Anda di halaman 1dari 4

1.

Berikut adalah faktor resiko munculnya kanker tertinggi menurut


Doll & Peto adalah merokok (S) = Diet atau makanan
2. Diet/Makanan tidak termasukd di dalam faktor penyebab kanker
menurut Doll & Peto (S)
3. Terapi paliatif TIDAK TERMASUK DI DALAM TATA LAKSANA
PENYAKIT KANKER (S)
4. Sel kanker tidak memiliki sinyal pertumbuhan sendiri (s).
5. Sel kanker mampu memproduksi faktor-faktor pertumbuhan dan
reseptor faktor pertumbuhan sendiri (B).
6. Proliferasi sel kanker tergantung pada sinyal pertumbuhan normal
(S)
7. Sel kanker tidak mampu menghindari sinyal penghambatan
pertumbuhan.(S)
8. Sel normal tidak merespon sinyal penghambatan pertumbuhan
untuk mencapai homeostasis (s).
9. Sel normal memiliki waktu tertentu untuk proliferasi dan istirahat
(b).
10. Sel kanker mengenal dan merespon sinyal penghambatan
pertumbuhan (s),
11. Sel kanker tidak memiliki kemampuan untuk menghindari sinyal
kematian sel (s).
12. Apoptosis atau kematian sel yang terprogram merupakan
penghalang alami dalam perkembangan kanker (B).
13. Sel kanker memiliki kepekaan terhadap sinyal apoptosis (s).
14. Kegagalan sel kanker dalam merespon sinyal apoptosis lebih
disebabkan karena mutasi terhadap gen yang berperan dalam
apoptosis (B)
15. Sel kanker memiliki kemampuan replikasi sel yang tidak terbatas
(b).
16. Sel normal mengenal dan mampu menghentikan pembelahan
selnya bila sudah mencapai jumlah tertentu (b).
17. Kecacatan dalam regulasi pemendekan telomere inilah yang
memungkinkan sel kanker tidak memiliki kemampuan bereplikasi
yang tidak terbatas (S)
18. sel kanker tidak memiliki kemampuan untuk membentuk pembuluh
darah baru (s).
19. Sel normal memiliki ketergantungan terhadap pembuluh darah
untuk mendapatkan asupan oksigen dan nutrien (b).
20. Sel kanker mampu menginduksi angiogenesis, yaitu pertumbuhan
pembuluh darah baru di sekitar jaringan kanker (b)
21. sel kanker memiliki kemampuan melakukan invasi atau metastase
(B).
22. Metastase atau perpindahan sel kanker dari lokasi primernya ke
lokasi sekunder atau tertiernya bukan merupakan faktor utama
adanya kematian yang disebabkan karena kanker (s)
23. Mutasi mengakibatkan penuruanan aktivitas enzim-enzim yang
terlibat invasi sel kanker (S).
24. Sel kanker tidak mengalami perubahan bentuk dan juga keterikatan
sel kanker pada sel lain dan pada matriks ekstraselular (s)
25. sel kanker tidak memiliki kemampuan untuk mengatur proses
metabolisme energy (s).
26. Pada sel kanker yang terjadi adalah “glikolisis anaerobik” yang
menghasilkan sedikit ATP dan diperoleh produk laktat (S).
27. Laktat ini dimanfaatkan untuk jalur metabolisme lain yang
tujuannya adalah memanfaatkan atom karbon untuk produksi
biomassa yang penting dalam proliferasi sel(b)
28. Sel kanker memiliki kemampuan untuk menghindari sistem imun
(b).
29. Sel kanker tidak memiliki kemampuan untuk menghindari deteksi
berbagai sistem imun tubuh serta mampu membatasi kemampuan
sistem imun tubuh sehingga sel kanker dapat diberantas dan
dihancurkan (s)
30. Salah satu contoh obat kanker dengan mekanisme penghambatan
dihidrofolete redukstase adalah doxorubicin (s)
31. Salah satu contoh obat kanker dengan mekanisme penghambatan
Elongasi DNA adalah Metotreaxate (s)
32. Salah satu contoh obat kanker dengan mekanisme penghambatan
timidilate sintase adalah 5 Fluorouracil (b)
33. Salah satu contoh obat kanker dengan mekanisme penghambatan
enzim topoisomerase I adalah Topotecan (b)
34. Salah satu contoh obat kanker dengan mekanisme penghambatan
Alkilasi DNA adalah siklofosfamide (b)
35. Salah satu contoh obat kanker dengan mekanisme membentuk
ikatan kovalen dengan DNA adalah citosin (s)
36. Pada bunga Allamanda catartica memiliki senyawa aktif yaitu
allamandin sebagai anti kanker (b)
37. Allamandin mekanisme antikankernya dengan cara menekan
pertumbuhan P- 388 pada penderita leukemia (b)
38. Ipomea batatas mengandung senyawa aktif 4-ipomeanol (b)
39. 4-ipomeanol merupakan toksin yang diproduksi oleh ubi jalar (s)
40. 4-ipomeanol menyebabkan nekrosis di sel clara (sel yang terletak
pada batas saluran alveolar bercabang dari bronkiol) yang diikuti
dengan edema (b)
41. Ekstrak Helenium autumnale L. var montanum (Nutt.) Fern.
menunjukkan aktivitas penghambatan yang tidak signifikan baik
secara in vitro (9 kultur sel KB) dan in vivo (p-388 limfositik
leukemia). (s)

Isilah titik2 dibawah ini

helenalin, adalah senyawa yang terkandung di dalam


tanaman......... Helenium autumnale (42) senyawa yang memiliki
sifat ..................insektisida (43),meskipun juga beracun bagi ikan
dan cacing, antimikroba, tidak disukai oleh rusa atau kelinci karena
dedaunan pahit beracun jika tertelan dalam jumlah besar, dan dapat
menyebabkan iritasi kulit pada orang yang rentan, selain itu iritasi
pada hidung dan mata yang parah.

Podophyllum peltatum memiliki zat aktif etoposide (44) dan


teniposide(45), dengan mekanisme : penghambatan aktivitas
karalitik dari tipe II DNA topoisomerase(46) dan produksi enzim-
dimediasi bersamaan dengan untai DNA mematikan (47), sehingga
poten digunakan sebagai antikanker.

Pergantian bagian glikosidik (48) dari 1 atau 2 oleh ester (49) dan
eter(50), serta esterifikasi dan eterifikasi a-peltatin (51) termasuk
glucosidic ethylidene (52) dan thenylidene cyclic acetals (53) telah
menghasilkan senyawa aktivitas yang jauh lebih sedikit dibandingkan
dengan Sitotoksisitas in vitro (KB)(54) yang tampaknya tidak
memiliki korelasi dengan penghambatan aktivitas topoisomerase
DNA (55).

Vinca rosea (tapak dara), (56) Kandungan zat aktif utama adalah
vinkristin dan vinblastine , yang mekanisme antikankernya dapat
menghambat sel kanker pada tahap metafase atau mitosis (57) kemudian
dapat menghambat sintesis purin, DNA, RNA (58) yang terdapat pada sel
kanker, sehingga proliferasinya (59) dapat dihambat.

Jatropha gossypiifolian (jarak merah) Tanaman jarak merah yang


mengandung Senyawa yang berperan sebagai antikanker adalah senyawa
jathrophone. (60)
yang merupakan senyawa golongan terpen (61) yaitu senyawa
penggabungan unit isoprene (C 5) melalui fashion kepala- ekor, dimana
merupakan senyawa terpen golongan diterpen yang memiliki 4 unit
isoprenes (62) dan 20 atom carbon. (63)
Dan mampu menginduksi apoptosis (64) dan menghambat proliferation di
S-phase (65).

Senyawa brusein A (66) yang terdapat dalam Brucea javanica L merupakan


quasinoid (67) golongan triterpen (68) berperan sebagai antikanker.
Senyawa ini memiliki kemampuan untuk berikatan dengan DNA (69)
sehingga mempengaruhi gen c-Myc (70) dan dapat menginduksi apoptosis.
(71) Selain itu juga dapat menghambat nuclear factor kaffa B (NF-Kb)(72)
(Kim Ja et al. 2010).

Senyawa Brusein-A yang diisolasi dari buah makasar memiliki kemampuan


untuk menghambat enzim DNA topoisomerase II (73) yang berfungsi
dalam proses replikasi, transkripsi, rekombinasi(74), dan proliferasi sel
kanker.(75) Penghambatan aktivitas enzim tersebut akan membentuk
protein linked DNA breaks (PLDB)(76) yang dapat menyebabkan
fragmentasi DNA sel kanker (77) dan selanjutnya berpengaruh pada
proses replikasi sel kanker (78) (Sabourin M 2003). Zhang et al. (2010)
mengemukakan bahwa apoptosis(79) melibatkan mekanisme yang
kompleks, baik melalui jalur mitokondria, reseptor kematian,
maupun survival. Ketiga jalur tersebut melibatkan regulator caspase-8
ataupun caspase-9(80).

Apoptosis melalui caspase-9 biasanya melibatkan gen p53


seperti pada kematian sel kanker mieloma, sementara pada sel
kanker T47D dapat menyebabkan kehilangan fungsi gen p53. Gen
p53 yang hilang di dalam sel kanker karena mengalami mutasi pada
residu 194, leusin berubah menjadi fenilalanin. Akibatnya, gen
p53 akan merangsang mitokondria melepaskan sitokrom-c ke
dalam sitosol.
Di dalam sitosol, sitokrom-c bersama dengan apoptotic protease
activating factor 1(APAF1) dan procaspase-9 akan membentuk
caspase-9.
Selanjutnya, pembentukan caspase-9 sebagai caspase awal akan
mengaktifkan caspase eksekusioner caspase-3, -6, dan -7 sehingga
menyebabkan apoptosis sel (Lou GG et al. 2010).

Anda mungkin juga menyukai