A. Latar Belakang
Air Susu Ibu merupakan makanan terbaik bayi pada awal usia kehidupannya.
ASI terbukti mempunyai keunggulan yang tidak dapat digantikan oleh makanan
dan minuman manapun karena ASI mengandung zat gizi yang paling tepat,
lengkap dan selalu menyesuaikan dengan kebutuhan bayi setiap saat (Elza, 2009)
Proses menyusui idealnya dapat segera dilakukan begitu bayi lahir. Bayi yang
lahir cukup bulan akan memiliki naluri untuk menyusu pada ibunya di 20-30
menit setelah lahir. Itupun jika bayi tidak mengantuk akibat pengaruh obat
ataupun anastesi yang diberikan kepada ibu saat proses melahirkan. Di jam-jam
pertama, bayi akan relatif tenang, terjaga dan memiliki kemampuan menyusu
dengan baik (Soraya, 2010).
Kenyataan dilapangan menunjukkan produksi dan ejeksi ASI yang sedikit
pada hari-hari pertama setelah melahirkan menjadi kendala dalam pemberian ASI
secara dini. Menurut Cox (2013) disebutkan bahwa ibu yang tidak menyusui
bayinya pada hari-hari pertama menyusui disebabkan oleh kecemasan dan
ketakutan ibu akan kurangnya produksi ASI serta kurangnya pengetahuan ibu
tentang proese menyusui. Menyusui dini di jam-jam pertama kelahiran jika tidak
dapat dilakukan oleh akan menyebabkan proses menyusu tertunda, maka
alternatif yang dapat dilakukan adalah memerah atau memompa ASI selama 10-
20 menit hingga bayi dapat menyusu. Tindakan tersebut dapat membantu
memaksimalkan reseptor prolaktin dan meminimalkan efek samping dari
tertundanya proses menyusui oleh bayi, salah satu solusi dari ketidaklancaran ASI
adalah pijat oksitosin. Dimana pijat okstiosin dapat merangsang hormon prolaktin
dan oksitosin setelah melahirkan sehingga sangat berperan dalam produksi ASI
(Evariny, 2016).
Di RSUD Caruban Khususnya di Ruang Pinang terdapat pasien yang baru
melahirkan secara SC, dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan
kelompok didapatkan bahwa terdapat ibu post SC ASI belum keluar setelah
proses kelahiran bayinya. Selain itu, para ibu mengatakan tidak mengetahui cara
agar ASInya dapat berproduksi. Berdasarkan latar belakang diatas, kelompok
tertarik untuk melakukan pendidikan kesehatan tentang pijat oksitosin di Ruang
Pinang RSUD Caruban.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 45 menit, peserta dapat
mengetahui informasi tentang Pijat Oksitosin dan para suami bisa melakukan
pijat oksitoksin sendiri saat dirumah.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 45 menit, diharapkan
peserta dapat:
a. Memahami apa pengertian Pijat Oksitosin
b. Memahami apa tujuan pijat oksitosin
c. Memahami apa manfaat Pijat Oksitosin
d. Memahami bagaimana teknik Pijat Oksitosin
e. Memahami kapan waktu yang tepat pelaksanaan Pijat Oksitosin
C. Topik
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
E. Media
1. Brosur
F. Kegiatan Penyuluhan
: Penyaji
H. Pengorganisasian
a. Penyaji : 1. Dian sukma
2. Nilam Wulandari
b. Fasilitator/ Observer : Teguh Santoso
I. Rencana Evaluasi
A. PENGERTIAN
Air Susu Ibu (ASI) adalah sumber nutrisi terbaik untuk bayi dan ASI
mengandung antibody yang melindungi bayi dari berbagai macam penyakit. Jika ASI
eksklusif dipraktekkan secara universal, maka hal tersebut dapat menyelamatkan 13%
anak dari seluruh jumlah kematian anak usia kurang dari 5 tahun.3 WHO tahun 2016
mengungkapkan bahwa optimalisasi praktik menyusui dapat mengurangi tingginya
angka kematian anak usia kurang dari 5 tahun.4 WHO merekomendasikan agar setiap
bayi baru lahir mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan. Namun, sebagian ibu
tidak memberikan ASI eksklusif karena alasan ASInya tidak keluar atau hanya keluar
sedikit sehingga tidak memenuhi kebutuhan bayinya.
Penelitian yang dilakukan oleh Nurdiana, dkk tahun 2016 menyebutkan bahwa
hormone prolaktin dan oksitosin dapat distimulasi melalui perawatan payudara
(breast care) dan pijat oksitosin. Menurut Paryono tahun 2013 untuk merangsang
produksi ASI dapat dilakukan usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan
oksitosin diantaranya dengan melakukan breast care, menyusu dini dan pijat
oksitosin.12 Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi yang tepat untuk
mempercepat dan memperlancar produksi dan pengeluaran ASI yaitu dengan
pemijatan sepanjang tulang belakang (vertebra) sampai tulang costa kelima atau
keenam. Pijat ini akan memberikan rasa nyaman dan rileks pada ibu sehingga tidak
menghambat sekresi hormon prolaktin dan oksitosin. Penelitian yang dilakukan oleh
Azizah dan Yulinda tahun 2017 dengan judul pengaruh pijat oksitosin terhadap
pengeluaran air susu ibu postpartum di BPM Pipin Heriyanti Yogyakarta
menunjukkan bahwa ibu yang diberikan pijat oksitosin rata-rata waktu pengeluaran
ASI adalah 7,2 jam sedangkan ibu yang tidak diberikan pijat oksitosin adalah 13,3
jam.
B. TUJUAN
Pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang refleks oksitosin atau reflex let
down dan merangsang pengeluaran hormone prolaktin dan oksitosin agar
produksi ASI menjadi meningkat.
C. MANFAAT
Selain untuk merangsang refleks let down manfaat pijat oksitosin adalah
memberikan kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak (engorgement),
mengurangi sumbatan ASI, merangsang pelepasan hormon oksitosin,
mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit (Rustam, 2011).
D. PERSIAPAN ALAT
1. Alat-alat
- Meja
- Kursi
- Baby oil
- BH kusus untuk menyusui
- Handuk
2. Persiapan perawat
- Menyiapkan alat dan mendekatkanya ke pasien
- Membaca status pasien
- Mencuci tangan
3. Persiapan lingkungan
- Menutup gordien atau pintu
- Pastikan privaci pasien terjaga
E. CARA PIJAT OKSITOSIN
Langkah-langkah melakukan pijat oksitosin sebagai berikut (Rustam, 2011) :
a. Melepaskan baju ibu bagian atas
b. Ibu miring ke kanan maupun kekiri, lalu memeluk bantal
c. Memasang handuk
d. Melumuri kedua telapak tangan dengan minyak atau baby oil
e. Memijat sepanjang kedua sisi tulang belakang ibu dengan menggunakan dua
kepalan tangan, dengan ibu jari menunjuk ke depan
f. Menekan kuat-kuat kedua sisi tulang belakang membentuk gerakan-gerakan
melingkar kecil-kecil dengan kedua ibu jarinya.
g. Pada saat bersamaan, memijat kedua sisi tulang belakang kearah bawah, dari
leher kearah tulang belikat, selama 2-3 menit
h. Mengulangi pemijatan hingga 3 kali
i. Membersihkan punggung ibu dengan waslap air hangat dan dingin secara
bergantian.
F. WAKTU PELAKSAAN YANG TEPAT
Waktu yang tepat untuk pijat oksitosin adalah sebelum menyusui atau memerah
ASI, lebih disarankan. Atau saat pikiran ibu sedang pusing, badan pegal-pegal.
Cukup 3-5 menit saja per sesi (Rustam,2011).
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E.R., dan Wulandari, D., 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta :
Mitra Cendikia Offset.
Bobak, Lowdermilk, Jense. 2012. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Manuaba. 2009. Gawat darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri Ginekologi. Sosial
untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC.