Teknik
Program Studi
Teknik Elektro
Mengapa kita perlu membahas mengenai akhlak pribadi Islami?
Citra umat Islam yang ingin dibentuk : jujur, amanah, percaya diri
dan berpikir positif, bekerja keras, menghargai waktu, hemat,
mandiri dan selalu bersyukur atas rahmat dari Allah SWT.
Jujur (Shidig, Honesty) : adanya kesesuaian/ keselarasan antara apa
yang disampaikan/ diucapkan dengan apa yang dilakukan/kenyataan
yang ada. Kejujuran juga memiliki arti kecocokan dengan kenyataan
atau fakta yang ada.
Sabda Rasul:
”Senantiasalah kalian jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu
membawa kepada kebajikan, dan kebajikan kepada surga. Seseorang
yang senantiasa jujur dan berusaha selalu jujur, akhirnya ditulis Allah
sebagai seseorang yang selalu jujur. Dan jauhilah kedustaan karena
kedustaan itu membawa kepada kemaksiatan, dan kemaksiatan
membawa ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan selalu
berdusta, hingga akhirnya ditulis disisi Allah sebagai seorang
pendusta”.
Percaya diri/rendah hati (Tawadhu : merendahkan hati atau diri tanpa
harus menghinakannya atau meremehkan diri sehingga orang lain
berani menghinanya dan menganggap ringan.
Pribadi yang percaya diri: unggul pengetahuan (knowledge),
ketrampilan (skill) dan sikap atau perilaku (attitude), sehingga orang
lain memberikan kepercayaan dan kehormatan yang sepatutnya, dan
tidak bersikap sombang
Sikap percaya diri atau Tawadhu, sangat disukai Allah dan Rasul,
karena sikap percaya diri akan menimbulkan rasa persamaan,
menghormati orang lain, toleransi, rasa senasib dan cinta
kepada keadilan
Banyak tauladan Rasul tentang bekerja keras :
1. Rasul mau menjadi penggembala kambing milik Bani Sa’ad
2. Rasul berdagang, menjualkan barang Siti Khadijah, sampai ke negeri
Syam
3. Rasul ikut bekerja membuat parit dengan memecahkan batu dengan
linggis serta menggali tanah
4. Rasul melakukan pekerjaan rumah seperti memberi makan unta,
menyapu rumah, memerah susu, membetulkan sandal, memperbaiki
baju dll
Ibnu Qayyim mengatakan ”manusia harus mengetahui kemuliaan waktu
sehingga dia tidak menyia-nyiakannya walaupun sebentar. Dia harus
mempersembahkan yang terbaik dalam usianya yaitu perkataan dan
perbuatan yang terbaik.”
Allah Berfirman:
”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagian dari prasangka itu dosa, dan janganlah kamu
mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu
menguncing sebagian yang lain. Sukalah salah seorang diantara kamu
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu
merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah maha penerima taubat lagi Maha Penyayang”.
Memulai berpikir positif:
1. Berpegang kepada agama Allah
2. Selalu optimis dengan kebaikan
3. Menyikapi hidup dengan tenang,
4. Selalu ingat Nikmat Allah
5. Mencari sisi positif dari orang lain
6. Gunakan kalimat dan ungkapan-ungkapan yang lembut,
7. Fokus kepada unsur-unsur positif dalam kehidupan.
8. Jangan jadikan problem menguasai diri anda
9. Memanfaatkan humor dan anekdot
10. Berolah Raga secara teratur.
Harga diri (dignity, self esteem) adalah penilaian menyeluruh
mengenai diri sendiri, dan bagaima ia menjaga kehormatan diri,
sehingga orang lain tidak menghinakannya.