Anda di halaman 1dari 9

Dalam dunia ekonomi dikenal 3 buah perusahaan yang sangat berguna dan bermanfaat bagi

masyarakat, yang kita juga kebanyakannya sudah tahu ataupun sudah pernah mendengar mengenai
perusahaan tersebut yaitu perusahaan Jasa, perusahaan Dagang dan yang terakhir perusahaan
Manufaktur. Dari ketiga perusahaan tersebut sangat jelas mengenai perusahaan apa dan apa yang dijual
atau diberikan perusahaan tsb kepada masyarakat, tetapi untuk lebih jelasnya berikut ini pengertian
secara garis besar dari setiap perusahaan diatas.

Pengertian Perusahaan Jasa, Dagang dan Manufaktur

Perusahaan jasa dan dagang mempunyai kesamaan yaitu sama-sama bergerak di bidang penjualan.
Perbedaannya terletak pada sesuatu yang dijual, perusahaan jasa menjalankan usahanya dengan
menjual jasa atau mem-berikan layanan atau jasa (tidak berwujud) kepada konsumen. Jasa yang
diberikan berupa kemudahan dan kenikmatan, sedangkan perusahaan dagang menjual barang dagangan
dalam bentuk fisik.

Jadi dapat disimpulkan, perusahaan dagang adalah perusahaan yang mengelola barang yang sudah jadi
dan kemudian dijual kepada konsumen dalam bentuk yang sudah dikemas atau sudah bisa digunakan
(langsung pakai). Misalnya perusahaan Mie instan, perusahaan Handphone, dll yang bergerak dibidang
menjual barang secara fisik/nyata.

Sedangkan perusahaan jasa adalah perusahaan yang menjual jasa mereka atau memberikan pelayanan
kepada konsumen yang tidak berwujud secara fisik/nyata melainkan berwujud seperti kepuasan atau
kesenangan dari konsumen mengenai pelayanan yang diberikan perusahaan tsb. Misalnya jasa yang
diberikan salon-salon kecantikan, jasa yang diberikan oleh seorang service handpone ataupun yang
berkaitan dengan jasa lainnya.

Perusahaan Dagang dan perusahaan Manufaktur memiliki perbedaan mengenai sediaan barang yang
dijualnya, disebabkan perusahaan dagang hanya memiliki satu sediaan saja dalam penjualan yaitu
sediaan barang dagang. Sebaliknya, perusahaan manufaktur memiliki tiga macam sediaan, antara lain
sediaan bahan baku, sediaan barang dalam proses, dan sediaan barang jadi.

Perusahaan Manufaktur adalah perusahaan yang mengelola bahan baku menjadi barang dalam dalam
proses atau barang jadi untuk dijual kepada konsumen. Perusahaan Manufaktur juga memiliki tiga
macam sediaan, antara lain bahan baku, sediaan barang dalam proses, dan sediaan barang jadi.

Transaksi-Transaksi Perusahaan Jasa, Dagang dan Manufaktur

Transaksi-Transaksi Perusahaan Jasa

Kegiatan perusahaan berkaitan dengan uang harus disertai bukti transaksi. Bukti transaksi itulah yang
digunakan untuk catatan-catatan yang digunakan sebagai tahap-tahap proses akuntansi yang
berhubungan dengan kegiatan usaha baik dari waktu berdirinya sampai dengan waktu berjalannya
usaha tersebut.
Contohnya : pengeluaran biaya mengurus izin usaha, membeli perabotan kantor, membeli alat tulis
kantor (ATK), biaya perjalanan, biaya sewa gedung, dan biaya gaji karyawan. Selain pengeluaran juga
ada transaksi pemasukan kas usaha dari jasa yang diberikan perusahaan kepada konsumen. Semua ini
menjadi dasar penyusunan laporan keuangan nantinya.

Transaksi-Transaksi Perusahaan Dagang

Kegiatan perusahaan dagang banyak macamnya daripada perusahaan jasa, secara lebih terperinci
transaksi-transaksinya sbb :

1. Pembelian Barang Dagang

Pembelian adalah jumlah harga beli barang dagangan sesuai dengan jumlah yang disepakati antara
penjual dan pembeli, yang pencatatannya dalam rekening pembelian yang akan ditulis pembelian
(Debet) dan harga perolehan pembelian (Kredit) dan ada juga pembelian yang dicatat pada rekening
khusus dengan syarat barang yang dibeli bertujuan untuk digunakan perusahaan ataupun tidak untuk
dijual.

Pembelian barang dagang dapat dilakukan dalam dua cara sbb :

a) Pembelian Tunai

Pembelian tunai adalah pembelian yang pembayarannya dilakukan secara bersamaan setelah menerima
barang dari penjual, yang jurnalnya :

Pembelian ( Debit ) Rp xxx _

¾ Kas ( Kredit ) _ Rp xxx

b) Pembelian Kredit

Pembelian kredit adalah pembelian yang pembayarannya dilakukan beberapa waktu setelah barang
diterima (Hutang), yang jurnalnya :

Pembelian ( Debit ) Rp xxx _

¾ Utang Usaha ( Kredit ) _ Rp xxx

2. Retur dan Pengurangan Pembelian

Retur pembelian adalah pembeli mengembalikan barang yang sudah dibelinya disebabkan barang yang
dibelinya tersebut rusak, cacat, berkualitas rendah, atau tidak sesuai dengan pesanan. Jika barang tsb
dikembalikan pembeli maka terjadi pengurangan atau potongan harga dari barang yang dibelinya.

Jurnal yang dibuat Penjual :


Retur & Pengurangan Penjualan ( Debit ) Rp xxx _

¾ Piutang Usaha ( Kredit ) _ Rp xxx

Jurnal yang dibuat Pembeli :

Utang Usaha ( Debit ) Rp xxx _

¾ Retur & Pengurangan

Pembelian ( Kredit ) _ Rp xxx

Untuk retur dan pengurangan pembelian biasanya pembeli akan memberitahukan penjual untuk
mengurangi utangnya dengan mengeluarkan nota debit yang dikirimkan kepada penjual. Nota Debit
adalah nota yang dikirimkan pembeli kepada penjual untuk mendebit rekeninya dengan jumlah
tertentu, jika yang membuat nota itu pihak penjual disebut Nota Kredit.

3. Biaya Angkut Pembelian

Biaya angkut pembelian adalah biaya yang dikeluarkan pembeli dalam rangka memperoleh barang
dagangan dari penjual sampai ketangan pembeli untuk siap dijual.

Biaya angkut dicatat dalam rekening tersendiri yang disebut rekening biaya angkut pembelian, yang
jurnalnya :

Biaya Angkut Pembelian ( Debit ) Rp xxx _

¾ Kas ( Kredit ) _ Rp xxx

4. Penjualan Barang Dagangan

Penjualan barang dagangan dapat dilakukan secara tunai atau kredit. Penjualan Tunai adalah penjualan
barang dagangan yang pembayarannya dilakukan bersamaan saat menerima barang tsb. Penjualan
Kredit adalah penjualan barang dagangan yang penerimaan pembayarannya dilakukan beberapa waktu
setelah menerima barang tsb.

Jurnal Penjualan Tunai :

Kas ( Debit ) Rp xxx _

¾ Penjualan ( Kredit ) _ Rp xxx

Jurnal Penjualan Kredit :

Piutang Usaha ( Debit ) Rp xxx _


¾ Penjualan ( Kredit ) _ Rp xxx

5. Retur dan Pengurangan Penjualan

Retur dan pengurangan penjualan merupakan kebalikan dari retur dan pengurangan pembelian. Bagi
para pembeli disebut retur pembelian dan bagi penjual disebut retur penjualan. Untuk menyetujui retur
dan pengurangan penjualan maka penjual mengirimkan Nota Kredit kepada pembeli, maka jurnalnya :

Retur & Pengurangan Penjualan ( Debit ) Rp xxx _

¾ Piutang Usaha ( Kredit ) _ Rp xxx

Pada jurnal diatas dipakai jika penjualan secara kredit, dan jika penjualan secara tunai maka yang
dikredit adalah rekening Kas.

6. Potongan Tunai Penjualan

Potongan penjualan adalah potongan yang diberikan oleh penjual kepada pembeli yang melakukan
pembelian secara kredit dengan syarat pembayaran dengan faktur yang gunanya untuk merangsang
pembeli agar membayar utangnya sebelum batas waktu kredit (secepatnya). Biasanya syarat itu akan
diberikan keterangan 2/10, n/30 artinya jika pembeli bisa membayar utang sebelum hari ke-10 maka
akan diberikan potongan 2% akan tetapi jika lebih 10 hari ataupun saat terakhir batas waktu
pembayaran utang maka pembeli harus membayar sebanyak utangnya (tanpa potongan), maka
jurnalnya :

Kas ( Debit ) Rp xxx _

Potongan Tunai Penjualan ( Debit ) Rp xxx _

¾ Piutang Usaha ( Kredit ) _ Rp xxx

7. Biaya Angkut Penjualan

Biaya angkut penjualan adalah biaya angkut yang dikeluarkan oleh penjual untuk mengangkut barang
dagangan yang dijualnya, maka jurnalnya :

Biaya Angkut Penjualan ( Debit ) Rp xxx _

¾ Kas ( Kredit ) _ Rp xxx


8. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Berdasarkan Undang-Undang perpajakan di Indonesia terdapat beberapa jenis barang dan jasa yang
dijual dengan dikenakan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) sebesar 10% dari harga faktur. Pajak ini akan
dibebankan kepada pembeli (pelanggan) sampai pembeli terakhir, dalam hal ini penjual bertindak
sebagai wajib pungut PPN dan berkewajiban menyetorkan pungutan PPN ke kas negara jika PPN belum
disetor ke kas negara maka akan dimasukkan ke dalam rekening Utang PPN, maka jurnalnya :

Kas atau Piutang Usaha ( Debit ) Rp xxx _

¾ Utang PPN ( Kredit ) _ Rp xxx

¾ Penjualan ( Kredit ) _ Rp xxx

9. Syarat Penyerahan

Dalam perdagangan barang dagangan terdapat dua syarat penyerahan barang yaitu FOB Shipping Point
dan FOB Destination.

a) FOB Shipping Point (Free on Board Shipping Point)

FOB Shipping Point atau perangko gudang penjualan adalah syarat penyerahan barang dagangan yang
mana pembeli harus menanggung biaya pengiriman barang dari gudang penjual sampai ke gudang
pembeli.

b) FOB Destination (Free on Board Destination)

FOB Destination atau perangko gudang pembeli adalah seluruh biaya pengangkutan barang dagangan
yang dijual sampai ke tempat pembeli biaya angkutnya ditanggung oleh penjual.

10. Sediaan Barang Dagang

Sediaan barang dagang adalah sediaan yang dibeli oleh perusahaan tetapi pada saat penyusutan neraca
belum selesai diproses atau dijual yang merupakan aktiva lancar perusahaan. Sediaan bertambah jika
ada pembelian dan retur penjualan, sedangkan berkurang jika ada penjualan, retur pembelian dan
pemrosesan. Pencatatan dilakukan dengan dua metode yaitu Perpetual dan Fisik.

a) Metode Perpetual

Metode ini mencatat terus-menerus setiap terjadi perubahan sediaan barang, sehingga setiap saat
dapat diketahui HPP dan sediaan barang. Apabila terjadi penjualan barang dagangan maka
pencatatannya.

Masukan pendapatan, maka jurnalnya :


Kas atau Piutang Usaha ( Debit ) Rp xxx _

¾ Penjualan ( Kredit ) _ Rp xxx

( Sebesar Harga Perolehan )

Keluaran sediaan barang sebesar HPP, maka jurnalnya :

HPP ( Debit ) Rp xxx _

¾ Sediaan Barang Dagangan ( Kredit ) _ Rp xxx

( Sebesar Harga Perolehan )

b) Metode Periodik ( Metode Fisik )

Metode ini tidak melakukan pencatatan secara terus menerus, apabila terjadi Pembelian dan Penjualan,
transaksi tsb tidak dicatat pada rekening sediaan barang dagangan. Dengan demikian rekening sediaan
barang tidak dapat menunjukkan perubahan akibat pembelian, penjualan, dan pemakaian.

Perhitungan HPP tidak dapat diketahui setiap saat melainkan saat akhir periode akuntansi, disebabkan
baru dihitung saat periode berakhir. Perusahaan melakukan pencatatan sbb :

Jurnal pembelian barang

Pembelian ( Debit ) Rp xxx _

¾ Kas ( Kredit ) _ Rp xxx

Jurnal retur pembelian

Kas ( Debit ) Rp xxx _

¾ Retur & Pengurangan Pembelian ( Kredit ) _ Rp xxx

Jurnal penjualan barang

Kas ( Debit ) Rp xxx _

¾ Penjualan ( Kredit ) _ Rp xxx

Jurnal retur penjualan

Retur & Pengurangan Penjualan ( Debit ) Rp xxx _

¾ Kas ( Kredit ) _ Rp xxx

c) Harga Pokok Penjualan ( HPP )


Harga pokok penjualan adalah jumlah rupiah yang melekat pada barang yang diserahkan kepada
konsumen, didalam ini harus diperhitungkan adanya biaya angkut pembelian, retur dan pengurangan
pembelian, dan potongan tunai pembelian.

Penentuan HPP barang dagangan diperlukan dalam :

1) Mencatat pembelian barang dagangan untuk dijual lagi.

2) Menetapkan harga pokok barang yang dibeli dalam satu periode akuntansi.

3) Menentukan harga pokok barang-barang yang masih ada pada awal dan akhir periode akuntansi.

Transaksi-Transaksi Perusahaan Manufaktur

Transaksi perusahaan Manufaktur lebih banyak daripada transaksi perusahaan jasa dan dagang
disebabkan pada perusahaan ini transaksinya dimulai dari pembelian bahan yang belum jadi sampai
terjadinya pemasaran dari barang yang di olah, jadi proses transaksinya sangat panjang. Transaksi-
transaksi pada perusahaan manufaktur secara terperinci sbb :

1. Transaksi Pembelian Bahan.

2. Transaksi Pemakaian Bahan.

3. Transaksi Pencatatan dan Pembayaran Gaji dan Upah.

4. Transaksi Pencatatan Biaya Overhead Pabrik.

5. Transaksi Penjualan Barang Jadi.

6. Transaksi Pencatatan Biaya Administrasi dan Umum.

7. Transaksi Pencatatan Biaya Pemasaran.

Dari transaksi utama perusahaan manufaktur tsb, dapat dihasilkan bukti-bukti transaksi sbb :

1. Voucher atau Laporan Penerimaan Barang

Voucher merupakan bukti awal yang digunakan sebelum transaksi pengeluaran kas dilakukan. Voucher
dapat diartikan sebagai bukti perusahaan dalam melakukan pembelian secara kredit.

2. Bukti Pemakaian Barang


Bukti pemakaian barang digunakan untuk mencatat seluruh transaksi pemakaian barang oleh
departemen produksi bagian persiapan dan ring spinning, departemen pembantu (listrik, bengkel, dan
umum pabrik), departemen administrasi dan umum, serta departemen pemasaran.

3. Faktur Penjualan

Faktur penjualan digunakan untuk merekam seluruh transaksi penjualan barang jadi perusahaan secara
kredit.

4. Bukti Kas Masuk (Bukti Penerimaan Kas)

Bukti kas masuk (BKM) merupakan bukti transaksi yang membuktikan telah terjadinya transaksi
penerimaan kas. Bukti kas masuk menjadi sumber utama pencatatan dalam jurnal penerimaan kas.

5. Bukti Kas Keluar

Bukti kas keluar (BKK) digunakan untuk mencatat seluruh transaksi yang berkaitan dengan pengeluaran
kas yang didasarkan pada bukti voucher yang sudah jatuh tempo. Bukti kas keluar merupakan sumber
utama pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas.

6. Bukti Memorial

Seluruh transaksi yang tidak direkam dalam bukti transaksi lain (BKM, BKK, faktur, penjualan, laporan
penerimaan barang, dan laporan pemakaian barang) dicatat kedalam bukti memorial (BM). Bukti
memorial merupakan sumber utama dalam pencatatan jurnal umum.

http://muhammadrizalihadi.blogspot.com/2016/06/pengertian-dan-transaksi-transaksi-dari.html

Anda mungkin juga menyukai