Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Makanan yang rasanya enak umumnya bukan termasuk jenis makanan yang
sehat. Makanan yang terasa enak (gurih) disebabkan karena di dalam makanan
tersebut banyak mengandung lemak, seperti makanan yang berasal dari daging
kambing, sapi, ayam, dan lain-lain. Mengkonsumsi lemak hewani maupun lemak
nabati secara berlebihan bisa menimbulkan obesitas, penyakit jantung, hipertensi,
dan lain-lain. Lemak sebenarnya merupakan sumber energi yang paling besar yaitu
sekitar 9 kkal/gram dibandingkan karbohidrat dan protein yang hanya berkisar 4
kkal/gram (Winarno, 1977) namun dalam proses pembakaran yang terjadi dalam
tubuh justru karbohidrat dan protein digunakan terlebih dahulu baru kemudian
lemak sehingga jarang sekali tubuh membakar lemak untuk menghasilkan energi.
Lemak merupakan senyawa organik yang larut dalam solven non polar seperti
benzene, khloroform dan eter, tetapi lemak tidak larut dalam air. Komponen
penyusun lemak terdiri dari atom karbon, hidrogen dan oksigen yang berasal dari
satu molekul gliserol yang bergabung dengan tiga molekul gliserol. Komposisi
daging kambing kandungan protein,lemak dan air, masing-masing 16, 23-25 dan
55% (Winarno, 1977).

Indonesia yang memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia (81.000 km)
setelah Kanada dan kekayaan alam laut yang besar dan beranekaragam telah
menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang berpotensi besar dalam
bidang perikanan (SUBANI & BARUS, 2007). Sebagai negara kepulauan, pola
konsumsi masyarakat Indonesia sudah tentu bergantung kepada sumber pangan dari
laut. Konsumsi sumber pangan dari laut kerap menghasilkan limbah hasil produksi,
salah satunya yaitu limbah kulit udang.

Selama ini limbah kulit udang di Indonesia belum dimanfaatkan secara


maksimal, karena hanya digunakan sebagai bahan pembuat terasi, kerupuk udang,
dan tepung kulit udang. Kulit udang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan kitin,
kitosan dan glukosamin, yang penggunaannya cukup luas dalam berbagai bidang
dan tentunya mempunyai nilai tambah yang jauh lebih baik. Kitosan banyak
dimanfaatkan dalam berbagai bidang yaitu bidang nutrisi (penurun kadar kolesterol,
berat badan, sumber fiber), pangan (nutrisitikal, pengawet flavor), biomedisin (sakit
tulang, luka bakar, anti tumor, osteoarthritis, inhibitor AIDS), bidang kosmetika
(perawatan rambut, mousturizing creams and lotions) dan dalam bidang lingkungan
(pengolahan limbah cair) Glukosamin yang merupakan monomer dari kitosan juga
berfungsi dalam bidang farmasi yaitu untuk mengatasi penyakit rematik,
merupakan komponen yang cukup vital dalam mobilitas dan fleksibilitas dari
persendiaan tulang.

Saat ini ada beberapa studi yang berfokus pada penggunaan kitosan untuk
menurunkan kadar trigliserida. Beberapa penelitian menunjukan bahwa
penggunaan kitosan dapat menyebabkan penurunan kadar trigliserida.

Berdasarkan uraian diatas, saya tertarik untuk melakukan studi mengenai


pemanfaatan limbah kulit udang putih (Litopenaeus Vannamei) sebagai penurun
kolestrol serta membantu mengurangi produksi limbah hasi perikanan guna
membantu menjaga kelestarian alam.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh
kitosan dalam kulit udang putih (Litopenaeus Vannamei) sebagai penurun kadar
kolestrol.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai bahan informasi mengenai
senyawa kitosan yang terkandung dalam kulit udang putih (Litopenaeus
Vannamei) penurun kadar kolestrol.

1.7 Manfaat penelitian

1.7.1 Internal

Dapat memberikan pengetahuan dan wawasan baru bagi peneliti dalam


mengkaji kandungan kitosan dalam kulit udang putih sebagai
antimikrobaEscherichia coli dan menghasilkan obat obatan serta memberikan
informasi ilmu pengetahuan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.

1.7.2 Eksternal
Dapat memberikan informasi penting mengenai kandungan kitosan
dalam kulit udang sebagai penurun kolestrol dan memberikan manfaat sebagai
bahan masukan dan pertimbangan bagi masyarakat untuk memanfaatkan kulit
udang (Litopenaeus Vannamei)
BAB 3
PENDAHULUAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan
metode eksperimen menggunakan kontrol.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Laboraturium Fakultas Kedokteran
Universitas Halu-Oleo Kendari.

3.3 Alat dan Bahan Penelitian


a. Alat
Peralatan yang digunakan meliputi : kandang tikus, EDTA, timbangan
mencit, dot botol minum tikus, blender ,spoit 3 ml, spoit 5 ml, statif dan
klem, thermometer, keaker glass, magnetic strirrer, kompor listrik, dan,
neraca analitik.
b. Bahan
Bahan yang digunakan adalah kulit udang putih (Litopenaeus Vannamei),
HCL, NaOH, NaOCl ragen standar pro analisa, pakan standar tikus bravo ,
asam asetat 1%, aquades, larutan klorovorm, kapas, reagen cat,simvastatin.

3.4 Pengelolahan Sampel dan Proses Ekstrak


Secara garis besar pembuatan kitosan meliputi : cangkang udang
basah → dicuci dan dikeringkan → digrinding dan diayak sampai lolos
ayakan atau diameter rata-rata 0,356 mm→ penghilangan protein
(deproteinasi) → dicuci dengan air → penghilangan mineral
(demineralisasi)→ dicuci dengan air → penghilangan warna → dicuci
dengan air dan dikeringkan (terbentuk kitin) → penghilangan gugus asetil
(deasetilasi) → dicuci dengan air dan dikeringkan → terbentuk produk
biopolimer kitosan

3.5 Desain Penelitian


Penelitian menggunakan 25 ekor mencit. Mencit yang digunakan adalah
mencit jantan dengan bobot 30-35 gr. Kemudian mempersiapkan alat dan bahan
yang dibutuhkan dilanjutkan dengan penyiapan termaksud pemeriksaaan
terhadap hewan uji. Bahan uji yang digunakan yaitu kulit udang putih
(Litopenaeus Vannamei) yang dibagi dalam tiga dosis, yaitu 35 mg/kgbb, 45
mg/kgbb, dan 55 mg/kgbb. Bahan uji ditambahkan kedalam pakan yang akan
diberikan kepada mencit selama 28 hari .
Hewan uji dikelompokkan secara acak masing-masing dibagi dalam 5
kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 ekor mencit. Semua kelompok di berikan
pakan berupa BRAVO 512 dan ditambahkan margarin cair. Kemudian 5
kelompoksebagai uji, dengan pemberian ekstrak kulit udang putih (Litopenaeus
Vannamei) sesuai dosis pada masing-masing kelompok yaitu 35 mg/kgbb, 45
mg/kgbb, 55 mg/kgbb. Selanjutnya 1 kelompok berikutnya akan diberikan salah
satu jenis dari golongan obat penurun kolestrol yaitu simfastatin, sedangkan 1
kelompok lainnya sebagai kontol tanpa dilakukan intervensi.

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Hasil Ukur Skala


. Ukur
1 Ekstrak Sebagai hasil Spoit 3 Neraca Dosis 35 Ordinal
kulit Ekstraksi yang akan cc/ml Analitik mg/kgbb, 45
udang di lakukan intervensi mg/kgbb, 55
(kitosan) terhadapEscherichia mg/kgbb.
colidengan dosis
bertingkat
2 Kadar Kadar kolestrol Sediaan reagen Jumlah Rasio
kolestrol dalam tubuh mencit darah Cat. No. kolestrol
dalam selama dilakukan dilakukan 116392.
darah penelitian. penghitua
mencit n

3.6 Variabel Penelitian


a. Variabel Bebas
Variabel bebas untuk penelitian ini adalah ekstrak kulit udang putih
b. Variabel Terikat
Variabel terikat dari penelitian ini adalah kadar kolestrol pada mencit.
DAFTAR PUSTAKA
Ali,Abdurahman. Dkk. 2015. PEMBERIAN KITOSAN DAN PENGARUHNYA
TERHADAP BERAT BADAN DAN KADAR TRIGLISERIDA DARAH TIKUS
SPRAGUE-DAWLEY YANG DIBERI PAKAN ASAM LEMAK TRANS. Jurnal
Gizi Pangan

Hargono. Dkk. 2008. PEMBUATAN KITOSAN DARI LIMBAH CANGKANG


UDANG SERTA APLIKASINYA DALAM MEREDUKSI KOLESTEROL
LEMAK KAMBING. Semarang
Rusdi,Muhammad. Dkk. 2017. KADAR KOLESTEROL MENCIT (MUS
MUSCULUS) SETELAH PEMBERIAN KEPITINGCANGKANG LUNAK
(SCYLLA OLIVACEAE). Makasar
TUGAS LAPORAN

KAJIAN PEMBERIAN EKSTRAK KITOSAN SEBAGAI


PENURUN KOLESTROL

Disusun oleh oleh:

ILHAM SAPUTRA JUNI

K1A1 17011

Anda mungkin juga menyukai