Anda di halaman 1dari 7

II 1.

a Menurut Umum ( Filsafat Yunani dan Barat)

Secara etimologis, filsafat memberikan pengertian cinta kebijaksanaan. Secara


terminologis, filsafat mempunyai arti yang bermacam-macam, sebanyak orang yang
memberikan pengertian. Berikut ini dikemukakan beberapa definisi tersebut :

1. Plato (477 SM-347 SM). Ia seorang filsuf Yunani terkenal, gurunya Aristoteles, ia
sendiri berguru kepada Socrates. Ia mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan
tentang segala yang ada, ilmu yang berminat untuk mencapai kebenaran yang asli.
2. Aristoteles (381SM-322SM), mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu yang meliputi
kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu; metafisika, logika, etika,
ekonomi, politik, dan estetika.
3. Marcus Tulius Cicero (106SM-43SM), seorang politikus dan ahli pidato Romawi
merumuskan filsafat sebagai pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan
usaha-usaha untuk mencapainya.
4. Karl Marx adalah seorang filsuf humanis. Dalam pemikirannya, penekanan ada pada
usaha mencapai emansipasi dengan penghapusan sistem kelas dan alienasi dalam
masyarakat. Perubahan sosial yang ingin dicapai Marx adalah penghapusan sistem
hak milik. Lewat penghapusan hak milik, masyarakat yang ada adalah masyarakat
tanpa kelas (klassenlose Gesellschaft). Masyarakat yang demikian inilah masyarakat
yang adil dan menjadi ruang manusia mencapai kebebasan sepenuhnya sebagai
pribadi (Garvey, 2010: 204)[1]

5. Cicero ( (106-43 SM ) : filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the mother of
all the arts“ ia juga mendefinisikan

filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan )

6. Johann Gotlich Fickte (1762-1814 ) : filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari


ilmu-ilmu, yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan
sesuatu bidang atau[2]

Jadi, filsafat ialah daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami
secara radikal dan integral serta sistematik mengenai ketuhanan, alam semesta dan
manusia.

I.1.b. Pengertian Filsafat Islam


Filsafat Islam terdiri dari dua kata yaitu filsafat dan Islam. Filsafat berasal dari kata
yunani, yaitu philosophia, kata berangkai dari kata philein yang berarti mencintai,
dan sophia berarti kebijaksanaan. philosophia berarti: cinta akan kebijaksanaan
(inggris : love of wisdom, belanda : wijsbegeerte, arab : muhibbun al hikmah ), orang
yang berfilsafat atau orang yang melakukan filsafat disebut “filosof”, artinya pecinta
kebijaksanaan.

Sedangkan kata Islam, secara semantik berasal dari akar katasalima artinya
menyerah, tunduk, dan selamat. Islam artinya menyerahkan diri kepada Allah, dan
dengan menyerahkan diri kepada-Nya maka ia memperoleh keselamatan dan
kedamaian.[3]

Tokoh tokoh filsafat islam dan pengertiannya

1. Menurut Al-Kindi, filsafat ialah ilmu tentang hakekat kebenaran segala sesuatu
menurut kesanggupan manusia, yang mencakup ilmu ketuhanan, ilmu keesaan
(wahdaniyyah), ilmu keutamaan (fadhilah), semua cara meraih luas lahat dan
menghindar dari madharat. Tujuan seseorang filsafat bersifat teoritis, yaitu
mengetahui kebenaran praktis dan mewujudkan kebenaran tersebut dalam tindakan.
Semakin dekat kepada kebenaran, semakin dekan pula kepada kesempurnaan[4]

2. Al Farabi: beliau berusaha untuk mempertemukan hasil-hasil pemikiran plato dengan


pemikiran aristoteles di satu pihak dan mempertemukan hasil-hasil pemikiran filsafat
dengan wahyu di lain pihak, dengan bersenjatakan takwil (interpetensi bathin) (Al
Hanafi, 1991 : 83)[5]

Jadi filsafat Islam berarti berpikir yang bebas, radikal, dan berada pada taraf makna,
yang mempunyai sifat, corak dan karakter yang menyelamatkan dan memberi
kedamaian hati.[6]

II.2.a. Object Filsafat Umum

Adapun menurut pendapat para ahli tentang ruang lingku filsafat :


1. Tentang hal mengerti, syarat-syaratnya dan metode-metodenya.
2. Tentang ada dan tidak ada.
3. Tentang alam, dunia dan seisinya.
4. Menentukan apa yang baik dan apa yang buruk.
5. Hakikat manusia dan hubungannya dengan sesama makhluk lainnya.

Tuhan tidak dikecualikan.

Adapun ruang lingkup filsafat adalah segala sesuatu lapangan pikiran manusia yang
amat luas. Segala sesuatu yang mungkin ada dan benar, benar ada (nyata), baik
material konkrit maupuan nonmaterial abstrak (tidak terlihat). Jadi obyek filsafat itu
tidak terbatas. Objek pemikiran filsafat yaitu dalam ruang lingkup yang menjangkau
permasalhan kehidupan mausia, alam semesta dan alam sekitarnya adalah juga
objek pemikiran filsafat pendidikan.

II.2.a. Objek filsafat Islam

Menurut beberapa ahli filsafat di anataranya Al Kindi :

Di kalangan kaum muslimin, orang yang pertama-tama memberikan pengertian


filsafat dan lapangannya ialah Al-Kindi. la membagi filsafat menjadi 3 bagian, yaitu :

1). Ilmu fisika (ilmu-thabiyyat) sebagai tingkatan yang paling bawah.

2). IImu matematika (al – ilmur – riyadhi) sebagai tingkatan tengah-tengah.

3).Ilmu Ketuhanan (ilmur – rububiyyah) sebagai tingkatan yang paling tinggi.

Al Farabi :

Menurut Al-Farabi, lapangan filsafat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

1. Filsafat teori, yaitu mengetahui sesuatu yang ada, dimana seseorang tidak bisa
(tidak perlu) mewujudkannya dalam perbuatan. Bagian ini meliputi :

– ilmu matematika. – ilmu fisika.


– ilmu metafisika.

2. Filsafat amalan, yaitu mengetahui sesuatu yang seharusnya diwujudkan dalam


perbuatan dan yg menimbulkan kekuatan, Untuk mengerjakan bagian-bagian yg
baik. Bagian ini meliputi :

Ilmu akhlak ; yaitu amalan yg berhubungan dgn perbuatan perbuatan yg baik

Filsafat politik: yaitu amalan yg berhubungan dg perbuatan perbuatan baik yg


seharusnya dikerjakan oleh penduduk negeri.

Ibnu Sina :

Pembagian filsafat menurut Ibnu Sina pada pokoknya tidak berbeda dengan
pembagian-pembagian sebelumnya, yaitu filsafat teori dan filsafat amalan. Akan
tetapi ia menghubungkan kedua bagian tersebut kepada agama. Dasar-dasar filsafat
tersebut terdapat dalam agama atau syari’at Tuhan, hanya penjelasannya
didapatkan oleh kekuatan akal-pikiran manusia.

Pembagian filsafat Ketuhanan menurut Ibnu Sina ialah :

l). Ilmu tentang cara turunnya wahyu dan makhluk-makhluk rohani yang membawa
wahyu itu; demikian pula bagaimana cara wahyu itu disampaikan, dari sesuatu yang
bersifat rohani kepada sesuatu yang dapat dilihat dan didengar.

2). Ilmu keakhiratan, antara lain memperkenalkan kepada kita bahwa manusia ini
tidak dihidupkan lagi badannya, maka rohnya yang abadi itulah yang akan
mengalami siksaan dan kesenangan.[7]

II.C.1. Fungsi Filsafat Umum

Segala sesuatu yang terdapat di alam ini diciptakan dengan fungsinya, dengan kata
lain bahwa tidak ada materi yang tidak bermanfaat tak terkecuali lahirnya filsafat
ilmu. Lahirnya filsafat ilmu memberikan jawaban terhadap persoalan yang muncul
terutama yang berhubungan dengan pengetahuan manusia. Oleh karena, di antara
tujuannya ialah:

1. Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat


memahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu.
2. Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan kemajuan ilmu di berbagai
bidang, sehingga kita dapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara
histories.
3. Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di
perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang alamiah dan non-
alamiah.
4. Mendorong pada calon ilmuan dan iluman untuk konsisten dalam mendalami ilmu
dan mengembangkanya.
5. Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan agama
tidak ada pertentangan.

II.3.b. Fungsi Filsafat Islam

Jadi menurut pandanganya Filsfat islam bertujuan sebagai berikut:

1. pengkajian filsafat dapat membawa kepada perubahan keyakinan dan nilai-nilai


dasar seseorang, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi arah kehidupan yang
lebih baik.
2. pengkajian filsafat dapat membuahkan kebebasan dari dogmatisme, toleransi
terhadap pandangan-pandangan orang yang berbeda, serta kemandirian intelektual.
3. kebebasan intektual dan sikap-sikap lainnya yang berkaitan, akan kita peroleh
dengan mengkaji persoalan-persoalan filsafat secara mendalam.
4. adalah penilaian kritis. Tujuan berfilsafat bukan sekedar meninjau berbagai macam
teori, tetapi juga menilainya secara kritis. Sehingga, sikap kritis akan senantiasa kita
peroleh.[8]

II.4.a. Perbedaan antara Filsafat umum dan Islam.

1.Theosentris (berpusat pada Tuhan )Guru harus berorientasi kepada Allah yang
artinya bahwa segala sesuatu harusdiniati karena Allah.(Islam) Anthroposentris
(berpusat pada manusia)Belajar tapi dengan niat yang salah (Umum/barat)

2.Berdasarkan wahyuAl-Qur’an & Hadis (Islam) Hasil pikir manusia dari generasi ke
generasi (Umum/barat)Perenialisme: sebuah paham/pemikiran pada zaman klasik
sehingga pendidikan harus diarahkan ke zaman klasik Esensialisme: Suatu paham
bahwa pendiidkan yang menyakini suatu abad pertengahan berarti pendidikan
sesuai dengan abad tersebut Progresifisme: paham bahwa pendidikan yang
meyakini suatu abad moder nberarti pendidikan harus sesuai dengan abad modern
Rekonstruksifisme: yang menyatakan semua aliran diatas salah dan pemikiran tidak
benar.

3.Meyakini hal gaib


Islam : mengajarkan kepad peserta didik bahwa hal2 yg gaib itu ada dan kita harus
menyakininya.

Barat : positivistik yang ada ialah yang dpt diterima oleh indra (tidak percaya dengan
gaib)

4.Belajar mengajar itu sama dengan ibadah dan selalu dikaitkan


dengan pengabdian kepada Allah (Islam)

Belajar mengajar itu tdk ada hubungannya dg Tuhan dan agama untuk
memenuhikebutuhan hidup dan kewajiban sosial (Barat/umum)

5. Meyakini adanya kehidupan sebelum dan sesudah mati (Islam)

Tidak membahas kehidupan sesudah kematian, pendidikan hanya kepentinganhidup


sekarang (Barat)

6. Dalam pendidikan ada dosa dan pahala(Islam), Pendidikan tidak dikaitkan dengan
dosa dan pahla (Barat).
7. Akal dan ilmu manusia yg tdk terbatas adlh ilmu Tuhan (Islam)Dengan akal manusia
dpt mencapai/tidak terbatas (Barat)

8.Apa yg di dapat dari akal dan ilmu terikat oleh norma dan nilai (Islam)Akal dan ilmu
bebas nilai (barat).

9.Terdapat hak-hak Tuhan dan manusia lainyya terhadap ilmu yg dimiliki oleh
seseorang (Islam) Tidak membahas hak-hak Tuhan , paling tinggi pendidikan di
dasrkan pada kemanusiaan(humaniora)(Barat).

10.Tujuan pendidikan adalah terbentuknya insan kamil (Islam)Tujuan pendidikan


adlh agar manusia dapat hidup lebih baik sejahtera danbahagia dalam hidupnya
(Barat)

11.Evaluasi oleh Tuhan dan diri (Islam), evaluasi olh org lain (ujian TK-
Kuliah)Barat[9]

II.4.b Persamaan Filsafat Umum dan Islam.

Persamaannya, sama-sama berfikir radikal, bebas. Kedua-duanya menggunakan


logika akal, dialektika. Kedua-duanya berfikir tentang realitas alam, kosmologi.
Bab III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Filsafat merupakan suatu hal yang dipelajari untuk memperoleh suatu kebenaran.
Dasar-dasar aqidah yang termaktub dalam Al Qur’an juga dianalisa dan dibahas
lebih lanjut dengan filsafat untuk mendapatkan keyakinan yang kokoh. Ajaran filsafat
berdasar akal fikiran manusia, sedangkan agama berdasarkan wahyu. Meskipun
jalan yang ditempuh agama dan filsafat berbeda, namun tujannya sama yaitu
mendapat kebenaran yang hakiki.

III.2 Saran

Akal manusia itu nisbi. Tidak seluruh persoalan dapat diatasinya. Hendaknya dalam
berfikir dan berperilaku, Al Qur’an dijadikan tolak ukur utama dalam menilai benar
atau tidaknya keyakinan. Karena Al Qur’an pulalah yang dapat membawa manusia
pada kebenaran yang hakiki.

Anda mungkin juga menyukai