DISUSUN OLEH :
2020
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Untuk mengetahui tingkat kesehatan seseorang dilihat dari beberapa aspek, salah
satunya adalah dari kinerja alat pernafasan. Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup
udara dari luar yang mengandung oksigen (O₂) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara
yang banyak mengandung karbondioksida (CO₂) sebagai sisa dari oksidasi keluar tubuh.
Penghisapan ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi. Sistem pernafasan
tersusun atas saluran pernafasan dan paru-paru sebagai tempat pertukaran udara pernapasan.
Pernafasan merupakan proses untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang diperlukan dalam
mengubah sumber energi menjadi energi, serta membuang CO₂ sebagai sisa metabolisme.
Dalam proses respirasi, paru-paru merupakan organ dalam sistem pernafasan yang berfungsi
menukar oksigen dalam sistem karbondioksida dari darah dengan bantuan haemoglobin
(Mulia, 2005).
Sistem pernapasan secara garis besarnya terdiri dari paru-paru dan susunan saluran yang
menghubungkan paru-paru dengan yang lainnya, yaitu hidung, ,pangkal tenggorok,
tenggorok,cabang,tenggorok.
Metabolisme normal dalam sel-sel makhluk hidup memerlukan oksigen dan karbon dioksida
sebagai sisa metabolisme yang harus dikeluarkan dari tubuh. Pertukaran gas O2 dan CO2
dalam tubuh makhluk hidup di sebut pernapasan atau respirasi. O2 dapat keluar masuk
jaringan dengan cara difusi.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Pernapasan atau respirasi adalah pertukaran gas antara makhluk hidup (organisme)
dengan lingkungannya. Secara umum, pernapasan dapat diartikan sebagai proses menghirup
oksigen dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air. Dalam proses
pernapasan, oksigen merupakan zat kebutuhan utama. Oksigen untuk pernapasan diperoleh
dari udara di lingkungan sekitar. Pernapasan pada manusia mencakup dua proses, yaitu :
1. Pernapasan Eksternal
Adalah pernapasan dimana pertukaran oksigen dan karbon dioksida yang terjadi
antara udara dalam gelembung paru-paru dengan darah dalam kapiler.
2. Pernapasan Internal
Adalah pernapasan dimana pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara darah dalam
kapiler dengan sel-sel jaringan tubuh.
Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dialakukan dengan
dua cara pernapasan yaitu :
1. Pernapasan Dada
c. rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga
2. pernapasan perut
b. diafagrama datar
c. volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil
sehingga udara masuk ke paru-paru.
Saluran pernapasan terdiri dari cabang-cabang saluran dari lingkungan sampai ke paru-
paru ( rongga tulang dan nasal, faring, laring,trakea, percabangan bronkus, dan paru-paru).
Fungsi sistem pernapasan adalah mengambil oksigen (O2) dari atmosfer ke dalam sel-sel
tubuh dan untuk mentranspor karbondioksida (CO2) yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke
atmosfer.
1. saluran pernapasan atas, terdiri dari lubang hidung, rongga hidung,faring, laring
2. saluran pernapasan bawah, terdiri dari tracea bronchi, bronchioles, alveoli dan membrane
alveolar kapiler.
Beberapa penyakit pada saluran pernapasan yang dikenal dengan istilah CARA (chronic
Aspecific Respiratory Affections )yang mencakup semua penyakit saluran pernapasan yang
bercirikan penyumbatan (obstruksi ) bronchi disertai pengembangan mukosa (udema) dan
sekresi dahak ( sputum) berlebih. Gejala terpenting dari penyakit saluran pernapasan antara
lain sesak napas (dyspnoe) saat mengeluarkan tenaga atau selama istirahat dan atau sebagai
serangan akut, juga bentuk kronik dengan pengeluaran dahak yang kental (Tjay,2002).
Gangguan Respirasi yang Sering Terjadi
Jika salah satu bagian dari organ respirasi bermasalah, secara otomatis sistem respirasi pun
akan terganggu. Berikut beberapa gangguan respirasi:
a.Flu (influenza)
Penyakit influenza disebabkan oleh virus dan mudah sekali menular. Penularan bisa melalui
kontak langsung ke cairan atau melalui cairan yang keluar dari penderita saat batuk atau
bersin. Saat flu, hidung dipenuhi lendir sehingga mengganggu pernapasan.
b.Faringitis
Keluhan utama pada penyakit ini adalah nyeri tenggorokan. Faringitis seringkali disebabkan
oleh infeksi virus, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri, sehingga untuk penanganannya
dibutuhkan antibiotik. Beberapa kasus faringitis disebabkan oleh alergi atau iritasi pada
tenggorokan.
c.Laringitis
Laringitis adalah gangguan pernapasan yang menyerang laring atau pita suara. Peradangan
yang terjadi biasanya disebabkan oleh penggunaan pita suara berlebihan, iritasi, atau infeksi
pada laring. Suara serak atau parau bahkan hilang sama sekali adalah gejala umum yang
muncul jika seseorang mengalami laringitis.
d.Asma
Asma disebabkan oleh penyempitan saluran napas. Sesak napas menjadi tanda umum dari
penyakit ini. Biasanya sesak napas dibarengi oleh mengi (wheezing) yang merupakan suara
khas bernada tinggi saat pasien mengeluarkan napas.
e.Bronkitis
Bronkitis adalah peradangan pada bronkus, yang merupakan saluran udara dari dan ke paru-
paru. Bronkitis umumnya dicirikan dengan batuk berdahak yang kadang dahaknya bisa
berubah warna.
f.Emfisema
Emfisema menyerang kantung udara alias alveoli. Seseorang yang terkena emfisema tidak
selalu menunjukkan gejala yang khas. Namun seiring perjalanan penyakitnya, biasanya
penderita kondisi ini lambat laun akan mengalami sesak saat bernapas. Gangguan ini adalah
salah satu kondisi yang digolongkan sebagai penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
g.Pneumonia
Pneumonia, atau yang biasa disebut dengan radang paru-paru, merupakan peradangan akibat
infeksi. Batuk berdahak, demam, dan sesak napas adalah gejala umum dari pneumonia. Ciri
lain dari penyakit ini adalah dahak kental yang dapat berwarna kuning, hijau, cokelat, atau
bernoda darah.
h.kankerparu-paru
Merupakan salah satu jenis kanker paling berbahaya dengan angka kematian yang tinggi.
Terjadinya kanker paru-paru pada seseorang berkaitan erat dengan merokok baik aktif
maupun pasif, riwayat kanker paru-paru di keluarga, riwayat paparan zat kimia dan gas
beracun seperti asbestos dan radon, atau menghirup udara berpolusi dalam jangka panjang.
1. batuk
a. antitusif
obat –obat yang bekerja menghentikan batuk tidak berdahak dengan menekan refleksi batuk
pada sistem saraf pusat di otak.
Mekanisme kerja antitusif:
Menekan batuk dengan mengubah ambang respon pusat batuk dengan mengubah ambang
respon pusat batuk di parifer dengan menghambat peregangan paru. Sehingga menurunkan
implus ke pusat batuk.
Penggolongan antitusif
Antitusif (L.tusis = batuk )atau obat-obat batuk dapat dibagi berdasarkan titik kerjanya dalam
dua golongan besar,yakni :
obat – obat ini menekan rangsangan batuk di pusat batuk yang terleta disumsum sambungan (
medulla), dan juga bekerja terhadap pusat saraf di otak dengan efek transquillizer
b. antitusif yang bekerja di luar SSP dan menekan batuk dengan cara menurunkan atu atau
lebih responsitas dari saraf sensorik.
b. ekspektoran
obat –obat yang dapat merangsang pengeluaran dahak dari saluran pernapasan .
c. mukolitik
obat-obat yang digunakan dengan efektif pada batuk dengan dahak yang kental sekali.
a. bronkodilator
Bronkodilator adalah obat-obat yang digunakan untuk mengatasi kesulitan bernafas yang
disebabkan oleh asma, bronchitis, bronchiolitis, pneumonia dan emfisema.
mekanisme kerja : Orang yang menderita chronic obstructive pulmonary disease memiliki
jalur nafas yang meradang dan membengkak. Hal ini dapat menyebabkan otot yang
menyelubungi jalur nafas menyempit secara tiba-tiba, yang disebut dengan bronchospasm.
Saat bronchospasm terjadi, jalur nafas menjadi lebih sempit dan mempersulit proses
pernafasan. Bronkodilator mengobati bronchospasm dengan mempengaruhi otot yang
menyelubungi jalur nafas.
b. kortikosteroid
Kortikosteroid adalah hormon steroid yang diproduksi oleh tubuh atau bisa juga merupakan
hormon buatan manusia. Kortikosteroid sistemik mengacu pada kortikosteroid yang diberikan
secara oral atau dengan suntikan dan didistribusikan ke seluruh tubuh. Kortikosteroid jenis ini
tidak termasuk kortikosteroid yang digunakan di mata, telinga, hidung, pada kulit atau yang
dihirup, meskipun sejumlah kecil kortikosteroid ini dapat diserap ke dalam tubuh.
Mekanisme kerja:
Contoh obat :
Mekanisme kerja : Antihistamin bekerja dengan cara memblokir zat histamin yang
diproduksi tubuh. Zat histamin, pada dasarnya berfungsi melawan virus atau bakteri yang
masuk ke tubuh. Ketika histamin melakukan perlawanan, tubuh akan mengalami peradangan.
Chlorpheniramine
Cyproheptadine
Hydroxyzine
Ketotifen
Promethazine
Desloratadine
Fexofenadine
Levocetirizine
Cetirizine
Loratadine.