A. PENGERTIAN
1. Bronkitis Akut
2. Bronkitis Kronis
Ditandai dengan gejala berlangsung lama (3 bulan dalam
dalam bronkus
mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area
infeksi saluran pernafasan atas, demam infeksi yang spesifik dan penyakit
disebabkan oleh agen infeksius dan terdapat di daerah bronkus dan sekitar
alveoli.
B. ETIOLOGI
paru-paru
Sebab lain dari pneumonia adalah akibat flora normal yang terjadi
pada pasien yang daya tahannya terganggu, atau terjadi aspirasi flora
C. PATHOFISIOLOGI
(Soeparman, 1991)
PATHWAY
Bakteri Stafilokokus aureus
Bakteri Haemofilus influezae
Gangguan difusi
Bersihan jalan Mukus bronkus Peningkatan dalam plasma Peningkatan Edema paru
nafas tidak meningkat peristaltik usus metabolisme
efektif
Gangguan
Bau mulut tidak Malabsorbrsi pertukaran gas Evaporasi Pengerasan
sedap meningkat dinding paru
Intake kurang
Gangguan Suplai O2
keseimbangan menurun
cairan dan eletrolit
Nutrisi kurang dari
kebutuhan Hipoksia
Hiperventilasi
Metabolisme
anaeraob meningkat
Dispneu
Akumulasi asam
Retraksi dada / laktat
nafas cuping
hidung
Fatigue
Gangguan pola
nafas
Intoleransi
aktivitas
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Batuk
2. Terdengar ronchi
4. Wheezing
6. Demam
7. Produksdi sputum
4. Demam tinggi
atau hijau
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
cara:
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah
2001 : 684)
Pemeriksaan sputum
2. Pemeriksaan Radiologi
Rontgenogram Thoraks
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
172)
yang berhubungan dengan toksin bakteri bau dan rasa sputum, distensi
Tujuan :
Intervensi :
fowler
Rasional: Posisi semi fowler akan mempermudah pasien untuk
bernafas
mempermudah pengeluaran.
Tujuan :
Intervensi :
a. kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan pernafasan
sianosis
hipoksemia.
dehidrasi.
oksigenasi seluler.
ventilasi.
g. Kolaborasi pemberian oksigen dengan benar sesuai dengan
indikasi
dalam alveoli
Tujuan:
Intervensi :
dada terbatas.
Rasional :Bunyi nafas menurun/ tidak ada bila jalan nafas terdapat
obstruksi kecil.
memudahkan pernafasan.
pembersihan.
Intervensi :
hipotensi.
Tujuan :
Intervensi :
makan.
pengobatan ini
gastro intestinal
responterhadap terapi
Intervensi :
fase akut.
meningkatkan istirahat
c. Jelaskan pentingnya istitahat dalam rencana pengobatan dan
metabolik
Soeparma, Sarwono Waspadji. (1991). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Jakarta