Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN BATU KANDUNG KEMIH


(VESIKOLITHIASIS)

Di susun oleh :

M. Taufiqur R. 14401.16.17027

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAFSHAWATY ZAINUL HASAN

PROBOLINGGO

TAHUN 2019
LAPORAN PENDAHULUAN

BATU KANDUNG KEMIH (VESIKOLITHIASIS)

A. Pengertian
Menurut Smeltzer (2002:1460), Vesikolitiasis adalah batu yang ada di
vesika urinaria ketika terdapat defisiensi substansi tertentu, seperti kalsium
oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat atau ketika terdapat defisiensi
subtansi tertentu, seperti sitrat yang secara normal mencegah terjadinya
kristalisasi dalam urin
Menurut Wikipedia, batu saluran kemih merupakan kondisi dimana
terbentuknya batu di saluran keluarnya urin. ia dapat berada di ginjal, ureter,
kandung kemih maupun uretra.
Menurut Corwin(2009:715),Batu (kalkulus) ginjal adalah batu yang
terdapat dimana saja disaluran kemih. Batu yang sering di jumpai tersusun dari
Kristal-kristal kalsium.

B. Etiologi
Menurut Smeltzer (2002:1460) Faktor- faktor yang mempengaruhi batu
kandung kemih (Vesikolitiasis) adalah :
1. Faktor intrinsic
Hereditair (keturunan), umur 30-50 tahun, Jenis kelamin laki-laki >
perempuan
2. Faktor ekstrinsik
Geografik, Iklim dan temperatur, Asupan air , Diet (banyak purin, oksalat
dan kalsium mempermudah terjadinya batu.
3. Infeksi
Infeksi saluran kencing dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan
akan menjadi inti pembentukan batu saluran kencing . Infeksi bakteri akan
memecah ureum dan membentuk amonium yang akan mengubah pH urine
menjadi alkali.
4. Stasis dan Obstruksi urine
Adanya obstruksi dan stasis urine akan mempermudah pembentukan batu
saluran kencing.
5. Jenis kelamin
Pria lebih banyak daripada wanita
6. Ras
Pada daerah tertentu angka kejadian batu saluran kemih lebih tinggi
daripada daerah lain, Daerah bantu di Afrika Selatan hampir tidak dijumpai
penyakit batu saluran kemih.
7. Keturunan
di duga diturunkan dari orang tuanya..
8. Air minum
Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum air akan mengurangi
kemungkinan terbentuknya batu ,sedangkan kurang minum menyebabkan
kadar semua substansi dalam urine meningkat
9. Pekerjaan
Pekerja keras yang banyak bergerak mengurangi kemungkinan
terbentuknya batu daripada pekerja yang lebih banyak duduk.
10. Suhu
Tempat yang bersuhu panas menyebabkan banyak mengeluarkan keringat
sedangkan asupan air kurang dan tingginya kadar mineral dalam air minum
meningkatkan insiden batu saluran kemih
11. Makanan
Masyarakat yang banyak mengkonsumsi protein hewani angka morbiditas
BSk berkurang .Penduduk yang vegetarian yang kurang makan putih telur
lebih sering menderita BSK ( buli-buli dan Urethra
12. Batu Kalsium
Batu ini paling banyak dijumpai dari seluruh jenis batu saluran kemih. Batu
klasium terdiri atas batu kalsium oksalat maupun batu kalsium fosfat. faktor
terjadinya batu ini adalah terjadinya:
a. hiperkalsiuria (kadar kalsium di dalam urin lebih besar dari 250-300
mg/24 jam),
b. Hiperoksaluria(Hiperoksaluria adalah eksresi oksalat urin yang melebihi
45 gram per hari. Keadaan ini banyak dijumpai pada pasien yang
mengalami gangguan pada usus sehabis menjalani pembedahan usus
dan pasien yang banyak mengkonsumsi makanan yang kaya akan
oksalat, diantaranya adalah: teh, kopi instan, minuman soft drink, kokoa,
arbei, jeruk sitrun, dan sayuran berwarna hijau terutama bayam),
c. Hiperurikosuria(Hiperurikosuria adalah kadar asam urat di dalam urin
yang melebihi 850 mg/24 jam. Asam urat yang berlebihan dalam urin
bertindak sebagai inti batu untuk terbentuknya batu kalsium oksalat.
Sumber asam urat di dalam urin berasal dari makanan yang
mengandung banyak purin maupun berasal dari metabolisme endogen),
d. Hipositrauria(Hipositraturia merupakan sitrat yang bereaksi dengan
kalsium yang berada di dalam urin membentuk kalsium sitrat sehingga
menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat),
e. Hipomagnesuria(Hipomagnesuria merupakan kondisi dimana
magnesium berada dalam kondisi rendah di urin).
13. Batu Asam Urat
Penyakit batu asam urat banyak diderita oleh pasien-pasien penyakit gout,
penyakit mieloproliferatif, dan banyak mempergunakan obat urikosurik.
Sumber asam urat berasal dari diet yang mengandung purin.
14. Batu Sistein
Batu sistein didapatkan karena kelainan metabolisme sistein, uyaitu
kelainan dalam absorbsi sistein di mukosa dinding usus.
15. Batu Xanthin
Batu Xanthin terbentuk karena penyakit bawaan berupa defisiensi enzim
xanthin oksidase yang mengkatalisis perubahan hipoxanthin menjadi
xanthin dan xanthin menjadi asam urat.
C. Manifestasi Klinis
Menurut Smeltzer (2002:1461), Batu yang terjebak di kandung kemih
biasanya menyebabkan iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus urinarius
dan hematuria, jika terjadi obstruksi pada leher kandung kemih menyebabkan
retensi urin atau bisa menyebabkan sepsis, kondisi ini lebih serius yang dapat
mengancam kehidupan pasien, dapat pula kita lihat tanda seperti mual muntah,
gelisah, nyeri dan perut kembung.
Batu yang terjebak dikandung kemih menyebabkan gelombang nyeri luar
biasa, akut dan kolik yang menyebar kepala obdomen dan genitalia. Klien
sering merasa ingin kemih, namun hanya sedikit urin yang keluar, dan biasanya
mengandung darah akibat aksi abrasi batu gejala ini disebabkan kolik ureter.
Berikut beberapa gejala umum yang sering terjadi pada penderita batu ginjal:
1. Nyeri
Gejala utama dari penyakit batu ginjal adalah nyeri yang parah, terutama
di punggung atau pinggang.Hal ini terjadi karena saluran kemih
mengalami kekejangan akibat batu menyumbat saluran tersebut. Biasanya
penderita akan mulai kram dan berlanjut hingga merasakan nyeri yang
sangat parah.
2. Mual dan Muntah
Nyeri sangat parah akibat batu ginjal bisa menyebabkan rasa mual bahkan
muntah.
3. Darah pada Urin
Terkadang kristal batu ginjal merusak saluran kemih saat melewatinya,
sehingga darah mungkin ikut keluar bersama dengan urin.
4. Sering Berkemih
Saluran kemih yang teriritasi membuat penderita merasa ingin berkemih
lebih sering.
5. Demam dan Menggigil
6. Iritasi saluran kemih akibat batu ginjal dapat menimbulkan infeksi. Jika
kondisi ini terjadi, maka penderita akan mengalami demam dan menggigil
karena kedinginan akibat demam.
E. Teori terbentuknya batu
1. Teori Intimatriks
Terbentuknya BSK. memerlukan adanya substansi organik sebagai inti
.Substansi ini terdiri dari mukopolisakarida dan mukoproptein A yang
mempermudah kristalisasi dan agregasi substansi pembentukan batu.
2. Teori Supersaturasi
Terjadi kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urine seperti;
sistin, santin, asam urat, kalsium oksalat akan mempermudah terbentuknya
batu.
3. Teori Presipitasi-Kristaliasi
Perubahan pH urine akan mempengaruhi solubilitas substasi dalam urine
.Urine yang bersifat asam akan mengendap sistin,santin,asam dan garam
urat,urine alkali akan mengendap garam-garam fosfat..
4. Teori Berkurangnya faktor penghambat
Berkurangnya faktor penghambat seperti peptid fosfat, pirofosfatpolifosfat,
sitrat magnesium.asam mukopolisakarida akan mempermudah terbentuknya
BSK.
F. Patofisiologi
Kelainan bawaan atau cidera, keadan patologis yang disebabkan karena
infeksi, pembentukan batu disaluran kemih dan tumor, keadan tersebut sering
menyebabkan bendungan. Hambatan yang menyebabkan sumbatan aliran
kemih baik itu yang disebabkan karena infeksi, trauma dan tumor serta kelainan
metabolisme dapat menyebabkan penyempitan atau struktur uretra sehingga
terjadi bendungan dan statis urin. Jika sudah terjadi bendungan dan statis urin
lama kelamaan kalsium akan mengendap menjadi besar sehingga membentuk
batu.

Pathway
G. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dilaboratorium yang meliputi pemeriksaan:
1. Urine
a. PH lebih dari 7,6 biasanya ditemukan kuman area splitting, organism
dapat berbentuk batu magnesium ammonium phospat, PH yang rendah
menyebabkan pengendapan batu asam urat.

b. Sedimen = sel darah meningkat (90%), ditemukan pada penderita


dengan batu, bila terjadi infeksi makasel darah putih akan meningkat.
c. Biakan urine = untuk mengetahui adanya bakteri yang berkonstribusi
dalam proses pembentukan batu saluran kemih.
d. Ekskresi kalsium, fosfat, asam urat dalam 24 jam untuk melihat apakah
terjadi hiperekskresi.
2. Darah
a. Hb akan terjadi anemia pada gangguan fungsi ginjal kronis.
b. Leukosit terjadi karena infeksi.
c. Ureum kreatinin untuk melihat fungsi ginjal.
d. Kalsium,fosfat, dan asam urat.
3. Radiologi
a. Foto BNO/IVP untuk melihat posisi batu, besar batu, apakah terjadi
bendungan atau tidak.
b. Pada gangguan fungsi ginjal maka IVP tidak dapat dilakukan, pada
keadaan ini dapat dilakukan retrogad prelografi atau dilanjutkan
antegrad prelografi tidak memberikan informasi yang memadai.
H. Penatalaksanaan
1. Menghilangkan obstruksi
2. Mengobati infeksi
3. Menghilangkan rasa nyeri.
4. Mencegah terjadinya gagal ginjal dan mengurangi kemungkinan terjadinya
rekurensi
I. Asuhan Keperawatan Secara Teori
1. Pengkajian
a. Aktivitas/istrirahat
Kaji tentang pekerjaan yang monoton,lingkungan pekerjaan apakah
pasien terpapar suhu tinnggi,keterbatasan aktivitas ,misalnya karena
penyakit yang kronis atau adanya cedera pada medulla Spinalis.

b. Sirkulasi
Kaji terjadinya peningkatan tekanan Darah/Nadi, yang disebabkan
;nyeri,ansietas atau gagal ginjal.Daerah ferifer apakah teraba
hangat(kulit) merah atau pucat.
c. Eliminasi
Kaji adanya riwayat ISK kronis.obstruksi sebelumnya(kalkulus)
Penurunan haluaran urinr, kandung kemih penuh, rasa terbekar saat
BAK. Keinginan /dorongan ingin berkemih terus, oliguria, haematuria,
piuri atau perubahan pola berkemih.
d. Makanan / cairan;
Kaji adanya mual, muntah, nyeri tekan abdomen, diit tinggi purin,
kalsium oksalat atau fosfat, atau ketidak cukupan pemasukan cairan
tidak cukup minum, terjadi distensi abdominal, penurunan bising usus.
e. Nyeri/kenyamanan
Kaji episode akut nyeri berat, nyeri kolik.lokasi tergantung pada lokasi
batu misalnya pada panggul di regio sudut kostovertebral dapat
menyebar ke punggung, abdomen, dan turun ke lipat paha’genetalia,
nyeri dangkal konstan menunjukan kalkulus ada di pelvis atau kalkulus
ginjal. Nyeri yang khas adalah nyeri akut tidak hilang dengan posisi
atau tindakan lain, nyeri tekan pada area ginjal pada palpasi .
f. Keamanan
Kaji terhadap penggunaan alkohol perlindungan saat demam atau
menggigil.
g. Riwayat Penyakit :
Kaji adanya riwayat batu saluran kemih pada keluarga, penyakit ginjal,
hipertensi, gout, ISK kronis, riwayat penyakit, usus halus, bedah
abdomen sebelumnya, hiperparatiroidisme, penggunaan antibiotika, anti
hipertensi, natrium bikarbonat, alupurinol, fosfat, tiazid, pemasukan
berlebihan kalsium atau vitamin D.

2. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan


1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan frekuensi atau dorongan
kontraksi ureteral.
Tujuan : Nyeri hilang dengan spasme terkontrol.
Kriteria Hasil :
a. Pasien tampak rileks.
b. Pasien mampu tidur/istirahat dengan tenang
c. Tidak gelisah, tidak merintih
Intervensi :
a. Catat lokasi, lamanya intensitas (skala 0-10) dan penyebaran.
Perhatikan tanda non verbal, (peningkatan tekanan darah dan nadi,
gelisah, merintih, menggelepar)
b. Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya melaporkanke staf terhadap
perubahan kejadian nyeri.
c. Memperhatikan keluhan peningkatan/menetapnya nyeri abdomen.
d. Kolaborasi : Berikan obat sesuai indikasi, memberikan kompres hangat
pada punggung, mempertahankan patensi kateter bila digunakan.
2. Perubahan eliminasi urine b/d stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi
ginjal atau ureteral, inflamsi atau obstruksi mekanik.
Tujuan : Perubahan eliminasi urine tidak terjadi
Kriteria Hasil :
d. Haematuria tidak ada.
e. Piuria tidak terjadi
f. Rasa terbakar tidak ada.
g. Dorongan ingin berkemih terus berkurang.
Intervensi :
1. Awasi pemasukan dan pengeluaran serta karakteristik urine
2. Tentukan pola berkemih normal.
3. Dorong meningkatkan pemasukan cairan
4. Catat adanya pengeluaran dalam urinek/p kirim ke lab untuk dianalisa.
5. Observasi keluhan kandung kemih,palpasi dan perhatikan output,dan
edema.
6. Obserevasi perubahan status mental.,prilaku atau tingkat kesadaran.
7. Kolaborasi :
a. Monitoring pem.Lab,BUN.kreatinin
b. Ambil urine untuk kultur dan sensitivitas
c. Berikan obat sesuai dgn program;
d. Pertahankan patensi kateter.
8. Irigasi dgn. Asam atau larutan alkalin.
3. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d mual muntal, diuresis
paska obstruksi.
Tujuan : Keseimbangan cairan adekuat
Kriteria Hasil :
a. Intake dan output seimbang
b. Tanda vital stabil (TD 120/80 mmHg. Nadi 60-100, RR16-20, suhu
36.5°-37°C)
c. Membran mukosa lembab
d. Turgor kulit baik.
Intervensi :
1. Catat insiden muntah, diare, perhatikan karakteristik, dan frekuensi.
2. Tingkatkan pemasukan cairan 3-4 lt / hari dalam toleransi jantung.
3. Awasi tanda vital, evaluasi nadi, turgor kulit dan membran mukosa.
4. Timbang berat badan tiap hari
5. Kolaborasi:
a. Awasi Hb,Ht,elektrolit,
b. Berikan cairan IV
c. Berikan diet tepat,cairan jernih,makanan lembut s/d toleransi
d. Berikan obat s/d indikasi antiemetik,(misal compazin )
4. Kurang pengetahuan tentang diet, kebutuhan pengobatan b/d tidak
mengenal sumber informasi.
Tujuan : Pasien dapat memahami tentang diet,dan program pengobatan
Kriteria Hasil :
1. Berpartisipasi dalam program pengobatan
2. Menjalankan diet
Intervensi :
1. Kaji ulang proses penyakit dan harapan masa datang
2. Kaji ulang program diet, sesuai dengan indikasi
3. Diskusikan tentang:
a. Pemberian diet tendah purin, (membatasi daging berlemak, kalkun,
tumbuhan polong, gandum, alkohol)
b. Pemberian diet rendah Ca.(membatasi susu,keju,sayur
hijau,yogurt.)
c. Pemberian diet rendah oksalat membatasi konsumsi
coklat,minuman kafein,bit,bayam.
d. Diskusikan program obat-obatan ,hindfari obat yang dijual bebas
dan baca labelnya.
4. Tunjukan perawatan yang tepat thd.insisi/kateter bila ada.
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth aja. 2009.Buku Saku PATOFISIOLOGI. Penerbit buku kedokteran


EGC: Jakarta.

Doengos, Marilynn, E, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Penerbit buku


kedokteran EGC: Jakarta.

Smeltzer, Suzanne.C dan Brenda G. bare. 2002. Keperawatan medical


bedah.Penerbit buku kedokteran EGC: Jakarta.
D. Anatomi Saluran Perkemihan

Anda mungkin juga menyukai