Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ANTENA

“Tugas Ini Untuk Memenuhi Mata Kuliah Sistem Telekomunikasi’’

Dosen Pengampu :
Didik Riyanto,St.,Mkom

Disusun Oleh :
Taufiqu Rahman
17520485

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa yang telah memberikan
limpahan rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun
makalah yang berjudul “Makalah Antena”.Penulis menyadari bahwa didalam
pembuatan makalah ini berkat bantuan dantuntunan Tuhan Yang Maha esa dan
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalamkesempatan ini penulis
menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua
pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa
dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi
maupun cara penulisannya. karena sempurna hanyalah milik tuhan yang maha esa.
oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang membangun. semoga
makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya dan pemabaca pada umumnya.

Ponorogo, 25 Desember 2019

Taufiqu Rahman

i
DAFRTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFRTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan masalah......................................................................................... 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
1. Sejarah Perkembangan Antena .................................................................... 3
2. Pola Pola Radiasi Antena ............................................................................. 4
3. Jenis Jenis Antena ........................................................................................ 4
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 3
A. Kesimpulan ................................................................................................ 10
A. Saran ........................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Komunikasi merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting.


Komunikasi dibutuhkan untuk memperoleh atau memberi informasi dari
atau kepada orang lain. Kebutuhan untuk mendapatkan informasi semakin
meningkat, sehingga manusia membutuhkan alat komunikasi yang dapat
digunakan kapanpun dan dimanapun mereka berada.
Salah satu sistem komunikasi yang merupakan andalan bagi
terselenggaranya integrasi sistem telekomunikasi secara global adalah
system komunikasi nirkabel (wireless) dimana propagasi gelombang
elektromagnetik (microwave) sebagai media transmisinya. Semakin
bertambahnya popularitas sistem nirkabel, pengembangan antena untuk
sistem ini menjadi lebih penting.Antena sangatlah penting sebagai
perangkat penyesuai (matching device) antara sistem pemancar dengan
udara bila antena berfungsi sebagai media radiasi gelombang radio dan
sebagai perangkat penyesuai dari udara ke sistem penerima. Selain sebagai
alat untuk mengirim atau menerima energi, antena juga digunakan untuk
mengoptimalkan energi radiasi pada arah tertentu dan menekan pada arah
yang lain. Hal ini kemudian menyebabkan antenna memiliki berbagai
bentuk dan desain yang bemacam-macam untuk memenuhi kebutuhan ini.
Bentuk dan desain antena yang diharapkan adalah antena yang mempunyai
gain yang tinggi, efisiensi tinggi, bandwidth yang lebar bobot yang ringan
dan biaya yang murah.
Penyesuaian kebutuhan kondisi di lapangan dalam bentuk arah omni
atau point to point sangat ditentukan oleh model struktur antena. Arah omni
yaitu radiasi power output antena radial ke segala arah sama kuat.
Sedangkan point to point adalah pancaran satu titik ke titik lain dalam
jangkauan jarak yang lebih jauh dari arah omni. Ini terjadi karena pemusatan
power output oleh struktur antenna kedalam satu arah saja

1
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana sejarah tentang Antena ?
2. Apa saja Pola Pola Radiasi Antena?
3. Apa saja Jenis Jenis Antena?

C. Tujuan
1. Mendeskripsikan tentang Sejarah Antena
2. Menjelaskan tentang Pola Pola Radiasi Antena
3. Mendeskrisikan tentang Jenis Jenis Antena

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Sejarah Perkembangan Antena

Di era informasi , yang ditandai dengan penyebaran berita yang


sangat cepat, dan berita yang bisa diakses kapan dan dari mana saja,
pengiriman data secara nirkabel ( wireless, tanpa kabel ) menjadi tulang
punggung penyebaran informasi tersebut. Dengan komunikasi nirkabel,
tidak diperlukan lagi kabel yang menghubungkan sumber berita dengan
pemakai berita, sehingga hubungan komunikasi ini menjadi lebih fleksibel
dan menunjang mobilitas dari pengguna. Di samping elektronika
telekomunikasi, seperti modulator, osilator, dan lain – lain. Pada system
komunikasi nirkabel diperlukan komponen yang bernama antena.
Secara definisi, antena pada sebuah pemancar berfungsi sebagai
pengubah gelombang yang tertuntun di rangkaian elektronika menjadi
gelombang yang merambat bebas di udara, dan sebaliknya pada sebuah
penerima. Tugas bagi perancang antena adalah membuat transisi ini se-
efisien mungkin, yaitu gelombang dari pemancar yang di hasilkan oleh
komponen – komponen elektronika ini harus diubah semaksimal mungkin
menjadi gelombang bebas. Gelombang yang dipancarkan melalui antena ini
akan di distribusikan ke udara dengan suatu pola tertentu, misalnya ke
semua arah, atau hanya ke suatu arah tertentu saja. Pemilihan pola pancar
ini tergantung dari aplikasi antena masing – masing
Heinrich Rudolf Hertz (22 Februari 1857 - 1 Januari 1894) adalah
fisikawan Jerman yang menemukan pengiriman energi listrik dari 2 titik
(point) tanpa kabel (nirkabel). Penemuannya yang paling mutakhir adalah
electric charge jump. Dia juga adalah orang yang berjasa membuktikan teori
Elektromagnetisme yang ditemukan oleh Maxwell itu benar - benar ada. Dia
juga adalah orang yang membuat gelombang radio dan berhasil
memancarkannya. Heinrich Rudolf Hertzadalah orang yang menciptakan

3
alat pemancar (transmitter), dan penerima sinyal (reciever). DanHeinrich
Rudolf Hertzlah orang yang menciptakan antena

2. Pola Pola Radiasi Antena


Pola radiasi antena merupakan sebuah gambar grafik yang
melambangkan perangkat tradisi antena sebagai sebuah fungsi posisi pada
koordinat spheris (koordinat boal). Jenis – jenis umum pola radiasi antena
berupa pola daya yang menggambarkan normalisasi daya terhadap posisi
koordinat spheris.

·A. Jenis – jenis medan antena


Medan Reaktif yang merupakan bagian karakteristik medan antena
akibat gelombang berdiri yang melambangkan energi yang tersimpan.
Medan Radiasi yang merupakan bagian karakteristik medan antena akibat
radiasi gelombang (propagasi) yang melambangkan energi di pancarkan
oleh antenna
.
B. Daerah – daerah medan antena
Daerah medan dekat reaktif yang merupakan daerah yang berada
disekitar antena dimana medan reaktif sangat dominan (energi tersimpan –
gelombang berdiri) Daerah medan dekat Fresnel yang merupakan daerah
antara medan dekat reaktif dan medan jauh dimana radiasi medan sangat
dominan dan distribusi medan tergantung jarak dari antena. Daerah medan
jauh fraunhofer merupakan daerah paling jauh dari antena dimana distribusi
medan secara esensial berdiri sendiri dari jarak antena sumber (propagasi
gelombang).

3. Jenis Jenis Antena


Apakah Antena itu? Secara sederhana, antena adalah alat untuk mengirim
dan menerima gelombang elektromagnetik, bergantung kepada pemakaian dan
penggunaan frekuensinya, antena bisa berwujud berbagai bentuk, mulai dari
seutas kabel, dipole, ataupun yagi, dsb. Antena adalah alat pasif tanpa catu

4
daya(power), yang tidak bisa meningkatkan kekuatan sinyal radio, dia seperti
reflektor pada lampu senter, membantu mengkonsentrasi dan memfokuskan
sinyal.
Kekuatan dalam mengkonsentrasi dan memfokuskan sinyal radio, satuan
ukurnya adalah dB. Jadi ketika dB bertambah, maka jangkauan jarak yang bisa
ditempuhpun bertambah. Jenis antena yang akan dipasang harus sesuai dengan
sistem yang akan kita bangun, juga disesuaikan dengan kebutuhan penyebaran
sinyalnya. Secara umum ada dua jenis antena yaitu :
1. Directional
2. Omni Directional

Fungsi
Fungsi antena adalah untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal
elektromagnetik, lalu meradiasikannya (Pelepasan energy elektromagnetik ke
udara / ruang bebas). Dan sebaliknya, antena juga dapat berfungsi untuk
menerima sinyal elektromagnetik (Penerima energy elektromagnetik dari ruang
bebas ) dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Pada radar atau sistem
komunikasi satelit, sering dijumpai sebuah antena yang melakukan kedua
fungsi (peradiasi dan penerima) sekaligus. Namun, pada sebuah teleskop radio,
antena hanya menjalankan fungsi penerima saja.

Karakter antena
Ada beberapa karakter penting antena yang perlu dipertimbangkan dalam
memilih jenis antena untuk suatu aplikasi (termasuk untuk digunakan pada
sebuah teleskop radio), yaitu pola radiasi, directivity, gain, dan polarisasi.
Karakter-karakter ini umumnya sama pada sebuah antena, baik ketika antena
tersebut menjadi peradiasi atau menjadi penerima, untuk suatu frekuensi,
polarisasi, dan bidang irisan tertentu. Misalnya, David Welkinson
(0806322514) ingin membeli antena maka untuk mendapatkan antena yang
sesuai dengan fungsi yang dinginkan, ia harus memimilih antena dengan
karakter yang sesuai dengan fungsi yang dia inginkan.

5
Pola radiasi
Pola radiasi antena adalah plot 3-dimensi distribusi sinyal yang dipancarkan
oleh sebuah antena, atau plot 3-dimensi tingkat penerimaan sinyal yang diterima
oleh sebuah antena. Pola radiasiantena dibentuk oleh dua buah pola radiasi
berdasar bidang irisan, yaitu pola radiasi pada bidang irisan arah elevasi (pola
elevasi) dan pola radiasi pada bidang irisan arah azimuth (pola azimuth).
Kedua pola di atas akan membentuk pola 3-dimensi. Pola radiasi 3-dimensi
inilah yang umum disebut sebagai pola radiasi antena dipol. Sebuah antena yang
meradiasikan sinyalnya sama besar ke segala arah disebut sebagai antena
isotropis. Antena seperti ini akan memiliki pola radiasi berbentuk bola Namun,
jika sebuah antena memiliki arah tertentu, di mana pada arah tersebut distribusi
sinyalnya lebih besar dibandingkan pada arah lain, maka antena ini akan
memiliki directivity Semakin spesifik arah distribusi sinyal oleh sebuah antena,
maka directivity antena tersebut.

Antena dipol termasuk non-directive antenna. Dengan karakter seperti ini,


antena dipol banyak dimanfaatkan untuk sistem komunikasi dengan wilayah
cakupan yang luas. Pada astronomi radio, antena dipol digunakan pada teleskop
radio untuk melakukan pengamatan pada rentang High Frekuensi (HF). Bentuk
data yang dapat diperoleh adalah variabilitas intensitas sinyal yang dipancarkan
oleh sebuah objek astronomi. Namun, karena antena dipol tidak memiliki
directivity pada arah tertentu, teleskop radio elemen tunggal yang menggunakan
antena jenis ini tidak dapat digunakan untuk melakukan pencitraan.

Gain
Gain (directive gain) adalah karakter antena yang terkait dengan
kemampuan antena mengarahkan radiasi sinyalnya, atau penerimaan sinyal dari
arah tertentu. Gain bukanlah kuantitas yang dapat diukur dalam satuan fisis
pada umumnya seperti watt, ohm, atau lainnya, melainkan suatu bentuk
perbandingan. Oleh karena itu, satuan yang digunakan untuk gain adalah
desibel.

6
Polarisasi
Polarisasi didefinisikan sebagai arah rambat dari medan listrik. Antena dipol
memiliki polarisasi linear vertikal . Mengenali polarisasi antena amat berguna
dalam sistem komunikasi, khususnya untuk mendapatkan efisiensi maksimum
pada transmisi sinyal. Pada astronomi radio, tujuan mengenali polarisasi sinyal
yang dipancarkan oleh sebuah objek astronomi adalah untuk mempelajari
medan magnetik dari objek tersebut.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pola radiasi, yang pertama
adalah Half-power Beamwidth (HPBW), atau yang biasa dikenal sebagai
beanwidth suatu antena. Dalam astronomi radio, beamwidth adalah resolusi
spasial dari sebuah teleskop radio, yaitu diameter sudut minimun dari dua buah
titik yang mampu dipisahkan oleh teleskop radio tersebut. Secara teori,
beamwidth untuk antena yang berbentuk parabola dapat ditentukan.

a. Antena Directional

Antena jenis ini merupakan jenis antena dengan narrow beamwidth, yaitu
punya sudut pemancaran yang kecil dengan daya lebih terarah, jaraknya jauh
dan tidak bisa menjangkau area yang luas, antena directional mengirim dan
menerima sinyal radio hanya pada satu arah, umumnya pada fokus yang sangat
sempit, dan biasanya digunakan untuk koneksi point to point, atau multiple
point, macam antena direktional seperti antena grid, dish “parabolic”, yagi, dan
antena sectoral.

b. Antena Omni-Directional

Antena ini mempunyai sudut pancaran yang besar (wide beamwidth) yaitu
3600; dengan daya lebih meluas, jarak yang lebih pendek tetapi dapat melayani
area yang luas Omni antena tidak dianjurkan pemakaian-nya, karena sifatnya
yang terlalu luas se-hingga ada kemungkinan mengumpulkan sinyal lain yang
akan menyebabkan inter-ferensi. antena omnidirectional mengirim atau

7
menerima sinyal radio dari semua arah secara sama, biasanya digunakan untuk
koneksi multiple point atau hotspot.

Type Antena

1. Antena Omnidirectional
Sebuah antena Omnidirectional adalah antena daya sistem yang memancar
secara seragam dalam satu pesawat dengan bentuk pola arahan dalam bidang
tegak lurus. This pattern is often described as “donut shaped”. Pola ini sering
digambarkan sebagai “donat berbentuk”. Omnidirectional antenna can be used
to link multiple directional antenna in outdoor point-to-multipoint
communication systems including cellular phone connections and TV
broadcasts. Antena Omnidirectional dapat digunakan untuk menghubungkan
beberapa antena directional di outdoor point-to-multipoint komunikasi systems
termasuk sambungan telepon selular dan siaran TV.
Antena omni mempunyai sifat umum radiasi atau pancaran sinyal 360-
derajat yang tegak lurus ke atas. Omnidirectional antena secara normal
mempunyai gain sekitar 3-12 dBi. Yang digunakan untuk hubungan Point-To-
Multi-Point ( P2Mp) atau stu titik ke banyak titik di sekitar daerah pancaran.
Yang baik bekerja dari jarak 1-5 km, akan menguntungkan jika client atau
penerima menggunalan directional antenna atau antenna yang ter arah.Yang
ditunjukkan di bawah adalah pola pancaran khas RFDG 140 omnidirectional
antena. Radiasi yang horisontal dengan pancaran 360-derjat. Radiasi yang
horisontal pada dasarnya E-Field.yang berbeda dengan, polarisasi yang vertikal
adalah sangat membatasi potongan sinyal yang di pancarkan.

2. Antena Grid
Antena ini merupakan salah satu antena wifi yang populer. Sudut pola
pancaran antena ini lebih fokus pada titik tertentu sesuai pemasangannya.

8
3. Antena Parabolik
– Dipakai untuk jarak menengah atau jarak jauh
– Gain-nya bisa antar

Kelebihan antenna parabola


a. Dapat digunakan untuk menerima 3 satellite sekaligus tanpa harus
menggerakkan antenna.
b. Dapat menampilkan gambar dari semua TV dari satelit yang ditangkap
dalam sekejap.
c. Kondisi permanent sehingga tidak gampang goyah terhadap posisi. Signal
quality dapat maksimum

Kekurangan antenna parabola


a. Tidak dapat digunakan menangkap satelit lebih dari 5
b. Membutuhkan lebih banyak LNBF
c. Channel yang diterima lebih sedikit

4. Antena Sectoral
Antena Sectoral hampir mirip dengan antena omnidirectional. Yang juga
digunakan untuk Access Point to serve a Point-to-Multi-Point (P2MP) links.
Beberapa antenna sectoral dibuat tegak lurus , dan ada juga yang horizontal.
Antena sectoral mempunyai gain jauh lebih tinggi dibanding
omnidirectional antena di sekitar 10-19 dBi. Yang bekerja pada jarak atau area
6-8 km. Sudut pancaran antenna ini adalah 45-180 derajat dan tingkat
ketinggian pemasangannya harus diperhatikan agar tidak terdapat kerugian
dalam penangkapan sinyal. Pola pancaran yang horisontal kebanyakan
memancar ke arah mana antenna ini di arahkan sesuai dengan jangkauan dari
derajat pancarannya, sedangkan pada bagian belakang antenna tidak memiliki
sinyal pancaran.
Antenna sectoral ini jika di pasang lebih tinggi akan menguntungkan
penerimaan yang baik pada suatu sector atau wilayah pancaran yang telah di
tentukan.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Antena pada sebuah pemancar berfungsi sebagai pengubah gelombang yang
tertuntun di rangkaian elektronika menjadi gelombang yang merambat
bebas di udara, dan sebaliknya pada sebuah penerima.
2. Heinrich Rudolf Hertz (22 Februari 1857 - 1 Januari 1894) adalah fisikawan
Jerman yang menemukan pengiriman energi listrik dari 2 titik (point) tanpa
kabel (nirkabel) sekaligus Orang yang menciptakan alat pemancar
(transmitter), dan penerima sinyal (reciever). Dan Heinrich Rudolf Hertzlah
orang yang menciptakan antena
3. Antena adalah alat untuk mengirim dan menerima gelombang
elektromagnetik, bergantung kepada pemakaian dan penggunaan
frekuensinya, antena bisa berwujud berbagai bentuk, mulai dari seutas
kabel, dipole, ataupun yagi, dsb
4. Ada beberapa karakter penting antena yang perlu dipertimbangkan dalam
memilih jenis antena untuk suatu aplikasi (termasuk untuk digunakan pada
sebuah teleskop radio), yaitu pola radiasi, directivity, gain, dan polarisasi.
5. Jenis Jenis Antena Antara lain adalah Antena Omnidirectional, Antena Grid,
Antena Parabolik, Antena Sectoral.

B. Saran

Saran untuk para pembaca jika akan mengembangkan pengetahuan tentang


antena, sebaiknya mempelajari lebih dalam tentang perancangannya pada
literatur yang lain. Akhirnya kami berharap pula, semoga tulisan sederhana ini
bermanfaat dan dapat menjadi sumbangan pikiran kepada perkembangan ilmu
pengetahuan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Program Teknisi Jardiknas, 25 Februari 2011, Antena Dan Propagasi

Alaydrus, Mudrik, 2011, Antena Prinsip & Aplikasi, Graha Ilmu,

Yogyakarta.

Hayt, Jr, William H.1992. Elektromagnetika Teknologi. Jakarta: Erlangga,

11

Anda mungkin juga menyukai