Anda di halaman 1dari 9

TUGAS UJIAN KOMUNITAS

SOP PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Penugasan


Ujian Komunitas Departemen Komunitas

Oleh:
Enggar Ayu Pratiwi, S.Kep
1901031001

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2019
SAP PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH

A. Definisi Tekanan Darah


Tekanan darah adalah indikator yang dapat dipakai untuk menilai
sistem kardiovaskuler dimana tekanan dari darah yang dipompa oleh jantung
terhadap dinding arteri. Tekanan ini terus menerus akan berada dalam
pembuluh darah dan memungkinkan darah mengalir secara konstan. Gaya
yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh bergantung pada
volume darah yang terkandung dalam pembuluh darah. Tekanan darah
seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya perubahan posisi
tubuh dan aktivitas fisik (Solitaire dkk, 2019)

B. Fisiologi Tekanan Darah


Darah mengambil oksigen dari dalam paru-paru. Darah yang
mengandung oksigen memasuki jantung dan kemudian dipompakan ke
seluruh bagian tubuh melalui pembuluh darah yang disebut arteri. Pembuluh
darah yang lebih besar bercabang-cabang menjadi pembuluh-pembuluh
darah lebih kecil hingga berukuran mikroskopik dan akhirnya membentuk
jaringan yang terdiri dari pembuluh-pembuluh darah sangat kecil atau disebut
dengan pembuluh kapiler. Jaringan ini mengalirkan darah ke sel tubuh dan
menghantarkan oksigen untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan demi
kelangsungan hidup.
Kemudian darah yang sudah tidak beroksigen kembali ke jantung
melalui pembuluh darah vena, dan di pompa kembali ke paru-paru untuk
mengambil oksigen lagi. Saat jantung berdetak, otot jantung berkontraksi
untuk memompakan darah ke seluruh tubuh. Tekanan tertinggi berkontraksi
dikenal dengan tekanan sistolik. Kemudian otot jantung rileks sebelum
kontraksi berikutnya, dan tekanan ini paling rendah, yang dikenal sebagai
tekanan diastolik. Tekanan sistolik dan diastolik ini diukur ketika seseorang
memeriksakan tekanan darah (Beevers, 2002 dalam Jennie, 2007)
C. Tekanan Darah Sistolik
Tekanan sistolik adalah tekanan darah saat jantung berdetak dan
memompakan darah

D. Tekanan Darah Diastolik


Tekanan diastolic adalah tekanan darah saat jantung beristirahat diantara
detakan

E. Penggolongan Tekanan Darah


Tekanan darah dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Tekanan Darah Rendah (Hipotensi)
Hipotensi merupakan penurunan tekanan darah sistol lebih dari 20-30%
dibandingkan dengan pengukuran dasar atau tekanan darah sistol <100
mmHg.8 Sehingga setiap organ dari badan tidak mendapat aliran darah
yang cukup dan menyebabkan timbulnya gejala hipotensi.
2. Tekanan Darah Normal (Normotensi)
Menurut Smeltzer & Bare (2002) ukuran tekanan darah normal orang
dewasa berkisar 120/80 mmHg. Tekanan darah dalam kehidupan
bervariasi secara alami, seperti pada bayi dan anak-anak secara normal
memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah dibanding dengan orang
dewasa
3. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140
mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg.10 Menurut WHO,
penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar
atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih
besar 95 mmHg.

F. Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah


Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan perubahan nilai tekanan
darah:
1. Umur
Bayi yang baru lahir memiliki tekanan sistolik rata-rata 73 mmHg.
Tekanan sistolik dan diastolik meningkat bertahap sesuai dengan usia
hingga dewasa. Pada orang lanjut usia, arteri mengalami penebalan
sehingga lebih keras dan kurang fleksibel terhadap darah. Hal ini
mengakibatkan peningkatan terhadap tekanan sistolik dan
diastolik. Tekanan diastolik meningkat karena dinding pembuluh darah
tidak lagi retraksi secara fleksibel pada penurunan tekanan darah.
2. Perubahan Sikap (Posture)
Efek posisi tubuh yang berbeda-beda dapat mengubah hasil pengukuran
tekanan darah. Tekanan darah cenderung turun pada posisi berdiri bila
dibandingkan dengan posisi saat duduk.
3. Kondisi Kesehatan
Kelebihan berat badan dan obesitas. Kegemukan atau obesitas adalah
persentase abnormalitas lemak yang dinyatakan dalam indeks massa tubuh
(IMT) yaitu perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan kuadrat
dalam meter. Menurut WHO, seseorang dikatakan kelebihan berat
badan jika IMT ≥ 25 dan dikatakan obesitas apabila ≥30. Berat
badan dan IMT berkorelasi langsung dengan tekanan darah
terutama tekanan darah sistolik bilamana 5 kg dari berat badan
yang berlebih hilang maka akan menurunkan 2-10 poin tekanan darah
sistolik. Obesitas pada masa anak-anak maupun dewasa merupakan salah
satu faktor predisposisi terjadinya hipertensi.
4. Penyakit Kardiovaskular
Menurut American Heart Association (2013) penyakit jantung dan
pembuluh darah menyebabkan distribusi aliran darah menjadi tidak
adekuat. Pada penyakit kardiovaskular dapat terjadi arterosklerosis,
aritmia, gagal jantung, dan kelainan katup jantung. Hal ini
mengakibatkan terganggungnya fungsi jantung dan pembuluh darah
sehingga menyebabkan perubahan tekanan darah.
5. Olahraga
Perubahan kardiovaskular bisa terjadi pada orang yang melakukan
exercise dynamic seperti berlari. Terjadinya peningkatan denyut jantung
dan curah jantung yang banyak, demikian juga tekanan darah terutama
sistolik dan tekanan nadi. Perubahan terjadi akibat peningkatan kebutuhan
metabolisme otot skelet sehingga diperlukan aliran darah yang cukup ke
otot skelet.
6. Merokok dan Alkohol
Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida
yang terkandung dalam rokok yang dihisap dan masuk ke dalam aliran
darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri dan
mengakibatkan proses aterosklerosis dan juga menyebabkan tekanan darah
menjadi tinggi. Konsumsi alkohol secara berlebihan dalam jumlah banyak
juga dapat meningkatkan tekanan darah dan menjadi predisposisi
terjadinya hipertensi.
7. Kondisi Psikis
Menurut Lawson et al (2007), kondisi psikis seseorang dapat
mempengaruhi tekanan darah, misalnya kondisi yang mengalami stres atau
tekanan. Respon tubuh terhadap stres disebut alarm yaitu reaksi
pertahanan atau respon perlawanan. Kondisi ini ditandai dengan adanya
peningkatan tekanan darah, denyut jantung, laju pernapasan, dan
ketegangan otot. Stres akan membuat tubuh lebih banyak menghasilkan
adrenalin, hal ini membuat jantung bekerja lebih cepat dan kuat.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH

Pengertian Tekanan darah adalah indikator yang dapat dipakai untuk


menilai sistem kardiovaskuler dimana tekanan dari darah
yang dipompa oleh jantung terhadap dinding arteri.
Tujuan 1. Mengetahui nilai tekanan darah secara valid
2. Mengetahui keadaan umum klien secara umum
Persiapan alat
1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Alat tulis
Prosedur A. Tahap prainteraksi
Pelaksanaan 1. Inform consent dengan klien tentang pelaksanaan
pemeriksaan tekanan darah
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat klien

B. Tahap orientasi
1. Memberikan salam
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3. Menanyakan kesiapan klien

C. Tahap kerja
1. Mengatur posisi klien duduk atau berbaring
2. Menempatkan diri di sebelah kiri klien
3. Minta klien menyingsingkan baju lengan kiri
4. memasang manset sedemikian rupa sehingga
melingkari lengan atas secara rapid an tidak terlalu
ketat, 2 jari di atas mediana cubiti
5. Meraba denyut nadi pada arteri branchialis
6. Meletakkan diapragma stetoskop diatas arteri
branchialis
7. Menutup skrup balon
8. Memompa balon sampai menekan nadi sampai tidak
terdengar denyut nadi arteri branchialis
9. Turunkan tekanan manset perlahan – lahan,
perhatikan saat dimana denyutan arteri branchialis
terdengar denyut pertama (systole), lanjutkan
penurunan tekanan manset sampai suara denyutan
melemah dan kemudian menghilang dan denyutan
yang terahir terdengar adalah (diastole)
10. Rapikan klien
11. Catat hasil pemeriksaan

D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Memberekan alat
4. Mencuci tangan
DAFTAR PUSTAKA

Adiwibowo T. (2009). Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kondisi Tekanan


Darah Sopir. Semarang

Hardiyanti F. (2017). Hubungan Antara Dukungan Keluarga dalam


Penatalakasanaan Hipertensi pada Lansia dengan Hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Purwokerto Selatan. Jakarta. Fakultas Kesehatan UMP

Kozier & Erb, et al. ( 2009 ). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis edisi 5.
Jakarta : EGC.

Solitaire, Scarlet et al. (2019). Gambaran Hasil Pengukuran Tekanan darah


Antara Posisi Duduk, Posisi Berdiri Dan Posisi berbaring Pada Siswa
Kelas XI IPA SMA Kristen 1 Tomohon. Jurnal Medik dan Rehabilitasi
(JMR). Volume 1 Nomor 3

Zunnur, Huwaida Nina. (2016). Kesesuaian Tipe Tensimeter Air Raksa Dan
Tensimeter Digital Terhadap Pengukuran Tekanan Darah Pada Usia
Dewasa. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Universitas Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai