Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PERADABAN ISLAM INDONESIA

Dosen Pengampu : M. Zamroni. S. Ag. Mag

KELOMPOK 12
1. MAULANA ADINUHUD MI’RAJ
2. ERIK WAHYUDI
3. DITA ANGGRAENI
4. IVADATUL MAGHFIROH
5. MUHAMMAD DANDI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
(STIE)
WIDYA GAMA LUMAJANG
Jl. Gatot Subroto No. 04 Telp. (0334) 881924
2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala
limpah rahmat dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini, dan sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada proklamator sedunia,
pejuang tangguh yang tak gentar menghadapi segala rintangan demi umat manusia, yakni
Nabi Muhammad SAW.

Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Pendidikan Agama
Islam, kami susun dalam bentuk kajian ilmiah dengan judul ”PERADABAN ISLAM
INDONESIA” dan dengan selesainya penyusunan makalah ini, kami juga tidak lupa
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ratna Wijayanti Daniar Paramita S.E.,M.M sebagai Ketua STIE Widya Gama
Lumajang
2. Fetri Setyo Liyundira, S.E.,M.Akun sebagai Ketua Prodi S1 Akuntansi
3. Deni Juliasari, S.E.,M.Akun Sebagai Wali Kelas Prodi S1 Akuntansi A1
4. M. Zamroni. S.Ag.,M.Ag sebagai dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam

Pada akhirnya atas penulisan materi ini kami menyadari bahwa sepenuhnya belum
sempurna. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati mengharap kritik dan saran dari pihak
dosen dan para audien untuk perbaikan dan penyempurnaan pada materi makalah ini.

Lumajang, 18 Desember 2018

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................................... ii


Daftar Isi ................................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 1
1.4 Manfaat................................................................. ............................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Peradaban Islam ................................................................................ 3
2.2 Sejarah Perkembangan Islam
2.2.1 Masa Pemerintahan Al-Khulafa Ar-Rasyidin........................................ 4
2.2.2 Masa Pemerintahan Bani Umayah.....................................................6
2.2.3 Masa Pemerintahan Bani Abbasiyah................................................... 7

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 9
3.2 Saran ................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 10

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agama dan manusia ibarat dua sisi mata uang yang saling mengisi
(melengkapi). Keduanya tidak bisa dipisahkan. Sederhananya, manusia tidak
mungkin dapat hidup tanpa agama, dan agama pun tidak mungkin ada tanpa
manusia.
Meminjam istilah Karl Marx,agama adalah candu bagi manusia
(masyarakat). Ketika sudah menjadi candu, maka manusia tidak mungkin bisa
hidup tanpa agama. Agama sudah mengalir didalam urat nadi manusia.
Setidaknya hal ini menjadi bukti bahwa keduanya saling melengkapi dan
membutuhkan satu sama lain.
Jika ditinjau dari sejarah munculnya agama itu sendiri, agama lahir
bersamaan dengan lahirnya manusia. Dalam konteks ini, agama merupakan
sebuah kepercayaan (sistem keyakinan)terhadap sebuah kekuatan adikodrati,
yang dalam bahasa orang beragama dikenal dengan sebutan Tuhan.
Agama Islam lahir di tanah Arab (Makkah). Islam diturunkan kepada
seorang manusia biasa, yang jika dirunut keatas (silsilahnya), masih
keturunan Nabi Ismail bin Ibrahim, yang kemudian diangkat menjadi penutup
para nabi, yakni Nabi Muhammad Saw.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan peradaban Islam ?
2. Bagaimana sejarah perkembangan Islam ?

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari peradaban Islam
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan

1
1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan di atas penulis dapat menyimpulkan manfaat sebagai
berikut :

1. Bagi institusi Pendidikan, hasil makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan
bacaan di bidang agama.
2. Bagi penulis dapat meningkatkan keterampilan dalam mengembangkan
keterampilan membaca yang efektif dan mampu berfikir logis, kritis dalam
menelah dan mengidentifikasi peradaban Islam.
3. Bagi pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai materi
Peradaban Islam Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Peradaban Islam


Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab al-hadharah al-
Islamiyyah. Kata arab ini sering juga diterjemahkan ke dalam bahasa
indonesia dengan kebudayaan Islam. “Kebudayaan” dalam bahasa Arab
adalah al-tsaqafah. Di Indonesia, sebagaimana juga di Arab dan Barat, masih
banyak orang yang mensinonimkan dua kata “kebudayaan” (Arab, al-
tsaqafah; Inggris, civilization). Dalam perkembangan ilmu antropologi
sekarang, kedua istilah itu dibedakan. Kebudayaan adalah bentuk ungkapan
tentang semangat mendalam suatu masyarakat. Sedangkan manifestasi-
manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan
peradaban. Kalau kebudayaan lebih banyak direfleksikan dalam seni,sastra,
religi (agama) dan moral. Maka peradaban terefleksi dalam politik,ekonomi,
dan teknologi.
Menurut koentjaningrat, Kebudayaan paling tidak mempunyai tiga
wujud :
1. Wujud ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, noema-norma, peraturan dan sebagainya.
2. Wujud kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks
aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3. Wujud benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil
karya.
Sedangkan istilah peradaban biasanya dipakai untuk bagian-bagian dan
unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah. Menurutnya, peradaban
sering juga dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai
sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu
pengetahuan yang maju dan kompleks.
Dalam pengertian itulah peradaban yang dimaksud ialah Islam yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW telah membawa bangsa Arab
yang semula terkebelakang, bodoh, tidak terkenal, dan diabaikan oleh bangsa-

3
bangsa lain menjadi bangsa yang maju. Ia dengan cepat bergerak
mengembangkan dunia, membina satu kebudayaan dan peradaban yang
sangat penting artinya dalam sejarah manusia hingga sekarang. Bahkan
kemajuan Barat pada mulanya bersumber dari peradaban Islam yang masuk
ke Eropa melalui Spanyol. Islam memang berbeda dari agama-agaman lain.

2.2 Sejarah Perkembangan Islam


2.2.1 Masa Pemerintahan Al-Khulafa Ar- Rasyidin
Masa perkembangan Islam diawali semenjak diangkatnya Nabi
Muhammad SAW menjadi rasul sampai dengan tahun 1000 M. Periode
ini merupakan masa ekspansi, integrasi, dan sekaligus masa disintegrasi
umat Islam. Ekspansi Islam pada masa Rasulullah SAW hidup sampai
kesemenanjung Arabia, bahkan seluruh daerahnya telah berada di bawah
kekuasaan Islam.
Saat Nabi Muhammad SAW mendekati ajalnya, beliau tidak
meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikannya sebagai
pemimpin umat Islam setelah beliau wafat. Kemudian persoalan ini
diserahkan sepenuhnya kepada umat Islam untuk menentukannya dengan
mengadakan musyawarah , dan mereka memutuskan untuk memilih Abu
Bakar sebagai penggantinya.
Sebagai pemimpin umat Islam setelah Rasul wafat, Abu Bakar
disebut Khalifah Rasulillah. Masa kepemimpinannya hanya berjalan
selama dua tahun. Pada tahun 634 M ia meninggal dunia. Dimasa
singkatnya itu, ia gunakan untuk menyelesaikan berbagai tantangan yang
ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi
kepada pemerintahan Madinah.
Setelah Abu Bakar wafat, usaha-usaha yang telah dilakukannya
dilanjutkan oleh khalifah kedua, Umar bin Khattab (634-644 M). Pada
perkembangan selanjutnya ia memperkenalkan istilah Amir Al-Mu’minin
yang artinya komandan orang-orang beriman.
Karena perluasan daerah islam terjadi dengan cepat, Umar segera
mengatur administrasi negara dengan mencontoh administrasi yang

4
sudah berkembang, terutama di Persia. Administarasi pemerintahan saat
itu diatur menjadi delapan wilayah provinsi yaitu Mekkah, Madinah,
Syiria, Jazirah, Bazrah Kufah, Palestina, dan Mesir.
Umar memerintah selama 10 tahun. Masa jabatannya berakhir
dengan kematiannya karena dibunuh oleh seorang budak Persia bernama
Abu Lu’lu’ah. Untuk menentukan penggantinya. Dia menunjuk enam
orang sahabat yakni Utsman, Ali, Thalhah, Zubair, Sa’ad bin waqas dan
Abdurrahman bin Auf kemudian meminta untuk memilih salah seorang
diantaranya menjadi khalifah. Setelah umar wafat tim ini bermusyawarah
dan berhasil menunjuk Utsman sebagai khalifah melalui persaingan yang
ketat dengan Ali bin Abi Thalib. Pada masa pemerintahannya berhasil
merebut Armenia,Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan bagian yang tersisa dari
Persia, Transoxania, dan Tabaristan. Ekspansi islam pertama berhenti
sampai disini, kemudian muncul oposisi dari kalangan umat Islam sendiri
yang merasa tidak puas dan kecewa terhadap pemerintahan Utsman.
Salah satu faktor yang menyebabkannya adalah kebijaksanaannya
mengangkat keluarga dalam kedudukan yang tinggi seperti Marwan bin
Hakam. Dia pada dasarnya yang menjalankan pemerintahan sedangkan
Utsman hanya menyandang gelar Khalifah.
Setelah banyak keluarganya yang duduk dalam masa jabatan-
jabatan penting, peran Utsman laksana boneka dihadapannya.Hal ini
terjadi karena pada masa itu usia Utsman sudah lanjut. Akhirnya pada
tahun 35 H/655 M, Utsman dibunuh oleh kaum pemberontak yang terdiri
atas para oposan yang merasa kecewa itu. Setelah Utsman wafat, umat
Islam membaiat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah. Selama masa
pemerintahannya ia menghadapi berbagai pergolakan, sehingga tidak ada
masa sedikitpun dalam pemerintahannya yang dapat dikatakan stabil.
Alasan mereka memberontak karena Ali tidak menghukum para
pembunuh Utsman, dan mereka menuntut bela terhadap darah Utsman
yang telah ditumpahkan secara zalim. Setelah berhasil memadamkan
pemberontakan ini, Ali bergerak dari Kufah menuju Damaskus dengan
sejumlah besar tentaranya.Pasukannya bertemu dengan pasukan

5
mu’awiyah di Shifin. Kemudian disini terjadi pertempurann yang dikenal
dengan perang shifin. Umat Islam terpecah menjadi tiga kekuatan politik,
yaitu Mu’awiyah, syi’ah (pengikut Ali), dan Khawariij (Orang-orang
yang keluar dari barisan Ali). Dengan munculnya kelompok Khawariij
menyebabkan tentaranya semakin lemah. Sementara posisi Mu’awiyah
semakin kuat.Akhirnya pada tanggal 20 Ramadhan 40 H/660 M Ali
terbunuh oleh salah seorang anggota khawariij. Kemudian jabatan
sebagai khalifah digantikan oleh anaknya yaitu Hasan yang hanya
berjalan beberapa bulan saja. Karena ternyata Hasan lemah, sementara
Mu’awiyah semakin kuat. Maka akhirnya Hasan membuat perjanjian
damai, perjanjian ini dapat menyatukan kembali umat Islam dalam satu
kepemimpinan politik dibawah kekuasaan Mu’awiyah bin Abi Shufyan.
Dengan demikian, berakhirlah pemerintahan yang disebut dengan Al-
Khulafa Ar-Rasyidin, dan dilanjutkan oleh Mu’awiyah sebagai penguasa
pertama dari pemerintahan Bani Umayyah.

2.2.2 Masa Pemerintahan Bani Umayyah


Memasuki kekuasaan Mu’awiyah yang menjadi awal kekuasaan
Bani Umayah, Pemerintahan yang bersifat demokratis berubah menjadi
monarchiheridetis (kerajaan atau pemerintahan secara turun temurun).
Ekspansi islam pertama yang pernah terhenti pada masa Khalifah Umat
bin Khattab dilanjutkan oleh mu’awiyah, sehingga masa ini disebut
dengan masa ekspansi islam kedua, dan berjalan selama 90 tahun.
Pada masa ini, dalam waktu kurang dari satu abad setelah Nabi
Muhammad wafat, Islam telah tersebar ke berbagai daerah. Ekspansi
islam inilah yang membuat islam menjadi negara besar dan persatuan
antar berbagai bangsa pun dibawah naungan Islam menjadi terjalin erat.
Dari persatuan inilah lahir benih-benih kebudayaan dan peradaban islam
yang baru , karena banyaknya bersentuhan dengan budaya-budaya luar,
meskipun pemerintahan Bani Umayah lebih banyak memusatkan
perhatiannya kepada kebudayaan Arab.

6
2.2.3 Masa Pemerintahan Bani Abbasiyah
Pemerintahan Bani Abbasiyah melanjutkan pemerintahan
Bani Umayyah. Dinamakan pemerintahan atau Khilafah Abbasiyah
karena para pendiri dan penguasa pemerintahan ini terdiri atas
keturunan Al-Abbas sebagai paman Nabi Muhammad SAW.
Pemerintahan ini didirikan oleh Abdullah bin Abbas. Kekuasaannya
berlangsung dalam rentang waktu yang sangat panjang dari tahun 132
H (750 M) sampai dengan 656 H (1258 M). Selama pemerintahan ini
berkuasa pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai
dengan perubahan sosial, politik, dan budaya.
Yang mendirikan pemerintahan ini adalah Abu Abbas, dia
hanya memerintah selama empat tahun (750-754 M). Kemudian
dilanjutkan pembinaan yang sebenarnya oleh Al-Mansyur (754-775 M).
Pada periode awal yang diawali oleh khalifah Al-Mansyur
pemerintahan ini mencapai puncak masa keemasannya. Para pemegang
kekuasannya betul-betul orang yang kokoh kua, sehingga merupakan
pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus, juga kemakmuran
masyarakat meningkat bahkan mencapai puncak tertinggi.
Pemerintahan Bani Abbas pada periode pertama, lebih
banyak menekankan pembinaannya kepada peradaban dan kebudayaan
islam dari pada perluasan wilayah. Periode ini adalah periode peradaban
Islam yang tertinggi dan yang mempunyai pengaruh meskipun tidak
langsung terhadap perkembangan peradaban modern di Barat sekarang.
Pada masa ini kemajuan politik berjalan seiring dengan kemajuan
peradaban dan kebudayaan, sehingga Islam mencapai masa keemasan,
kejayaan, dan kegemilangannya. Namun sayang, setelah masa periode
ini berakhir, kekuasaan Islam mengalami kemunduran yang disebabkan
dan disebut dengan periode didintegrasi. Disintegrasi ini pada awalnya
terjadi dibidang politik yang terjadi semenjak akhir zaman Bani
Umayyah, tetapi memuncak di zaman Bani Abbasiyah.
Adapun yang menjadi sebab jatuhnya kekuasaan Bani
Abbasiyah, juga terdapat faktor-faktor lain yang berhubungan antara

7
yang satu dengan yang lainnya antara lain terjadinya persaingan antar
bangsa, kemerosotan dibidang ekonomi, konflik keagamaan, dan
banyaknya ancaman dari luar negeri. Faktor-faktor inilah yang menjadi
salah satu sebab, sehingga kekuasaan Bani Abbasiyah jatuh runtuh.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Islam adalah agama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi
Muhammad Saw sebagai nabi dan rasul terakhir untuk menjadi pedoman
hidup seluruh manusia hingga akhir zaman. Masa perkembangan Islam
diawali semenjak diangkatnya Nabi Muhammad SAW menjadi rasul sampai
dengan tahun 1000 M. Periode ini merupakan masa ekspansi, integrasi, dan
sekaligus masa disintegrasi umat Islam. Ekspansi Islam pada masa Rasulullah
SAW hidup sampai kesemenanjung Arabia, bahkan seluruh daerahnya telah
berada di bawah kekuasaan Islam. Setelah Rasulullah SAW wafat, ekspansi
selanjutnya ke daerah-daerah luar semenanjung Arabia di lanjutkan oleh Al-
Khulafa Ar-Rasyidin ( Abu Bakar, Umar,Utsman, dan Ali ).

3.2 Saran
Diharapkan bagi umat muslim khususnya agar mengkaji peradaban islam
lebih mendalan untuk mempertahankan bukti sejarah peradaban islam di
Indonesia di masa ke masa.

9
DAFTAR PUSTAKA

Badri, Dr.Yatim.2000.Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Grafindo persada.


Yusuf, Dr. H. Ali Anwar. 2003. Studi Agama Islam.Bandung : Pustaka Setia.

10

Anda mungkin juga menyukai