KE Jumat GJL 2019 Mod-12

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN 12

Optimasi Mesin Pendingin

1. Parameter-parameter Mesin Pendingin


2. Upayah perbaikan Performance Mesin
Pendingin

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

13
Teknik Teknik Mesin 13066 Henry Carles, ST., MT
Abstract Kompetensi

Modul ini diharapkan dapat membantu Mampu menguasai dan menjelaskan tentang
mahasiswa dalam mempelajari mata Prinsip dan Performance Mesin Pendingin,
kuliah Mesin Konversi Energi. terkait dengan :
Kompetensi yang diharapkan dari 1. Parmeter Performance dan Optimasi
Mesin Pendingin
modul ini adalah mahasiswa
menguasai dan mampu menjelaskan
tentang Prinsip dan Performance Mesin
Pendingin.

2019 Konversi Energi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Henry Carles MT http://www.mercubuana.ac.id
A. Parameter Performance Mesin Pendingin

Mesin pendingin memiliki beberapa komponen yang membutuhkan tingkat energi


yang reltif tinggi saat dioperasikan. Oleh karena itu optimasi penggunaan dan
pengoperasiannya sebagai alat dan mesin pendingin perlu dilakukan agar pemakaian energi
dapat dikurang dan lebih efisien. Parameter performance mesin pendingin dipengaruhi
banyak faktor dalam operasionalnya. Salah satu indikator yang menunjukan performance
dari mesin pendingin adalah Keofisien Prestaasi atau Coefisien of Performance (COP).
Semakin besar nilai dari COP suatu mesin pendinginsemakin baik dan optimal mesin
pendingin bekerkja dalam siklus refrigrrasi. Optimal tidaknya atau baik tidaknya keofisein
prestasi dari siklus refrigrasi dipengaruhi dan ditentukan dengan komponen utama dan jenis
refrigran yang digunakan, kompressor, kondensor, evaporant dan peralatan ekspansi. Selain
itu kondisi termodinamik fluida yang berkerjan dan beroperasi pada operasi siklus refrigran
juga menentukan kondisi dari keofisien prestasi dari siklus.

Siklus dan Proses pada mesin Pendingin

 Besar Kerja Kompressor per satuan massa refrigran 𝑄𝑤 = ℎ2 − ℎ1


Dimana : 𝑄𝑤 [besar kerja kompresor (𝑘𝐽⁄𝑘𝑔)]; ℎ1 [entalpi refrigrant saat keluar
evaporator dan masuk kompressor (𝑘𝐽⁄𝑘𝑔)] dan ℎ2 [entalpi refrigrant saat keluar
kompressor danmasuk kondensor (𝑘𝐽⁄𝑘𝑔)]
Besar Daya atau Kerja Kompressor 𝑊𝑐 = 𝑚̇𝑟𝑒𝑓 (ℎ2 − ℎ1 )
Dimana : 𝑊𝑐 [daya kompressor (𝑘𝐽⁄𝑠)]; 𝑚̇𝑟𝑒𝑓 [laju aliran massa refrigran (𝑘𝑔⁄𝑠)]
 Besarnya panas per satuan massa refrigran yang dilepaskan di kondensor
dinyatakan sebagai : 𝑄𝑐 = ℎ2 − ℎ1
Dimana : 𝑄𝑐 [besar panas yang dilepas di kondensor (𝑘𝐽⁄𝑘𝑔)] ; ℎ2 [entalpi
refrigrant saat keluar kompressor dan masuk kondensor (𝑘𝐽⁄𝑘𝑔)] dan ℎ3 [entalpi
refrigrant saat keluar kondensor (𝑘𝐽⁄𝑘𝑔)]

2019 Konversi Energi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Henry Carles MT http://www.mercubuana.ac.id
Laju aliran kalor (kalor yang dilepasakan) pada proses kondensasi 𝑄𝑜𝑢𝑡 =
𝑚̇𝑟𝑒𝑓 (ℎ2 − ℎ1 )
 Besarnya kalor yang diserap oleh evaporator 𝑄𝑒 = ℎ1 − ℎ4
Dimana : 𝑄𝑒 [besar panas yang diserap evaporator (𝑘𝐽⁄𝑘𝑔)]; ℎ1 [entalpi refrigrant
saat keluar evaporator dan masuk kompressor (𝑘𝐽⁄𝑘𝑔)] dan ℎ4 [entalpi refrigrant
masuk evaporator (𝑘𝐽⁄𝑘𝑔)]
Besar daya kalor yang diserap evaporator (reffrigran) 𝑄𝑖𝑛 = 𝑚̇𝑟𝑒𝑓 (ℎ1 − ℎ4 )
Dimana 𝑄𝑖𝑛 [kerja proses evaporasi/kapasitas refrigrasi (kW)]

Besar kalor yang dilepaskan udara 𝑄𝑢 = 𝑚̇𝑢 . 𝐶𝑝 . ∆𝑇𝑢


Laju aliran massa udar 𝑚̇𝑢 = 𝜌𝐴𝑉
𝑃
Massa jenis udara 𝜌 = 𝑅.𝑇

Dimana 𝑃 (tekanan udar mutlak); 𝑅 (konstanta gas ideal udara=2.40611 kJ/kg.K);


𝐶𝑝 (panas jenis udara tekanan konstan); ∆𝑇𝑢 (perubahan temperatur udara yang
mengalir pada evaporator)
 Keofisien Prestasi (Ceofisien of performance = COP)
Keofisien prestasi dari sistem refrigrasi adalah dampak refrigrasi (efek refrigrasi)
dibagi dengan kerja kompressi
𝐸𝑓𝑒𝑘 𝑅𝑒𝑓𝑟𝑖𝑔𝑟𝑎𝑠𝑖 ℎ −ℎ
𝐶𝑂𝑃 = 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑠𝑖
= ℎ1 −ℎ4
2 1

Dimana : 𝐶𝑂𝑃 [keofisien prestasi siklus refrigrasi ] ; ℎ1 [entalpi refrigrant saat


keluar evaporator dan masuk kompressor (𝑘𝐽⁄𝑘𝑔)]; ℎ2 [entalpi refrigrant saat
keluar kompressor dan masuk kondensor (𝑘𝐽⁄𝑘𝑔) ] dan ℎ4 [entalpi refrigrant
masuk evaporator (𝑘𝐽⁄𝑘𝑔)]
Parameter Performance Mesin pendingin dipengaruhi oleh banyak faktor dan
variabel dalam operasinya dalam siklus refrigrasi. Berikur beberapa faktor yang dapat dan
saling mempengaruhi performance mesin pendingin.

1. Jenis dan Sifat dari Refrigran


Setiap refrigran memiliki sifat dan kareakteristik yang berbeda, hal ini akan
mempengaruhi efek refrigrasi dan nila Ceofisien Of Performance yang dihasilkan.
Keofisens Prestasi atau COP (Ceofisien of Performance) adalah Kemampuan kerja
mesin pendingin akan semain besar bila refrigran yang digunakan mempunyai
karakteristik efek refrigrasi yang lebih besar. Sebagai contoh R22 dengan efek
refrigrasi 37,14 kcal/kg mempunyai COP lebih besar dibanding R12 (efek refrigrasi
28,13 kcal/kg).

2019 Konversi Energi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Henry Carles MT http://www.mercubuana.ac.id
Semakin besar nilai efek refrigrasi suatu bahan pendingin (refrigran) maka nilai
COPnya akan semakin besar dalam siklus refrigrasi
Waktu pendinginan untuk refreigran yang efek refrigrasinya kecil akan lebih lama
dibanding dengan refrigran yang efekrefrigrasinya lebih besar. Begitu juga waktu
kenaikan temperaturnya.
Temperatur masuk refrigran yang mempunyai efek refrigrasi kecil akan lebih kecil
dibanding dengan refrigran yang mempunyai efek refrigrasi lebih besar
Berikut beberapa sifat dan karakteristik yang harus diperhatikan dalam memilih
refrigrant untuk digunakan pada sistem dan siklus refrigrasi :
a. Tekanan penguapan harus cukup tinggi.
Sebaiknya refrigran memiliki temperatur penguapan pada tekanan yang lebih tinggi
, sehingga dapat menghindari kemungkinan terjadinya vakum pada evaporator,
dan turunnya efisiensi volumentrik karena naiknya perbandingan kompressi.
b. Tekanan pengembunan yang tidak terlalu tinggi
Apabila tekanan pengembunan rendah, maka perbandingan kompressinya akan
menjadi rendah sehingga penurunan prestasi kompressor dapat dihindarkan.
Selain itu dengan tekanan kerja yang lebih rendah , mesin dapat bekerja lebih
aman karena kemungkinan terjadinya kebocoran , kerusakan dan ledakan dan
sebagainya akan lebih kecil.
c. Kalor Laten penguapan harus tinggi
Refrigran yang memiliki kalor laten penguapan yang tinggi lebih menguntungkan
karena untuk kapasitas refrigrasi yang sama, jumlah refrigran yang bersirkulasi
menjadi lebih kecil
d. Volume spesifik (terutama dalam fase gas) yang cukup kecil
Refrigran dengan kalor laten penguapan yang besar dan volume spesifik gas yang
kecil (berar jenis yang besar) akan memungkinkan penggunaan kompressor
dengan volume langkah torak yang lebih kecil. Dengan demikian untuk kapasitas
refrigrasi yang sama, ukuran unit refrigrasi yang bersangkutan menjadi lebih kecil.
Namun untuk unit pendingin sentrifugal yang kecil, lebih dikehendaki refrigran
dengan volume spesifik yang agak besar. Hal tersebut diperlukan untuk menaikan
jumlah gas yang bersirkulasi, sehingga dapat mencegah menurunnya effisiesnsi
komressor sentrifugal.
e. Keofisiesn prestasi harus tinggi
Dari segi karekteristik termodinamika dari refrigran, keofisein prestasi merupakan
parameter yang penting untuk menentukan biaya operasi.
f. Konduktivitas termal yang tinggi

2019 Konversi Energi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Henry Carles MT http://www.mercubuana.ac.id
Konduktivitas thermal sangat penting untuk menentukan karakteristik perpindahan
kalor.
g. Viskositas yang rendah dalam fasa cair maupun fasa gas
Dengan turunnya tahanan aliran refrigran dalam pipa, kerugian tekanan akan
berkurang.
h. Sifat-sifat berikut sangat penting , terutama untuk refrigran yang akan digunakan
pada kompressor hermatik :
1) Konstanta dielektrik dari refrigran yang kecil, tahanan listrik yang besar serta
tidak menyebabkan korosi pada material isolator listrik
2) Refrigran hendaknya stabil dan tidak bereaksi dengan material yang dipakai,
juga tidak menyebabkan korosi
3) Refrigran tidak boleh beracun dan berbau merangsang
4) Refrigran tidak boleh mudah terbakar
5) Mudah terdeteksi bila terjadi kebocoran
6) Harganya tidak mahal dan mudah diperoleh

2. Beban Pendingin
Mesin pendingin merupakan mesin yang mekanisme kerja siklusnya mengambil energi
(thermal) dari daerah bertemperatur rendah dan dibuang ke daerah temperatur tinggi
(lingkungan), sehingga beban pendingin sangat berpengaruh terhadap prestasi mesin
pendingin.
Semakin besar beban pendingin yang diinginkan maka akan diperlukan daya mesin
pendingin yang lebih besar dan sebaliknya. Semakin tinggi beban pendingin maka
kapasitas pendingin (𝑄𝑒𝑣𝑎 ) akan semakin tinggi dan akan semakin tinggi pula nilai
COP.

3. Kondensor
Kondensor adalah suatu alat untuk merubah fluida pendingin dari bentuk gas menjadi
bentuk cair. Fluida refrigran dari kompressor dengan suhu dan tekanan yang tinggi
panasnya akan dikeluarkan melalui alat peneukar kalor (kondensor) melalui
permukaan luas bidang yang kontak dengan fluida pendingin (air atau udara)
Pada kondensor terjadi proses pelepasan kalor secara kondensasi dan kalor sensibel.
Media pendingin yang digunakan pada kondensor biasa air atau udara untuk
melepaskan kalor ke atmosfer.
Efek pendinginan (efek refrigrasi) pada mesin pendingin sangat dipengaruhi dan
tergantung pada kinerja dari kondensor. Kinerja kondensor akan dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain :

2019 Konversi Energi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Henry Carles MT http://www.mercubuana.ac.id
1. Jumlah Fluda Pendingin (air atau udara)
Jumlah laju aliran fluida pendingin yang diperlukan untuk mengembunkan uap
refrigran yang keluar dari kompressor akan mempengaruhan besarnya
besarnya panas yang dikeluarkan oleh refrigran ke fluida pendingin.
Semakin besar laju aliran fluida pendingin (udara pendingin) untuk
mendingiankan kondensor maka keofisien prestasi semakin besar dan
meningkat, karena laju pelepasan kalor yang besar akan berimbas pada
temperatur refrigran keluaran kondensor yang semakin rendah, sehingga dapat
mencapai temperatur yang lebih rendah lagi pada keluaran evaporator
sehingga kerja kompressor lebih ringan untuk laju pelepasan kalor yang
semakin besar.
Dengan memabah laju kecepatan fluida pendinginan pada kondensor maka
laju aliran massa refrigran akan menurun sehingga mengakibatkan daya
kompressor akan menurun sehingga dimendapatkan harga keofisien prestasi
yang lebih besar
2. Perpindahan kalor dalam Kondensor
Besarnya luas bidang perpindahan kalor dalam kondensor akan mempengaruhi
besarnya jumlah kalor yang akan dilepaskan dari refrigran ke fluida pendingin.
Hal ini sangat dipengaruhi oleh perbedaan temperatur logaritmik (LMTD)
3. Terjdinya fouling faktor. Aliran fluida yang mengalir didalam kondensor secara
kontinue terus menuerus sehingga pada saat telah melampaui waktu operasi
tertentu akan mengotori permukaan perpindahan panas dari kondensor itu
sendiri. Deposit atau kerak yang terbentuk pada permukaan yang banyak akan
mempunyai nilai konduktivitas thermal yang cukup rendah sehingga akan
mengakibatkan menurunnya besaran keofisien perpindahan panas menyeluruh
dalam alat penukar kalor (kondensor), dampaknya laju pertukaran energi pans
didalam kondensor menjadi rendah .
4. Kecepatan aliran air pendingin
Makin tinggi kecepatan air pendingin makin tinggi pula keofisein perpindahan
kalor sehingga keofisien perpindahan kalor total akan bertambah besar. Namun
apanila kecepatan aliran air pendingin terlalu besar, gesekan (tahanan) yang
terjadi antara air dan dinding pipa menjadi bertambah besar pula.
5. Kerugian Tekan
Gesekan antara dinding pipa dengan air pendingin yang mengalir didalamnya
akan menyebabkan kerugian tekanan air pendingin. Kerugian tekanan air
pendingin dalam kondensor pendingin air tergantung dari jumlah dan
kecepatan alirannya. Untuk memperoleh kondensor dengan laju perpindahan

2019 Konversi Energi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Henry Carles MT http://www.mercubuana.ac.id
kalor yang tinggi maka kecepatan aliran fluida pendinginya harus dinaikan.
Tetapi kerugian tekanannya akan bertambah besar sehingga diperlukan pompa
air pendingin tekanan tinggi. Maka mungkin saja efisiensi mesin refrigran akan
turun karena daya yang diperlukan untuk menggerakan pompa semakin besar.
Dalam kondensor untuk freon, kecepatan aliran freon haruslah lebih tinggi dari
pada jika dipergunakan amoniak, supaya dapat diperoleh laju perpindahan
kalor yang lebih tinggi.
Dalam ruang air pendingin dari sebuah kondensor bisasanya dipasangkan
sekat-sekat untuk mengarahkan dan mendistribusikan aliran air pendingin.
Dengan cara demikian kecepatan alirannya juga dapat diatur sesuai dengan
jumlah dan cara penempatan seskat-sekat tersebut.
6. Luasan total luas penampang permukaan kondensor yang terkait dengan
diameter tube, jumlah dan panjangnya pipa-pipa pendingin
7. LMTD dan besarnya keofiseien perpindahan panas menyeluruh
 Laju perpindahan energi panas yang diterima oleh aliran fluida dingin
𝑄𝑐 = 𝑚𝑐 . 𝑐𝑝𝑐 (𝑇𝑐𝑜 − 𝑇𝑐𝑖 )
 Temperatur aliran keluar (𝑇ℎ𝑜 ) adalah :
𝑄ℎ = 𝑚ℎ . 𝑐𝑝ℎ (𝑇ℎ𝑖 − 𝑇ℎ𝑜 )
 Beda temperatur rata-rata logaritmik konfigurasi (LMTD)
1 ∆𝑇 −∆𝑇
2
𝐿𝑀𝑇𝐷 = ∆𝑇𝑚 = 𝑙𝑛(∆𝑇 ⁄∆𝑇 )
1 2

4. Evaporator
Evaporator adalah alat penukar kalor yang memegang peran penting didalam siklus
refrigrasi untuk mendinginkan media disekitarnya. Beberapa hal yang mempengaruhi
perpindahan kalor didalam evaporator antara lain :
1. Kapasitas pendingin dari evaporator
Jumlah kalor yang diserap oleh refrigran dari benda atau fluida dipengaruhi dan
berbanding langsung dengan oleh luasan bidang evaporator, keofisien
perpindahan kalor bahan dan temperatur refrigran masuk evaporator.
2. Keofisien perpindahan kalor
Semakin besar keofisein perpindahan kalor dari material yang dipakai evaporator
maka semakin kecil luas bidang pendingin yang diperlukan . salah satu yang
memnentukan dan mempengaruhi keofisein perpindahan kalor adalah kecepatan
aliran fluida yang akan didinginkan.
3. Perbedaan Temperatur rata-rata logaritmik (LMTD)

2019 Konversi Energi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Henry Carles MT http://www.mercubuana.ac.id
Makin besar LMTD makin kecil ukuran alat penukar kalor yang diperlukan (luas
bidang perpindahan kalor yang diperlukan). Namun demikian temperatur
penguapan akan menjadi lebih rendah sehingga kemampuan kompressor akan
berkurang dan kerugian pada biaya operasional.
4. Faktor Korotan
Ada tiga macam faktor kotoran yang disebabkan karena pengotoran permukaan
pipa pada sisi zat yang hendak didinginkan, adanya lapisan minyak pelumas
pada permukaan pipa pada sisi refrigran, dan pengotoran karena adanya
pembekuan air.
5. Bidang Perpindahan kalor dan pipa pendingin
Perpindahan kalor pada pipa pendingin sangat tergantung dari jenis zat yang
akan didinginkan, yang berkontak atau menyentuh pada bidang pendingin dan
tindkat keadaan refrigran. Jadi pada temperatur yang sama perpindahan kalor
pada cairran mencapai 2 sampai 4 kali lebih besar dari pada gas. Oleh karena itu
laju perpindahan kalor pada evaporator jenis ekspansi kering lebih kecil dari pada
evaporator jenis basah sehingga dengan evaporator jenis basah dapat diperoleh
ukuran evaporator yang lebih kecil.

5. KatuP Ekspansi
Katup ekspansi dipergunakan untuk mengekspansikan secara adiabatik cairan
refrigran yang bertekanan dan bertemperatur tinggi sampai mencapai tingkat keadaan
tekanan dan temperatur rendah; jadi melaksanakan proses trotel atau proses ekspansi
entalpi konstan. Selain itu katup ekspansi mengatur pemasukan refrigrran sesuai
dengan beban pendingin yang harus dilayani oleh evaporator.
Katup ekspansi mengatur supaya evaporator selalu dapat bekerja sehingga diperoleh
effisiensi siklus refrigrasi yang maksimal.
Aapabila katup ekspansi dibuka atau membuka lebih besar maka refrigran didalam
evaporator tidak menguap sempurna, sehingga refrigran yang terhisap masuk kedalam
kompressor mengandung cairan. Apabila hal terseebut terjadi dalam waktu cukup
lama, sebagian uap akan mencair kembali dan katup kompressor akan mengalami
kerusakan. Jika jumlah uap refrigrran yang mengalir bertambah banyak atau apabila
kompressor menghisap cairan maka akan terjadi pukulan cairan (liquid hummer) yang
dapat merusak kompressor.
Apabila beban pendingin bertambah besar atau apabila katup ekspansi diperkecil atau
bertambah kecil cairan refrigran akan menguap sempurna sehingga ada pada kondisi
superpanas ketika mencapai seksi keluar evaporator. Dalam hal tersebut kalor yang
diserap akan menjadi bertambah besar sehingga temperatur uap refrigran akan

2019 Konversi Energi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Henry Carles MT http://www.mercubuana.ac.id
menjadi bertambah tinggi dari pada temperatur penguapannya (super panas). Derajad
superpanas yang rendah tidak akan mengganggu, tetapi derajat superpanas yang
terlampau besar akan menyebabkan temperatur gas refrigran keluar dari kompressor
terlampau tinggi. Dalam hal terseebut akhirnya kompressor akan bekerja pada
temperatur yang sangat tinggi sehingga cepat rusak.
6. Flow Rate Refrigran.
Besarnya flow rate refrigran berbanding lurus dengan kapasitas refrigrasi dan daya
kompressor, semakin besar flow rate refrigran yang mengalir pada sistem dan siklus
refrigrasi semakin besar daya kompressor yang diperlukan untuk mensirkulasikan
refrigran sehingga efek refrigrrasi juga akan semakin besar sehingga nilai COP juga
akan semakin besar.
7. Pengeringan
Pengering diperlukan saat mengalirkan refrigran sehingga uap air yang terkandung
dalam refrigran dapt dihilangkan.
8. Saringan
Kotoran dan serbuk logam yang ada didalam refrigran yang bersirkulasi dapat
mengendap atau menempel pda orifice dari katup ekspansi, pada katup hisap atau
katup buang kompressor, sehingga akan mengganggu kerja kompressor. Selain itu
juga dapat merusak bantalan dan penyekat poros. Oleh karena itu kotoran tersebut
harus dibuang dengan mengalirkan refrigran melalui saringan cairan atau saringan
isap. Saringan dipasang sebelum katup ekspansi dari pipa refrigran cair.

Daftar Pustaka
1. Mesin Konversi Energi, Astu Pudjanarsa, Djati Nursuhud, ANDI Yogyakarta, Edisi 3
tahun 2013
2. Nag, P. K...,Power Plant Engineering, 2nd edition, New Delhi, Tata McGraw-Hill, 2002
3. Astu Pudjanarsa.., Mesin Konversi Energi, ANDI Yogyakarta, 2008
4. Cengel, Yunus A. & Boles, Michael A., Thermodynamics ; An Engineering Approach,
New York, MacGraw-Hill, 2007
5. M. M El-Wakil.., power Plant Technology, New York, MacGraw-Hill, 1985
6. Werlin S Nainggolan., Thermodinamika Teori dan Soal Penyelesaian, Armico, 1976

2019 Konversi Energi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Henry Carles MT http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai