Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makna moral / etika Kristiani sangat penting bagi kehidupan orang Kristen. Manusia
sebagai ciptaan Allah berimplikasi pada eratnya hubungan antara Iman dan Perilaku manusia
dalam rangka tanggung jawab pada Pencipta. Etika Kristen sebagai ilmu mempunyai fungsi
dan misi yang khusus dalam hidup manusia yakni petunjuk dan penuntun tentang
bagaimana manusia sebagai pribadi dan kelompok harus mengambil keputusan tentang apa yang
seharusnya berdasarkan kehendak dan Firman Tuhan. Etika Kristen adalah Ilmu yang meneliti,
menilai dan mengatur tabiat dan tingkah laku manusia dengan memakai norma kehendak
dan perintah Allah sebagaimana dinyatakan dalam Yesus Kristus.

Penulisan makalah ini dimaksudkan agar mahasiswa Pendidikan Agama Kristen dapat
memahami dan menghayati pengertian etika yang berhubungan dengan moralitas, dan etika
Kristen. Melalui pemahaman dan penghayatan tersebut diharapakan mahasiswa dapat
berperilaku sesuai dengan norma-norma yang sesuai dengan ajaran Kristen.

B. Rumusan Masalah
 Apa yang dimaksud dengan moral ?
 Apa pengertian etika ?
 Bagaimana pandangan moral dan hukum secara luas ?
 Bagaimana moral dan etika umat Kristen ?
 Bagaimana aplikasi moral mahasiswa dalam lingkungan masyarakat ?
 Bagaimana moralitas di sekitar kita ?
C. Tujuan

Memahami dengan baik apa itu moralitas dan pengaplikasiannya dalam lingkungan
masyarakat.

D. Manfaat

Dengan mempelajari moralitas, kita akan menjadi manusia yang memiliki etika social yang
baik, sehingga kita dapat bersosialisasi di lingkungan sekitar dengan perilaku yang santun.

1
BAB II

PEMBAHASAN

MORAL

A. Definisi Moral

Menurut Para Ahli

Kata moral merupakan kata yang berasal dari bahasa latin ‘mores’, mores sendiri berarti adat
kebiasaan atau suatu cara hidup. (Gunarsa, 1986) Moral pada dasarnya adalah suatu rangkaian
nilai dari berbagai macam perilaku yang wajib dipatuhi. (Shaffer, 1979) Moral dapat diartikan
sebagai kaidah norma dan pranata yang mampu mengatur prilaku individu dalam menjalani suatu
hubungan dengan masyarakat. Sehingga moral adalah hal mutlak atau suatu perilaku yang harus
dimiliki oleh manusia.

Moral secara ekplisit merupakan berbagai hal yang memiliki hubungan dengan proses
sosialisasi individu tanpa adanya moral manusia tidak akan bisa melakukan proses sosialisasi.
Moral pada zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang memiliki moral
atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit.

Moral itu merupakan salah satu sifat dasar yang diajarkan pada sekolah-sekolah serta
manusia harus mempunyai moral jika ia masih ingin dihormati antar sesamanya. Moral adalah
nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral sendiri
dapat diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.

Didalam moral terdapat perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam menjalankan


interaksi dengan manusia. Jika yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang
berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta mampu menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dapat dikatakan memiliki nilai mempunyai moral yang baik,
begitu juga sebaliknya. Moral juga dapat juga diartikan sebagai sikap, perilaku, tindakan,
perbuatan yang dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan
pengalaman, tafsiran, suara hati, serta nasihat, dll.

2
Menurut Immanuel Kant, moralitas adalah hal kenyakinan serta sikap batin dan bukan hanya
hal sekedar penyesuaian dengan beberapa aturan dari luar, entah itu aturan berupa hukum negara,
hukum agama atau hukum adat-istiadat. Selanjutnya dikatakan jika, kriteria mutu moral dari
seseorang adalah hal kesetiaannya terhadap hatinya sendiri.

Moral merupakan tindakan manusia yang bercorak khusus yang didasarkan kepada
pengertiannya mengenai baik dan buruk. Morallah yang membedakan manusia denga makhluk
tuhan yang lainya dan menempatkan pada posisi yang baik diatas makhluk lain.

Moral adalah realitas dari kepribadian pada umumnya bukan hasil dari perkembangan pribadi
semata, namun moral merupakan tindakan atau tingkah laku seseorang. Moral tidaklah bisa
dipisahkan dari kehidupan beragama. Di dalam agama Islam perkataan moral sangat identik
dengan akhlak. Di mana kata ‘akhlak’ berasal dari bahasa Arab jama’ dari ‘khulqun’ yang berarti
budi pekerti.

Moral merupakan norma yang bersifat kesadaran atau keinsyafan terhadap suatu kewajiban
melakukan sesuatu atau suatu keharusan untuk meninggalkan perbuatan–perbuatan tertentu yang
dinilai masyarakat dapat melanggar norma–norma. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa suatu
kewajiban dan norma moral sekaligus menyangkut keharusan untuk bersikap bersopan santun.
Baik sikap sopan santun maupun penilaian baik – buruk terhadap sesuatu, keduanya sama – sama
bisa membuat manusia beruntung dan bisa juga merugikan. Disini terdapat kesadaran akan
sesuatu perbuatan dengan memadukan kekuatan nilai intelektualitas dengan nilai – nilai moral.

Dalam kamus filsafat terdapat beberapa pengertian dan arti moral yang diantaranya adalah
sebagai berikut:

 Memiliki: Kemampuan untuk diarahkan oleh (dipengaruhi oleh) keinsyafan benar atau
salah; Kemampuan untuk mengarahkan (mempengaruhi) orang lain sesuai dengan
kaidah-kaidah perilaku nilai benar dan salah.
 Menyangkut cara seseorang bertingkah laku dalam berhubungan dengan orang lain.
 Menyangkut kegiatan-kegiatan yang dipandang baik atau buruk, benar atau salah, tepat
atau tidak tepat.

3
 Sesuai dengan kaidah-kaidah yang diterima, menyangkut apa yang dianggap benar, baik,
adil dan pantas.

Menurut Pandangan Iman Kristen

Seperti yang telah dibahas tadi, dalam setiap agama pasti manusia diajarkan bagaimana
menggunakan moral dalam kehidupannya. Dalam agama Kristen, moral kita di tempa dengan
berbagai firman dan hukum yang sudah di tuliskan didalam firman Tuhan. Dengan firmannya
Tuhan mengajarkan tentang bagaimana jalan hidup yang benar dan bagaimana cara
mendapatkan jalan keselamatan. Dengan bermoral dan memiliki moral yang baik kita akan
mejalankan setiap hukum Tuhan yang ada dengan penuh rasa tanggung jawab, dan itu
menjadi salah satu jalan mendapatkan keselamatan. Oleh iman kepada Tuhan dan
mengarahkan hati serta pandangan kita kepada Tuhan kita dengan sendirinya akan
membangun moral yang baik didalam hidup kita.
Akan tetapi cobaan akan selalu menghampiri setiap manusia, untuk mencobai iman kita.
Secara tidak langsung setiap cobaan yang ada selain menguji iman kita hal tersebutpun akan
mencobai pertumbuhan moral kita. Maka dengan iman yang baik, moral yang kita miliki
akan tetap terjaga dan tetap bertumbuh terutama didalam Tuhan. Selain itu dengan iman yang
baik, moral kita yang ada tetap terjaga dari cobaan yang datang baik dari keluarga,
lingkungan, dan lain-lain. Dengan iman yang ada manusia harus belajar untuk menumbuhkan
moralnya.
Dalam firmannya, Tuhan selalu mengajarkan tentang bagaimana agar kita tetap memiliki
moral yang baik. Salah satunya dengan menjalankan 10 hukum Tuhan. Pada hukum yang ke-
5 samapai dengan yang ke-10 Tuhan menekankan agar kita menjaga moral kita dari cobaan
seperti yang ada tertulis :
 Hormatilah Ayah dan Ibumu.
 Jangan membunuh.
 Jangan berzinah.
 Jangan mencuri
 Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu
Dari beberapa Hukum Tuhan tadi dapat kita jabarkan dan kita pelajari bersama bagaimana
dan dengan apakah kita dapat menjaga dan tetap memiliki moral yang baik. Dan dengan hal ini

4
kita dapat mengetahui sejauh mana moral kita berada dan sebaik apakah moral kita, Yaitu
dengan tetap bercermin pada hukum dan firman yang sudah Tuhan berikan bagi kita melalui para
nabi yang dipercayai-Nya

1. Hormatilah Ayahmu dan Ibumu

“Hormatilah ayahmu dan ibumu” dengan kutipan ayat ini yang terambil dari hukum
Tuhan yang ke 5 cukup jelas mengajarkan kepada kita, bahwa dengan cara
menghormati orang tua kita sudah menggunakan moral hidup kita. Dengan menghormati
Mereka kita sudah secara langsung menjauhkan diri kita dari setiap cobaan yang datang
sebab kita mengasihi dan menghormati orang tua kita. Menghormati mereka maka
apapun yang akan kita perbuat kita akan selalu ingat akan mereka. Dan selalu berhati-
hati dalam mengambil langkah serta keputusan kita.

2. Jangan Membunuh

Pada hukum yang ini, sudah cukup jelas bahwa, jika kita melakukan hal ini kita dapat
disebut sebagai manusia Amoral. Membunuh sudah sangat menggambarakan bahwa
seseorang melakukan hal ini dikarenakan miskin moral bahkan tidak bermoral. Dengan
hukum Tuhan yang ke-6 ini sekali lagi mengajarkan kita untuk belajar menggunakan
moral kita bagi sesama kita.
Seperti yang sudah dijelaskan tadi bahwa iblis tidak akan tinggal diam. Dengan berbagai
cara dia ingin mencobai dan menggoyangkan iman percaya kita. Hukum Tuhan ini akan
selalu menuntun kita untuk tetap beriman kepada Tuhan dan tetap menjaga moral hidup
kita.

3. Jangan Berzinah

Berzinah, berarti melakukan hal diluar kehendak Tuhan. Dan dengan berzinah seseorang
menunjukan bahwa dia tidak bermoral dan kehilangan iman percayanya serta, jatuh
kedalam cobaan iblis. Berzinah berarti melakukan hal diluar waktu yang sudah di

5
tentukan, yaitu berhubungan intim diluar dari wkatunya. Dan hal ini sudah menjadi
maslah dalam kaum muda dan tidak sedikit kaum muda Kristen. Secara tidak disadari
berzinah sudah mengarah pada hukum yang ke-6. Jika terjadi kecelakaan pada saat
berzinah seseorang akan kehilangan moralnya dan cenderung membunuh. Dengan
demikian Tuhan sudah meningatkan kita agar tetap menjaga moral kita dengan tidak
berzinah.

B. Pertumbuhan Moral

Dalam kehidupannya manusia dituntut harus memiliki moral, agar dapat dihormati oleh
sesamanya manusia. Namun, dalam perkembangan di era globalisasi ini tidak sedikit manusia
yang kehilangan moralnya dengan berbagai alasan dan tujuan yang ada. Dengan demikian hal-
hal tersebut mengganggu pertumbuhan moral dalam kehidupan manusia di zaman sekarang.
Pendidikan yang didapatkan baik secara langsung maupun tidak secara langsung dalam
kehidupan sehari-hari sangat berpengaruh dalam pertumbuhan moral yang ada. Dalam
perkembangannya, moral dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yang jelas dalam kehidupan
manusia antara lain ;

· > Keluarga

· >Lingkungan

· >Teknologi

Ø Keluarga

Dalam perkembangan moral, keluarga menjadi salah satu faktor internal (dari dalam)
yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan pembinaan moral seseorang. Mengapa demikian ?
dalam pertumbuhan moral seseorang, keluarga merupakan tempat pertama bagi setiap manusia
untuk dapat berinteraksi. Adanya interaksi membuat seseorang dapat belajar bagaimana
mengembangan dan menumbuhkan moral, serta belajar untuk menunjukan moral yang baik

6
dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan demikian tanpa disadari pertumbuhan moral seseorang
sangat tergantung pada pendidikan atau pengajaran dalam keluarga, baik dirumah bahkan
dimanapun dia berada. Sebab itu, baiklah sebuah keluarga menjadi wacana bagi setiap manusia
dalam mempelajari dan mengembangkan moralnya. Bacalah kutipan ayat ini “jangalah kamu
berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi
hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu ( 1 petrus 5 : 3 ). Dengan membaca
ayat diatas sudah cukup jelas bahwa keluarga menjadi tempat perkembangan moral yang diajari
melalui kehadiran orang tua. Dalam hal ini dan sesuai dengan kutipan ayat tadi Tuhan
berkehendak untuk setiap orang tua dapat menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari baik
perilakunya bahkan cara hidupnya. Tuhan menginkan agar setiap orang tua dapat mengajari
anak-anaknya yang sudah dipercayai hadir dalam kehidupan mereka dengan penuh rasa
tanggung jawab. Bukan, berhak dalam melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai, seperti
melakukan kekerasan, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu sudah cukup jelas bahwa
pertumbuhan moral seseorang sangat berpengaruh dari keluarganya. Karena dari keluargalah
seorang Manusia bertumbuh.

Ø Llingkungan

Selain keluarga, pertumbuhan moralitas seseorang sangat di pengaruhi oleh lingkungan


sekitar. Lingkungan sangat berpengaruh penting dalam membangun moral seseorang, karena
dalam lingkunganlah manusia berkembang dan bertumbuh serta berinteraksi dengan manusia
lainnya. Oleh dan sebab itu baiknya setiap pribadi manusia kiranya pintar dalam menempatkan
diri disebuah lingkungan. Baca kutipan ayat ini ”siapa bergaul dengan orang bijak menjadi
bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang (amsal 13 : 20 ),dengan
demikian sudah ditekankan dalam alkitab bahwa pergaulan cukup berpengaruh dalam
membentuk pribadi seseorang termasuk moralitasnya. Dengan memilih dan menempatakan diri
kita pada hal-hal yang positif maka pertumbuhan moral kita ke arah yang positif akan sangat
terbuka. Begitupun sebaliknya, jika kita salah dalam hal ini maka pertumbuhan moral yang ada
akan mengarah ke arah yang negative dan cenderung merusak moralitas kita. Sekalipun dalam
keluarga pertumbuhan moral kita sudah dibina dengan baik namun, dalam bergaul kita salah

7
menempatkan posisi kita, maka hal itu akan sangat mempengaruhi moral atau sifat positif kita
dan cenderung melakukan hal yang kurang baik. Ayat ini akan cukup jelas menerangkan kepada
kita bahwa “jangalah kamu sesat: pergaulan yang buruk merusakan kebiasaan yang baik ( 1 kor
15 : 3 ). Ayat tadi mengajarkan bahwa pergaulan yang buruk akan merusak setiap sisi kebaikan
yang ada dalam diri kita, hanya karena salah dalam memilih orang untuk berinteraksi dalam
lingkungan sehari-hari. Jadi, baiknya setiap manusia dapat memilih dan menempatakan diri pada
posisi yang tepat dalam sebuah lingkungan. Oleh karenanya, lingkungan sangat berperan penting
dalam pertumbuhan moral seseorang karena dari lingkungan juga manusia berinteraksi dan
memenuhi hasratnya sebagai mahkluk social yang membutuhkan manusia lainya.

Ø Teknologi

Selain keluarga dan lingkungan, kurang pas rasanya kalau tidak berbicara tentang
teknologi yang ada sekarang ini. Pada era globalisasi ini, banyak tercipta teknologi yang sering
digunakan dalam kehidupan manusia. Teknologi ini digunakan untuk mempermudah setiap
pekerjaan manusia, dan keperluannya. Akan tetapi, terkadang manusia salah dalam
mempergunakan fasilitas yang sudah ada ini untuk hal-hal yang negatif. Oleh dan karena itu
terkadang teknologi menjadi jalur bagi orang-orang yang amoral (tidak memiliki moral) untuk
melakukan berbagai hal jahat dengan banyak tujuan maupun alasan. Dengan adanya orang-orang
amoral ini dapat mempengaruhi orang lain yang ada di sekitarnya untuk melakukan hal-hal atau
tindakan yang tidak terpuji. Dengan demikian teknologi menjadi salah satu sarana yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan moral seseorang. Sehingga, kiranya setiap manusia yang ada dan
hidup di jaman moderen ini dapat mempertimbangkan setiap tawaran teknologi yang ada ini
dengan penuh kesadaran akan hal-hal yang akan dihadapi nantinya dan harus menggunakannya
dengan penuh rasa tanggung jawab. Banyak contoh yang kasus yang dapat kita ambil dari hal ini,
seperti penggunaan jaringan internet dan social yang salah sehingga mengakibatkan timbulnya
kejahatan-kejahatan yang ada. Selain internet, televisi yang juga adalah salah satu sarana
komunikasi secara tidak langsung ini marak disalah gunakan di massa-massa kini. Oleh dan
sebab itu kita sebagai mahkluk yang moralitasnya diancam harus mampu memilih-milih dan
mempergunakan teknologi dengan semestinya, sesuai dengan kegunaan sesungguhnya dengan

8
penuh rasa bertanggung jawab. Dengan berbagai cara iblis akan melakukan caranya untuk
menjatuhkan manusia dalam dosa, bahkan melalui teknologi yang sering dianggap sebagai gaya
hidup. Ada tertulis ”banyak orang yang akan mengikuti cara hidup mereka dan dikuasai hawa
nafsu, dank arena mereke jalan kebenaran akan dihujat (2 petrus 2 :2 ).

C. Moral Dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari moral manusia akan di tempa dan diuji setiap saat
dimanapun berada. Moral banyak terdapat dalam kehidupan manusia sehari-hari dan selalu
dituntut untuk menggunakan moral untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Dengan
menggunakan moralnya, seseorang akan dihormati dan akan timbul rasa saling menghormati satu
sama lain. Oleh dan sebab itu, moral akan sering kita jumpai dalam kehidupan kita baik kita
sebagai pelakunya atau sebaliknya. Dengan demikian moral dapat kita bagi dalam 2 jenis.

1. Moral Dalam Adatistiadat

Dalam adatistiadat, sering kita jumpai keberadaan moral. Manusia akan dituntut
moralnya dan dinilai moralnya oleh manusia lain dengan adatistiadat atau kebiasan yang sudah
ditanamkan dalam kehidupan bersosial. Banyak contoh yang sering dijumpai bahwa dalam hari
lepas hari dan dalam lingkungannya, manusia sering menggunakan moral dalam mejalankan
adatistiadatnya. Manusia akan akan dituntut jika memasuki sebuah lingkungan atau tempat
dengan adat istiadatnya. Seseorang harus mampu beradaptasi dengan lingkungan dengan segala
tata aturan yang sudah berlaku didalamnya. Sebagai contoh kecil jika kita memasuki sebuah
gedung kantor kita wajib untuk melaporkan diri kepada security, agar kita dapat dilayani dengan
sopan. Dan masih banyak contoh lainya yang sering kita jumpai setiap saat. Dengan demikian
dapat kita simpulkan bahwa moral yang ada didalam diri seseorang akan selalu dituntut
keberadaannya setiap saat, dimanapun kita berada.

2. Moral dan Hukum

9
Sebagaimana terdapat hubungan erat antara moral dan agama, demikian juga antara moral
dan hukum. Kita mulai saja dengan memandang hubungan ini dari segi hukum. Hukum
membutuhkan moral. Dalam kekaisaran Roma sudah terdapat pepatah Quid leges sine moribus?”
Apa artinya undang-undang jika tidak disertai dengan moralitas?”Hukum tidak berarti banyak,
kalau tidak dijiwai oleh moralitas. Tanpa moralitas, hukum akan kosong. Kualitas hukum
sebagian besar ditentukan oleh mutu moralnya. Karena itu hukum selalu diatur dengan norma
moral. Di sisi lain, moral juga membutuhkan hukum. Moral akan mengawang-awang saja, kalau
tidak diungkapkan dan dilembagakan dalam masyarakat. Dengan demikian hukum bisa
meningkatkan dampak sosial dan moralitas.
Etika dan moral sama artinya, tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit perbedaan. Moral
atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk
pengkajian sistem nilai-nilai yang ada.

D. Moral Generasi Muda Kristen Masa Kini.

Pada zaman kini, generasi muda yang masih mencari jati dirinya kerap kali jatuh kedalam
cobaan iblis dan kehilangan moralitasnya sebagai orang Kristen. Hal seperti ini biasanya terjadi
karena beberapa hal yang sudah kita baca tadi, yakni “Keluarga, Lingkungan, dan Teknologi”
serta masih banyak lagi. Pada massa muda seseorang rentan pada masalah yang sering mencobai
keberadaan moral seseorang. Dengan demikian baiknya seseorang dapat mengatasi hal ini
dengan melakukan 10 hukum Tuhan yang ada. 10 hukum Tuhan tadi akan mengajarkan
seseorang untuk jauh dari cobaan iblis, dan akan memiliki moral yang baik sejatinya generasi
muda Kristen yang baik. Generasi muda Kristen sangat berarti, karena merekalah pilar gereja di
zaman akhir ini. Dan Tuhanpun berfirman “jangan seorangpun menganggap engkau rendah
karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam
tingkalakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu, dan dalam kesucianmu ( 1 tim 4 : 12)” dari
firman ini sudah cukup jelas Tuhan apa yang Tuhan mau agar kita sebagai generasi muda selalu
menjaga moralitas kita dengan beriman kepada Tuhan Yesus Kristus.

10
ETIKA

A. Definisi Etika

Untuk memahami pengertian etika, perlu diketahui akar kata dari etika itu sendiri. Verkuyl
(Etika Kristen: Bagian 1, Tahun 2000) menyatakan bahwa kata etika berasal dari bahasa Yunani,
ethos, yang artinya kebiasaan, adat. Kata etos dan ethikos lebih berarti kesusilaan, perasaan
batin, atau kecenderungan hati seseorang melaksanakan sesuatu perbuatan.
Etika bukanlah ilmu pengetahuan alam. Karena itu juga Etika bukanlah ilmu yang
pengetahuan yang bersifat deskriptif, yang hanya menerangkan dan menguraikan tindakan dan
kelakuan manusia, seperti halnya dengan ilmu bangsa-bangsa( antropologi kultural), yang
menguraikan dan membahas adat-istiadat dan keadaan bangsa-bangsa.
Etika merupakan Ilmu yang mempelajari norma-norma yang mengatur tingkah laku manusia.
Etika berbicara tentang keharusan yang di lakukan oleh manusia tentang apa yang baik, benar
dan tepat.
Kata ethos yang menjadi etika berarti kebiasaan, baik kebiasaaan individu maupun
kebiasaan masyarakat. Etika tidak hanya berurusan dengan dengan segi lahiriah seperti kelakuan
dan tindakan, tetapi juga berurusan dengan segi batiniah seperti sikap, motif, karakter atau
tabiat.

a. Etika Dalam Perjanjian Lama

Etika dan moral Abraham dapat terlihat ketika ia dipanggil Allah dalam usianya yang ke
75.Pada saat itu, ia bersama dengan istrinya Sarai beserta keponakannya Lot menuju Kanaan
melalui Sikhem dan Betel sekitar tahun 2091 SM (Kej 12:1-5). Abraham yang pada waktu itu
bernama Abram pergi hanya dengan berbekal iman kepada Tuhan dan ia sendiri tidak
mengetahui bagaimana sebetulnya daerah Kanaan tersebut. Ketika ia sampai di Kanaan, ternyata
negri itu sedang mengalami bencana kelaparan, oleh karena itu ia bersama dengan keluarganya
pergi ke Mesir melalui Negep. Peristiwa Abraham yang menuruti perintah Allah memperlihatkan
beberapa sikap iman dan moralnya, antara lain:

11
1.Berani melangkah mentaati perintah Tuhan untuk menuju ke negeri yang belum diketahui
keadaannya.
2.Bersedia meninggalkan rumahnya dan pergi mengembara yang penuh suka duka serta ancaman
bahaya.
3.Ketika Abraham mencapai tempat yang ia tuju, ada bencana kelaparan disana, namun
Abraham tidak meninggalkan tempat itu melainkan tetap percaya dan setia pada Tuhan.
4.Percaya bahwa Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik dan hal itu terjadi hingga
Abraham menjadi Bapa orang beriman bagi segala bangsa.
Selain dari sikap iman dan moral yang ditunjukkan Abraham, ada juga moral buruk yang ia
tunjukkan ketika menghadapi permasalahan hidupnya, yaitu:
1.Ketika ia berada di Mesir dimana ia kuatir dirinya akan dibunuh supaya orang bisa mengambil
istrinya.
2.Abraham berbohong demi menyelamatkan dirinya dengan mengakui istrinya sebagai adik.
3.Sikap egois dan tidak mengasihi istri dimana Abraham tidak melindungi istrinya dan
membiarkan istrinya rela diambil orang.
4.Abraham tidak menyerahkan perlindungannya pada Allah tetapi ia tenggelam pada perasaan
takutnya yang bisa mengancam nyawanya.

b. Etika Dalam Perjanjian Baru

Ajaran etik Yesus Kristus di antaranya terdapat dalam Injil-injil sinoptis (Matius,
Markus, Lukas), salah satu ajaran tersebut adalah khotbah di bukit (Mat 5-7; Luk 6:20-49).
Dalam khotbah di bukit, Yesus mempermasalahkan etik orang farisi yang sangat berpegang
teguh pada pelaksanaan hukum taurat tetapi tidak mengarah kepada kegenapan hukum taurat
dan kitab para nabi.
Dalam hal ini Yesus mengatakan bahwa "jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar
daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak
akan masuk ke dalam kerajaan surga" (Mat 5:20) karena Kerajaan
Allah sudah dekat kepadamu (Luk 10:9.
Selain itu, ajaran etik Yesus juga meminta kepada manusia untuk menjadi seorang
manusia yang bersifat ilahi. Kata ilahi ini memiliki arti menjadi seseorang yang lebih baik dari

12
yang lain. Sebagai contoh, Yesus mengajarkan "Janganlah kamu melawan orang yang berbuat
jahat kepadamu, melainkan siapapun menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi
kirimu. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu,
serahkanlah juga jubahmu. Dan siapa yang menyuruh engkau berjalan berjalan sejauh satu mil,
berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. (Matius 5;39-41).

Perbedaan Etika dan Moral

Meskipun secara etimologi arti kata etika dan moral mempunyai pengertian yang sama,
tetapi tidak persis dengan moralitas. Etika semacam penelaah terhadap aktivitas kehidupan
manusia sehari-hari, sedangkan moralitas merupakan subjek yang menjadi penilai benar atau
tidak. beberapa perbedaan etikadan moral adalah:
 moral mengajarkan apa yang benar sedangkan etika melakukan yang kebenaran
 moral mengajarkan bagaimana seharusnya hidup sedangkan etika berbuat atau bertindak
sesuai dengan apa yang telah diajarkan dalam pendidikan moral.
 moral menyediakan “rel” kehidupan sedangkan etika berjalan dalam “rel”kehidupan.
 moral itu rambu-rambu kehidupan sedangkan etika mentaati rambu-rambu kehidupan
 moral itu memberikan arah hidup yang harus ditepumpuh sedangkan etika berjalan sesuai
arah yang telah ditetapkan (menuju arah )
 moral itu seperti kompas dalam kehidupan sedangkan etika memperhatikan dan
mengikuti arah kompas dalam menjalani kehidupan .
 moral ibarat peta kehidupan sedangkan etika mengikuti peta kehidupan
 moral itu pedoman kehidupan sedangkan etika mengiuti pedoman
 moral tidak bisa dimanipulasisedangkan etika bisa dimanipulasi
 moral itu aturan yang wajib ditaati oleh setiap orang sedangkan etika sering berorientasi
pada sikon ,motif ,tujuan,kepentingan ,dsb.
Tanpa pedoman moral manusia tidak mempunyai dasar bagaimana berperilaku dalam dunia
yang multi arah. manusia tidak akan mampu mengambil keputusan etis yang baik,tepat, dan
benar. pada dasarnya hidup manusia akan cendeerung salah arah tanpa acuan moral

13
Persamaan Etika dan Moral

Ada beberapa persamaan etika, dan moral yang dapat dipaparkan sebagai berikut:
 etika dan moral mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku,
sifat, dan perangai yang baik.
 etika dan moral merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar martabat
dan harakat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin rendah kualitas etika dan moral
seseorang atau sekelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya.
 etika dan moral seseorang atau sekelompok orang tidak semata-mata merupakan faktor
keturunan yang bersifat tetap, stastis, dan konstan, tetapi merupakan potensi positif yang
dimiliki setiap orang. Untuk pengembangan dan aktualisasi potensi positif tersebut
diperlukan pendidikan, pembiasaan, dan keteladanan, serta dukungan lingkungan, mulai
dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara tersu menerus,
berkesinambangan, dengan tingkat keajegan dan konsistensi yang tinggi.

Kegunaan Etika dan Moral Dalam kehidupan sehari

Etika adalah pemikiran yang sistematis tentang moralitas, yang dihasilkan secara
langsung bukan hanya kebaikan, melainkan suatu pengertian yang lebih mendasar dan kritis.
Ada beberapa alasan mengapa etika pada zaman ini semakin perlu yaitu:
1. Kita hidup dalam masyarakat yang pluralistic, juga dalam bidang moralitas.
2. Kita hidup dalam masa transformasi masyarakat yang tanpa tanding.
3. Kita seringkali cepat-cepat memeluk segala pandangan yang baru, tetapi juga sering
menolak nilai-nilai hanya karena baru dan belum biasa.

ETIKA MAHASISWA KRISTEN

Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya dalam Rumusan Masalah, bahwa penulisan


makalah ini difokuskan pada bagaimana mahasiswa berperilaku sesuai dengan etika Kristen.
Perilaku yang akan dibahas adalah tingkah laku yang terkait dengan interaksi mahasiswa dengan
sesama mahasiswa, mahasiswa dengan dosen termasuk dengan segenap karyawan kampus,
ataupun perilaku mahasiswa dalam berinteraksi dengan masyarakat dimana dia tinggal.

14
Mahasiswa Pendidikan Agama Kristen
Sebagai seorang mahasiswa perlu disadari bahwa tugasnya adalah belajar. Untuk
mencapai keberhasilan sebagai seorang mahasiswa perlu mengalokasikan waktu yang lebih
untuk belajar, membaca buku referensi baik dengan memanfaatkan fasilitas perpustakaan
ataupun browsing di internet, berdiskusi dengan teman atau siapapun yang yang dapat
memberikan masukan.
Motivasi untuk keberhasilan tersebut dapat ditingkatkan melalui target-target pribadi
seperti target untuk nilai IPK, target untuk cepat lulus, untuk segera bekerja dan target lainnya
tergantung pribadi mahasiswa.
Dalam mencapai keberhasilan dan menambah motivasi seorang mahasiswa, khususnya
mahasiswa FE-UMI harus dilandasi oleh ajaran kristen, yaitu menjadi garam dan terang yang
dilandasi oleh kasih. Tentunya dalam mengejar cita-citanya tidak menghalalkan segala cara,
misalnya malas belajar, tidak mau bertanya, dan mencontek.

Mahasiswa dengan Mahasiswa


Sebagai sesama mahasiswa kristen, perlu menerapkan ajaran kasih yang dapat
diaplikasikan dengan kesediaan untuk menolong sesama mahasiswa dalam belajar, mau berbagi
pengetahuan, bersikap ramah satu sama lain, kompak, tidak menyombongkan diri, dan mau
memaafkan jika ada kesalahan teman.

Mahasiswa dengan Dosen


Dosen merupakan perwakilan orang tua di lingkungan kampus, dosen juga dapat
dianggap sebagai atasan atau tuan dari mahasiswa kita. Seperti tertulis pada Kolose 3:22 yang
berbunyi “Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya
di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut
akan Tuhan. Ajaran ini jelas menggambarkan agar mahasiswa mentaati dosen ataupun aturan
yang berlaku di Kampus. Lebih jauh lagi, ketaatan mahasiswa bukan karena dimotivasi oleh
keinginan mendapat pujian ataupun mengharapkan nilai atau IPK yang tinggi, tetapi
melakukannya dengan tulus hati.

15
Hal tersebut, menurut saya adalah keunggulan dari etika Kristen. Mahasiswa tidak akan
menjadi orang yang munafik di kampus. Jika dosen tidak masuk kelas atau berhalangan, akan
merasa senang dan tidak belajar; tetapi jika dosen berada di kelas bertindak seolah-olah
memperhatikan dengan seksama. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan iman Kristen.
Tetapi, bagaimana jika dosen atau pengajar orang yang sangat menjengkelkan? Orang yang
galak, kejam dan “killer”? Bolehkah kita tidak menghormatinya? Jawaban Alkitab sangat tegas,
yaitu TIDAK. Dalam 1 Petrus 2:18 dikatakan, “Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan
penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada
yang bengis.” Lihat, betapa jelasnya Tuhan meminta untuk taat kepada orang yang mempunyai
posisi di atas kita.

Mahasiswa dengan Lingkungannya


Kehidupan di luar kampus juga merupakan kunci keberhasilan dalam mencapai
keberhasilan seorang mahasiswa. Jika kehidupan di luar kampus dapat berjalan dengan baik,
tentu akan menghindari gangguan fisik ataupun gangguan mental sehingga dapat lebih fokus
untuk mencurahkan waktu dan pikiran pada pelajaran.
Kehidupan yang baik di luar kampus dapat dilakukan melalui hal-hal berikut:
a. Menjadi contoh yang baik di lingkungan dimana mahasiswa tersebut berada;
b. Berperilaku dan bertutur kata yang baik yang mencerminkan sebagai mahasiswa;
c. Berupaya mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah dipelajarinya di masyarakat sebagai
wujud pengabdian (misalnya aktif di organisasi gereja);
d. Mengembangkan ilmu pengetahuan di luar kampus.

16
APLIKASI SOSIAL

A. Pelaksanaan
Untuk mempelajari moral dengan lebih baik, pada hari sabtu, 15 november 2014, kami
mahasiswa Universitas Negeri Manado Jurusan Fisika melakukan Praktek Kerja Lapangan (
PKL ) dan mengamati secara langsung moral di kalangan masyarakat luas.
Lokasi PKL yaitu daerah sekitar kawasan Mega Mass, Manado.
Waktu pelaksanaan di mulai dari pukul 20.00 WITA sampai 22.00 WITA

B. Interaksi langsung dengan Masyarakat


 Data narasumber

1. Nama : Bpk. Jemmy Mokoagow


Profesi : Sekuriti
Umur : 46 tahun

 Interaksi
Narasumber ( Bpk. John ) dan Penanya ( saya )
Pertanyaan menyangkut moral.
Isi wawancara yang di lakukan hanya yang berkaitan dengan moral.

Penanya : Menurut bapak, bagaimana moral di lingkungan sekitar ?


Narasumber : Menurut saya, moral di likungan sekitar terlebih di bagian
kawasan Mega Mass sudah mulai kurang baik.
Penanya : Apa yang membuat bapak berkesimpulan bahwa moral disini
kurang baik. ?
Narasumber : Karena, sering sekali terjadi konflik di sekitaran kawasan. Dan
pergaulan yang mulai bebas juga menambah kebobrokan moral.
Penanya : Lebih spesifik lagi, apa maksud bapak dengan “ pergaulan yang
mulai menambah kebobrokan moral” ?.

17
Narasumber : Karena, banyak sekali perilaku masyarakat yang kurang baik,
misalkan anak muda yang sering nongkrong sampai pagi,
pasangan-pasangan yang melakukan hal yang kurang santun,
bahkan saya pernah melihat om-om sedang bergandengan tangan
dengan cowok. Sudah banyak terjadi penyimpangan perilaku
karena moral yang kurang baik.
Penanya : Lalu menurut bapak, apa yang seharusnya kita lakukan untuk
tetap menjaga moral kita agar dapat berperilaku dengan baik ?
Narasumber : Sebagai umat Kristen, meskipun saya Katolik, namun
pemahaman kta pasti sama tentang Firman Allah yang menjadi
pedoman kita untuk berperilaku dan bertindak di dunia ini. Oleh
karena itu, menurut saya solusi yang terbaik yaitu tetap berpeggang
teguh pada apa yang Allah ajarkan.

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Etika dan moral mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat,
dan perangai yang baik.
Etika dan moral merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar martabat dan
harakat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin rendah kualitas etika dan moral seseorang atau
sekelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya.
Dengan perkembangan zaman saat ini, moral masyarakat sudah mulai bobrok. Pergaulan
yang semakin bebas, dan kurangnya rasa sopan serta santun.

B. Saran

Sebagaimana pembahasan tentang moral, sdah sehharusnya kita menjaga moral kita agar
dapat tercermin dengan gambar ang baik. Sama seperti yang dikatan oleh narasumber (bpk John)
bahwa sebagai umat Kristiani, hal yang paling perlu kita lakukan untuk mejaga moral tetap baik
yaitu dengan berpeggang teguh dan landaskan setiap perilaku kita berdasarkan Firman Allah.

19
DAFTAR PUSTAKA

 Abineno Dr.J.L.Ch. (1996), Sekitar Etika dan Soal-Soal Etis”, PT. BPK Gunung
Mulia, Jakarta.

 Sirait, Drs. Jerry. R.H. dkk (1993), ”Diktat mata kuliah pendidikan Etika
(Kristen)”, Departemen Mata Kuliah Dasar Umum Universitas Kristen Indonesia.

 S. John ( Narasumber )

 http://linajuntak.blogspot.com/2014/04/makalah-etika-kristen.html

Diakses pada Rabu, 25 November 2014 pukul 20.23 WITA

 http://prisiliamondigir.blogspot.com/2013/03/makalah-moral-dan-etika_5.html

Diakses pada Rabu, 25 November 2014 pukul 20.36 WITA

 http://manza126.blogspot.com/2014/02/moral-dalam-pandangan-iman-
kristen.html

Diakses pada Rabu, 25 November 2014 pukul 20.44 WITA

 http://tha-yunitasari.blogspot.com/2013/05/makalah-perkembangan-moralitas-
dan.html

Diakses pada Rabu, 25 November 2014 pukul 20.53 WITA

20

Anda mungkin juga menyukai