Anda di halaman 1dari 6

TEOREMA TAYLOR’S

Memberikan barisan pendekatan sebuah fungsi yang diferensiabel pada sebuah titik
meggunakan suku banyak (polinomial). Koefisien polinomial tersebut hanya tergantung pada
turunan fungsi pada titik yang bersangkutan. Teorema ini juga memberikan estimasi besarnya
galat dari pendekatan itu.

jika fungsi f memiliki turunan ke-n pada titik 𝑥0 , tidak sulit untuk membangun sebuah
(𝑘)
turunan ke-n degree polinomial Pn seperti 𝑃𝑛 (𝑥0 ) = 𝑓(𝑥0 ) dan 𝑃𝑛 (𝑥0 ) = 𝑓 (𝑘) (𝑥0 ) untuk
𝑘 = 1,2, … , 𝑛.

Polinomial :

𝑓 ′′ (𝑥0 ) 𝑓 (𝑛) (𝑥0 )


(1) 𝑃𝑛 ≔ 𝑓(𝑥0 ) + 𝑓 ′ (𝑥0 )(𝑥 − 𝑥0 ) + (𝑥 − 𝑥0 )2 + ⋯ + (𝑥 − 𝑥0 )𝑛
2! 𝑛!

6.4.1 Teorema Taylor’s

Misal 𝑛 ∈ 𝑁, 𝐼 ≔ [𝑎, 𝑏], dan misal 𝑓: 𝐼 → 𝑅 menjadi 𝑓 𝑑an turunannya 𝑓 ′ , 𝑓 ′′ , … , 𝑓 (𝑛)


kontinu pada 𝐼 dan itu 𝑓 (𝑛+1) ada di (𝑎, 𝑏). Jika 𝑥0 ∈ 𝐼, maka untuk setiap 𝑥 di 𝐼 terdapat
titik 𝑐 di antara 𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑥0 sehungga berlaku

𝑓 ′′ (𝑥0 ) 𝑓 (𝑛) (𝑥0 )


(2) 𝑓(𝑥) = 𝑓(𝑥0 ) + 𝑓 ′ (𝑥0 )(𝑥 − 𝑥0 ) + (𝑥 − 𝑥0 )2 + ⋯ + (𝑥 − 𝑥0 )𝑛 +
2! 𝑛!
𝑓 (𝑛+1) 𝑐)
(𝑥 − 𝑥0 )𝑛+1
(𝑛+1)!

Sebelum membuktikannya perlu diperhatikan bahwa teorema taylor merupakan


generalization teorema nilai rata-rata I

Bukti :

Misal diberikan 𝑥0 dan 𝑥 dan J menunjukkan selang tertutup yang ujung-ujungnya 𝑥0 dan 𝑥.

Selanjutnya dibentuk fungsi 𝐹: 𝐼 → 𝑅 dengan rumus:

(𝑥 − 𝑡)𝑛
𝐹(𝑡) ≔ 𝑓(𝑥) − 𝑓(𝑡) − (𝑥 − 𝑡)𝑓 ′ (𝑡) − ⋯ − (𝑡)
𝑛!
Untuk t  J. Mudah dihitung bahwa

′ (𝑡)
(𝑥 − 𝑡)𝑛 (𝑛+1)
𝐹 ≔− 𝑓 (𝑡)
𝑛!
Jika definisikan G pada J diperoleh

(𝑥 − 𝑡)𝑛+1
𝐺(𝑡) ≔ 𝐹(𝑡) − 𝐹(𝑥0 )
(𝑥 − 𝑥0 )
Untuk tJ, maka 𝐺(𝑥0 ) = 𝐺(𝑥) = 0. Dengan kata lain fungsi G memenuhi syarat-syarat
Rolle”s Theorems 6.2.3 oleh karena itu ada titik c yang terletak diantara 𝑥 dan 𝑥0 untuk itu

(𝑥 − 𝑐)𝑛
0 = 𝐺 ′ (𝑐) ≔ 𝐹 ′ (𝑐) + (𝑛 + 1) 𝐹(𝑥0 )
(𝑥 − 𝑥0 )𝑛+1

Jadi, diperoleh

1 (𝑥 − 𝑥0 )𝑛+1 ′
𝐹(𝑥0 ) = − 𝐹 (𝑐)
𝑛 + 1 (𝑥 − 𝑐)𝑛
1 (𝑥 − 𝑥0 )𝑛+1 (𝑥 − 𝑐)𝑛 (𝑛+1) 𝑓 𝑛+1
= 𝑛
𝑓 (𝑐) = (𝑥 − 𝑥0 )𝑛+1 = 𝑅𝑛 (𝑥)
𝑛+1 (𝑥 − 𝑐) 𝑛! (𝑛 + 1)!

Disebut Polinom Tayor berderajat n untuk fungsi 𝑓 di 𝑥0 dan

𝑓 (𝑛+1)
(3) 𝑅𝑛 (𝑥) ≔ (𝑛+1)! (𝑥 − 𝑥0 )𝑛+1

Disebut sisa Taylor (Taylor Remender). Oleh karena itu, jika fungsi 𝑓 memenuhi syarat-
syarat teorema taylor, diperoleh 𝑓(𝑥) = 𝑃𝑛 (𝑥) + 𝑅𝑛 (𝑥)

6.4.2 contoh
3
(a) gunakan teorema Taylor’s dengan 𝑛 = 2 perkiraan √1 + 𝑥, 𝑥 > −1. Kita dapat
1⁄ 1 −2⁄
mengambil fungsi 𝑓(𝑥) ≔ (1 + 𝑥) 3. Titik 𝑥0 = 0, dan 𝑛 = 2. Maka 𝑓 ′ (𝑥) = 3 (1 + 𝑥) 3

1 2 −2⁄ 1 2
dan 𝑓 ′′ (𝑥) = 3 (− 3) (1 + 𝑥) 3, kita punya 𝑓 ′ (0) = 3 dan 𝑓 ′ (0) = − 9.

Didapat
1 1
𝑓(𝑥) = 𝑃2 (𝑥) + 𝑅2 (𝑥) = 1 + 3 𝑥 − 9 𝑥 2 + 𝑅2 (𝑥),

1 5 8⁄ 3
Dimana 𝑅2 (𝑥) = 3! 𝑓 ′′′ (𝑐)𝑥 3 = 8! (1 + 𝑐)− 3𝑥 untuk beberapa titik c antara 0 dan 𝑥.

Untuk contoh: jika kita misalkan 𝑥 = 0,3 kita mendapatkan perkiraan 𝑃2 (0,3) = 1.09 untuk
3 8⁄
√1.3. dengan 𝑐 > 0 maka (1 + 𝑐)− 3 < 1 jadi kesalahannya paling banyak

5 3 3 1
𝑅2 (0.3) ≤ ( ) = < 0.17 × 10−2
81 10 600
3
Karenanya kita punya| √1.3 − 1.09| < 0.5 × 10−2

Jadi keakuratan dua desimal terjamin.


6.4.3 Contoh
6.4.4 Teorema Misal 𝐼 adalah selang, misal 𝑥0 titik didalam 𝐼, dan 𝑛 ≥ 2. Misalkan
turunannya 𝑓 ′ , 𝑓 ′′ , … , 𝑓 (𝑛) ada dan berkelanjutan untuk 𝑥0 untuk itu 𝑓 ′ (𝑥0 ) = ⋯ =
𝑓 (𝑛−1) (𝑥0 ) = 0, 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑓 (𝑛) (𝑥0 ) ≠ 0
(i) jika 𝑛 genap dan 𝑓 (𝑛) (𝑥0 ) > 0, maka 𝑓 memiliki relatif minimum di 𝑥0
(ii) jika 𝑛 genap dan 𝑓 (𝑛) (𝑥0 ) < 0, maka 𝑓 memiliki relatif maksimum di 𝑥0
(iii) jika 𝑛 ganjil, maka 𝑓 memiliki relatif minimum atau maksimum lainnya di 𝑥0

Bukti:

Aplikasi teorema Taylor di 𝑥0 , kita dapat 𝑥 ∈ 𝐼, kita punya

𝑓 (𝑛) (𝑐)
𝑓(𝑥) = 𝑃𝑁−1 (𝑥) + 𝑅𝑛−1 (𝑥) = 𝑓(𝑥0 ) + (𝑥 − 𝑥0 )𝑛
𝑛!

Dimana c adalah titik diantara 𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑥0 . Karena 𝑓 𝑛 kontinu, jika 𝑓 (𝑛) (𝑥0 ) ≠ 0, ada interval
𝑈 mengandung 𝑥0 seperti 𝑓 (𝑛) (𝑥) akan memiliki tanda yang sama dengan 𝑓 (𝑛) (𝑥0 ) untuk
𝑥 ∈ 𝑈. Jika 𝑥 ∈ 𝑈, maka titik c juga termasuk 𝑈 dan konsekunsi 𝑓 (𝑛) (𝑐) dan 𝑓 (𝑛) (𝑥0 ) akan
memiliki tanda yang sama

(i) jika 𝑛 genap dan 𝑓 (𝑛) (𝑥0 ) > 0, maka untuk 𝑥 ∈ 𝑈 kita punya 𝑓 (𝑛) (𝑐) > 0 dan
(𝑥 − 𝑥0 )𝑛 ≥ 0. Karena 𝑓(𝑥) ≥ 𝑓(𝑥0 ) untuk 𝑥 ∈ 𝑈 dan karena itu 𝑓 memiliki
relatif minimum di 𝑥0
(ii) jika 𝑛 genap dan 𝑓 (𝑛) (𝑥0 ) < 0, karena itu 𝑅𝑛−1 ≤ 0 untuk 𝑥 ∈ 𝑈, jadi 𝑓(𝑥) ≤
𝑓(𝑥0 ) untuk 𝑥 ∈ 𝑈, karena itu f memiliki relatif minimum di 𝑥0
(iii) jika n ganjil, maka (𝑥 − 𝑥0 )𝑛 positif jika 𝑥 > 𝑥0 dan negatif jika 𝑥 < 𝑥0 .
Konsekuensi, jika 𝑥 ∈ 𝑈, maka 𝑅𝑛−1 (𝑥) akan memiliki sebarang tanda ke kanan
dan ke kiri untuk 𝑥0

Karena itu 𝑓 memiliki relatif minumum atau relatif minumum lainnya di 𝑥0

6.4.5 Definisi misal 𝐼 ⊆ ℝ interva. Fungsi 𝑓: 𝐼 → ℝ dikatakan convex pada 𝐼 jika untuk
setiap t satisfying 0 ≤ 𝑡 ≤ 𝐼 dan semua titik 𝑥1 , 𝑥2 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝐼, kita punya
𝑓((1 − 𝑡)𝑥1 + 𝑡𝑥2 ≤ (1 − 𝑡)𝑓(𝑥1 ) + 𝑡𝑓(𝑥2 )
Perhatikan jika 𝑥1 < 𝑥2 , kemudian 𝑡 rentang dari 0 − 1, titik (1 − 𝑡)𝑥1 + 𝑡𝑥2
melintasi interval dari 𝑥1 𝑘𝑒 𝑥2 . Demikian jika convex pada 𝐼 dan jika titik 𝑥1 , 𝑥2 ∈
𝐼, kemudian chord joining setiap dua titik (𝑥1 , 𝑓(𝑥1 )) dan (𝑥2 , 𝑓(𝑥2 )) pada grafik
untuk 𝑓 terletak diatas grafik untuk 𝑓.
Fungsi convex tidak perlu dibedakan setiap titik, contoh 𝑓(𝑥) ≔ |𝑥|, 𝑥 ∈ ℝ. Namun,
𝑓(𝑥)bisa ditambilkan jika 𝐼 interval terbuka dan jika 𝑓: 𝐼 → ℝ adalah convex pada 𝐼.
Kemudian turunan kiri dan kanan untuk 𝑓 ada setiap titik untuk 𝐼.

6.4.6 Teorema misal 𝐼 interval terbuka dan 𝑓: 𝐼 → ℝ mempunyai turunan kedua pad 𝐼.
Kemudian 𝑓 adalah fungsi convex pada 𝐼 jika dan hanya jika 𝑓 ′′ (𝑥) ≥ 0 untuk setiap
𝑥 ∈ 𝐼.

Bukti:

(⇒) kita akan membuktikan tururnan kedua mempunyai limit


𝑓(𝑎+ℎ)−2𝑓(𝑎)+𝑓(𝑎−ℎ)
(4) 𝑓 ′′ = lim
ℎ→0 ℎ2
Untuk setiap 𝑎 ∈ 𝐼. diberikan 𝑎 ∈ 𝐼, misal 𝑎 + ℎ dan 𝑎 − ℎ termasuk pada 𝐼.
1
Kemudian 𝑎 = 2 ((𝑎 + ℎ) + (𝑎 − ℎ)), dan karena 𝑓 convex pada 𝐼, kita punya
1 1 1 1
𝑓(𝑎) = 𝑓( (𝑎 + ℎ) + (𝑎 − ℎ) ≤ 𝑓(𝑎 + ℎ) + 𝑓(𝑎 − ℎ)
2 2 2 2
Kemudian, kita punya 𝑓(𝑎 + ℎ) − 2𝑓(𝑎) + 𝑓(𝑎 − ℎ) ≥ 0. Karena ℎ2 > 0 untuk
setiap ℎ ≠ 0
Kita melihat limit di (4) harus taknegatif. Karenanya, didapat 𝑓 ′′ (𝑎) ≥ 0 untuk setiap
𝑎 ∈ 𝐼.

(⇐) kita akan memakai Teorema Taylor.

Misal 𝑥1 , 𝑥2 dua titik pada 𝐼, misl 0 < 𝑡 < 1, dan 𝑥0 ≔ (1 − 𝑡)𝑥1 + 𝑡𝑥2 . Penerapan
Teorema Taylor pada 𝑓 di 𝑥0 kita peroleh titik 𝑐1 diantara 𝑥0 dan 𝑥1 , deperoleh
1
𝑓(𝑥1 ) = 𝑓(𝑥0 ) + 𝑓 ′ (𝑥0 )(𝑥1 − 𝑥0 ) + 𝑓 ′′ (𝑐1 )(𝑥1 − 𝑥0 )2
2
Dan titik 𝑐2 diantara 𝑥1 dan 𝑥2
1
𝑓(𝑥2 ) = 𝑓(𝑥0 ) + 𝑓 ′ (𝑥0 )(𝑥2 − 𝑥0 ) + 𝑓 ′′ (𝑐2 )(𝑥2 − 𝑥0 )2
2
Jika 𝑓 ′′ taknegatif pada 𝐼. diperoleh

1 1
𝑅≔ (1 − 𝑡)𝑓 ′′ (𝑐1 )(𝑥1 − 𝑥0 )2 + 𝑡𝑓 ′′ (𝑐2 )(𝑥2 − 𝑥0 )2
2 2
Jadi taknegatif, kita peroleh:

(1 − 𝑡)𝑓(𝑥1 ) + 𝑡𝑓(𝑥2 ) = 𝑓(𝑥0 ) + 𝑓 ′ (𝑥0 )(1 − 𝑡)𝑥1 + 𝑡(𝑥2 − 𝑥0 )


1 1
+ 2 (1 − 𝑡)𝑓 ′′ (𝑐1 )(𝑥1 − 𝑥0 )2 + 2 𝑡𝑓 ′′ (𝑐2 )(𝑥2 − 𝑥0 )2
= 𝑓(𝑥0 ) + 𝑅 ≥ 𝑓(𝑥0 ) = 𝑓((1 − 𝑡)𝑥1 + 𝑡𝑥2 ).
Karenanya 𝑓 fungsi convex pada 𝐼

NEWTON’S METHOD

Misal 𝑓 fungsi differentable yang memiliki 0 di r dan 𝑥1 estimasi awal untuk r. Garis singgug
pada grafik di (𝑥1 , 𝑓(𝑥1 )) memiliki persamaan 𝑦 = 𝑓(𝑥1 ) + 𝑓 ′ (𝑥1 )(𝑥 − 𝑥1 ), dan melintasi
sumbu x dititik tersebut.

𝑓(𝑥1 )
𝑥2 ≔ 𝑥1 −
𝑓 ′ (𝑥1 )

Jika kita ganti 𝑥1 dengan 𝑥2 , kemudian kita mendapatakan titik 𝑥3 , dst. Sampai suku ke-n kita
mendapat 𝑥𝑛+1 formula menjadi

𝑓(𝑥𝑛 )
𝑥𝑛+1 ≔ 𝑥𝑛 −
𝑓 ′ (𝑥𝑛 )

Dari hipotesis di atas baris (𝑥𝑛 ) akan konvergen ke 𝑓(𝑥) = 0, seperti yang kita tunjukkan
sekarang. alat utama dalam membangun kecepatan konvergensi adalah Teorema Taylor.

6.4.7 Newton’s Method misal


Misal 𝐼 ≔ [𝑎, 𝑏] dan fungsi 𝑓: 𝐼 → ℝ yang terdiferensial dua kali berturut-turut pada
𝐼, diketahui pula bahwa 𝑓(𝑎)𝑓(𝑏) < 0 dan konsisten terhadap 𝑚, 𝑀 seperti |𝑓 ′ (𝑥)| ≥
𝑚 > 0 dan |𝑓 ′′ (𝑥)| ≤ 𝑀 untuk setiap 𝑥 ∈ 𝐼 dan 𝐾 ≔ 𝑀/2𝑚. Kemudian ada
subinterval 𝐼 yang memenuhi titik 0 fungsi 𝑓, katakanlah r,sehingga 𝑥1 ∈ 𝐼 ∗ barisan
bilangan (𝑥𝑛 ).
𝑓(𝑥 )
(5) 𝑥𝑛+1 ≔ 𝑥𝑛 − 𝑓′ (𝑥𝑛 ), untuk setiap 𝑛 ∈ ℕ
𝑛

Konvergen ke 𝐼 , lebih lanjut
(6) |𝑥𝑛+1 − 𝑟| ≤ 𝐾|𝑥𝑛− 𝑟|2
Bukti:
Karena 𝑓(𝑎)𝑓(𝑏) < 0, angka 𝑓(𝑎) dan 𝑓(𝑏) memiliki tanda yang berlawanan. Dari
teorema 5.3.5 ada 𝑟 ∈ 𝐼 maka 𝑓(𝑟) = 0. Karena 𝑓 ′ ttidak nol pada 𝐼, dari teorema
rolle’s 6.2.3 𝑓 tidak hilang dititik lainnya untuk 𝐼.
Kita tau 𝑥 ′ ∈ 𝐼 dari teorema taylor ada titik 𝑐 ′ diantara 𝑥 ′ dan 𝑟 maka dari itu
1
0 = 𝑓(𝑟) = 𝑓(𝑥 ′ ) + 𝑓 ′ (𝑥 ′ )(𝑟 − 𝑥 ′ ) + 𝑓 ′′ (𝑐 ′ )(𝑟 − 𝑥 ′ )2 ,
2
Sehingga
1
−𝑓(𝑥 ′ ) = 𝑓 ′ (𝑥 ′ )(𝑟 − 𝑥 ′ ) + 𝑓 ′′ (𝑐 ′ )(𝑟 − 𝑥 ′ )2
2
′′ ′
Jika 𝑥 adalah angka yang ditentukan dari 𝑥 dari “prosedur Newton”
𝑓 ′′ (𝑐 ′ )
𝑥 ′′ = 𝑥 ′ + (𝑟 − 𝑥 ′ ) + 2𝑓′ (𝑥 ′ ) 𝑟 − 𝑥 ′ )2
Maka
𝑓 ′′ (𝑐 ′ )
𝑥 ′′ − 𝑟 = +
𝑟 − 𝑥 ′ )2
2𝑓 ′ (𝑥 ′ )
𝑚
Karena 𝑐 ′ ∈ 𝐼, mengasumsikan batas pada 𝑓 ′ dan 𝑓 ′′ , misal 𝑘 = 2𝑚, diperoleh
ketidaksamaan
(7) |𝑥 ′′ − 𝑟| ≤ 𝐾|𝑥 ′ − 𝑟|2
1
(8) Pilih 𝛿 > 0, 𝛿 < 𝐾 dan interval 𝐼 ∗ ≔ [𝑟 − 𝛿, 𝑟 + 𝛿] terdapat di 𝐼. Jika 𝑥𝑛 ∈ 𝐼 ∗ ,
kemudian|𝑥𝑛 − 𝑟| ≤ 𝛿 dari point (7) maka |𝑥 ′′ − 𝑟| ≤ 𝐾|𝑥 ′ − 𝑟|2 ≤ 𝐾𝛿 2 < 𝛿. Karena
𝑥𝑛 ∈ 𝐼 ∗ maka 𝑥𝑛+1 ∈ 𝐼 ∗ . Karena itu 𝑥1 ∈ 𝐼 ∗ . Dapat disimpulkan 𝑥𝑛 ∈ 𝐼 ∗ untuk setiap
𝑛 ∈ ℕ. Jadi jika 𝑥1 ∈ 𝐼 ∗ , kemudian dari argumen (7) menunjukkan |𝑥𝑛+1 − 𝑟| <
(𝐾𝛿)𝑛 |𝑥1 − 𝑟| untuk setiap 𝑛 ∈ ℕ. Tetapi karena 𝐾𝛿 < 1 ini membutikan (𝑥𝑛 ) = 𝑟

Anda mungkin juga menyukai