Anda di halaman 1dari 31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Partisipan Pertama
1. Informasi umum subyek primer
Nama : “AS”
Usia : 22 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Belum Menikah
Institusi : AKPER Hafshawaty Zainul Hasan Genggong
Alamat : Kanigaran Kota Probolinggo
1) Gambaran subyek umum
Subyek Pertama berusia 22 tahun, merupakan anak pertama dari
empat bersaudara, yaitu dua adik laki-laki dan satu adik
perempuan yang tinggal bersama ibu, ayah, dan neneknya (ibu
dari ayah). Subyek salah satu mahasiswa dari duapuluh
mahasiswa tingkat akhir di Akademi Keperawatan, yang sedang
dalam proses menyelesaikan tugas akhirnya, yaitu Karya Tulis
Ilmiah untuk gelombang pertama, sebelum melakukan praktek
klinik di RS. dr. Saiful Anwar Malang pada gelombang ke dua.

2. Informasi umum subyek sekunder


Nama : Tn. “AZ”
Usia : 57 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Guru olahraga
Status : Kepala Keluarga
Alamat : Kanigaran Kota Probolinggo
1) Subyek berusia 57 tahun, seorang kepala keluarga yang sehari-
harinya bekerja sebagai guru olahraga di salah satu sekolah dasar
kabupaten probolinggo. Subyek merupakan ayah dari partisipan
primer “AS”, beliaulah yang membiyai perkuliahan subyek “AS”.

41
42

3. Pelaksanaan penelitian
1) Observasi hari pertama
Hari /Tanggal : Sabtu 16 April, 2016
Waktu : 08.00 - 13.00 WIB
Tempat : Kampus AKPER
Observasi : Peneliti
2) Observasi hari kedua
Hari/ Tanggal : Minggu 17 April, 2016
Waktu : 09.00 - 13.00 WIB
Tempat : Kampus AKPER
Obsevasi : Peneliti
3) Wawancara subyek primer
Hari/ Tanggal : Senin 18 April, 2016
Waktu : 08.30 - 09.30 WIB
Tempat : Kampus Akper
Wawancara : Peneliti
4) Wawancara subyek sekunder
Hari/ Tanggal : Senin 18 April 2016
Waktu : 15.00 - 15.20 WIB
Tempat : Rumah Subyek
Wawancara : Peneliti

4. Hasil penelitian
1) Obsevasi pertama
a. Observasi terhadap setting
Observasi dilakukan di kampus Stikes Hafshawaty Zainul
Hasan Genggong, yang memiliki enam institusi pendidikan.
Waktu itu subyek di depan kantor s1 keperawatan yang
bersebelahan dengan kantor akademi keperawatan, di sinilah
tempat subyek menyiapkan berkas-berkas karya tulis
ilmiahnya untuk dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.
Setelah selesai konsultasi, subyek beralih ke perpustakaan
43

yang merupakan tempat sarana pembelajaran mahasiswa


dalam mencari refrensi atau sumber-sumber pengetahuan, di
sinilah tempat yang biasa subyek gunakan dalam mencari
refrensi dalam pembuatan penelitian karya tulis ilmiahnya,
dengan memanfaatkan fasilitas yang memadai seperti log in
wifi perpustakaan, kursi dan meja belajar, dengan penyejuk
ruangan seperti AC dan kipas angin, yang memungkinkan
kenyamanan pengguna layanan perpustakaan. Dari
perpustakaan subyek beranjak ke gedung serbaguna yang
berada di belakang kantor kemahasiswaan dan di belakang
kelas akademi keperawatan yang bersampingan dengan
kantor kemahasiswaan. Bangunan ini dibangun terbuka
tampa dinding di samping kanan dan kiri, dengan 4 tiang
penyangga di setiap sudut, terdapat 5 bangunan berbaris
memanjang dengan ujung arah selatan dan untara,
menghadap ke arah barat tepat di belakang kantor
kemahasiswaan dan belakang kelas akademi keperawatan, Di
belakang bangunan sebelah barat terdapat pemandangan
lahan sawah para petani yang ditanami padi, tempat ini yang
biasa subyek gunakan untuk beristirahat atau sekedar untuk
bersantai, menghilangkan rasa jenuh, dan menenangkan
pikiran sambil memandangi hamparan sawah setelah
konsultasi dengan pembimbingnya.
b. Observasi terhadap subyek
pada hari pertama, saat peneliti menghampiri subyek, terlihat
subyek begitu sibuk menyiapkan atau menyusun lembaran-
lembaran karya tulis ilmiahnya untuk dikonsultasikan,
dengan ekspresi wajah cukup serius dan pasrah. Saat itu
subyek sedang duduk di depan kantor prodi s1 keperawatan,
dengan laptop terletak di pangkuan dan kertas-kertas di
sampingnya, subyek tampak sedang mengerjakan sesuatu,
mungkin penelitiannya yang sedang ia kerjakan, tidak lama
44

kemudian subyek masuk membawa lembaran-lembaran


penelitiannya untuk dikonsultasikan, beberapa menit
kemudian subyek keluar dengan wajah sedikit kebingungan
sambil menanyakan kepada teman-temannya apakah sudah
benar penelitian teman-temannya yang lain, karena
penelitiannya masih tetap terdapat banyak kesalahan yang
harus diperbaiki dalam penyusunannya. ternyata penelitian
milik temannya sudah benar, hanya perlu sedikit
penambahan, sedangkan milik subyek penuh dengan revisi
atau perbaikan, inilah yang membuat subyek kurang percaya
diri dan kebingungan.
2) Observasi kedua
a. Observasi terhadap subyek
Ketika hari kedua dilakukan observasi, subyek baru saja
selesai mengonsultasikan tugas akhirnya, dan sedang duduk
di depan kantor prodi s1 keperawatan bersama teman-
temannya yang juga sudah selesai mengonsultasikan tugas
akhirnya, subyek tampak sedang saling bertukar pendapat,
dan bercerita tentang tugas akhirnya kepada teman-teman di
sebelahnya, sambil menunjukkan kesalahan-kesalahan hasil
konsultasi tersebut kepada teman-temannya yang lain.
Peneliti menyapa Subyek dan mengajak untuk. saling
bertukar cerita, pendapat, dan pemahaman tentang tugas
akhir kita masing-masing. subyek bercerita kalau dirinya saat
ini kurang paham dalam menyusun hasil dan pembahasan
pada bab 4 karya tulis ilmiahnya. dalam pembuatan bab 4
yang subyek lakukan sekarang ini ialah dengan melihat
sistem penyusunan penelitian milik kakak tingkat yang sudah
lulus di tahun 2015, yang tentunya sudah ada perbedaan
dalam penyusunan yang sekarang. Subyek mengatakan
sangat gelisah, dan belum bisa tenang sebelum
menyelesaikan tugas akhirnya, saat itu ekspresi wajah subyek
45

tampak tidak ceria, dan sedikit kebingungan , dikarenakan


hasil tugas akhirnya yang penuh dengan revisi perbaikan,
subyek menceritakan kegiatan-kegiatannya akhir-akhir ini
yang sangat padat terkait pekuliahannya, dan menceritakan
perasaannya yang sedang kebingungan karna masalah-
masalah yang berhubungan dengan tugas penelitiannya.
Subyek mengungkapkan sudah tidak tahu lagi bagaimana
cara mengerjakannya, karena tugas akhirnya selalu saja
penuh dengan revisi perbaikan.
3) Hasil wawancara pada subyek primer
a. Masnya. di tingkat akhir ini bagaimana perbedaannya
dengan di tingkat sebelumnya, entah itu tentang
pembelajaran, kegiatan, perasaan yang dirasakan coba
ceritakan?.
“di tingkat akhir ini sangat berbeda dengan di tingkat satu
dan dua, Seperti pembelajaran yang padat, dengan waktu
yang singkat dalam menempuh proses kegiatan-kegiatan di
tingkat akhir. Membutuhkan biaya lebih banyak, butuh
tenaga lebih dan ketahanan mental ketika menghadapi
praktek-praktek di tingkat akhir. Sekarang saja lagi proses
pembuatan KTI, setelah itu baru praktek ke malang. Masih
belum Persiapan sidang, persiapan UKOM, dan persiapan
wisuda, pastinya menambah beban pikiran dan emosional
buat saya mas”.
b. Mas, ceritakan seperti apa stres yang anda alami terkait
proses perkuliahan di tingkat akhir?.
“Maksudnya stres yang bagaimana?”.
46

c. Maksudnya, dari pengertiannya stres itu sendiri “Stres


psikologis dan fisik itu suatu ketegangan yang disebabkan
oleh faktor internal maupun eksternal yang sulit untuk
dikelola maupun bertahan ”.
“Ya pastinya banyaklah dari kedua faktor tersebut, apa lagi
di tingkat akhir ini, stresornya tambah banyak”.
d. Coba ceritakan seperti apa stresnya?.
“Stresnya itu saya khawatir, takut tidak bisa menyelesaikan
perkuliahan di tingkat akhir, kepikiran biaya yang
ditanggung kelurga itu dari mana. Apa lagi ada sanksi yang
tidak sedikit berupa materi, kalau sampai tidak
mengumpulkan tugas akhir tepat waktu, dan Khawatir
dengan UKOM, setelah lulus UKOMpun masih khawatir
bagaimana caranya supaya cepat mendapat pekerjaan.
Karena katanya lulusan perawat sekarang sudah melebihi
kebutuhan, jadi persaingan cukup ketat”.
e. Terus bagaimana anda menanggapi stres itu?.
“Mungkin smuanya pernah mengalami. Ya bagaimana
sekiranya mampu menangani stres dengan cara yang
positif”.
f. Menurut anda, merugikan apa tidak stres yang dialami
tersebut?.
”Ada untungya, ada ruginya. untungnya kalo pas
masalahnya selesai jadi lega, seneng, bisa buat pengalaman.
Ruginya kalo pas khawatir, kepikiran terus dan terganggu
dengan stres yang saya alami, masih untung kalau
dampaknya cuma khawatir sama kepikiran terus. Di
pemberitaan ada beberapa mahasiswa yang depresi, bunuh
diri, melakukan tindakan anarkis, dikarenakan proses
perkulihannya”.
47

g. Dampak dari stres yang anda alami, misalnya seperti


apa?.
”Ya cemas, bingung juga, kadang takut, khawatir, karena
selalu kepikiran. Biasanya kalo sudah gitu sulit bisa tidur,
mau ngapa-ngapain males, badmood”.
h. Saat mengalami stres tersebut, bagaimana cara anda
mengatasinya?.
”Biasanya buat mengalihkan stresnya saya nonton tv, cari
kesibukan, tapi lama-lama perasaan itu kembali lagi.
Kadang kalau saya sudah tidak kuat lagi menahan sendiri,
biasanya saya cerita sama orang yang bisa dipercaya,
sekiranya orang tersebut bisa memberikan motivasi”.
i. Menurut anda dengan dimotivasi, akankah berpengaruh
dalam meredam stres yang dialami?.
”Tergatung motivasinya seperti apa, kadang malah buat
mahasiswa tambah stres”.
j. Kok bisa mas?.
”Ya bisa. kemaren saja motivasi dari sebagian dosen kurang
sesuai kalau dibilang memberikan motivasi, cocoknya itu
memberikan stresor. Seakan-akan konsep mereka dalam
memotivasi (kalau bisa dipersulit kenapa dipermudah),
padahal seharusnya (kalau bisa dipermudah kenapa
dipersulit), begitu yang benar ”.
k. Maksudnya gimana mas?.
”Ya seharusnya dosen yang seperti itu menyemangati,
mengurangi stres mahasiswa apa lagi di tingkat akhir.
Bukan malah buat down mahasiswa saja”.
l. Contohnya memotivasi bagaimana yang anda dapatkan
seperti yang anda bilang barusan?.
”Kemaren ada dosen yang bilang pas mau ujian praktek di
RS.SA, “kalian gak seperti kakak tingkat yang sebelumnya,
saya gak yakin angkatan yang sekarang bisa ikut praktek
48

semuanya di sana”, mendengar yang seperti itu apa gak


beban pikiran, tapi buktinya kita lulus semua. Ada juga yang
bilang, “lulusan perawat banyaknya sekian, sedangkan
kebutuhan tenaga perawat sekian, terus mau dikemanakan
sisanya”. Nah yang seperti itu kan stresor buat kami sebagai
mahasiswa mas”.
m. Lalu apa motivasi anda dalam menyelesaikan
perkuliahan di tingkat akhir ?
“Saya ingin cepat lulus dan bsa bekerja di rumah sakit, dan
hidup mandiri supaya tidak membebani orang tua lagi dan
ingin membahagiakan mereka, setelah mempunyai
pengalaman bekerja di sini selama dua tahun, saya ingin
bekerja ke luar negri, dan jepan tujuan saya”.
n. Menurut anda siapa saja yang paling berperan untuk
mendukung untuk memotivasi dalam menyelesaikan
proses perkuliahan di tingkat akhir ini?.
”Yang paling berperan itu dosen karna yang bersangkutan
dengan perkuliahan, kedua orang tua atau keluarga, dan
juga teman-teman atau sahabat“.
o. Apakah orang-orang tersebut pernah memotivasi anda?.
”Kalau dosen sering memotivasi, sebagian motivasinya baik
dan beberapa seperti yang saya bilang tadi. kalau orang tua
jarang, memotivasinya kadang kalau pas ngobrol-ngobrol
sama orang tua, soalnya saya jarang cerita bagaimana
perkuliahan saya, kalau teman, ada beberapa dari mereka
karena mereka mengerti juga repotnya di tingkat sekarang“.
p. Jadi motivasi bagaimana yang sudah anda dapatkan
terkait proses perkuliahan di tingkat akhir?.
”Ya seperti tadi itu dah, beberapa dosen memotivasinya
dengan motivasi yang positif dan ada yang negatif, seperti
selalu ditakut-takuti atau meremehkan mahasiswanya. Tapi
kalau dari teman biasanya seprti memberi semangat”.
49

q. Apa harapan anda terhadap motivasi yang diberikan?.


”Ya harapannya jangan ditakut-takuti, mahasiswa sudah
takut jangan dibuat tambah takut, seharusnya motivasinya
yang bisa menghilangkan rasa takut dan cemas, sekiranya
motivasinya dengan kesadaran dan penguatan mahasiswa,
supaya berani dan percaya diri dalam menyelesaikan
tantangan yang dihadapi, bukan malah takut menghadapi
tantangan dan dibuat tambah takut”.
4) Hasil wawancara pada subyek sekunder
a. Bapak, sekarang kan anak anda sudah hampir lulus,
adakah perubahan-perubahan yang terlihat dari anak
anda, terkait proses perkuliahannya yang sudah di
tingkat akhir dengan di tingkat sebelumnya, harap bapak
ceritakan?.
“iya mas, akhir-akhir ini kayaknya sangat sibuk, jarang
keluar kamar, paling ya di depannya laptop terus sampe
tidurnya larut malam, pas ditanya kenapa, dia bilang
mengerjakan tugas-tugas kuliahnya. sering mas tidurnya
kadang jam 02.00 atau jam 03.00 wib baru tidur, beda
ketimbang di tahun-tahun sebelumnya paling cuma kuliah
setelah itu pulang pas, praktek juga sedikt, terus
pembayarannya juga gak sebanyak sekarang”.
b. Pernahkah bapak memotivasi supaya putranya semangat
dalam menyelesaikan kuliahnya?.
“kadang-kadang mas, biasanya saya nasehati, terus saya
bilang jangan khawatir masalah kuliahnya, kalo masalah
biaya apa katanya saya, tugas kamu cuma kuliah yang bener,
kalau bener-bener kuliah pasti selesai”.

c. Apa benar kalau anak anda sudah merasa jenuh dengan


tugas-tugsnya, biasanya anak bapak nonton tv?.
50

“iya mas biasanya kalau sudah sumpek sama tugas, keluar


kamar terus nonto tv, kalau pas bareng saya biasanya cerita-
cerita”.

4.1.2 Partisipan Kedua

1. Informasi umum subyek primer


Nama : “SM”
Usia : 21
Jenis kelamin : Laki-laki
Status : Belum Menikah
Institusi : AKPER Hafshawaty Zainul Hasan Genggong
Alamat : Sidopokso Krasaan Probolinggo
1) Gambaran subyek umum
Subyek kedua berusia 21 tahun, merupakan anak tunggal yang
tinggal bersama neneknya. Ayah subyek telah lama meninggal
dan ibu dari subyek bekerja di luar negri sejak ayah subyek
meninggal. Subyek adalah salah satu mahasiswa dari duapuluh
mahasiswa tingkat akhir di Akademi Keperawatan, yang sedang
dalam proses menyelesaikan tugas akhirnya, yaitu Karya Tulis
Ilmiah untuk gelombang pertama, sebelum melakukan praktek
klinik di RS. dr. Saiful Anwar Malang pada gelombang ke dua.

2. Informasi umum subyek sekunder


Nama : “MR”
Usia : 23 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status : Belum Menikah
Institusi : AKPER Hafshawaty Zainul Hasan Genggong
Alamat : kabupaten lumajang
51

1) Gambaran subyek umum


Subyek adalah teman dekat “SM”, sejak pertama kali masuk
kuliah. subyek berusia 23 tahun, merupakan anak terakhir dari 3
bersaudara, yaitu 1 kakak laki-laki, dan 1 kakak perempuann yang
sudah berkeluarga semua. subyek tinggal bersama kedua orang
tuanya yang bekerja sebagai petani. Subyek juga salah satu
mahasiswa dari duapuluh mahasiswa tingkat akhir di Akademi
Keperawatan, yang sedang dalam proses menyelesaikan tugas
akhirnya, yaitu Karya Tulis Ilmiah untuk gelombang pertama,
sebelum melakukan praktek klinik di RS. dr. Saiful Anwar
Malang pada gelombang ke dua.

3. Pelaksanaan penelitian
1) Observasi hari pertama pada subyek primer
Hari /Tanggal : Selasa 19 April 2016
Waktu : 15.00 - 16.30 wib
Tempat : Rumah Subyek
Observasi : Peneliti
2) Observasi hari kedua pada subyek primer
Hari/ Tanggal : Rabu 20 April 2016
Waktu : 09.30 - 12.00 wib
Tempat : Kampus Akper
Observasi : Peneliti
3) Wawancara pada subyek primer
Hari/ Tanggal : Kamis 21 April 2016
Waktu : 10.00 - 11.00
Tempat : Kampus AKPER
Wawancara : Peneliti
4) Wawancara pada subyek sekunder
Hari/ Tanggal : Kamis 21 April 2016
Waktu : 14.30 - 15.00
Tempat : Asrama Rusunawa
Wawancara : Peneliti
52

4. Hasil penelitian
1) Observasi hari pertama pada subyek primer
a. Observasi terhadap setting
Observasi pertama dilakukan di rumah subyek, yang
merupakan daerah pesisir. saat peneliti datang pintu rumah
tertutup, terlihat tak ada seorangpun, ternyata setelah peneliti
mengetuk pintu dan memanggil subyek, barulah subyek
keluar membuka pintu. saat itu subyek sedang sendirian di
rumah, karena nenek subyek berada di pasar sebagai penjual
buah-buahan, subyek mempersilahkan masuk dan mengajak
ke kamarnya, sebuah kamar dengan luas ruangan 4 x 5 meter
berbetuk persegi dengan beberapa ventilasi yang cukup,
keadaan kamarnya agak sedikit berantakan dengan tempat
tidur tampa ranjang dan terdapat alas di sampingnya sebagai
tempat untuk mengerjakan tugas akhirnya, terlihat laptop
sedang menyala, tampak subyek baru saja mengerjakan tugas
akhirnya saat peneliti belum datang. subyek belum sempat
merapikan kamarnya karena terkendala dalam pengerjaan
tugas akhirnya yang harus cepat diselesaikan sebelum
pengumpulan tugas terakhir.
b. Observasi terhadap subyek
Subyek merupakan mahasiswa tingkat akhir akademi
keperawatan, yang saat ini memiliki kesibukan dalam proses
perkuliahan di tingkat akhir, seperti pembuatan karya tulis
ilmiah yang saat ini belum terselesaikan. Di sore harinya
peneliti berkunjung ke rumah subyek, terlihat subyek begitu
sibuk memperbaiki tugas akhir yang harus direvisi saat
konsultasi kepada dosen pembimbingnya. Subyek
menanyakan beberapa masalah terkait penyusunan tugas
akhir peneliti yang sudah dibenarkan oleh dosen
pembimbing. Subyek menyatakan merasa senang ada teman
53

yang berkunjung ke rumahnya sambil sharing tugas karya


tulis ilmiahnya.
2) Observasi hari kedua pada subyek primer
a. Observasi terhadap subyek
Observasi kedua ialah saat subyek baru saja sholat dhuha di
musholla kampus stikes, dan sedang duduk-duduk di depan
musholla bersama teman teman-teman yang lain, ekspresi
wajah subyek tampak tenang meskipun banyak beban pikiran
saat ini, terlihat pasrah dengan dengan semua masalah yang
ada, subyek mengatakan yang terpenting sekarang ialah tidak
putus harapan, tetap berusaha, dan percaya pasti ada jalan
keluar dari setiap masalah yang ada, pasrahkan saja kepada
yang mempunyai segala jalan dari semua masalah. Religius
merupakan koping subyek dalam mengarahkan stresnya.
Ketika peneliti bertemu dengan subyek, Subyek menanyakan
bagaimana dengan tugas akhir peneliti, apakah ada kendala
dalam pembuatannya, sambil menceritakan beban-beban
pikiran yang saat ini dialami terkait proses perkuliahan
sekarang, seperti administrasi perkuliahan yang belum
terlunasi, subyek khawatir orang tuanya tidak bisa melunasi
administrasi perkuliahan, dan yang menjadi beban pikiran
yang lain ialah kendala-kendala dalam pembuatan tugas
akhirnya.
3) Hasil wawancara subyek primer
a. Mas di tingkat akhir dan di tingkat sebelunya, perbdaan
apa yang anda raskan?.
“kalau di tingkat akhir sekarang ini banyak sekali
kegiatannya, seperti kegiatan belajar menganjar, praktek-
pratek, terus persiapannya juga banyak, persiapan biaya
yang semakin meningkat, persiapan ujian sama wisuda. kalo
di tingkat satu dan dua, semester ganji itu kegiatannya KBM,
baru setelah semester genap praktek klinik. Kalau di
54

semester akhir prakteknya padat mas, persiapan-ersiapannya


banyak”.
b. Mas coba anda ceritakan stres yang anda alami terkait
proses perkuliahan di tingkat akhir?.
“bisa di bilang banyak, soalnya stresornya lebih banyak di
tingkat sekarang dari pada di tingkat sebelumnya, stresnya
kalo pas sumpek sama tugas-tugas yang selalu salah, jenuh
pengen cepat-cepat selesai selesai kuliah mas”.
c. Terus bagaimana anda menanggapi stres tersebut?.
“Ya gimana, mungkin itu sudah biasa bagi mahasiswa. Ya
harus mampu bertahan dari stres yang dialami, Atau
menyelesaikan masalah, penyebab stres yang dialami”.
d. Dampak dari stres yang anda alami seperti apa mas?.
“Seperti apa ya, kalau cuma kepikiran sama bingung ada,
dan serasa tertekan. Tapi kalau yang parah sampai depresi
dan gangguan psikologis belum pernah, semoga saja tidak
mas”.
e. Bagaimana cara anda menangani stres yag anda alami?.
“Ya menyelesaikan masalah penyebab stresnya, kalau gak
biasanya olah raga, atau ngumpul-ngumpul sama temen,
alau sendirian bisa tambah kepikiran. Kalau masih belum
teratasi dan tetap kepikiran, pasrah sama berdoa itu dah
serahkan sama yang maha kuasa, supaya dikuatkan karena
pasti ada hikmah di balik itu semua”.
f. Menurut anda mampukah sebuah motivasi dalam
meredam stres-stres yang dialami?.
“sangat membantu, asalkan cara memotivasinya benar”.
g. Motivasi yang benar menurut anda motivasi yang
bagaimana?.
“Kalau terkait proses perkuliahan yang menimbulkan
stresor, memotivasinya harus meliputi, memberikan
semangat, menumbuhkan atau membangun rasa percaya diri
55

mahasiswa dalam menghadapi segala tantangan di tingkat


akhir, terus memberikan kesadaran dan mengubah persepsi
negatif mahasiswa, menjadi persepsi yang positif”.
h. Mas apa motivasi anda dalam menyelesaikan perkuliahan
di tingkat akhir ini?.
“ saya ingin segera lulus dan mencari pekerjaan, setelah itu
hidup mandiri tampa bergantung kepada ibu atau saudara-
saudara saya, lagi kalau bisa meringankan beban mereka,
sudah terlalu banyak jasa mereka buat saya, sedangkan saya
masih belum bisa membalas jasa-jasa mereka”.
i. Menurut anda siapa orang-orang yang paling berperan
untuk memotivasi dalam menumbuhkan rasa percaya
diri dalam menyelesaikan perkuliahan di tingkat akhir?.
“Ya orang-orang terdekat mas, seperti keluarga, sahabat,
dan pacar”.
j. Bagaimana dengan dosen, berperan tidak dalam
memotivasi mahasiswa tingkat akhir?.
“Dosen sangatlah berperan, karena dibandig orang tua
dosenlah yang lebih memahami bagaimana sulitnya proses
perkuliahan di tingkat akhir”.
k. Apa motivasi anda dalam menyelesaikan proses
perkuliahan, dan bagaiamana cara?.
“Kalau motivasi saya di tingkat akhir ini mas keluarga,
kasian kedua orang tua saya yang sudah biayai saya kuliah
sampe sekarang, saya harapan mereka mas, jadi saya dak
mau mengecewakan mereka. eman juga, apa lagi sudah di
tingkat akhir bentar lagi dah selesai, Kuat tidak kuat harus
kuat, bisa tidak bisa harus bisa. Kalau motivasi dari dosen
ada beberapa dosen memotivasi, tapi tidak semuanya sesuai,
karena motivasinya setiap dosen berbeda-beda, ada yang
menyemangati ada yang menakut-nakuti, ada yang positif,
dan negatif”.
56

l. Apa harapan saudara terhadap motivasi yang


diberikan?.
“harapannya semoga motivasi-motivasi yang diberikan bisa
mengurangi stres mahasiswa, apa lagi di tingkat akhr ini”.
4) Hasil wawancara subyek sekunder
a. Mas apakah benar yang dikatakan saudara “SM” di
tingkat akhir ini banyak stresor yang dialami
mahasiswa?.
“iya mas bener stresor kita sekarang tambah banyak. karena
sekarang ini jadwal kegiatan kita padat sekarang, gak seperti
kemaren-kemarennya waktu sek di tingkat sebelumnya”.
b. Menurut anda apakah ini berpotensi terhadap stres?.
“Pasti mas kalo stresnya terlalu berat, apa lgi stresnya
bukan hanya satu tapi stres dari berbagai masalah”.
c. Lalu apakah benar seperti yang dikatakan “SM” kalau
cara dosen memotivasinya ada yang membangun rasa
percaya diri, menyemangati, dan ada yang menambah
stresor mahasiswa?.
“memang benar ada beberapa dosen motivasinya
menyemangati, dan membangun rasa percaya diri, tapi ada
juga yang membuat mental kita jadi down, mungkin mereka
punya yang berbeda, tapi belum tentu semua motivasi
tersebut membangun mahasiswa”.
d. Apa yang anda tau ketika “SM” merasa jenuh dengan
kegiatannya?.
“ya biasanya kalo “SM’ merasa sudah jenuh, kadang ngajak
temen-temen ngumpul-ngumpul di tempat rame, kadang
ngejus bareng”.
57

4.1.3 Partisipan Ketiga


1. Informasi umum subyek primer
Nama : “HL”
Usia : 21
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Belum Menikah
Institusi : AKPER Hafshawaty Zainul Hasan Genggong
Alamat : Maron kabupaten probolinggo
1) Gambaran subyek umum
Subyek ketiga berusia 21 tahun, merupakan anak tunggal yang
tinggal bersama neneknya. Subyek juga salah satu mahasiswa dari
duapuluh mahasiswa tingkat akhir di Akademi Keperawatan,
yang sedang dalam proses menyelesaikan tugas akhirnya, yaitu
Karya Tulis Ilmiah untuk gelombang pertama, sebelum
melakukan praktek klinik di RS. dr. Saiful Anwar Malang pada
gelombang ke dua.

2. Informasi umum subyek sekunder


1) Subyek pertama
Nama : “EK”
Usia : 22 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Belum Menikah
Institusi : AKPER Hafshawaty Zainul Hasan Genggong
Alamat : Krejengan Kabupaten Probolinggo
a. Informasi umum subyek
Subyek adalah teman dekat “EK”. subyek berusia 23 tahun,
merupakan anak pertama dari dua bersaudara. subyek tinggal
bersama kedua orang tuanya yang bekerja sebagai petani.
Subyek merupakan mahasiswa tingkat akhir di Akademi
Keperawatan, subyek sedang dalam proses menyelesaikan
tugas akhirnya, yaitu Karya Tulis Ilmiah untuk gelombang
58

pertama, sebelum melakukan praktek klinik di RS. dr. Saiful


Anwar Malang pada gelombang ke dua.
2) Subyek kedua
Nama : “ RS”
Usia : 34 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Ibu rumah tangga
Alamat : Krejengan Kabupaten Probolinggo
a. Informasi umum subyek sekunder
Subyek adalah tetangga “HL”. subyek berusia 34 tahun,
merupakan ibu rumah tangga yang sudah dikaruniai dua anak
perempuan, putri pertama berusia 14 tahun dan putri kedua
berusia 5 tahun.

2. Pelaksanaan penelitian
1) Observasi hari pertama pada subyek primer
Hari/Tanggal : Sabtu 23 April 2016
Waktu : 09.00 – 12.00 wib
Tempat : Rumah Subyek
Observasi : Peneliti
2) Observasi hari kedua pada subyek primer
Hari/ Tanggal : Minggu 24 April 2016
Waktu : 08.00 – 12.30 wib
Tempat : Kampus Akper
Observasi : Peneliti
3) Wawancara pada subyek primer
Hari/ Tanggal : Senin 25 April 2016
Waktu : 10.00 - 11.00
Tempat : Kampus AKPER
Wawancara : peneliti
59

4) Wawancara pada subyek sekunder


a. subyek pertama
Hari/ Tanggal : senin 25 April 2016
Waktu : 12.00 – 12.30
Tempat : Kampus AKPER
Wawancara : peneliti
b. subyek kedua
Hari/ Tanggal : senin 25 April 2016
Waktu : 15.00 – 15.30
Tempat : Kampus AKPER
Wawancara : peneliti

4. Hasil penelitian
1) Observasi hari pertama pada subyek primer
a. Observasi terhadap setting
Observasi dilakukan di kampus Stikes Hafshawaty Zainul
Hasan Genggong, yang memiliki enam institusi pendidikan.
Waktu itu suyek di depan kantor s1 keperawatan yang
bersebelahan dengan kantor akademi keperawatan, di sinilah
tempat subyek menyiapkan berkas-berkas karya tulis
ilmiahnya untuk dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.
b. Observasi terhadap subyek
Subyek merupakan mahasiswa tingkat akhir akademi
keperawatan, yang saat ini memiliki kesibukan dalam proses
perkuliahan di tingkat akhir, seperti pembuatan karya tulis
ilmiah yang saat ini belum terselesaikan. Subyek tergolong
mahasiswa dengan intelektual menonjol dari teman-teman
yang lain. saat observasi, subyek baru selesai
mengkonsultasikan tugas akhirnya. Subyek tampak tenang,
tidak ada raut wajah yang menandakan kekhawatiran dalam
dirinya. Saat itu peneliti menghampiri subyek dan mengajak
subyek untuk bercerita tentang bagaimana dengan tugas
akhirnya, subyek mengungkapkan tidak ada kendala yang
60

cukup berarti dalam pembuatan karya tulis ilmiahnya,


semuanya baik-baik saja dan sudah selesai, hanya tinggal
menambahkan abstrak dari penelitian tersebut.
2) Observasi kedua pada subyek primer
a. Observasi terhadap subyek
Observasi kedua dilakukan di kampus AKPER, waktu itu
subyek baru saja mengonsultasikan tugas akhirnya, dan
menunjukkan kalau tugas akhirnya sudah disetujui dan siap
untuk mengumpulkan tugas akhirnya, dan berniat untuk
mengumpulkan tugasnya 3 hari lagi setelah mendapatkan
tanda tangan dari beberapa pihak yang bersangkutan untuk
menyetujui tugas akhirnya. Subyek menyelesaikan tugas
akhirnya lebih dulu dari pada teman-teman mahasiswa yang
lain.
3) Hasil wawancara subyek primer
a. Mbak, di tingkat akhir dan di tingkat sebelunya,
perbedaan apa yang anda raskan?.
“kalau di tingkat akhir sekarang kegiatanya padat, tapi kalo
di tingkat satu dan dua tidak terlalu padat, paling
kegiatannya Cuma belajar konsep atau teori di semester
ganjil, terus di semester genap itu prakteknya di rumah
sakit, praktek tentang pembelajaran sewaktu di semester
ganjil”.
b. Mbak, coba anda ceritakan stres yang anda alami terkait
proses perkuliahan di tingkat akhir?.
“stres saya cuma kalau pas lagi sumpek, karena terlalu lama
di depan laptop ngerjakan tugas itu aja, kalau sudah sumpek,
jenuh sama tugas-tugas, biasanya saya keluar maen sama
anak tetangga, kadang maen ke rumah temen”.
c. Dari stres tersebut dampak dari stres yang saudari alami
seperti apa?.
61

“seperti yang saya bilang tadi, merasa jenuh, kalau sudah


jenuh konsentrasi mengerjakan tugas berkurang jadi bawa
istirahat dulu”.
d. Terus bagaimana saudari menanggapi stres tersebut?.
“stres itu ada yang baik, dan ada yang buruk, tergantung
bagaimana persepsi setiap individu, kalau persepsinya positif
tentang stres, berarti menanggapi stresnya dengan fikiran
dan hal yang positif, tapi kalau menanggapi stresnya dengan
hal yang negatif ya bisa-bisa jadi stres yang negatif”.
e. Menurut saudari mampukah sebuah motivasi dalam
meredam stres-stres yang dialami?.
“ya perlu mas kalo gak ada motivasi orang gak akan berbuat
apa-apa dan diam saja.
f. Maksud saya cara memotivasi seperti apa yang mampu
meredam stres ?.
“identifikasi dulu stresnya, setelah itu baru tingkatkan rasa
percaya dirinya, beri semangat sekiranya mampu berpikir
positif tentang stresnya”.
g. Menurut anda siapa orang-orang yang paling berperan
untuk memotivasi dalam menumbuhkan rasa percaya
diri dalam menyelesaikan perkuliahan di tingkat akhir ?.
“ya seperti orang tua, dosen, terus pacar, sahabat dan
teman-teman”.
h. Dari orang-orang tersebut, bagaimana cara mereka
memotivasi anda?.
“kalau orang tua biasanya dengan menasehati dan memberi
saran, seperti berdoa, dan serahkan semuanya sama yang
maha kuasa kalau sudah merasa jenuh dengan suatu
masalah. Kalau dosen mengingatkan mahasiswanya jangan
mengentengkan perkuliahan di tingkat akhir karena ekstra
padat kegiatannya”.
62

i. Dari hasil wawancara sebelumya teman-teman saudari


mengatakan kalau sebagian cara dosen memotivasi ialah
dengan menakut-nakuti sehingga membuat mental
mahasiswa down?.
“memang benar sebagian seperti itu, tetapi kembali ke pada
persepsi masing-masing. menurut saya itu cara mereka agar
mahasiswa tidak meremehkan perkuliahannya di tingkat
akhir ini”.
j. Apa harapan saudara terhadap motivasi yang
diberikan?.
“harapan saya semoga mampu membuat mahasiswa
menyelesaikan tugasnya”.
4) Hasil wawancara subyek sekunder
a. Subyek pertama
a) Buk apa benar “HL” sering bermain dengan anak
anda?.
“iya mas bener, dia seneng sama anak kecil, biasanya
kalo dia sudah dak sibuk sama sama kuliahnya”.
b. Subyek kedua
a) Apa benar yang dikatakan “HL” di tingkat akhir ini
kegiatan perkuliahannya padat sekali?.“iya mas
kegiatannya sekarang padat mas”.
b) Apa itu dapat menyebabkan stres buat “HL” ?.
“ dia kan pintar mas, menurut saya tidak, soalnya dia
mudah menyelesaikan tugas-tugasnya. Sekarang aja dia
sudah selesai ngerjakan tugasnya.
63

4.2 Pembahasan
4.2.1 Cara Meningkatkan Motivasi
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tiga responden,
ditemukan beberapa kesamaan, ketiganya mengungkapkan bahwasannya proses
perkuliahan di tingkat akhir ini memiliki banyak perbedaan, meliputi kegiatan-
kegiatan yang sangat padat dan persiapan-persipan yang membutuhkan tenaga,
mental, dan biaya yang lebih dibandingkan dengan proses perkuliahan di tingkat
sebelumnya, sehinggga menambah beban psikologis dan strseor bagi mahasiswa
tingkat akhir, terutama dalam pembuatan karya tulis ilmiah dan persiapan uji
kompetensi. akan tetapi dari ketiga responden tersebut memiliki anggapan stres
yang berbeda, bentuk maupun derajat stres yang berbeda, dan dampak dari stres
yang juga berbeda satu sama lain.
bentuk stres pada subyek pertama “AS” ialah perasaan khawatir akan
sanksi-sanksi yang berhubungan dengan peraturan, takut, dan cemas tidak bisa
menyelesaikan perkuliahan di tingkat akhir dengan berbagai kendala yang ada,
dan juga kekhawatiran akan sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan yang
dikarena pesaing kerja yang sudah melebihi kebutuhan. Stres tersebut berdmpak
kecemasan, gangguan istirahat tidur, serta perasaan malas untuk melakukan
kegiatan-kegiatan yang biasa “AS” lakukan. “AS” menanggapi stres-stres yang
terjadi dengan hal yang lumrah terjadi pada siapapun, merupakan hal yang sulit
dikelola dan membutuhkan penanganan yang segera, subyek menangani stres
tersebut dengan menonton tv, mencari kesibukan dan dengan mencurahkan
perasaan yang ia alami kepada orang yang ia percaya. Untuk subyek kedua “SM”,
mengungkapkan bentuk stres yang dialami ialah hanya perasaan jenuh dan cemas
yang menjadi tekanan psikologis ringan sebagai dampak dari stres trsebut, tetapi
tidak sampai ke arah depresi atau gangguan psikologis berat lainnya. “SM”,
menanggapi stres tersebut sebagai hal yang sudah biasa untuk mahasiswa,
sehingga mahasiswa harus mampu bertahan dan menyelesaikan masalah penyebab
stres yang terjadi, biasanya “SM” menangani stres tersebut dengan berolah raga,
berkumpul dengan teman-teman, dan berdoa serta memasrahkan segala
masalahnya kepada yang maha kuasa. Sedangkan untuk subyek ketiga “HL”
adalah salah satu mahasiswa dengan intelektual yang cukup menonjol di antara
64

teman-teman yang lain, termasuk subyek pertama dan kedua. ”HL” mengatakan
stres yang ia alami hanyalah perasaan jenuh saat terlalu lama mengerjakan tugas-
tugasnya, hingga pada akhirnya akan berdampak pada kemampuan konsentrasinya
yang mulai menurun. “HL” menanggapi stres tersebut sebagai sesuatu yang baik
atau positif, dan sesuatu yang buruk atau negatif, tergantung bagaimana persepsi
individu, “HL” menangani stres tersebut dengan istirahat sejenak dari tugasnya
sambil bermain dengan anak tetangganya yang masih kecil.
Ketiga responden berpendapat sama, bahwa dosen, orang tua, sahabat,
teman, atau bahkan pacar adalah orang-orang yang berperan dalam memotivasi.
Tetapi untuk membangun rasa percaya diri mahasiswa tingkat akhir ialah dengan
meningkatkan motivasi yang dimiliki setiap individu dengan cara memotivasi
yang sesuai dengan kepribadian dan kebutuhan mahasiswa, seperti dalam teori
motivasi yang dikemukakan oleh Mubarok (2007), yaitu tentang teori kebutuhan,
teori ini beranggapan bahwa “tindakan yang dilakukan oleh manusia pada
hakekatnya adalah kebutuhan fisik maupun psikis ”, Oleh karena itu menurut teori
ini apabila seseorang akan memotivasi maka ia harus mengetahui terlebih dahulu
apa kebutuhan-kebutuhan orang-orang yang akan dimotivasinya.
Pada kenyataannya kebanyakan motivasi mahasiswa berada di alam bawah
sadar mereka, sehingga orang-orang yang berperan dalam memotivasi tersebut
perlu membangunkan motivasi yang tertidur dalam diri individu, lalu
menyadarkannya dengan beberapa cara untuk meningkatkan motivasi tersebut.
Dalam buku Psikologi Untuk Kesehatan karangan Sunaryo, (2006).
Terdapat beberapa konsep cara untuk meningkatkan motivasi, antara lain sebagai
berikut.

1. Memotivasi dengan kekerasan (motivating by force)


yaitu cara memotivasi dengan ancaman, hukuman atau kekerasan
dasar supaya yang dimotivasi dapat melakukan apa yang harus
dilakukan.
2. Memotivasi dengan bujukan (motivating by enticement)
yaitu cara memotivasi dengan bujukan atau memberi hadiah agar
melakukan sesuatu harapan yang memberikan motivasi.
65

3. Memotivasi dari identifikasi pengarahan ego (motivating by


identification on egoinvoiremen)
yaitu cara memotivasi dengan menanamkan kesadaran. (Sunaryo,
2006).

Motivasi dalam menyelesaikan proses perkuliahan di tingkat akhir antara


responden pertama “AS”, kedua “SM” dan responden ketiga “HL” memiliki
kemiripan motivasi, hanya saja mereka mengungkapkan dengan bahasa atau
penyampaian yang berbeda, yaitu “mereka ingin segera menyelesaikan
perkuliahannya di tingkat akhir agar segera bisa melamar pekerjaan dan
mendapatkan pekerjaan untuk hidup mandiri, sehinnga tidak lagi menjadi beban
bagi orang tua, malah sebaliknya mampu meringankan beban mereka dan
membahagiakan mereka.
Karena ketiga responden adalah mahasiswa tingkat akhir di institusi yang
sama, kelas yang sama, dan dosen yang sama, oleh karena itu mereka
mendapatkan motivasi yang sama pula dari beberapa dosen yang pernah
memberikan memotivasi. Responden pertama “AS” dan responden kedua “SM”
mengatakan bahwa beberapa dosen memotivasi dengan motivasi yang positif, dan
mampu menambah semangat, meningkatkan rasa percaya diri, dan menyemangati
dalam menyelesaikan proses perkuliahan di tingkat akhir, sehingga motivasi
tersebut mampu meredan stres yang dialami oleh mahsiswa tingkat akhir, bisa
dikatakan cara memotivasi yang mereka maksud adalah cara memotivasi dengan
motivating by identification on egoinvoiremen, yaitu motivasi dengan
menanamkan kesadaran dan meningkatkan rasa percaya diri. Mereka juga
beranggapan ada juga beberapa dosen memotivasinya dengan motivasi yang
negatif, seperti menakut-nakuti mahasiswa, dan mematahkan mental mereka,
sehingga menambah stresor bagi beberapa mahasiswa yang kurang bisa
menyesuaikan atau beradaptasi dengan motivasi ini, bisa dibilang cara memotivasi
yang dianggap negatif ini ialah cara memotivasi dengan motivating by force yaitu
cara memotivasi dengan ancaman, hukuman atau kekerasan dasar supaya yang
dimotivasi dapat melakukan apa yang harus dilakukan, tetapi motivasi ini dapat
menambah dan menyebabkan stres pada subyek pertama “AS” dan subyek kedua
“SM”. Sedangkan subyek ketiga “HL”, menilai semua cara motivasi yang
66

dilakukan oleh semua dosen adalah hal yang positif dan baik, entah itu cara
memotivasi dengan motivating by identification on egoinvoiremen maupun cara
memotivasi dengan motivating by force, baginya itu sama saja dan menganggap
itu semua demi kebaikan mahasiswa tingkat akhir, sehingga tidak menimbulkan
ketegangan dalam dirinya yang disebut stres.
peneliti berpendapat hal ini terjadi karena kepribadian setiap individu
mahasiswa berbeda satu sama lain, terdapat kepribadian yang kuat, kepribadian
yang sedang, dan kepribadian yang lemah. jika kepribadian individu kuat maka
akan mampu menyesuaikan atau beradaptasi dengan ketiga konsep cara
meningkatkan motivasi (motivating by force, motivating by enticement dan
motivating by identification on egoinvoiremen), seperti responden ketiga yaitu
“HL” adalah salah satu mahasiswa yang memiliki intelektual yang lebih menonjol
dari teman-temannya yang lain, serta memiliki kepribadian yang kuat dan mampu
menyesuaikan dengan semua cara motivasi yang dilakukan oleh dosen-dosen
tersebut, sehingga mampu membawaya untuk lebih semangat, lebih giat, dan
mampu membawa stres yang dialami ke arah yang lebih positif mekipun motivasi
tersebut dianggap hal yang negatif oleh subyek pertama “SM” dan subyek kedua
kedua ”SM”. Padahal harapan ketiga responden terhadap cara memotivasi yang
dilakukan oleh mereka yang berperan dalam memotivasi mahasiswa tingkat akhir
ialah cara yang mampu meningkatkan rasa percaya diri, menumbuhkan semangat
dan tentunya mampu meredam stres dan membawa stres tersebut ke arah yang
lebih positif sesuai dengan tema penelitian ini.
Dari pendapat peneliti di atas, penerapan dalam memotivasi mahasiswa
kurang efektif dikarenakan kepribadian mereka yang berbeda-beda, jika motivasi
yang diberikan oleh mereka yang berperan dalam memotivasi cocok untuk
mahasiswa yang satu dan tidak untuk yang lain, maka motivasi tersebut hanya
berlaku dan menguntungkan individu tertentu, tetapi tidak untuk yang lain, malah
akan menimbulkan stres atau malah merugikan, jadi akan lebih baik jika cara
memotivasi yang dilakukan cocok dengan seluruh mahasiswa tingkat akhir,
sehingga semuanya mampu berdaptasi dan menguntungkan bagi semua
mahasiswa tampa terkecuali dengan karakter atau kepribadian yang berbeda-beda.
Jika pembahasan ini tentang bagaimana cara motivasi agar sesuai dengan semua
67

kepribadian mahasiswa tingkat akhir yang berbeda-beda, maka peneliti


menggambarkan dengan kalimat brikut “jika mahasiswa dengan kepribadian yang
lemah terhadap berbagai stresor tersebut mampu beradaptasi atau menyesuaikan
diri dengan cara memotivasi tertentu hingga meningkatkan rasa percaya diri dan
menumbuhkan semangat serta meredam stres, sudah pasti mahasiswa dengan
kepribadian yang kuat akan lebih mampu untuk beradaptasi atau menyesuaikan
diri dengan motivasi yang demikian”.
68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah peneliti melakukan pengamatan tentang kebutuhan motivasi dalam


mengurangi dampak negatif dari stres pada mahasiswa tingkat akhir di Akademi
Keperawatan Hafshawaty Zainul Hasan Genggong, maka didapatkanlah
kesimpulan dari penelitian ini.
1. Kegiatan responden di tingkat akhir terkait proses perkuliahan
sangatlah padat sehingga berpotensi sebagai stresor.
2. Bentuk atau derajat stres dan dampak stres yang dialami responden
berbeda satu sama lain.
3. Koping individu dan penanganan terhadap stres responden juga
berbeda satu sama lain.
4. Motivasi dibutuhkan dalam meredam stres akibat proses perkuliahan
di tingkat akhir yang terdapat banyak stresor di dalamnya.
5. Orang-orang yang sangat mendukung dalam memotivasi untuk
menyelesaikan proses perkuliahan di tingkat akhir bagi responden
ialah para dosen dan orang-orang terdekat seperti orangtua atau
keluarga, sahabat atau teman, dan pacar atau kekasih.
6. Cara dosen memotivasi mahasiswa tingkat akhir kurang maksimal
dikarenakan cara memotivasi yang tidak sesuai dengan semua
kepribadian mahasiswa, sehingga kurang efektif dalam meredam stres
yang di alami mahasiswa tingkat akhir.
7. Harapan mahasiswa tingkat akhir terhadap cara-cara memotivasi yang
di lakukan mampu membangun rasa percaya diri, menyemangati, dan
mampu meredam stres.
8. Orang-orang yang sangat mendukung dalam memotivasi harus
mampu membangun dan meningkatkan rasa percaya diri,
menumbuhkan semangat, dan meredam stres yang di alami oleh
mahasiswa tingkat akhir.
69

5.2 Saran
Untuk mampu meredam stres pada mahasiswa terkait proses perkuliahan
di tingkat akhir ini, di harapkan orang yang berperan dalam memotivasi
hendaknya menggunakan cara yang sesuai dengan semua kepribadian mahasiswa
sehingga bisa menumbuhkan dan membangun atau meningkatkan rasa percaya
diri mahasiswa.
70

DAFTAR PUSTAKA

A. Aziz Alimul Hidayat dan Musrifatul uliyah.(2014). Pengantar Kebutuhan


Dasar Manusia. Salemba Medika.Edisi 2 – Buku 1.
Abdul Nasir dan Abdul Muhith. (2011). Dasa-dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.
Amalia Erit Rina Fadillah. Stres Dan Motivasi Belajar Pada Mahasiswa Psikologi
Universitas Mulawarman Yang Sedang Menyusun Skripsi. eJournal
Psikologi, 2013, 1 (3): 254-267ISSN 0000-0000, ejournal.
Asnawi Sahlan. (2007). Teori MotivasiDalam Pendekatan Psikologi Industri Dan
Organisasi. Jakarta: Rineka Cipta
Azwar. (2008). Ilmu Perilaku. Jakarta : CV.Agung Seto
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi
Mahasatya.
Djamrah S.B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta, Rineka Cipta. Edisi 2.
Dwi Siswoyo. Dkk. (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Enik Nur Kholidah1 & Asmadi Alsa2. 1, Juni 2012. Berpikir Positif untuk
Menurunkan Stres Psikologis. Yogyakarta: Jurnal PsikologiVolume 39,
No.: 67 – 75.
Hartaji, Damar A. (2012). Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa yang Berkuliah
Dengan Jurusan Pilihan Orangtua. Fakultas Psikologi Universitas
Gunadarma. (tidak diterbitkan).
Hidayat. (2009). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Jonathan, Sarwono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Marshall and Rossman. (2007). Desain penelitian kualitatif. London: naskah
Publikasi.
Moleong, Lexi. J. (2010). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosda Karya.
Mubarok. (2007). Teori Kebutuhan. Jakarta: Rineka Cipta.
Muhamad Firdaufan. 2, Agustus 2011. Kajian Empiris Atas Perilaku Belajar,
Kepuasan Mahasiswa Dan Efektifitas Komunikasi Mahasiswa Dengan
Dosen Pembimbing Yang Berpengaruh Terhadap Stres Mahasiswa Dalam
71

Menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan


Informatika Kesehatan. Surakarta : INFOKES, VOL. I NO. ISSN : 2086 –
2628. APIKES Citra Medika Surakarta.
Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Rahayu dan Suhayat. (2011) Hubungan Olahraga Rekreasi Dan Penurunan
Tingkat Stres Mahasiswa Ilmu Keolahragaan : Journal universitas
indonesia (UI-Press).
Patton, MQ. (2009). Metode Evaluasi Kualitatif. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Purwanto. (2008). Unsur Motivasi. Jakarta : Balai Pustaka
Raco, J. R, Metode Penelitian Kualitatif (Jenis, Karakteristik, dan
Keunggulannya), PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2010.
Rusmi. (2008). Teori Movasi .Jakarta: Bintang Pustaka.
Reza Gunadha. Senin, 14 April 2014 11:50 WIB. Isnaini gantung diri di
karenakan skripsinya tak unjung rampung. Jawa tengah :
tribunnews.com(http://www.tribunnews.com/regional/2014/04/14/isnaini-
gantung-diri-karena-skripsinya-tidak-kunjung-rampung).
Saifuddin Azwar. (2008). Sikap Manusia dan Skala Pengukurannya. Jakarta: PT.
Rineka. Cipta.
Saifuddin Azwar. (2011). Reliabilitas dan Validitas (Edisi 4). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Sunaryo. (2006). Psikologi untuk Kesehatan. Jakarta : EGC
Suprapti slamet I. S, dan Sumarno Markam. (2006). Pengantar Psikologi Klinis.
Jakarta: universitas indonesia (UI-Press).
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi
(Mixed Methods). Bandung : Alfabeta.
Wayan sudarya, 2014. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Stres
PadaMahasiswa Dalam Penyusunan Skripsi. Journal Bisma Universitas
Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen . Volume 2.

Anda mungkin juga menyukai