penggunaan obat rasional,

berdasarkan komitmen itu WHO melalui International Network For the

Rational Use Of Drug (INRUD) telah mengembangkan indikator

penggunaan obat terdiri dari indikator utama dan indikator tambahan yang

kemudian pada tahun 1993, Ditetapkan sebagai metode dasar untuk

menilai penggunaan obat pada unit rawat jalan di fasilitas kesehatan yang

1
berkaitan dengan rasionalitas penggunaan obat di fasilitas kesehatan

tersebut.

Pada UU keperawatan pasal 32 ayat (3) di sebutkan bahwa pelimpahan

wewenang secara delegatif untuk melakukan sesuatu tindakan medis

diberikan oleh tenaga medis (dokter) kepada perawat dengan disertai

Pelimpahan Tanggung Jawab. Tindakan hanya dapat diberikan pada

perawat profesi/vokasi terlatih sesuai kompetensi yang dibutuhkan. Ini

berarti tanggung jawab ada pada Perawat Yang Melakukan Tindakan

Medis. Dalam penjelasan UU No. 38 tahun 2014 pasal 32 ayat (4)

dijelaskan bahwa tindakan medis yang dapat dilimpahkan secara delegatif,

antara lain menyuntik, memasang infuse, dan memberikan imunisasi dasar

sesuai dengan program pemerintah. Pada pasan 32 ayat (5) juga di jelaskan

bahwa pelimpahan wewenang secara mandate diberikan oleh tenaga medis

kepada perawat untuk melakukan sesuatu tindakan medis di bawah

pengawasan. Dengan adanya delegasi tersebut maka perawat dituntut

harus terampil dalam memberikan pelayanan kesehatan terutama dalam

pemberian obat agar tidak terjadi kesalah.

Angka kejadian medication error di dunia bervariasi. Di Amerika Serikat,

Angka kejadian medication error antara 2-14% dari jumlah pasien dengan

1-2% yang menyebabkan kerugian pasien, umumnya terjadi karena proses

peresepan (prescribing) yang salah. Medication error diperkirakan

mengakibatkan 7000 pasien meninggal pertahun di AS (Williams, 2006

dalam Amik Mulyadi 2013).


2
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Auburn

University di 36 rumah sakit dan nursing home di Colorado dan Georgia,

USA, pada tahun 2002, dari 3216 jenis pemberian obat, 43% diberikan

pada waktu yang salah, 30% tidak diberikan, 17% diberikan dengan dosis

yang salah, dan 4% diberikan obat yang salah (Joint Commission on

Accreditation of Health Organization (JCAHO), 2002). Data yang didapat

JCAHO juga menunjukkan bahwa 44.000 dari 98.000 kematian yang

terjadi di rumah sakit setiap tahun disebabkan oleh kesalahan medis.

(Kinninger & Reeder, 2003, dalam Kuntarti, 2005).

Institu Medicine of Amerika (IOM, 2007) menyebutkan bahwa setiap

tahun minimal terdapat 48-100 ribu pasien meninggal karena kesalahan

pengobatan. Dampak pemberian obat disebabkan karena kurang sesuainya

tindakan yang dilakukan perawat dengan Standar Operasional Prosedur

(SOP) yang berlaku dirumah sakit, sehingga memiliki potensi peningkatan

kejadian terkait kesalahan pengobatan dari tahun ke tahun. Karena

keberhasilan sebuah rumah sakit dalam penerapan sebuah prosedur

operasional yang berlaku dilihat dari kemampuan perawat bekerja secara

profesional sesuai panduan. Berdasarkan Kemenkes (2008) kesalahan

dalam pemberian obat menduduki peringkat pertama (24,8%) dari 10 besar

insiden yang dilaporkan. Tipe kesalahan yang menyebabkan kematian

pada pasien meliputi 40,9%, salah dosis, 16% salah obat, dan 9,5% salah

rute pemberian. Kejadian ini akan terus meningkat apabila tidak adanya

kesadaran perawat dalam melakukan pemberian obat sesuai dengan prinsip

3
pemberian yang berlaku dirumah sakit (Hughes, 2010 dalam Redha

Pranasari, 2016).

Angka kejadian Medication Error di Indonesia belum terdata secara akurat

dan sistematis, tetapi Medication Error cukup sering dijumpai di institusi

pelayanan kesehatan. Di rumah sakit angka Medication Error dilaporkan

sekitar 3-6,9% pada pasien yang menjalani rawat inap. Angka kejadian

error akibat kesalahan dalam permintaan obat resep juga bervariasi, yaitu

antara 0,03-16,9%. Terjadinya Medication Error di rumah sakit berkaitan

dengan kesalahan saat menyerahkan obat ke pasien dalam bentuk dosis

atau obat yang keliru. Namun demikian meskipun relatif sering terjadi

Medication Error umumnya jarang yang berakhir dengan cedera di pihak

pasien. (Dwiprahasto, 2006, dalam Amik Mulyadi 2013).

Jumlah ruangan di Rumah Sakit Bahteramas berjumlah 12 ruangan dan

data pasien rawat inap untuk tahun 2015 sebanyak 12.109 orang dan pada

tahun 2016 sebanyak 13.441 orang. Sedangkan jumlah perawat pada tahun

2015 sebanyak 244 orang dan pada tahun 2016 sebanyak 238 orang.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti 3 dari 5 perawat

yang bertugas melakukan tindakan pemberian obat tidak sesuai dengan

standar prosedur yang berlaku di rumah sakit. Hal ini tentunya membuat

perawat harus teliti dalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya

dalam pelaksanaan pemberian obat dengan prinsip benar oleh perawat

sesuai dengan SOP yang berlaku di Rumah Sakit menjadi hal yang sangat

penting dalam upaya mengurangi dampak negatif akibat kesalahan


4
pengobatan pasien yang memperlambat proses penyembuhan pasien dan

adanya kemungkinan terjadinya medication erros yang dilakukan perawat

(Adam & Koch, 2010). Dampak tersebut menjadi alasan peneliti untuk

melihat gambaran pemberian obat yang benar oleh perawat diruang rawat

inap sesuai dengan SOP yang digunakan di Rumah Sakit Umum

Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai suatu upaya

meningkatkan budaya keselamatan pasien.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas berdasarkan data diatas,

maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Gambaran Tindakan Pemberian Obat Yang Benar Pada Pasien Rawat

Inap Di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara “

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana

tindakan pemberian obat yang benar pada pasien rawat inap di RSU

Bahteramas provinsi Sulawesi tenggara”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui tindakan pemberian obat yang benar pada

pasien rawat inap di RSU Bahteramas provinsi Sulawesi tenggara.

5
2. Tujuan khusus

a. Memperoleh tindakan pemberian obat berdasarkan Benar

Pasiennya

b. Memperoleh tindakan pemberian obat berdasarkan Benar Obatnya

c. Memperoleh tindakan pemberian obat berdasarkan Benar Dosisnya

d. Memperoleh tindakan pemberian obat berdasarkan Benar

Waktunya

e. Memperoleh tindakan pemberian obat berdasarkan Benar Cara

Pemberiannya

f. Memperoleh tindakan pemberian obat berdasarkan Benar

Dokumentasinya

g. Memperoleh tindakan pemberian obat berdasarkan Benar

Informasinya

D. Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi gambaran tindakan pemberian obat yang benar

pada pasien rawat inap di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi

Tenggara.

2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya dalam

mengembangkan penelitian selanjutnya dengan jenis penelitian yang

berbeda.
6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang pemberian Obat

1. Pengertian obat

Obat didefinisikan sebagai senyawa yang digunakan untuk mencegah,

mengobati, mendiagnosa penyakit/gangguan, atau menimbulkan suatu kondisi

tertentu, misalnya membuat seseorang infertile, atau melumpuhkan otot

rangka selama pembedahan. (Rianto Setiabudy, 2011).

Obat adalah senyawa atau campuran senyawa untuk mengurangi gejala atau

menyembuhkan penyakit. Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan

kepada manusia atau binatang sebagai perawatan, pengobatan, atau bahkan

pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuh. Hal ini

semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pasien. (Musrifatul Uliyah, 2009).

Definisi lain menjelaskan bahwa obat adalah sejenis terapi primer yang

memiliki hubungan erat dengan proses penyembuhan sebuah penyakit (Potter

& Perry, 2009).

2. Macam-macam bentuk obat dan prosedur pemberian obat

a. Obat dalam bentuk padat

1) Tablet atau kapsul

Prosedur pemberian :

(a) Siapkan peralatan dan cuci tangan

7
(b) Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan,

mual, muntah, adanya program tahan makan atau minum, akan

dilakukan pengisapan lambung dll).

(c) Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis

obat, waktu dan cara pemberian) periksa tanggal kadaluarsa obat,

bila ada kerugiaan pada perintah pengobatan laporkan pada

perawat/bidan yang berwenang atau dokter yang meminta.

(d) Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan

ambil obat yang diperlukan).

(e) Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat

yang sesuai dengan dosis yamg diperlukan tanpa mengkontaminasi

obat (gunakan tehnik aseptic untuk menjaga kebersihan obat)

(f) Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk dispisibel tanpa

menyentuh obat.

(g) Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi obat

sesuai dengan dosis yang diperlukan.

(h) Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi bubuk

dengan menggunakan martil dan lumpang penggerus, kemudian

campurkan dengan menggunakan air. Cek dengan bagian farmasi

sebelum menggerus obat, karena beberapa obat tidak boleh digerus

sebab mempengaruhi daya kerjanya.

8
2) Obat Sublingual

Secara umum persiapan dan langkah pemberian sama dengan

pemberian obat secara oral. Yang perlu diperhatikan adalah klien perlu

diberikan penjelasan untuk meletakkan obat di bawah lidah, obat tidak

boleh ditelan, dan dibiarkan berada di bawah lidah sampai habis

diabsorbsi seluruhnya.

3) Obat Secara Bukal

Secara umum persiapan dan langkah pemberian sama dengan

pemberian obat secara oral. Yang perlu diperhatikan adalah klien perlu

diberikan penjelasan untuk meletakkan obat diantara gusi dan selaput

mukosa pipi sampai habis diabsorbsi seluruhnya.

4) Suppositoria

Prosedur pemberian :

(a) Buka bungkus aluminium foil suppositoria dan oleskan sejumlah

pelumas yang larut dalam air pada ujung suppositoria yang bulat

dan halus. Lumaskan jari telunjuk yang telah dipasang sarung

tangan dari tangan dominan.

(b) Dengan tangan non dominan yang sudah terpasang sarung tangan,

regangakn lipatan labia

(c) Masukkan suppositoria sekitar 8-10 cm sepanjang din ding vagina

posterior.

9
(d) Tarik jari tangan dan bersihkan pelumas yang tersisa sekitar

orifisium dan labia.

(e) Mintalah klien untuk tetap berada pada posisi tersebut selama 5-10

menit setelah insersi

(f) Lepakan sarung tangan dan buang ke tempat yang sesuai

(g) Cuci tangan, kaji respon klien dan dokumentasikan seluruh

tindakan.

b. Obat dalam bentuk cair

1) Obat sirup

Prosedur pemberian :

(a) Kocok/putar obat/dibolak balik agar bercampur dengan rata

sebelum dituangkan, buang obat yang telah berubah warna atau

menjadi lebih keruh

(b) Buka penutup botol dan letakkan menghadap keatas. Untuk

menghindari kontaminasi pada tutup botol bagian dalam.

(c) Pegang botol obat sehingga sisa labelnya berada pada telapak

tangan, dan tuangkan obat kearah menjauhi label. Mencegah obat

menjadi rusak akibat tumpahan cairan obat, sehingga label tidak

bisa dibaca dengan tepat.

(d) Tuangkan obat sejumlah yang diperlukan ke dalam mangkuk obat

berskala.

10
(e) Sebelum menutup botol, usap bagian tutup botol dengan

menggunakan kertas tissue. Mencegah tutup botol sulit dibuka

kembal akibat cairan obat yang mongering pada tutup botol.

(f) Bila jumlah obat yang diberikan hanya sedikit, kurang dari 5 ml

maka gunakan spuit steril untuk mengambilnya daro botol.

2) Obat Parenteral/Injeksi

Injeksi intradermal (ID)/Intracutan (IC)

Prosedur pemberian :

(1) Cuci tangan

(2) Saipkan obat dengan pinsip 7 benar

(3) Identifikasi klien

(4) Beritahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan

(5) Atur klien pada posisi yng nyaman

(6) Pakai sarung tangan

(7) Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan,

peradangan, atau rasa gatal. Menghindari gangguan absorbs

obat atau cidera dan nyari yang berlebihan.

(8) Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas

alcohol, dengan gerakan sirkuler dari arah dalam keluar dengan

diameter sekitar 5 cm. tunggu bsampai kering. Metode ini

dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang

mengandung mikroorganisme.

11
(9) Pegang kapas alcohol, dengan jari-jari tengah pada tangan non

dominan

(10) Buka tutup jarum

(11) Tempatkan ibu jari dengan tangan non dominan sekitar 2,5

cm dibawah area penusukan, kemudian tarik kulit

(12) Dengan ujung jarum menghadap keatas dan menggunakan

tangan dominan, masukkan jarum tepat dibawah kulit dengan

sudut 150 .

(13) Masukkan obat perlahan-lahan, perhatikan adanya jendalan

(jendalan harus terbentuk)

(14) Cabut jarum dengan sudut yang sama seperti saat

dimasukkan

(15) Usap pelan-pelan area penyuntikan (jangan melakukan

massage pada area penusukan)

(16) Buat lingkaran engan diameter 2,5 cm disekitar jendalan

dengan menggunakan pulpen. Instruksikan klien untuk tidak

menggosok area tersebut.

(17) Observasi kulit adanya kemerahan atau bengkak. Jika tes

alergi, observasi adanya reaksi sistemik (misalnya sulit

bernafas, berkeringat dingin, pingsan, mual, muntah)

(18) Kembalikan posisi klien. Buang peralatan yang sudah tidak

diperlukan

12
(19) Buka sarung tangan. Cuci tangan

(20) Dokumetasikan tindakan yang telah dilakukan. Kaji kembali

klien dan tempat injeksi setelah 5 menit, 15 menit dan

selanjutnya secara periodic.

3) Obat tetes mata

Prosedur pemberian :

(a) Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja dan

tempat pemberian.

(b) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan

(c) Identifikasi klien secara tepat

(d) Jelaskan prosedur pengobatan dengan tepat

(e) Atur klien dengan posisi terlentang atau duduk dengan

hiperektensi leher

(f) Pakai sarung tangan

(g) Dengan kapas basah steril, bersihkan kelopak mata dari dalam

keluar

(h) Minta klien untuk melihat ke langit- langit

(i) Teteskan obat tetes mata

(j) Dengan tangan dominan anda di dahi klien, pegang penetes mata

yang terisi obat kurang lebih 1-2 cm (0,5-0,75 inci) diatas sacus

konjungtiva. Sementara jari tangan non dominn menarik kelopak

mata kebawah.

13
(k) Teteskan sejumlah obat yang diresepkan kedalam sacus

konjungtiva. Sacus konjungtiva normal menahan 1-2 tetes.

Meneteskan obat tetes ke dalam sacus memberikan penyebaran

obat yang merata di seluruh mata

(l) Bila klien berkedip atau menutup mata atau bila tetesan jatuh

kepinggir luar kelopak mata, ulangi prosedur.

(m) Setelah meneteskan obat tetes, minta klien untuk menutup mata

dengan perlahan.

(n) Berikan tekanan yang lembut pada duktus nasolakrimal klien

selama 30-6- detik (Aziz Alimul, 2009).

3. Tindakan Pemberian Obat Berdasarkan 7 Benar

Dokter merupakan penanggung jawab utama dalam pemberian resep obat

bagi masing-masing pasien yang dirawat di rumah sakit. Kemudian apoteker

memberikan obat yang sesuai dengan resep dokter. Sedangkan cara dalam

pemberian obat harus sesuai dengan prosedur dan tergantung pada keadaan

umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat obat, dan tempat kerja

obat yang diinginkan serta pengawasan terkait efek obat dan sesuai dengan

SOP rumah sakit yang bersangkutan (Depkes, 2014).

Prosedur pemberian obat berdasarkan prinsip benar pemberian obat

merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh perawat dalam

mempersiapkan obat yang diberikan kepada pasien sebagai upaya mencegah

terjadinya kesalahan obat yang diterima pasien.

14
Rumah sakit umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara tempat peneliti

melakukan penelitian menggunakan prinsip pemberian obat 7 benar sesuai

dengan SOP yang berlaku di rumah sakit tersebut. Adapun prinsip 7 benar

tersebut yaitu :

Penerapan 7 (tujuh) benar dalam menunjang Medication Safety (bagi

Dokter, Farmasi, dan Perawat)

a. Benar pasien

1) Gunakan minimal dua identitas pasien (nama lengkap dan tanggal

lahir)

2) Cocokkan obat yang akan diberikan dengan instruksi terapi tertulis

3) Anamnesis riwayat alergi

4) Anamnesis lengkap riwayat obat/penggunaan obat saat ini dan buat

daftar obat-obat tertentu.

b. Benar obat

1) Cocokkan obat yang akan diberikan dengan instruksi terapi tertulis

2) Beri label semua obat dan tempat obat (syringes, cangkir obat,

baskom obat) dan larutan lain.

3) Pada label, tuliskan nama obat, jumlah, kuantitas, pengeceran dan

volume, tanggal persiapan, tanggal kadaluarsa jika digunakan

dalam 24 jam dan tanggal jika kurang dari 24 jam

15
4) Semua obat atau larutan diverifikasi oleh 2 orang secara verbal dan

visual jika orang menyiapkan obat bukan yang memberikan ke

pasien.

5) Pemberian label tiap obat atau larutan segera setelah obat

disiapkan jika tidak segera diberikan.

6) Jangan memberikan label pada syringes atau tempat kosong

sebelum obat disiapkan/diisi.

7) Siapkan satu obat atau larutan pada satu saat. Beri label hanya

untuk satu obat atau larutan pada satu saat.

8) Buang segera setiap obat atau larutan yang tidak ada labelnya

9) Buang semua tempat obat berlabel di lokasi steril segera setelah

operasi atau prosedur dilakukan (ini berarti tempat obat orisinil

disimpan sampai tindakan selesai).

10) Saat pergantian tugas/jaga, review semua obat dan larutan oleh

petugas lama dan petugas baru secara bersama.

11) Ubah daftar obat/kardek jika terdapat perubahan obat.

12) Kebenaran jenis obat yang perlu kewaspadaan tinggi di cek oleh

dua orang yang kompoten (double check)

c. Benar dosis

1) Dosis/volume obat, terutama yang memerlukan kewaspadaan

tinggi, dihitung dan dicek oleh tiap dua orang yang kompeten

(double check).

16
2) Jika ragu konsultasikan ke dokter yang menulis resep

3) Berkonsentrasi penuh pada saat menyiapkan obat, dan dihindari

gangguan

d. Benar waktu

1) Sesuai waktu yang ditentukan : sebelum makan, setelah makan,

saat makan

2) Perhatikan waktu pemberian :

3 x sehari – tiap 8 jam

2 x sehari – tiap 12 jam

Sehari sekali – tiap 24 jam

Selang sehari – tiap 48 jam

3) Obat segera diberikan setelah diinstruksikan oleh dokter

4) Belum memasuki masa kadaluarsa obat

e. Benar cara pemberian

1) Cara pemberian obat harus sesuai dengan bentuk/jenis sediaan obat

2) Obat yang akan diberikan per NGT sebaiknya adalah obat

cair/syirup

3) Pemberian antara obat sedapat mungkin berjarak

4) Jadwal pemberian obat dan nutrisi juga berjarak

f. Benar dokumentasi

1) Setiap perubahan yang terjadi pada pasien setelah mendapat obat

harus didokumentasikan

17
2) Setiap dokumen klinik harus ada bukti nama dan tanda tangan

paraf yang melakukan

3) Setelah memberikan obat, langsung paraf dan beri nama siapa

yang memberikan obat tersebut

4) Setiap perubahan jenis/dosis/jadwal/cara pemberian obat harus

diberi nama dan paraf yang mengubahnya

5) Jika ada coretan yang harus dilakukan : buat hanya satu garis dan

paraf diujungnya.

6) Dokumentasikan respon pasien terhadap pengobatan : efek

samping obat (ESO) dicatat dalam rekam medic dan form

pelaporan insiden+formulir pelaporan efek samping obat.

Pelaporan insiden dikirim ke Tim Keselamatan Pasien di Komite

Mutu, keselamatan dan kerja. Pelaporan efek samping obat dikirim

ke komite farmasi dan terapi

7) Dokumetasikan kejadian nyaris cidera terkait pengobatan form

pelaporan insiden ke tim Keselamatan Pasien

8) Dokumentasikan kejadian tidak diharapkan form pelaporan insiden

ke Sub Komite Keselamatan Pasien.

g. Benar informasi

1) Semua rencana tindakan/pengobatan harus didokumentasikan pada

pasien dan atau keluarganya, termasuk pasien di ICU (hak pasien)

2) Jelaskan tujuan dan cara mengkonsumsi obat yang benar

18
3) Jelaskan efek samping yang mungkin timbul

4) Rencana lama terapi juga dikomunikasikan pada pasien

5) Tips : semua informasi yang telah diberikan pada pasien dan

keluarganya dituliskan dalam “Form Perencanaan Kebutuhan dan

Verifikasi Edukasi Terintegrasi Pada Paien dan Keluarga” yang

ada didalam rekam medic dan tandatangani oleh perawat dan

pasien/keluarga pasien. (RSU BAHTERAMAS, 2016).

B. Tinjauan Tentang Perawat

1. Pengertian perawat

Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi

Keperawatan, baik di dalam maupun di Iuar negeri yang diakui oleh

Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan perundang-undangan.

(Undang-Undang RI, 2014).

2. Karakteristik profesi keperawatan

Menurut Soeroso (2003) dalam Ninies Ardilah (2012), sebagai profesi

kesehatan lainnya, profesi keperawatan memiliki karakteristk tertentu

diantaranya :

a. Otonomi profesi

b. Tanggung gugat

c. Kemandirian dalam pengambilan keputusan

d. Kolaborasi

e. Advokasi

19
f. Fasilitasi

g. Memiliki standar asuhan keperawatan dank ode etik profesi

keparawatan

3. Peran dan fungsi perawat

Peran perawat adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam

praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui

dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan

tanggung keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik

professional. Peran peran juga merupakan tingkah laku yang diharapkan

oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dan system,

dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan social baik dari profesi perawat

maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan. (Hidayat

2007 dalam Ninies Ardilah 2012), peran perawat terdiri atas :

a. Pemberi asuhan keperawatan artinya perawat memberikan asuhan

keperawatan dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar

manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan

dengan menggunakan proses keperawatan.

b. Advokat klien artinya peran ini dilakukan perawat dalam membantu

klien dan keluarga dalam mengiterprestasikan berbagai informasi

tentang keadaan penyakitnya.

20
c. Educator artinya peran ini dilakukan untuk membantu klien dalam

meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit, bahkan

tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari

klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

d. Coordinator artinya peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan,

merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim

kesehatan sehingga pemberi pelayanan kesehatan dapat terarah serta

sesuai dengan kebutuhan klien

e. Kolaborator artinya peran perawat disini dilakukan karena perawat

bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fidioterapi, ahli

gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan

keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat

dalam pementuam bentuk pelayanan selanjutnya.

f. Konsultan artinya peran perawat di sini adalah sebagai tempat

konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat

untuk diberikan. Eran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap

informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.

g. Pembaharu artinya peran perawat disini adalah sebagai pembaharu

yang dapat melakukan dan mengadakan perencanaan, kerjasama,

perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode

pemberian pelayanan keperawatan.

21
Adapun fungsi perawat yaitu suatu pekerja yang harus dilakukan

sesuai dengan perannya, fungsi dapat berubah dari suatu keadaan ke

keadaan yang lain terdiri atas :

a. Fungsi independen yaitu aktivitas keperawatan yang dilakukan

atas inisiatif perawat itu sendiri dengan dasar pengetahuan dan

keterampilannya.

b. Fungsi dependen yaitu aktivitas keperawatan yang dilaksanakan

atas instruksi dokter atau dibawah pengawasan dokter dalam

melaksanakan tindakan rutin yang spesifik

c. Fungsi interdependen yitu aktivitas yang dilakukan atas kerjasama

dengan pihak lain atau tim kesehatan lainnya (Hidayat 2007, dalam

Ninies Ardilah 2012)

4. Peran perawat dalam pemberian obat

Pada UU keperawatan pasal 32 ayat (3) di jelakan bahwa pelimpahan

wewenang secara delegatif untuk melakukan sesuatu tindakan medis

diberikan oleh tenaga medis (dokter) kepada perawat dengan disertai

Pelimpahan Tanggung Jawab. Tindakan hanya dapat diberikan pada

perawat profesi/vokasi terlatih sesuai kompetensi yang dibutuhkan. Ini

berarti tanggung jawab ada pada Perawat Yang Melakukan Tindakan

Medis. Dalam penjelasan UU No. 38 tahun 2014 pasal 32 ayat (4)

dijelaskan bahwa tindakan medis yang dapat dilimpahkan secara delegatif,

antara lain menyuntik, memasang infuse, dan memberikan imunisasi dasar

22
sesuai dengan program pemerintah. Pada pasan 32 ayat (5) juga di

jelaskan bahwa pelimpahan wewenang secara mandate diberikan oleh

tenaga medis kepada perawat untuk melakukan sesuatu tindakan medis di

bawah pengawasan.

Dengan adanya UU tersebut perawat harus terampil dan tepat saat

memberikan obat, tidak sekedar memberikan pil untuk diminum (oral)

atau injeksi obat melalui pembuluh darah (parenteral), namun juga

mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut.

Pengetahuan Tentang manfaat dan efek samping obat sangat penting

dimiliki oleh perawat. Perawat memiliki peran yang utama dalam

meningkatkan dan mempertahankan kesehatan klien dengan mendorong

klien untuk lebih proaktif jika membutuhkan pengobatan. Perawat

berusaha membantu klien dalam membangun pengertian yang benar dan

jelas tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan

dan turut serta bertanggungjawab dalam pengambilan keputusan tentang

pengobatan bersama dengan tenaga kesehatan lain. Perawat dalam

memberikan obat juga harus memperhatikan resep obat yang diberikan

harus tepat, hitungan yang tepat pada dosis yang diberikan sesuai resep.

C. Tinjauan Tentang Pasien Rawat Inap

1. Pengertian pasien

Pasien atau pesakit adalah seseorang yang menerima perawatan medis.

Kata pasien berasal dari bahasa Indonesia analog dengan kata patient dari

23
bahasa inggris. Patient diturunkan dari bahasa latin yaitu patiens yang

memiliki kesamaan arti dengan kata kerja pati yang artinya “menderita”

orang sakit (yang dirawat dokter), penderita (sakit). Pasien adalah

seseorang yang menerima perawatan medis, menderita penyakit atau

cedera dan memerlukan bantuan dokter untuk memulihkan (Wikipedia,

2008).

Sedangkan menurut surat keputusan menteri kesehatan RI

no.269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis, pasien adalah setiap

orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk

memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung

maupun tidak langsung kepada dokter.

a. Hak Pasien Di Rumah Sakit

Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai

person.

1) Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan

peraturan yang berlaku di rumah sakit.

2) Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.

3) Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai

dengan standar profesi kedokteran dan tanpa diskriminasi.

4) Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan

standar profesi keperawatan.

24
5) Pasien berhak memiliki dokter dan kelas perawatan sesuai dengan

keinginan dan sesuai dengan yang berlaku dirumah sakit.

6) Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan

pendapat klinis dan pendapat etiknya tanpa campur tangan dari

pihak luar.

7) Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang

terdaftar di rumah sakit tersebut terhadap penyakit yang

dideritanya, sepengetahuan dokter yang merawat.

8) Pasien berhak atas privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita

termasuk data-data medisnya.

9) Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi :

(a) Penyakit yang diderita

(b) Tindakan medis apa yang hendak dilakukan

(c) Kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut dan

tindakan untuk mengatasinya

(d) Alternative terapi lainnya

(e) Prognosisnya

(f) Perkiraan biaya pengobatan

10) Pasien berhak menyetujui atau memberikan izin atas tindakan yang

akan dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang

diderita.

25
11) Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap

dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung

jawab sendiri sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang

penyakit.

12) Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.

13) Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang

dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.

14) Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama

dalam perawatan di rumah sakit.

15) Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan

rumah sakit terhadap dirinya.

16) Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun

spiritual

b. Kewajiban pasien

1) Pasien dan keluarga berkewajiban untuk menaati segala peraturan

dan tata tertib rumah sakit.

2) Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan

perawat dalam pengobatannya.

3) Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan

selengkapnya tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang

merawat.

26
4) Pasien dan penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua

imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit/dokter

5) Pasien dan penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang

telahdibuatnya. (Soeparto, 2006, dalam Irma kusuma, 2014)

2. Pengertian rawat inap

Pelayanan rawat inap adalah suatu kelompok pelayanan kesehatan

yang terdapat di rumah sakit yang merupakan gabungan dari beberapa

fungsi pelayanan. Kategori pasien yang masuk rawat inap adalah pasien

yang perlu perawatan intensif atau observasi ketat karena penyakitnya.

Rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien

di mana pasien di inapkan dirumah sakit. Rawat inap adalah pemeliharaan

kesehatan rumah sakit dimana penderita tnggal sedikitnya satu hari

berdasarkan rujukan dari palaksana pelayanan kesehatan atau rumah sakit

pelaksanana pelayanan kesehatan lain. Rawat inap adalah suatu bentuk

perawatan, dimana pasien di rawat dan tinggal di rumah sakit untuk

jangka waktu yang tertentu. Selama pasien di rawat, rumah sakit harus

memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien. (Anggraini, 2008,

dalam Irma Kusuma, 2014).

a. Kegiatan pelayanan rawat inap

1) Penerima pasien (admission)

2) Pelayanan medic

3) Pelayanan penunjang medic

27
4) Pelayanan perawatan

5) Pelayanan obat

6) Pelayanan makanan

7) Pelayanan administrasi keuangan

Menurut Revens (1986) dalam Irma Kusuma (2014), bahwa pasien

yang masuk pada pelayanan rawat inap akan mengalami tingkat proses

transformasi, yaitu :

1) Tahap admission, yaitu pasien dengan penuh kesabaran dan

keyakinan dirawat tinggal di rumah sakit.

2) Tahap diagnosis, yaitu pasien diperiksa dan ditegakkan

diagnossisnya.

3) Tahap treatment yaitu berdasarkan diagnosis pasien dimasukan

dalam program perawatan dan therapy.

4) Tahap inspection, yaitu secara contine diobservasi dan

dibandingkan pengaruh serta respon atas pengobatan.

5) Tahap control, yaitu setelah dianalisa kondisinya pasien

dipulangkan. Pengobatan diubah atau diteruskan, namun dapat

juga kembali ke proses untuk di diagnosa ulang.

28
BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Dasar Pemikiran Penelitian

Obat didefinisikan sebagai senyawa yang digunakan untuk mencegah,

mengobati, mendiagnosa penyakit/gangguan, atau menimbulkan suatu kondisi

tertentu, misalnya membuat seseorang infertile, atau melumpuhkan otot

rangka selama pembedahan. (Rianto Setiabudy, 2011).

Obat adalah senyawa atau campuran senyawa untuk mengurangi

gejala atau menyembuhkan penyakit. Obat merupakan sebuah substansi yang

diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan, pengobatan, atau

bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuh.

Hal ini semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pasien. (Musrifatul Uliyah,

2009).

Perawat harus melakukan pemberian obat sesuai dengan standar

pemberian obat atau dengan tehnik 7 benar untuk menghidari terjadinya

kesalahan dalam pemberian obat pada pasien.

29
B. Alur Kerangka Konsep Penelitian

Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini yaitu :

Tindakan

pemberian obat

1. Benar

pasien

2. Benar obat

3. Benar dosis
Perawat
4. Benar

waktu

5. Benar cara

pemberian

6. Benar

dokumenta

si

7. Benar

informasi

Keterangan :

= Semua variabel diteliti

30
C. Variable penelitan

Variable dalam penelitan ini terdiri dari dua variable yaitu :

1. Variable independent (variable bebas) adalah variable yang

mempengaruhi variable dependent (variable terikat), yang mana dalam

penelitian ini variable independent yaitu tindakan pemberian obat yang

benar oleh perawat.

2. Variable dependent (variable terikat), variable yang dipengaruhi oleh

variable independent (variable bebas), yang mana variable dependent

dalam penelitian ini yaitu perawat.

D. Definisi Operasional

1. Pemberian obat yang benar yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu

pemberian obat dengan prinsip 7 benar sesuai dengan standar yang

berlaku dirumah sakit umum bahteramas provinsi Sulawesi tenggara.

Dengan Kriteria Objektif :

Ya : jika perawat melakukan teknik 7 benar yang ditetapkan RSU

Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.

Tidak : jika perawat tidak melakukan salah satu dari teknik 7 benar yang

ditetapkan RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

a. Benar pasien

1) Mencek nama lengkap dan tanggal lahir pasien

2) Mencocokkan obat yang akan diberikan dengan instruksi terapi

tertulis

31
3) Mencek riwayat alergi pasien

4) Menganamnesis lengkap riwayat obat/penggunaan obat saat ini.

Ya : jika perawat melakukan pengecekan benar pasien sesuai dengan 4

item diatas

Tidak : jika perawat tidak melakukan pengecekan salah satu item

benar pasien diatas.

b. Benar obat

1) Mencocokkan obat yang akan diberikan dengan instruksi terapi

tertulis

2) Memberi label semua obat dan tempat obat (syringes, cangkir

obat, baskom obat) dan larutan lain.

3) Menuliskan nama obat pada label

4) Memverifikasi semua obat dan larutan yang sudah tersedia jika

orang menyiapkan obat bukan yang memberikan ke pasien.

5) Memberi label pada tiap obat atau larutan segera setelah obat

disiapkan jika tidak segera diberikan.

6) Perawat tidak memberikan label pada syringes atau tempat

kosong sebelum obat disiapkan/diisi.

7) Membuang segera setiap obat atau larutan yang tidak ada

labelnya

32
8) Membuang semua tempat obat berlabel di lokasi steril segera

setelah operasi atau prosedur dilakukan (ini berarti tempat obat

orisinil disimpan sampai tindakan selesai).

9) Saat pergantian tugas/jaga, review semua obat dan larutan oleh

petugas lama dan petugas baru secara bersama.

10) Mengubah daftar obat/kardek jika terdapat perubahan obat.

Ya : jika perawat melakukan pengecekan benar obat 10 item

diatas

Tidak : jika perawat tidak melakukan pengecekan salah satu

item benar obat

c. Benar dosis

1) Perawat mencek Dosis/volume obat pasien, terutama yang

memerlukan kewaspadaan tinggi, dihitung dan dicek oleh dua

orangperawat yang kompeten (double check).

2) Mengkonsultasikan kembali obat yang akan diberikan pada dokter

yang menulis resep obat.

3) Perawat berkonsentrasi penuh pada saat menyiapkan obat, dan

dihindari gangguan

Ya : jika perawat melakukan pengecekan benar dosis 3 item tersebut

Tidak : jika perawat tidak melakukan pengecekan salah satu item

benar dosis

33
d. Benar waktu

1) Perawat menyesuaikan waktupemberian obat yang ditentukan :

sebelum makan, setelah makan, saat makan

2) Memperhatikan waktu pemberian :

3 x sehari – tiap 8 jam

2 x sehari – tiap 12 jam

Sehari sekali – tiap 24 jam

Selang sehari – tiap 48 jam

3) Segera memberikan obat pada pasien setelah diinstruksikan oleh

dokter

Ya : jika perawat melakukan pengecekan benar waktu 3 item tersebut

Tidak : jika perawat tidak melakukan pengecekan salah sati item benar

waktu

e. Benar cara pemberian

1) Menyesuaikan cara pemberian obat dengan bentuk/jenis sediaan

obat

2) Memberikan obat cair jika pasien terpasang NGT

3) Memberi jarak antara waktu pemberian obat dan nutrisi

Ya : jika perawat melakukan pengecekan 3 item benar cara

pemberian

Tidak : jika perawat tidak melakukan pengecekan salah satu item

benar cara pemberian

34
f. Benar dokumentasi

1) Mendokumentasikan setiap perubahan yang terjadi pada pasien

setelah mendapat obat

2) Menulis nama dan tanda tangan paraf setelah melakukan

pemberian obat pada pasien.

3) Menulis nama dan paraf jika terdapat perubahan

jenis/dosis/jadwal/cara pemberian obat pada pasien

4) Jika ada coretan yang harus dilakukan : buat hanya satu garis dan

paraf diujungnya.

5) Mendokumentasikan respon pasien terhadap pengobatan : efek

samping obat (ESO) dicatat dalam rekam medic dan form

pelaporan insiden+formulir pelaporan efek samping obat.

Pelaporan insiden dikirim ke Tim Keselamatan Pasien dikomite

Mutu, keselamatan dan kerja. Pelaporan efek samping obat dikirim

ke komite farmasi dan terapi

6) Medokumetasikan kejadian nyaris cidera terkait pengobatan form

pelaporan insiden ke tim Keselamatan Pasien

7) Medokumentasikan kejadian tidak diharapkan form pelaporan

insiden ke Sub Komite Keselamatan Pasien.

Ya : jika perawat melakukan pengecekan 7 item benar dokumentasi

Tidak : jika perawat tidak melakukan pengecekan salah satu item

benar dokumentasi

35
g. Benar informasi

1) Memberi informasi tentang semua rencana tindakan/pengobatan

pada pasien dan atau keluarganya, termasuk pasien di ICU (hak

pasien)

2) Pasien diberi penjelasan mengenai tujuan dan cara mengkonsumsi

obat yang benar

3) Pasien diberi penjelasan mengenai efek samping yang mungkin

timbul

4) Pasien diberi penjelasan mengenai rencana lama terapi

5) Semua informasi yang telah diberikan pada pasien dan

keluarganya dituliskan dalam “Form Perencanaan Kebutuhan dan

Verifikasi Edukasi Terintegrasi Pada Paien dan Keluarga” yang

ada didalam rekam medic dan tandatangani oleh perawat dan

pasien/keluarga pasien

Ya : jika perawat melakukan pengecekan 5 item benar informasi

Tidak : jika perawat tidak melakukan pengecekan salah satu item

benar informasi

36
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survey deskriptif yang bertujuan untuk

mendapatkan gambaran tindakan pemberian obat yang benar pada pasien

rawat inap Rumah Sakit Umum Bateramas Provinsi Sulawesi Tenggara.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan diruang Mawar Rumah Sakit Umum

Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 06 Juli sampai dengan 12

Juli 2017.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah perawat yang bertugas di ruang mawar

dan laikawaraka Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi

Tenggara sebanyak 61 perawat (ruang mawar berjumlah 32 perawat dan

ruang laikawaraka berjumlah 29 perawat)

37
2. Sampel

Menurut Notoatmodjo (2006), menyatakan bahwa sampel adalah sebagian

atau wakil dari populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah

sebagian dari perawat yang bertugas di ruang mawar dan laikawaraka.

Untuk menentukan besarnya sampel peneliti menetukan berdasarkan teori

yang dikemukakan Arikunto (2006) apabila jumlah populasi ˃100 maka

sampel dapat diambil 10% - 30% dan apabila jumlah populasi <100 maka

sampel dapat diambil 40% - 100%. Peneliti akan mengambil 50% dari

seluruh populasi yang ada. Jumlah sampel adalah sebagai berikut :

Jumlah sampel = 50% X jumlah populasi

= 50% X 61

= 30,5 dibulatkan menjadi 30 responden

Kriteria responden dan ditentukan dengan criteria insklusi dan eksklusi

a. Kriteria inklusi

1) Perawat yang bertugas diruang mawar dan laikawaraka

2) Perawat yang bertugas memberikan obat

3) Bersedia menjadi responden

b. Criteria eksklusi

1) Perawat yang tidak bersedia menjadi responden

38
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan

data sekunder, yaitu :

a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden yaitu

data tentang tindakan pemberian obat yang benar oleh perawat pada

pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara.

b. Data sekunder adalah data yang diambil dari instalasi terkait yang

berhubungn dengan penelitian.

2. Cara pengumpulan data

Adapun cara pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan lembar observasi.

E. Instrument Penelitian

Adapun instrument penelitian yang digunakan adalah lembar observasi, dan

alat tulis.

F. Pengelompokan Data

1. Editing yaitu mengoreksi kembali data sehingga tidak terjadi kesalahan

baik dalam penempatan maupun penjumlahan

2. Koding yaitu memberikan kode pada data yang diperoleh dari hasil

observasi menurut jenisnya

3. Scoring yaitu memberikan skor pada setiap hasil observasi dari responden

39
4. Tabulating yaitu menyusun data-data kedalam table sesuai dengan

kategorinya untuk selanjutnya dianalisis

G. Analisa Data

Data yang telah dikumpulkan melalui penelitian dan lembar observasi

diolah secara manual dan dimasukan dalam table sesuai dengan variable

penelitian dan selanjutnya untuk mengetahui besarnya persentase dari tiap-

tiap variable tersebut dapat digunakan rumus sebagai berikut :

f
𝐹𝑟 = x100%
𝑛

keterangan :

Fr: presentase hasil yang dicapai

f : frekuensi kategori variabel yang diamati

n : jumlah sampel penelitian

100% : konstanta

H. Penyajian Data

Data yang disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi kemudian

dinarasikan.

40
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Letak Geografis

Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawes Tenggara sejak tanggal 21

November 2012 pindah lokasi dari jalan Dr. Ratulangi No. 151

kelurahan kemraya Kecamatan Mandongga ke jalan Kapt. Pierre

Tendean No. 40 Baruga, dan bernama Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) Bahteramas Prov. Sultra dilakasi yang baru ini mudah

dijangkau dengan kendaraan umum, dengan batas wilayah sebagai

berikut :

a. Sebelah Utara : Kantor Pengadilan Agama

b. Sebelah Timur : Kantor Polsek Baruga

c. Sebelah Selatan : Perumahan Penduduk

d. Sebelah Barat : Balai Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara

b. Luas Lahan Dan Bangunan

RSUBahteramas berdiri diatas tanah seluas 69,000 m2. Luas

seluruh bangunan adalah 22.577,38 m2, Halaman parkir seluas kurang

lebih1.500 m2. Semua bangunan mempunyai tingkat aktivitas yang

sangattinggi. Disamping itu kegiatan pelayanan adalah kegiatan

administrasi, pengelolaan makanan, pemeliharan atau perbaikan

instalasi listrik dan air, kebersihann dan lain-lain.

41
c. Lingkugan fisik

RSU Bahteramas berdiri diatas tanah seluas17,5 Ha. Luas seluruh

bangunan adalah53,269 m2, luas bangunan yang terealisasi sampai

dengan akhir tahun 2015 adalah 35,410 m2. Bangunan yang ada

mempunyai tingkat aktivitas yang sangat tinggi pengelompokan

ruangg berdasarkan fungsi sehingga menjadi empat keloompok, yaitu

kelompok kegiatan pelayanan rumag sakit, kelompok kegiatan

penunjang medis,kelompok kegiatan penunjang non medis, dan

kelompok kegiataan administrasi.

d. Status Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara yang dibangun

secara bertahap pada tahun anggaran 1969/1970 dengan sebutan

“Perluasan Rumah Sakit Kendari” adalah milik pemerintah Provinsi

Sulawesi Tenggara dengan klasifikasi type C berdasarkan SK Menkes

No.51/ Menkes/II/1979 tanggal 22 februari 1979 Susunan Struktur

Organisasi adalah berdasarkan SK Gubernur Provinsi Sulawesi

Tenggara No. 77 tahun 1983 tanggal 28 maret 1983.

Pada tanggal 21 Desember 1998, RSU Provinsi Sulawesi Tenggara

meningkatkan menjadi type B (pendidikan) sesuai dengan SKMenkes

No.1482/Menkes/SK/XII/1998, dan ditetapkandengan perda No.3

Tahun1999tanggal 8 mei 1999. Kedudukan Rumah Sakit secar teknis

berada dibawah Dines Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, dan

42
secara teknis operasional berada dibawah dan bertanggungjawab

kepada Gubernur.

Sejak tanggal 18 januari 2005, RSU Provinsi Sulawesi Tenggara

telah terakreditasi untuk 5 pelayanan yaitu Administrasi Manajemen,

Pelayanan Medik, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan

dan Rekam Medis sesuai dengan SK Dirjen Yanmed No.

HK.00.06.3.5.139. Akreditasi 12 Pelayanan, yaitu Administrasi dan

Manajemen, Pelayanan Medik, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan

Keperawatan, Pelayanan Rekam Medis, Pelayanan Radiologi,

Pelayanan Farmasi, Pelayanan Laboratorium, Pelayanan Peristi,

Pelayanan Kamar Operasi, Pelayanan Pencegahan Infeksi, Pelayanan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai dengan SK Dirjen Yanmed

No. HK.00.06.3.5.139 tanggal 31 desember 2010.

Sesuai dengan undang-undang rumah sakit No. 44 tahun 2009 dan

untuk meningkatkan mutu pelayanan, maka RSU Prov Sultra telah

menjadi Badan Layanan Umum Daerah yang ditetapkan melalui Surat

Keputusan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor : 653 tahun 2010

tanggal 15 oktober 2010.

Diakhir tahun 2012, tepatnya tanggal 21 november 2012 RSU Prov

Sultra pindah lokasi dan berubah nama menjadi Rumah Sakit Umum

Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara (RSU Bahteramas Prov

Sultra), yang diresmikan penggunaanya oleh Mentri Koordinator

43
Bidang Ekonomi dan Keuangan RI, Ir. H. Hatta Rajasa dan Gubernur

Sulawesi Tenggara, H. Nur Alam SE

e. Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Bahteramas

Rsu provinsi Sulawesi tenggara dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat mengacu pada visi dan misi pemerintah daerah

danVisi Pembangunan Kesehatn Provinsi Sulawesi Tenggara, Visi

RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara adalah “Rumah Sakit Unggulan

Dalam Pelayanan Kesehatan Rujukan, Pendidikan dan Penelitian

Di Sulawesi Tenggara”

Untuk mencapai visi yabg telah ditetapkan tersebut Rumah Sakit

Umum Bahteramas mempuyai Misi sebagai berikut :

a. Meningkatkan pelayanan kesehatan prima berdasarkan etika

profesi.

b. Menyelanggarakan pendidikan profesi Dokter, pendidikan

kesehatan lainnya serta pelatihan dan peneitian

c. Pembangunan sarana dan prasarana untuk menunjang rumah sakit

pendidikan

d. Meningkatkan profesionalismesumber daya manusia dan

kesejahteraan karyawan.

f. Sarana Dan Prasarana

1) Ruang Asoka memiliki sarana dan pelayanan yang terdiri

daribangunan fisik

2) Listrik

44
3) Air

4) Sarana komunikasi berupa jaringan PBAX dan jaringan internet

5) Sentral instalasi oksigen untuk ruang yang membutuhkan

6) Sistm alaraam kebakaran , Hidrat, dan Tabung Pemadam

Kebakaran di semua gedung

7) Pembuangan limbah

g. Fasilitas Tempat Tidur

Jumlah tempat tidur mengalami perubahan seiring dengan

beubahnya luas bangunan, dan masih ada beberapa perbaikan sesuai

dengan standard an kebutuhan pelayanan. Sebagian besar tempat tidu

tersedia diruang perawatan kelas 3, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 5.1. Jumlah Tempat Tidur RSU Bahteramas Tahun 2011 S/D 2015

2011 2012 2013 2014 2015

VVIP - - - - 4

VIP 17 25 25 19 22

KELAS I 43 54 61 55 54

KELAS II 48 80 69 59 63

KELAS III 116 103 90 92 103


NON KELAS 43 72 76 69 67
(ICCU/PICU/N
ICU)
JUMLAH 260 267 334 321 313

Sumber : profil Rumah Sakit Umum Bahteramas 2015

45
g. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia (SDM) di RSU Provinsi Sultra hingga

31 Desember 2015 berjumlah 789 orang yang merupakan pegawai

negeri sipil (PNS) dan pegawai kontrak, terdiri atas tenaga medis,

para medis dan non medis.

Jumlah keseluruhan tenaga masih belum memenuhi standar

jumlah tenaga untuk tipe rumah sakit umum pendidkan kelas B.

Beberapa tenaga dengan keterampilan tertentu masih sangat

diperlukan pada saat ini sehingga disamping permintaan tambahan

tenaga, perlu juga pelatihan dan pendidikan formal lanjutan untuk

staf RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.

Tabel 5.2. Jenis Dan Jumlah Ketenagaan RSU Bahteramas Tahun


2011 Sampai Dengan Tahun 2015

No Jenis Tenaga Tahun


2011 2012 2013 2014 2015

1 Tenaga medis 62 50 71 70 68
Dokter Spesialis (S-2) 28 26 32 30 28
Dokter Umum (S-1) 30 20 35 37 37
Dokter Gigi (S-1) 4 4 4 3 3
2 Para Medis 261 286 315 378 330
Perawatan
Sarjana (S-1 dan D-IV) 10 13 17 27 26
Akademi (D-III) 153 180 212 276 278
Diploma 1 (D-I) 18 16 16 3 3
SLTA 80 77 81 72 71

46
3 Para Medis Non 128 158 183 207 207
Perawatan
Pasca Sarjana (S-1) 15 16 18 20 22
Sarjana (S-1 dan D-IV) 54 62 72 83 78
Akademi (D-III) 32 43 61 76 81
Diploma (D-1) 13 17 11 11 10

SLTA 21 19 21 17 16
4 Non Medis 100 111 111 116 98

Sarjana (S-1) 17 21 22 27 27

Akademi (D-III) 2 3 15 6 4

SLTA 70 76 76 83 67
SLTP 6 7 7 0 1
SD 5 4 3 0 0
TOTAL 549 617 700 771 703
Sumber : profilRumah Sakit Umum Bahteramas 2015

h. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Bahteramas Provinsi

Sulawesi Tenggara.

1) Ruangan Penelitian

Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Ruangan Di Ruangn Rawat


Inap (Mawar Dan Laika Waraka) RSU Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara

No Ruangan Frekuensi Persentase (%)


1 Mawar 15 48.39%
2 Laika Waraka 16 51.61%
Jumlah 31 100.00%
Sumber Data Tahun 2017

47
Berdasarkan table 5.3 diatas menunjukan karakteristik dari 31

responden berdasarkan ruangan pengambilan sampel, diperoleh

sebagian besar di ruang Laika Waraka sebanyak 16 responden

(51,61%) dan sebagian kecil ruang Mawar 15 responden (48,39%).

2. Karakteristik Umum Responden

Berdasarkan hasil pengelolaan data yang telah dilakukan, maka akan

disajikan karakteristik responden pada penelitian ini terdiri dari

distribusi Ruangan, Jenis kelamin, Umur, dan Pendidikan.

a. Jenis Kelamin Responden

Tabel 5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di Ruangn


Rawat Inap (Mawar Dan Laika Waraka) RSU Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara

No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)


1 Laki-Laki 9 29.03%
2 Perempuan 22 70.97%
Jumlah 31 100.00%
Sumber Data Tahun 2017

Berdasarkan table 5.4 diatas menunjukan karakteristik dari 31

responden berdasarkan jenis kelamin, diperoleh sebagian besar

perempuan sebanyak 22 responden (70,97%) dan sebagian kecil Laki-

laki sebanyak 9 responden (29,03%).

48
b. Umur Responden

Tabel 5.5. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Di Ruangn Rawat Inap


(Mawar Dan Laika Waraka) RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara

No Umur Frekuensi Persentase (%)


1 21-25 tahun 16 51.61%
2 26-30 tahun 2 6.45%
3 31-35 tahun 7 22.58%
4 36-40 tahun 3 9.68%
5 41-45 tahun 3 9.68%
Jumlah 31 100.00%
Sumber Data Tahun 2017

Berdasarkan table 5.5 diatas menunjukkan karakteristik dari 31

responden berdasarkan umur, diperoleh sebagian besar golongan

umur 21-25 tahun sebanyak 16 responden (51,61%) dan sebagian

kecil golongan umur 26-30 tahun sebanyak 2 responden (6,45%).

c. Pendidikan Responden

Tabel 5.6. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Di Ruangn


Rawat Inap (Mawar Dan Laika Waraka) RSU Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara

No Pendidikan frekuensi persentase (%)


1 D.III 9 29.03%
2 S1.,Ns 22 70.97%
Jumlah 31 100.00%
Sumber Data Tahun 2017

Berdasarkan table 5.6 diatas menunjukkan karakteristik dari 31

responden berdasarkan pendidikan, diperoleh sebagia besar S1

49
keperawatan yaitu sebanyak 22 responden (70,97%) dan sebagian

kecil D.III keperawatan sebanyak 9 responden (29,03%)

3. Variabel penelitian

a. Pemberian obat 7 benar sesuai dengan SOP yang berlaku di

RSU bahteramas dengan benar yang pertama yaituBenar

pasien

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Pelaksanaan


Tindakan Pemberian Obat Sesuai 7 Benar Yaitu Benar Pasien Di
Ruangn Rawat Inap (Mawar Dan Laika Waraka) RSU
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

No Benar pasien Frekuensi Presentase %


1 Ya 25 80.65%
2 Tidak 6 19.35%
Jumlah 31 100.00%
Sumber Data Tahun 2017

Berdasarkan table 5.7 diatas menunjukkan bahwa dari 31 responden yang

diteliti, responden yang menerapkan pengecekan Benar Pasien sebanyak

25 responden (80,65%) dan yang tidak menerapkan pengecekan Benar

pasien sebanyak 6 responden (19,35%).

50
b. Benar obat

Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Pelaksanaan


Tindakan Pemberian Obat Sesuai 7 Benar Yaitu Benar Obat Di
Ruang Rawat Inap (Mawar Dan Laika Waraka) RSU
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

No Benar obat Frekuensi Persentase %


1 Ya 19 61.29%
2 Tidak 12 38.71%
Jumlah 31 100.00%
Sumber Data Tahun 2017

Berdasarkan table 5.8 diatas menunjukkan bahwa dari 31 responden

yang diteliti, responden yang menerapkan pengecekan Benar Obat

sebanyak 19 responden (61,29%) dan yang tidak menerapkan

pengecekan Benar Obat sebanyak 12 responden (38,71%).

c. Benar dosis

Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Pelaksanaan


Tindakan Pemberian dosis Sesuai 7 Benar Yaitu Benar Obat Di
Ruang Rawat Inap (Mawar Dan Laika Waraka) RSU
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

No Benar dosis Frekuensi Persentase %


1 Ya 16 51.61%
2 Tidak 15 48.39%
Jumlah 31 100.00%
Sumber Data Tahun 2017

Berdasarkan table 5.9 diatas menunjukkan bahwa dari 31 responden

yang diteliti, responden yang menerapkan pengecekan Benar Dosis

51
sebanyak 16 responden (51,61%) dan yang tidak menerapkan

pengecekan Benar Dosis sebanyak 15 responden (48,39%).

d. Benar Waktu

Tabel 5.10. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Pelaksanaan


Tindakan Pemberian Obat Sesuai 7 Benar Yaitu Benar waktu
Di Ruang Rawat Inap (Mawar Dan Laika Waraka) RSU
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

No Benar waktu Frekuensi Persentase %


1 Ya 26 83.87%
2 Tidak 5 16.13%
Jumlah 31 100.00%
Sumber Data Tahun 2017

Berdasarkan table 5.10 diatas menunjukkan bahwa dari 31 responden

yang diteliti, responden yang menerapkan pengecekan Benar Waktu

sebanyak 26 responden (83,87%) dan yang tidak menerapkan

pengecekan Benar Waktu sebanyak 5 responden (16,13%).

e. Benar Cara Pemberian

Tabel 5.11. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Pelaksanaan


Tindakan Pemberian Obat Sesuai 7 Benar Yaitu Benar cara
pemberian Di Ruang Rawat Inap (Mawar Dan Laika Waraka)
RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

No Benar cara pemberian Frekuensi Persentase %


1 Ya 21 67.74%
2 Tidak 10 32.26%
Jumlah 31 100.00%
Sumber Data Tahun 2017

52
Berdasarkan table 5.11 diatas menunjukkan bahwa dari 31 responden

yang diteliti, responden yang menerapkan pengecekan Benar Cara

Pemberian sebanyak 21 responden (67,74%) dan yang tidak

menerapkan pengecekan Benar Cara Pemberian sebanyak 10

responden (32,26%).

f. Benar Dokumentasi

Tabel 5.12. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Pelaksanaan


Tindakan Pemberian Obat Sesuai 7 Benar Yaitu Benar
dokumentasi Di Ruang Rawat Inap (Mawar Dan Laika
Waraka) RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

No Benar dokumentasi Frekuensi Persentase %


1 Ya 16 51.61%
2 Tidak 15 48.39%
Jumlah 31 100.00%
Sumber Data Tahun 2017

Berdasarkan table 5.12 diatas menunjukkan bahwa dari 31 responden

yang diteliti, responden yang menerapkan pengecekan Benar

Dokumentasi sebanyak 16 responden (651,61%) dan yang tidak

menerapkan pengecekan Benar Dokumentasi sebanyak 15 responden

(48,39%).

53
g. Benar Informasi

Tabel 5.13. Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Pelaksanaan


Tindakan Pemberian Obat Sesuai 7 Benar Yaitu Benar
informasi Di Ruang Rawat Inap (Mawar Dan Laika Waraka)
RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

No Benar Informasi Frekuensi Persentase %


1 Ya 16 51.61%
2 Tidak 15 48.39%
Jumlah 31 100.00%
Sumber Data Tahun 2017

Berdasarkan table 5.13 diatas menunjukkan bahwa dari 31 responden

yang diteliti, responden yang menerapkan pengecekan Benar Informasi

sebanyak 16 responden (51,61%) dan yang tidak menerapkan

pengecekan Benar Informasi sebanyak 15 responden (48,39%).

h. Penerapan 7 Benar Tindakan Pemberian Obat

Tabel 5.14. Distribusi Frekuensi Penerapan Tindakan Pemberian Obat


Sesuai standar SOP 7 Benar Yang ditetapkan RSU
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

Penerapan tindakan pemberian obat sesuai


SOP pada pasien rawat inap
No frekuensi persentase %
1 Menerapkan 16 51.61%
2 Tidak Menerapkan 15 48.39%
Jumlah 31 100.00%
Sumber Data Tahun 2017

Berdasarkan table 5.14 diatas menunjukkan bahwa dari 31 responden yang

diteliti, responden yang menerapkan tindakan pemberian obat sesuai dengan

54
standar SOP yang beralaku sebanyak 16 responden (51,61%) dan yang tidak

menerapkan tindakan pemberian obat yang benar sesuai standar SOP RSU

Bahteramas sebanyak 15 responden (48,39%).

B. Pembahasan

Setelah dilakukan pengolahan data, penyajian data dan analisa data,

selanjutnya dilakukan pembahasan hasil penelitian masing-masing

variabel

1. Benar pasien

Hasil penelitian menunjukan gambaran tindakan pemberian obat

yang benar pada pasien rawat inap di RSU Bahteramas Provinsi

Sulawesi Tenggara dari 31 responden yang diteliti, diperoleh perawat

yang menerapkan prinsip benar pasien sebanyak 25 responden

(80,65%) dan yang tidak menerapkan prinsip benar pasien sebanyak 6

responden (19,35%). Adapun responden yang belum menerapkan salah

satu poin dari benar pasien yaitu poin terbanyak yang tidak dilakukan

pada poin 3 dan 4 mencek riwayat alergi dan menganamnesis lengkap

riwayat pengobatan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa factor

yaitu usia, serta tingkat pendidikan. Usia perawat di RSU Bahteramas

di ruang mawar dan laika waraka usia terbanyak yaitu 21-25 tahun

dimana sebagian perawat dengan usia ini beradaptasi dengan pekerjaan

sudah baik. Usia perawat yang bervariasi ini dapat menimbulkan

respon berbeda tiap individu terhadap perilaku dalam bekerja.

55
Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Setiawan dan Budoastuti (2012) menjelaskan bahwa usia merupakan

salah satu karateristik perawat yang memiliki hubungan stimulan

dalam melakukan sebuah pekerjaan dan memiliki pengaruh terhadap

diri mereka. Hasil penelitian ini menunjukkan usia responden paling

banyak usia dewasa awal, sehingga memiliki komitmen yang

cukup/kuat terhadap pekerjaan. Komitmen perawat dalam bekerja akan

meningkatkan tanggung jawab perawat dalam melaksanakan

pekerjaannya. Sehingga, semakin tinngi komitmen yang dimiliki maka

semakin tinggi pula tanggung jawab perawat dan sebaliknya. Perawat

yang memiliki tanggung jawab dalam sebuah pekerjaan seharusnya

melakukan berdasarkan standar yang akan menunjukkan hasil yang

positif sesuai dengan tujuan rumah sakit.Tercapainya rasa tanggung

yang dimiliki perawat terhadap proses pemberian obat akan

meningkatkan kualitas perawat itu sendiri dan sebaliknya kemampuan

perawat akan meningkat dalam melaksanakan prosedur yang

ditetapkan. Selain itu, perawat akan cendrung fokus dan konsisten

terhadap tujuan-tujuan yang ditetapkan rumah sakit dalam

meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan rumah sakit (Nursalam,

2011).

Faktor lain yang mempengaruhi yaitu tingkat pendidikan.

Tingkat pendidikan seseorang menjadi salah satu tolak ukur yang

berpengaruh terhadap hasil kerja perawat.Dimana perawat di RSU

56
Bahteramas ruang mawar dan laika waraka sebagian besar

berpendidikan S1 sehingga perlunya pengembangan ilmu perawat

untuk meningkatkan kinerja dalam melakukan asuhan keperawatan.

Penelitian yang dilakukan Umaternate dkk (2015) menjelaskan bahwa

pengetahuan merupakan faktor penting dalam seseorang mengambil

keputusan namun tidak selamanya pengetahuan seseorang bisa

menghindarkan dirinya dari kejadian yang tidak diinginkannya,

misalnya perawat yang tingkat pengetahuannya baik tidak selamanya

melaksanakan identifikasi pasien saat pemberian obat dengan baik

karena segala tindakan yang akan dilakukan beresiko untuk terjadi

kesalahan dalam hal ini mengidentifikasi pasien secara benar sangat

penting untuk membedakan pasien yang satu dengan yang lain

khususnya pasien dengan jenis obat yang berbeda. Tercapainya

kesesuian identitas pasien sebelum pemberian obat akan meningkatkan

kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan perawat maupun

rumah sakit.

2. Benar Obat

Hasil penelitian menunjukan gambaran tindakan pemberian obat

yang benar pada pasien rawat inap di RSU Bahteramas Provinsi

Sulawesi Tenggara dari 31 responden yang diteliti, diperoleh perawat

yang menerapkan prinsip benar obat sebanyak 19 responden (61,29%)

dan yang tidak menerapkan prinsip benar obat sebanyak 12 responden

(38,71%). Adapun poin terbanyak yang belum diterapkan sebagian

57
responden pada poin 8 yaitu membuang semua tempat obat berlabel di

lokasi steril segera setelah operasi atau prosedur dilakukan. Ada

beberapa responden yang belum melakukan tindakan tersebut namun

beberapa responden ada yang sudah menerapkan semua poin pada

prinsip benar obat tersebut. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak

terdapat kekeliruan dalam pemberian obat yang diberikan perawat

kepada pasien sesuai dengan jenis obat yang di resepkan.Kemampuan

perawat melakukan prinsip benar obat dalam tindakan pemberian obat

di pengaruhi oleh tingkat pengetahuan perawat.Pengetahuan perawat

merupakan salah satu tolak ukur pemahaman perawat terhadap suatu

tindakan/prosedur. Selain itu, perawat melakukan verifikasi ulang

terkait jenis obat yang akan diberikan kepada pasien apabila adanya

ketidaksesuain antara terapi obat dengan diagnosa pasien.

Hasil ini dapat dipengaruhi oleh faktor dalam diri perawat itu

sendiri seperti usia dan tingkat pendidikan.Usia mampu mempengaruhi

kemampuan perawat memberikan jenis obat kepada pasien

berdasarkan prinsip tujuh benar pemberian obat. Hal ini bisa dilihat

berdasarkan rata-rata usia perawat dalam penelitian ini masuk dalam

kategori dewasa awal. Semakin dewasa usia seorang perawat

diharapkan semakin bagus kinerja yang dihasilkan dalam memberikan

sebuah asuhan keperawatan kepada pasien (Koizer, 2010 dalam Redha

Pranasari 2016). Sehingga, adanya kesesuaian antara usia dan kinerja

tersebut menjadaikan kemampuan perawat menerapkan prinsip benar

58
obat berdasarkan prinsip tujuh benar pemberian obat akan semakin

baik.Selain itu, tingkat pendidikan mampu mempengaruhi kemampuan

perawat melaksanakan sebuah prosedur tindakan terhadap pasien. Hal

ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan perawat

maka semakin baik tingkat pemahaman perawat terhadap sebuah

prosedur.

3. Benar Dosis

Hasil penelitian menunjukan gambaran tindakan pemberian obat

yang benar pada pasien rawat inap di RSU Bahteramas Provinsi

Sulawesi Tenggara dari 31 responden yang diteliti, diperoleh perawat

yang menerapkan prinsip benar obat sebanyak 16 responden (51,61%)

dan yang tidak menerapkan prinsip benar obat sebanyak 15 responden

(48,39%). Hasil observasi yang dilakukan peneliti selama penelitian

menunjukkan bahwa sebagian perawat sudah melaksanakan

pemeriksaan ulang dosis saat persiapan obat dan sebelum obat

diberikan kepada pasien.Adapun beberapa perawat yang belum

menerapkan salah satu item dari prinsip benar dosis tersebut salah satu

poin terbanyak yang tidak dilakukan pada prinsip benar dosis yaitu

pada poin 3 perawat berkonsentrasi penuh pada saat menyiapkan obat

dan dihindari dari gangguan. Beberapa responden masih kurang untuk

memperhatikan poin tersebut. Hasil tersebut memerlukan pengawasan

lebih pada prinsip benar dosis obat yang sesuai dan perawat harus

59
lebih berkonsentrasi untuk mencegah terjadinya kesalahan yang

diberikan perawat.

Benar dosis pemberian obat merupakan salah satu indikator

keberhasilan peran perawat sebagai kolaborator. Peran tersebut diukur

berdasarkan kemampuan perawat memberikan obat dengan dosis yang

benar sesuai resep dokter dan tidak menambahkan atau mengurangi

dosis dari resep yang telah ditentukan. Kesesuaian dosis obat akan

mempercepat proses penyembuhan pasien dalam pengobatan dan dapat

dihentikan sesuai orderan dokter atau apabila terdapat keraguan dalam

diri perawat sebelum memberikan jenis dan dosis obat tersebut kepada

pasien (Boyer, 2013)

4. Benar Waktu

Hasil penelitian menunjukan gambaran tindakan pemberian obat

yang benar pada pasien rawat inap di RSU Bahteramas Provinsi

Sulawesi Tenggara dari 31 responden yang diteliti, diperoleh perawat

yang menerapkan prinsip benar waktu sebanyak 26 responden

(83,87%) dan yang tidak menerapkan prinsip benar waktu sebanyak 5

responden (16,13%). Adapun responden yang belum menerapkan salah

satu poin dari benar waktu poin terbanyak yang tidak dilakukan yaitu

poin 3 segera memberikan obat pada pasien setelah diisntruksikan oleh

dokter. Hal tersebut dikarenakan beban kerja perawat yang cukup

tinggi mengingat banyaknya jumlah pasien yang ada dan perawat jaga

60
yang masih kurang sehingga perawat tidak dapat langsung segera

melakukan perintah yang diberikan.

Hasil yang didapat ini juga menunjukkan bahwa tidak terdapat

kekeliruan dalam pemberian obat yang diberikan perawat kepada

pasien sesuai dengan jenis obat yang di resepkan.Keberhasilan dalam

terapi pengobatan pasien akan terlaksana dengan maksimal jika

perawat selalu patuh dalam memberikan obat kepada pasien sesuai

dengan waktu yang telah di tentukan.

Kepatuhan perawat menurut (Rosita, 2010) merupakan kesetiaan,

ketaatan atau loyalitas perawat terhadap prosedur yang berlaku.

Kepatuhan yang dimaksud adalah kemampuan perawat dalam

melakukan prinsip benar waktu pemberian obat akan berpengaruh

terhadap hasil penelitian yang dilakukan. Semakin patuh perawat

dalam memberikan obat sesuai prinsip waktu pemberian maka risiko

kesalahan waktu pemberian obat akan menurun. Prinsip ini akan

menjadi salah satu indicator keberhasilan bagian prosedur pemberian

terapi pengobatan pasien.

5. Benar Cara Pemberian

Hasil penelitian menunjukan gambaran tindakan pemberian obat

yang benar pada pasien rawat inap di RSU Bahteramas Provinsi

Sulawesi Tenggara dari 31 responden yang diteliti, diperoleh perawat

yang menerapkan prinsip benar waktu sebanyak 26 responden

(83,87%) dan yang tidak menerapkan prinsip benar waktu sebanyak 5

61
responden (16,13%). Salah satu poin yang paling banyak tidak

dilakukan pada prinsip benar cara pemberian yaitu poin 3 memberi

jarak antara waktu pemberian obat dan nutrisi. Hasil ini menunjukkan

bahwa kemampuan perawat memberikan obat kepada pasien sudah

sesuai dengan cara pemberian yang seharusnya. Hal ini perlu untuk

dipertahankan dan ditingkatkan untuk mencegah terjadinya kesalahan

alur dalam pemberian obat.

Adapun hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga keberhasilan

pengobatan tersebut yaitu dengan menerapkan secara terus menerus

menejamen dan penggunaan obat sesuai standar prosedur pemberian

obat berdasarkan prinsip 7 benar pemberian obat. Manajemen obat

merupakan komponen yang penting dalam keberhasilan pengobatan

pasien.Pengobatan tersebut dikatakan berhasil apabila obat yang

diterima pasien terdapat kesesuaian antara jenis obat dan rute

pemberian obat tersebut (KARS, 2011). Keberhasilan perawat saat

memberikan obat akan mencegah terjadinya dampak/risiko kesalahan

pengobatan pasien. Kesalahan tersebut dapat dicegah apabila terdapat

kesesuaian alur pemberian dimulai dari proses identifikasi pasien,

penentuan dosis obat, jenis obat dan benar waktu pemberian serta cara

yang seharusnya obat tersebut diterima oleh pasien (JCI, 2012).

6. Benar Dokumentasi

Hasil penelitian menunjukan gambaran tindakan pemberian obat

yang benar pada pasien rawat inap di RSU Bahteramas Provinsi

62
Sulawesi Tenggara dari 31 responden yang diteliti, diperoleh perawat

yang menerapkan prinsip benar waktu sebanyak 16 responden

(51,61%) dan yang tidak menerapkan prinsip benar waktu sebanyak 15

responden (48,39%). Salah satu poin terbanyak yang tidak dilakukan

pada prinsip benar cdokumentasi ini adalah pion 4 jika terdapat coretan

yang harus dilakukan buat hanya satu garis dan paraf diujungnya.

Hasil observasi yang dilakukan peneliti selama penelitian

menunjukkan bahwa sebagian perawat sudah melaksanakan Benar

Dokumentasi dengan baik sesuai dengan prinsip Benar Dokumentasi

pada 7 benar pemberian obat yang ditetapkan RS Bahteramas. Adapun

beberapa perawat yang belum menerapkan salah satu item dari prinsip

benar dokumentasi tersebut karena beban kerja yang tinggi sehingga

perawat tidak langsung melakukan pendokumentasian serta ketika

terdapat coretan pada buku dokumentasi perawat cenderung

menghapus coretan dengan menggunakan tipeks dan tidak

mencantumkan paraf atau tanda tangan.Hasil ini menunjukkan

kemampuan perawat mengimplementasikan Standart Operasional

(SOP) perlu ditingkatkan untuk mencapai standart prosedur yang

diharapkan.

7. Benar Informasi

Hasil penelitian menunjukan gambaran tindakan pemberian obat

yang benar pada pasien rawat inap di RSU Bahteramas Provinsi

Sulawesi Tenggara dari 31 responden yang diteliti, diperoleh perawat

63
yang menerapkan prinsip benar waktu sebanyak 16 responden

(51,61%) dan yang tidak menerapkan prinsip benar waktu sebanyak 15

responden (48,39%). Salah satu poin terbanyak yang tidak dilakukan

pada prinsip benar informasi yaitu poin ke 4 dan 5 pasien diberi

penjelasan mengenai rencana lama terapi, semua informasi yang telah

diberikan pada pasien dan keluarganya dituliskan dalam form

perencanaan kebutuhan dan verivikasi edukasi terintegrasi pada pasien

dan keluarga yang ada didalam rekam medic dan ditanda tangani oleh

perawat dan keluarga pasien.

Hasil observasi yang dilakukan peneliti selama penelitian

menunjukkan bahwa sebagian perawat sudah melaksanakan prinsip

benar informasi kepada pasien maupun keluarga pasien. Adapun

beberapa perawat yang belum menerapkan salah satu item dari prinsip

benar informasi tersebut dikarenakan perawat sering melupakan untuk

memberikan informasi mengenai berapa lama pasien tersebut

menjalani terapi pengobatan serta obat apa saja yang dikonsumsi oleh

pasien tersebut dan perawat juga cenderung melupakan untuk

menuliskan semua informasi yang telah diberikan kepada pasien atau

keluarga pasien pada form perencanaan kebutuhan dan verivikasi

edukasi yang terdapat pada rekam medik. Hal tersebut di karenakan

beban kerja perawat yang cukup tinggi dengan banyaknya pasien yang

dirawat sehingga perawat tidak sempat untuk memberi informasi

kepada pasien atau keluarga mengenai obat yang dikonsumsi tetapi

64
perawat sendiri sangat mengetahui obat apa saja yang harus

dikonsumsi oleh pasiennya karena setiap perawat diberikan tanggung

jawab untuk merawat pasiennya.

C. Peneratan Tindakan Pemberian Obat 7 Benar Sesuai Standar SOP

Yang Berlaku di RSU Bahteramas

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti selama penelitian

responden yang menerapkan SOP 7 Benar pemberian obat sebanyak 16

responden (51,61%) dan yang belum menerapkan sebanyak 15 responden

(48,39%). Hasil penelitian yang didapat peneliti selama melakukan

penelitian yaitu peneliti tidak pernah mendapatkan responden yang salah

dalam memberikan obat maupun salah menyuntikkan obat kepada pasien.

Adapun responden yang belum menerapkan tindakan SOP pemberian obat

tersebut dikarenakan pada 7 benar prinsip pemberian obat terdapat banyak

poin-poin yang harus dilakukan jika salah satu poin tersebut tidak

dilakukan maka responden tesebut dikatakatakan belum menerapkan SOP

7 benar pembrian obat sesuai dengan yang ditetapkan Rumah Sakit.

65
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik oleh peneliti berdasarkan hasil

penelitian yang ada, bahwa gambaran tindakan pemberian obat yang benar

pada pasien rawat inap di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu

sebagai berikut :

1. Karakteristik perawat berdasarkan usia paling banyak berusia dewasa awal

berjumlah 16 responden (51,61%), berjenis kelamin perempuan sebanyak

22 responden (70,97%), berpendidikan S1 sebanyak 22 responden

(70,97%).

2. Hasil pelaksanaan pemberian obat dengan prinsip 7 benar yang dilakukan

perawat menunjukkan bahwa dari 31 perawat (100%) mampu melakukan

prinsip:

a) Benar pasien dengan kriteria Ya sebanyak 25 responden (80,65%) dan

Tidak sebanyak 6 responden (19,35%).

b) Benar obat dengan kriteria Ya sebanyak 19 responden (61,29%) dan

tidak sebanyak 12 responden (38,71%).

c) Benar dosis dengan kriteria Ya sebanyak 16 responden (51,61%) dan

tidak sebanyak 15 responden (48,39%).

66
d) Benar waktu dengan kriteria Ya sebanyak 26 responden (83,87%) dan

tidak sebanyak 5 responden (16,13%).

e) Benar cara pemberian dengan kriteria Ya sebanyak 21 responden

(67,74%) dan tidak sebanyak 10 responden (32,26%).

f) Benar dokumentasi dengan kategori kriteria Ya sebanyak 16

responden (51,61%) dan tidak sebanyak 15 responden (48,39%).

g) Benar Informasi dengan kriteria Ya sebanyak 16 responden (51,61%)

dan tidak sebanyak 15 responden (48,39%).

B. SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan gambaran

tindakan pemberian obat yang benar pada pasien rawat inap di RSU

Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara, yaitu :

1. Bagi rumah sakit

Rumah sakit dapat melakukan evaluasi terkait prosedur yang telah

ditetapkan sebagai tolak ukur pencapaian SOP yang telah di tetapkan

sebagai upaya pencegahan tejadinya kesalahan dalam tindakan pemberian

obat pada pasien rawat inap.

2. Bagi perawat

Perawat harus meningkatkan pemahaman terkait konsep dasar dalam

pemberian obat untuk hasil yang baik agar tidak terjadi kesalahan dalam

pemberian obat yang dilakukan oleh perawat.

67
3. Bagi peneliti selanjutnya

Apabila melakukan riset tentang topik yang sama diharapkan untuk lebih

mengembangkan variabel dan menggunakan sampel yang lebih besar.

68
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta.


Rineka Cipta

Arita murwani. 2011. Keterampilan Dasar Praktek Klinik Keperawatan. Fitramaya.


Yogyakarta

Aziz alimul. 2009. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk Kebidanan. Salemba
Medika. Jakarta

E-journal. Teknik pemberian obat 7 benar

E-journal. Amik mulyadi. Factor-faktor penyebab medication error

Judith hopfer deglin. Pedoman Obat Untuk Perawat. EGC. Jakarta

Ninnies ardilah.2012. Studi Pelaksanaan Mencuci Tangan Pada Perawat Di Ruang


Tulip Asoka Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum
Provinsi Sulawesi Tenggara

Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Salemba medika. Jakarta
Rianto setiabudy. 2011.Farmakologi dan terapi. Badan penerbit FKUI. Jakarta

Robert priharjo. 1995.Teknik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat. EGC. Jakarta

RSU BAHTERAMAS. 2016. Buku Saku Implementasi Keselamatan Pasien Quality


& Safety. Sub Komite Keselamatan Pasien Kendari.

Sunarsih tri. 2011. Konsep Dasar Praktek Klinik Kebidanan Teori & Aplikasi. Nuha
Medika. Yogjakarta
Tambayong jan.2001. Farmakologi Untuk Keperawatan.widya medika.Jakarta

http://kesalahan-dalam-pemberian-obat.com
Lampiran 1

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

KepadaYth,
Bapak/IbuResponden
di-
Tempat
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan, maka saya :
Nama : Agung Ayu Indrasari Dewi
Nim : P00320014003

Sebagai mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan


Keperawatan, bermaksud akan melaksanakan penelitian berjudul ”Gambaran
Tindakan Pemberian Obat Yang Benar Pada Pasien Rawat Inap d RSU
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara”.
Sehubungan dengan hal itu, mohon kesediaan bapak/ibu untuk meluangkan
waktu menjadi Responden dalam penelitian ini, anda berhak untuk menyetujui atau
menolak menjadi responden. Apabila setuju, maka bapak/ibu dipersilahkan untuk
menandatangani surat persetujuan responden ini.
Atas kesedian untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, sebelumnya
diucapkan terimakasih.

Peneliti,

AGUNG AYU INDRASARI DEWI


Lampiran 2

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONCENT)

Saya bertandatangan di bawah ini tidak keberatan untuk menjadi responden


dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kendari Jurusan Keperawatan. Agung Ayu Indrasari Dewi (NIM.
P00320014003), dengan judul“Gambaran Tindakan Pemberian Obat Yang Benar
Pada Pasien Rawat Inap di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara”. Dan
saya memahami bahwa data ini bersifat rahasia.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak
manapun, semoga dapat dipergunakan sebagaimanamestinya.

Kendari,………...…2017

Responden,
Lampiran 3

LEMBAR OBSERVASI

GAMBARAN TINDAKAN PEMBERIAN OBAT YANG BENAR PADA PASIEN RAWAT INAP
DI RSU. BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA

I. Identitas responden

A. Nama (Inisial) :………………………Hari/Tanggal :………………………


B. Umur :………………………No. Urut :………….
C. Jenis kelamin :………………………
D. Pendidikan :………………………
E. Ruangan :………………………
II. Observasi Pelaksanaan Pemberian Obat Yang Benar Sebelum Diberikan Pada Pasien

No Aspek Yang Di Observasi Hasil Observasi

Ya Tidak

1 Benar pasien

1) Mencek nama lengkap dan tanggal lahir pasien

2) Mencocokkan obat yang akan diberikan dengan instruksi

terapi tertulis

3) Mencek riwayat alergi pasien

4) Menganamnesis lengkap riwayat obat/penggunaan obat

saat ini.

JUMLAH

2 Benar obat

1) Mencocokkan obat yang akan diberikan dengan instruksi

terapi tertulis

2) Memberi label semua obat dan tempat obat (syringes,


cangkir obat, baskom obat) dan larutan lain.

3) Menuliskan nama obat pada label

4) Memverifikasi semua obat dan larutan yang sudah tersedia

jika orang menyiapkan obat bukan yang memberikan ke

pasien.

5) Memberi label pada tiap obat atau larutan segera setelah

obat disiapkan jika tidak segera diberikan.

6) Perawat tidak memberikan label pada syringes atau tempat

kosong sebelum obat disiapkan/diisi.

7) Membuang segera setiap obat atau larutan yang tidak ada

labelnya

8) Membuang semua tempat obat berlabel di lokasi steril

segera setelah operasi atau prosedur dilakukan (ini berarti

tempat obat orisinil disimpan sampai tindakan selesai).

9) Saat pergantian tugas/jaga, review semua obat dan larutan

oleh petugas lama dan petugas baru secara bersama.

10) Mengubah daftar obat/kardek jika terdapat perubahan

obat.

JUMLAH

3 Benar dosis

1) Perawat mencek Dosis/volume obat pasien, terutama yang

memerlukan kewaspadaan tinggi, dihitung dan dicek oleh

dua orang perawat yang kompeten (double check).

2) Mengkonsultasikan kembali obat yang akan diberikan

pada dokter yang menulis resep obat.


3) Perawat berkonsentrasi penuh pada saat menyiapkan obat,

dan dihindari gangguan

JUMLAH

4 Benar waktu

1) Perawat menyesuaikan waktupemberian obat yang

ditentukan : sebelum makan, setelah makan, saat makan

2) Memperhatikan waktu pemberian :

3 x sehari – tiap 8 jam

2 x sehari – tiap 12 jam

Sehari sekali – tiap 24 jam

Selang sehari – tiap 48 jam

3) Segera memberikan obat pada pasien setelah

diinstruksikan oleh dokter

JUMLAH

5 Benar cara pemberian

1) Menyesuaikan cara pemberian obat dengan bentuk/jenis

sediaan obat

2) Memberikan obat cair jika pasien terpasang NGT

3) Memberi jarak antara waktu pemberian obat dan nutrisi

JUMLAH

6 Benar dokumentasi

1) Mendokumentasikan setiap perubahan yang terjadi pada

pasien setelah mendapat obat

2) Menulis nama dan tanda tangan paraf setelah melakukan

pemberian obat pada pasien.


3) Menulis nama dan paraf jika terdapat perubahan

jenis/dosis/jadwal/cara pemberian obat pada pasien

4) Jika ada coretan yang harus dilakukan : buat hanya satu

garis dan paraf diujungnya.

5) Mendokumentasikan respon pasien terhadap pengobatan :

efek samping obat (ESO) dicatat dalam rekam medic dan

form pelaporan insiden+formulir pelaporan efek samping

obat. Pelaporan insiden dikirim ke Tim Keselamatan

Pasien di Komite Mutu, keselamatan dan kerja. Pelaporan

efek samping obat dikirim ke komite farmasi dan terapi

6) Medokumetasikan kejadian nyaris cidera terkait

pengobatan form pelaporan insiden ke tim Keselamatan

Pasien

7) Medokumentasikan kejadian tidak diharapkan form

pelaporan insiden ke Sub Komite Keselamatan Pasien.

JUMLAH

7 Benar informasi

1) Memberi informasi tentang semua rencana

tindakan/pengobatan pada pasien dan atau keluarganya,

termasuk pasien di ICU (hak pasien)

2) Pasien diberi penjelasan mengenai tujuan dan cara

mengkonsumsi obat yang benar

3) Pasien diberi penjelasan mengenai efek samping yang

mungkin timbul

4) Pasien diberi penjelasan mengenai rencana lama terapi


5) Semua informasi yang telah diberikan pada pasien dan

keluarganya dituliskan dalam “Form Perencanaan

Kebutuhan dan Verifikasi Edukasi Terintegrasi Pada

Paien dan Keluarga” yang ada didalam rekam medic dan

tandatangani oleh perawat dan pasien/keluarga pasien.

(RSU BAHTERAMAS, 2016).

JUMLAH

TOTAL

Mengetahui Kendari,..………….2017

Kepala Ruangan Mawar Yang melakukan penelitian

Agung Ayu Indrasari Dewi


P00320014003
KEMENTERIANffiNRI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
*@ffi SU MBERDAYA NilANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
Jl, Jend., A,H, Nasution. No. G,14 Anduonohu, Kota Kendari
Teb. @a0 I ) i I 90492 Fm. (M0 l) 3 I 93 3 39 e-mail: poltekkcs _fendari@yahao. com

Nomor : DL.I t.outtfuz nofi i


I

Lampiran
Perihal : lzin Penaambilan Data Awal Penelitian

Yang Terhormat,
Di rEktUFRSU Ba hteramas
di-
Tempat

Dengan hormat,
Sehubungan dengan akan dilaksanakannya penelitian mahasiswa
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari :
Nama : Agung Ayu lndrasari Dewi
NIM : P00320014003
Jurusan/Prodi : D-lll Keperawatan
Yang
Data : 1, Jumlah ruangan rawat inap
\ Diperlukan 2. Jumlah perawat disetiap ruang rawat inap
,,) 3. Jumlah kunjunggn pasien di setiap ruang rawat
inap
Jumlah pemakaian obat
Untuk diberikan izin pengambilan data awal penelitian di
RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.
Demikian penyampaian kami, atas perhatian dan kerjasamanya
diucapkan terima kasih.

20 Maret 2017

Penelitian dan

t,
Vr:

$:
F 9710522 200112 2 001
t*
F
il;.1
kt

E:
pli
H
r-
fl;
FJ,
&':
$I'
Hr; l
$................" .

F'
$i
fiii

l.
rA ' rEMERII{TAIr pRotrlNsr st LArvEsr TENGGARA
\&mi&7/ RUIT,IAH SAKIT UMUM DAERAH BAIITERAMAS
W .m. {G?dm firrr+ xraea fb. f0 r&{artrlrt gtwitttudir{'stu& & rffi
Emit ; admin@rsud-rsudbahteramas.go.id / WGffi r**,rd&&!enrmsgo.iil

Nomor : O58/Litkng#Rst /H/2016 Kendari,2l Maret 2017


Perihal : lZlN PENGAMBII-{N DATA

Kepada Yth,
Kabid lnformasidan RM
tGbid Keperamtm
RSU Bahferamas Prov. Sultra
Di-
Temprt

Berdasarkan Surat Direldur Pditeknik Xesehatan Kedad l{omsr


DLfi.A2.l1l64A2A17 tanggat 2O Maret z0fi Wlihal pennohonan pengambilan
data aural, dalam rangka mendukung penyelesaian penyusunan proposal
penetitian sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada prinsipnya kami
menyetujui dan memberikan izin kepada:

Nama : Agung ayu indrasari derui


NIP : P00320014003
lnstitusi : D lll Keperawatan Poltekkes
JudulPenelitian : Gambaran Tindakan Pemberian Obat Yang Benar
Oleh Perawat Pada Pasien Rawat lnap Di RSU
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
Data Yang Akan Diambil : 1. Jumlah Ruangan Ra,Et lnap Tahun 2015 dd
2016
2. Jumtah Perawat Di Setiap Ruang Rawat lnap
Tahun 2015 dd 2016
3. Jumlah Kunjungan Pasien Di Setiap Ruang
Rawat lnap Tahun 2015ild2016
l 4. Jumlah Pemakaian ObatTahun 2015 sld 2016
Waktu : Tanggal2l Maret SID 29 Maret 2017

Dengan ketentuan sebagai hrikut:


1. MentaatiTata Tertib dan PeraturEln yang berlaku di RSU Bahteramas
2.Tidak mengadakan kegiatan lain yang bertentangan dengan rencana semula

Demikian surat izin inidibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya

An. Direktur RSU Bahteramas

#,,ffianDka'f
iY
\^,-'
1 199303 2 009
KEMEI{TERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMtsERDAYAAN
SU MBERDAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
.ll . ./cnd. A. H. NastiionNo. G. I 4 Anduonohu, Kota Kendari
Tefu. (aa9l) 3190192 Fax. {0a01) 3193339 e-mail: poltekkes kendari@vahoo.com

Nomor : DL.11.02111 t7o9, 12017


Lampiran : 1 (satu) eks '
Perihal : Permohonan lzin Penelitian

Yang Terhormat,
Kepala Badan Penelitian dan pengembanganprovinsi sultra
di-
Kendari

Dengan hormat,
Sehubungan dengan akan dilaksanakannya penelitian mahasiswa
JurusanKeperawatanPoltekkes Kemenkes Kendari:
Nama : Hartono
NIM : P00320014015
JurusanlProdi : D-lll Keperawatan
Judul Penelitian : ldentifikasi Pola Hidup Sehat pada Lansia di Kelurahan
Rahandouna Kota Kendari Tahun 2O1T
Untuk diberikan izin penelitian oleh Badan, penelitian dan
Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara.
.. Demikian penyampaian kami, atas perhatian
diucapkan ter-ima kasih.
dan kerjasamanya

12 Juli 2017
A.n. Direktur
Kepala UnitPenelitian dan
Pengabdian Masyarakat

i<I-"*"-*nJ
Rosnah.STP..MPH,
N P. 1 97 10522 20Af2 2 A01
t
PEMERINTAI{ PROYINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENELIT]AN DAI{ PENGEMBANGAH
foqffi Buni Pnfu XMw, Td* Wl l@ti 9B,A$.

Kendari, 19 Juni2017

Kepada
Nomor : 070127 l4lBalitbangE0l 7 Yth. Direktur RSU Bahteramas Prov. Sultra
Lampiran di'
Perihal : lzin Penelitian KENDARI

Berdasarkaft Surat Direktur Poltekkes Kefldari Nomor :


DL.11.0211113701201V
Tanggal 19 Juni 2017 pnhal tersebut diatas, Mahasiswa di bawah ini :
1-

Nama : AGUNG AYU INDMSARIDEWI


NIM : Pffi320014011
Prog. Studi : D IIt Keperawatan
Pekerjaan : Mahasiswa
Lokasi : RSU Bahteramas Prov. Sultra
Bermaksud untuk melakukan Penelitian/Penagambilan Data di Daerah/Kantor
Saudara dalam rangka penyusunan KT|/Skripsiffesis/Disertasi, dengan judul

"GAHBARAN NNDAI$N PETTBERIAN O8/.T YANG BENAR PADA PASIEN


RAWAT INAPIU 8/4HIERAIilAS PROU SULIfA TNIUN z0fl".

Yang akan dilaksanakan dar tanggal 19 Juni 2017 sarnpaiselesai.

Sehubungan dengan hal tersebut diahs, pada prinsipnya kami menyetuijui kegiatan
dimaksud dengan ketentuan sbb:
1. Senantiasa menjaga keamanan dan ketertiban serta mentaatiperundang-undangan yang
berlaku
2. Tidak mengadakan kegiatan tain yang be(entangan derqan rencana semula.
3. Dalam setiap kegiatan dilapangan agar pihak Peneliti senantiasa koordinasi dengan
pemerintah setempat.
4. Wajib menghormati adat istiadat yang berlaku didaerah setempat.
5. Me.nyerahkan I (satu) erarnplar copy ilasfl penelitian kepda Gubernrr Sultra Cq. Kepala
Badan penelitian dan pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara.
o. Surat lzin akan dicabut kembalidan dinyatakan tidak berlaku apabila temyata pemegang
surat izin ini tftIak mentaati ketentuan tersebut diatas.

Demikian Surat lzin Penelitian diberikan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

SULAWESI TENGGARA
DAN PENGEMBANGAN
TENGGAM,

Muda, Gol. lV/c


199301 1 003

Tembusan:
1. Gubemur Sulawesi Tenggara di Kendad;
2. Dircktur Pottekkes Kendaridi Kendail
3. Kepala Dlnas Kesehatan Prov. Sultna di Kendari;
4. Mahasiswa yang bensangkutan.
PEMERINTAH PROYINSI SULAWESI TENGGARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAHTERAMAS
Jln. KaptenPlerre fendeanNo.5O Ietp (0401)319561I tr(endari.tr(ode-Fosg30frlBaruga
id / lYebsite: www.rsud-bahteramasgo.id

09O/Litbang/Rsu DAll ll2017 Kendari, 06 Juli2017


IZIN PENELITIAN

Kepada Yth,
Ka. Ruang IGD
RSU Bahteramas Prov. Sultra
Di-
Tempat

B is m iI lah i rrah ma n i rra hi m


Berdasarkan Surat Kepala BALITBANG Prov. Sultra Nomor '.

AT0n7ABalitbangl2OlT Tanggal 19 Juni 2017 perihal izin penelitian, dengan ini


menyatakan bahwa pada prinsipnya kami tidak keberatan dan memberikan izin
penelitian kepada:

Nama : Agung Ayu lndrasari Dewi


NIM : P00320O14011
Program Studi : D lll Keperawatan
lnstitusi : Poltekkes Kendari
Judul Penelitian : Gambaran Tindakan Pemberian Obat yang Benar
pada Pasien Rawat lnap di Bahteramas Prov. Sultra
Tahun2O17
Data Yang Akan Diambil : Data Primer dan Data Sekunder
Waktu Penelitian : 06 Juli s/d 06 Agustus 2017

Dengan ketentuan sebagai berikut : .,

1. Mentaati Tata Tertib dan Peraturan yang berlaku di RSUD. Bahteramas Prov.
Sultra
2. Tidak mengadakan kegiatan lain yang bertentangan dengan rencana semula
3. Membawa 1 (satu) rangkap proposal penelitian
4. Setelah selesai wajib menyerahkan 1 (satu) rangkap hasil penelitian yang telah
disahkan pihak Akademikllnstitusi

An. Direktur RSUD. Bahteramas Prov. Sultra


dan Diklat
w

Tembusan:
1. Direktur RSUD. Bahteramas Prov. Sultra;
2. Direktur Poltekkes Kendari;
3. Mahasiswa yang bersangkutan;
4. Arsip
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAHTERAMAS
JIn Kapten Pierre Tendean No. 50 TeIp (o401) 3195611 Kendari Kode pos 930fi1 Baruga
Email : admin@.rsud-rsudbahteramas.go.id / lgebsite: www.rsud-bahteramasgo.id

TIM KELAYAKAN ETIK PENELITIAN


RSUD BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA

SURAT KETERANGAN KELAYAKAN ETIKA PENELITIAN

Tim Kelayakan Etik Penelitian RSUD. Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara telah
mengkaji permohonan kelayakan etika penelitian yang diajukan oleh:

Nama peneliti : Agung Ayu lndrasari Dewi


Nim : P00320014011
Program Studi : D lll Keperawatan
lnstitusi : Poltekkes Kemenkes Kendari
Judul Penelitian : Gambaran Tindakan Pemberian Obat yang Benar
pada Pasien Rawat lnap di RSU Bahteramas Prov.
Sultra
Pada Tanggal : 06 Juli2017

Dengan hasil :

. Lavak etik
o Layak etik dengan usulan perbaikan
r Tidak layak etik

Demikian surat keterangan ini diberikan untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

n Etik Penelitian

1%4123120AO121 018
4
(,
zta
k
rn
IA

rJ
6
an
2
o
F!
Ea
*O
dt
1<
df;
It \,
p<
+o
-io
t5 s{
iE
xa .}.
Et 9Q
{rr
t;2
{r E8
g aI
A}
it Es{
afr
91
i6
ils€e
6L
{x
=<
Aer
*1 6-.
3, ?e-
FC
5E
a\
aa
I
rao
z2
H1
o
N
ri
O<
.E
<z
F<
rE
o
2
ri
g
a.
2 s
a E
z $"
F
Z
* 3$
E Gl
a "l
(,
$5
a! z
f,u
HS
o ,d
EH s Uo
ia!,!
EE
e
:f
& fls,
J a
ll
x? rl g
ia
s {
EE
B -B-Es
}Eg
3
ENH
\ tH
,a

I
"g
zB
h

3
s
z
o
a
I
5 \€I
E *t
d s
a .b
(
3\'
D.

6
*
z
di
#\s
bs
ea <\)
=1 ., "U
P
t .. 3R
E3 gl.z
a<
T:
e
a
s
LR .-v ;l.l
_.tt\
* S--{lJjlt{
z
E
E 3 *\/ *1L-
t z<!- llsa
za (,
2

i
G f
o
2
a
E
d
t
II 5g
:E
z F
T (,
2
A
z
h =
z
1
ts
?9
g
E .P,

E *l *
ffi\
3\
fll
Et$
E, 3Ig
s
E
E
ls
lrl
v
ic
E

el
X:-
PEMERINTAII PROYINSI SULA\ilESI TENGGARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAHTERAMAS
JIn. Kapten Piere Tendean No. 50 TeIp (M01) 3195611 Kendari Kode Pos 93000
Email : admin@rsud-rsudbahteramas.go.id I Website: www.rsudbahteramas.eo.id

SURAT IGTERANGAN TELAH MELAKT]KAIY PENELITIAN


Nomor : 067 {Litbang/RSUD/VIY20 17

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : dr. M. Yusuf Harnra, M.Sc, Sp PD


NIP . 197511t6 200212 1 003
Jabatan : Plt. Direktur

Dengan ini menyatakan bahwa :

Nama Agung Ayu Indrasari Dewi


NIM P00320014003
Jurusan D III Keperawatan
Institusi Poltekkes Kemenkes Kendari

Benar-benar telah melakukan penelitian di Ruang Mawar dan Laika Waraka RSUD Bahteramas
Prov. Sultra dantanggal6 Juli sld 12luli20l7, denganJudul :

" Gambaran Tindakan Pemberian Obat Yang Benar Pada Pasien Rawat Inap Di RSU
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara "

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya

17 luli2Al7

51116 2002121
\

ffim
*Wffi KEMENTERIANKESEHATANRI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
ffi
'Wtr
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
Jl. Jend. A.H. Nasution. No. G.14 Anduonohu, Kota Kendari 93232
Telp. (0a01) 3L9O492 Fax. (0a01)3193339 e-mail: poltekkeskendari@vahoo.com

SURAT KETERANGAN BEBAS ADMINISTRASI


Nomor: DL.09.02l6lS2r I 2017

Dengan ini menyatakan bahwa:

Nama : Agung Ayu Indrasari Dewi


Nim : P003200114003

Benar-benar telah telah melunasi SPP Semester I s.d VI yang terkait dengan Jurusan
Keperawatan, dengan bukti sebagai berikut:

1. Slip Pembayaran SPP Semester I s.d Semester VI

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kendari, 24 Juli2017

ffi
e=ffi
t*\\-----
KEtl

wd\ sir
r

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
-ffim
ffiffi
*MM ffiBADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBERDAYA MANUSIA KESEHATAN
W* PoLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
retp"lt;i"#i;,!1".r*i,tli;f
'tr!#!.tr:,?Y;,f:r:;":il13:,i3121^aocom
SUMT KETERANGAN BEBAS PUSTAKA
No:092lPPl2oL7

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Unit Perpustakaan Politeknik Kesehatan

Kendari, menerangkan bahwa :

Nama Agung Ayu lndrasari Dewi

NIM P00320014003

Tempat Tgl. Lahir Jati Bali 26 September L995


Jurusan Keperawatan
Alamat Ds. Jati Bali

Benar-benar mahasiswa yang tersebut namanya di atas sampai saat ini tidak
mempunyai sangkut paut di Perpustakaan Poltekkes Kendari baik urusan peminjaman buku

maupun urusan administrasi lainnya.

Demikian surat keterangan ini diberikan untuk digunakan sebagai syarat untuk
mengikuti ujian akhir pada Jurusan Keperawatan Tahun 2017

Kendari, 24 Juli2O!7

Unit Perpustakaan
,4,. hatan Kendari

ffi
i"-f"rffi
,\+.\
i,,.c
11982031038
DOKUMENTASI PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai