Yang pertama, marilah kita panjatkan puji syukur kita kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang hingga
saat ini masih berkenan memberi kita nikmat yang tidak terhingga banyaknya.
Mulai dari nikmat yang paling agung, yaitu nikmat iman dan islam, sampai nikmat yang sifatnya duniawi
seperti rumah, kendaraan, pendidikan, dll.
Yang kedua, semoga sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang dengan sukarela, tanpa paksaan, dan sepenuh hati menyebarluaskan agama
islam ke penjuru dunia melalui para sahabatnya, sehingga pada hari ini kita bisa merasakan jerih
payah dakwah beliau.
Dan juga kepada keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Kematian bagi sebagian orang di luar sana hanya dianggap sebagai batas akhir dari sebuah
kehidupan. Padahal hakikatnya tidak seperti itu.
Dalam kitab yang pasti kebenarannya, yaitu al-qur’an, kematian hanyalah perpindahan dari satu fase
kehidupan ke fase kehidupan yang lain. Perpindahan dari dunia fana, menuju dunia yang kekal di sisi-
Nya.
Nah, sekarang bagaimana kita sebagai muslim seharusnya menyikapi kematian? Izinkan saya
membahasnya sedikit dalam kultum singkat tentang kematian ini.
Ada banyak dalil yang menerangkan tentang pastinya kematian itu datang, salah satunya dalam surat
Ali-Imron ayat ke 185 yang berbunyi:
Artinya: “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan
dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam
surga, sungguh, dia telah memperoleh kemenangan. Dan tidak lah kehidupan dunia itu melainkan
hanyalah kesenangan yang yang memperdaya”
Dari satu ayat diatas saja kita dapat mengambil banyak pelajaran mengenai kematian dan setelah
kematian. Yang jelas dapat kita tangkap dari ayat diatas adalah bahwasanya balasan itu
disempurnakan ketika nanti hari kiamat, kemudian siapa yang selamat dari neraka dan masuk surga
berarti dia telah mendapatkan kemenangan yang nyata.
Nah, semua itu tidak dapat dirasakan kecuali seseorang telah melewati fase kematian ini.
Diantara manfaat yang kita peroleh dari banyak mengingat mati adalah mendorong untuk beramal
saleh, menjauhkan dari tipu daya dunia, sebagai ajang intropeksi diri dan memperbarui taubat serta
memperkuat tekad untuk selalu beristiqomah dalam taat kepada Allah SWT.
Manfaat-manfaat diatas bila kita renungkan lebih dalam akan membuat kita semakin menyadari akan
pentingnya banyak mengingat kematian, maka dari itu, mari mulai sekarang dan seterusnya, kita
sempatkan diri kita untuk mengingat kematian, agar hati kita semakin lembut dan tidak mudah tertipu
oleh gemerlap dunia.
Yang kedua memperbanyak mengingat kematian agar hati semakin lembut dan mudah untuk
bertaubat. Yang ketiga, mempersiapkan kematian ini dengan memperbanyak amal saleh dan
perbuatan baik lainnya.
Seorang Abu Darda pernah berkata begini: ” Tiga hal yang membuat saya tertawa dan tiga hal yang
membuat saya menangis , yang membuat aku tertawa adalah:
1. Orang yang bercita cita mendapatkan dunia padahal kematian tengah memburunya.
2. Orang yang lalai padahal dia tidak dilalaikan.
3. Orang yang tertawa terbahak padahal dia tidak tahu apakah tertawanya itu membuat Allah
ridho atau membuat Allah marah.
Dan 3 hal yang membuat aku menangis adalah:
Akhirnya, di penghujung Kultum Singkat Tentang Kematian ini, marilah kita berdoa semoga kita
dijauhkan oleh Allah dari kematian yang buruk dan diberikan kematian yang Allah ridhoi. Amiin