Anda di halaman 1dari 15

05 Fakultas :

Teknik
Program Studi
Teknik Elektro
Mengapa kita perlu membahas mengenai akhlak pribadi Islami?

Jawabannya karena, kunci sukses di dunia saat ini dan akhirat


saat mendatang karena faktor akhlak.

”hambatan terbesar yang dihadapi umat Islam Indonesia untuk


sukses adalah ragu-ragu untuk melangkah, yang disebabkan
faktor dalam diri manusia itu sendiri berupa rasa takut, khawatir
yang berlebihan, merasa tidak mampu, malu, gensi, rendah diri
yang merupakan penyakit dan kelemahan jiwa manusia.
Akibatnya kita tidak pernah melakukan apa-apa, tidak pernah
merasakan apa-apa dan tidak pernah menjadi siapa-siapa?
Penyebab Kegagalan dalam mencapai kesuksesan:
Qolbun Maridh yaitu orang yang sulit melakukan sesuatu secara
jujur.
Qolbun Mayyit yaitu orang yang menolak kebenaran dari Allah dan
suka berbuat Zhalim dan melakukan perbuatan buruk

Akhlak islami ini : Al-Quran dan Sunah Rosul,


HR. Ahmad, Hakim dan Baihaqi yaitu ”Sesungguhnya Aku (Rosullah)
diutus untuk menyempurnakan Akhlak”.
HR Muslim adalah ”Akhlak Rosullah SAW adalah Al-Quran”.

Untuk memahami akhlak pribadi Islami, maka umat Islam harus:


membaca, memahami dan akhirnya melaksanakan apa saja yang menjadi
kaidah akhlak yang sudah ditetapkan dalam Al-Quran
Akhlak pribadi Islami dapat didefenisikan sebagai wujud budi
pekerti yang melakat dan dilaksanakan oleh orang Islam dan
berdasarkan sumber ajaran Islam

Imam Al-Ghazali mendifinisikan akhlak ”Sesungguhnya akhlak


itu adalah kemauan yang kuat tentang sesuatu yang dilakukan
berulang-ulang sehingga menjadi adat yang membudaya yang
mengarah kepada kebaikan, dan sesungguhnya akhlak adalah
hal ihwal yang melekat pada jiwa dalam wujud tindakan dan
perilaku”.

Citra umat Islam yang ingin dibentuk : jujur, amanah, percaya diri
dan berpikir positif, bekerja keras, menghargai waktu, hemat,
mandiri dan selalu bersyukur atas rahmat dari Allah SWT.
Jujur (Shidig, Honesty) : adanya kesesuaian/ keselarasan antara apa
yang disampaikan/ diucapkan dengan apa yang dilakukan/kenyataan
yang ada. Kejujuran juga memiliki arti kecocokan dengan kenyataan
atau fakta yang ada.

Sabda Rasul:
”Senantiasalah kalian jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu
membawa kepada kebajikan, dan kebajikan kepada surga. Seseorang
yang senantiasa jujur dan berusaha selalu jujur, akhirnya ditulis Allah
sebagai seseorang yang selalu jujur. Dan jauhilah kedustaan karena
kedustaan itu membawa kepada kemaksiatan, dan kemaksiatan
membawa ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan selalu
berdusta, hingga akhirnya ditulis disisi Allah sebagai seorang
pendusta”.
Percaya diri/rendah hati (Tawadhu : merendahkan hati atau diri tanpa
harus menghinakannya atau meremehkan diri sehingga orang lain
berani menghinanya dan menganggap ringan.
Pribadi yang percaya diri: unggul pengetahuan (knowledge),
ketrampilan (skill) dan sikap atau perilaku (attitude), sehingga orang
lain memberikan kepercayaan dan kehormatan yang sepatutnya, dan
tidak bersikap sombang

Sikap percaya diri atau Tawadhu, sangat disukai Allah dan Rasul,
karena sikap percaya diri akan menimbulkan rasa persamaan,
menghormati orang lain, toleransi, rasa senasib dan cinta
kepada keadilan
Banyak tauladan Rasul tentang bekerja keras :
1. Rasul mau menjadi penggembala kambing milik Bani Sa’ad
2. Rasul berdagang, menjualkan barang Siti Khadijah, sampai ke negeri
Syam
3. Rasul ikut bekerja membuat parit dengan memecahkan batu dengan
linggis serta menggali tanah
4. Rasul melakukan pekerjaan rumah seperti memberi makan unta,
menyapu rumah, memerah susu, membetulkan sandal, memperbaiki
baju dll
Ibnu Qayyim mengatakan ”manusia harus mengetahui kemuliaan waktu
sehingga dia tidak menyia-nyiakannya walaupun sebentar. Dia harus
mempersembahkan yang terbaik dalam usianya yaitu perkataan dan
perbuatan yang terbaik.”

Bagaimana memulai menghargai waktu?


1. Kita memulai membuat jadual kegiatan mulai dari bangun bagi sampai akan tidur
2. Merancang kegiatan-kegiatan yang lebih bermutu dan bermanfaat
3. menghindari banyak tidur dan bermalas-malasan
4. mempergunakan masa muda dengan kegiatan organisasi dan kemahasiswaan yang
bermanfaat bagi diri sendiri pada saat ini dan masa mendatang
5. menghindari kegiatan yang tidak perlu dan mengulang-ulang : kuliah tidak serius,
nongkrong:merokok dan main kartu dll
Orang yang berpikir positif mengambil sisi baik dari setiap
kejadian, melakukan evaluasi dan merencanakan kembali untuk
mencapai tujuan

Allah Berfirman:
”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagian dari prasangka itu dosa, dan janganlah kamu
mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu
menguncing sebagian yang lain. Sukalah salah seorang diantara kamu
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu
merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah maha penerima taubat lagi Maha Penyayang”.
Memulai berpikir positif:
1. Berpegang kepada agama Allah
2. Selalu optimis dengan kebaikan
3. Menyikapi hidup dengan tenang,
4. Selalu ingat Nikmat Allah
5. Mencari sisi positif dari orang lain
6. Gunakan kalimat dan ungkapan-ungkapan yang lembut,
7. Fokus kepada unsur-unsur positif dalam kehidupan.
8. Jangan jadikan problem menguasai diri anda
9. Memanfaatkan humor dan anekdot
10. Berolah Raga secara teratur.
Harga diri (dignity, self esteem) adalah penilaian menyeluruh
mengenai diri sendiri, dan bagaima ia menjaga kehormatan diri,
sehingga orang lain tidak menghinakannya.

Untuk meningkatkan harga diri, manusia tidak boleh sombong, atau


riya, tetapi harga diri dibanun melalui berbagai usaha kepada kebaikan
yang sudah ditentukan Allah.
”Dan dirikanlah sholat dan tunaikan zakat, dan kebaikan apa saja yang kamu
usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapatkan pahala pada sisi Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan”. (QS Al
Baqarah:110)

Memulai hidup mandiri:


1. Tekad hidup mandiri
2. Harus mempunyai keberanian.
3. Menikmati proses
4. Yakin kepada Allah.
Memulai hidup hemat:
1. Mengendalikan diri dari boros
2. Mengembangkan tujuan yang ingin dicapai
3. Membangun keteraturan hidup
4. Hemat keuangan: catat kebutuhan
5. Hemat nonkeuangan: catat kegiatan yang diperlukan
” Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghianati Allah
dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu menghianati
amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu
mengetahui”. (QS 08: 27

Memulai Sikap Amanah:


1. menyampaikan pesan apabila kita menerima pesan.
2. mahasiswa mendapat amanah belajar, maka belajarkan dengan rajin
dan tekun.
3. Dalam menjalankan pekerjaan, sebaiknya tidak curang seperti
menyontek, atau dalam pemasaran mencuri timbangan dll.
Dan (ingatlah), takala Tuhanmu memaklumkan: ”sesungguhnya jika kamu
bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-KU), maka sesungguhnya azabku sangat pedih”, (QS
Ibrahim: 14: 7)

Memulai Sikap Bersyukur:


1. Bersyukur atas apapun yang diterima dan dialami & tidak punya
kebiasaan mengeluh
2. Bermental optimis, berpikir positif, terampil memotivasi diri sendiri .
3. Memiliki mental murah hati, rela menolong sampai tuntas, dan
menyumbang dengan sukacita.
4. Selau berkata-kata baik
5. Selalu berwatak baik, tidak pernah berniat jahat,
6. Tidak takut kekurangan

Anda mungkin juga menyukai