Disusun oleh :
2019/2020
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Esa yang telah melimpahkan taufiq, rahmat, dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kromatografi
Lapis Tipis” dengan tepat waktu.
Proses penyelesaian makalah ini tidak lepas dengan bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibnu..
2. Serta teman- teman/rekan yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
penyelesaian makalah ini
Adapun makalah ini telah diusahakan semaksimal mungkin, penulis tentu menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih terdapat banyak kesalahan serta
kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Penulis mengharapkan semoga dari penulisan makalah “Kromatografi Lapis Tipis” ini
dapat diambil manfaat, pelajaran dan memberikan inspirasi bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Pengertian Kromatografi Lapis Tipis..............................................................................3
B. Prinsip Kerja Kromatografi Lapis Tipis..........................................................................3
C. Pembuatan Lapisan Tipis/Lembing Pada Kromatografi Lapis Tipis..............................4
D. Prosedur Kerja Kromatografi Lapis Tipis.......................................................................5
E. Nilai Rf Pada Kromatografi Lapis Tipis.........................................................................6
F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kromatografi Lapis Tipis......................................7
G. Keuntungan dan Kerugian Kromatografi Lapis Tipis.....................................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................................10
A. Kesimpulan...................................................................................................................10
B. Saran..............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................11
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di zaman modern seperti saat ini berbagai alat dengan kecanggihan semakin
meningkat. Perkembangan ilmu pengetahuan sejalan dengan perkembangan teknologi.
Selama beberapa tahun terakhir terjadi perkembangan yang pesat untuk teknik
pemisahan. Penerapan metode seperti kromatografi dianggap metode modern yang saat
ini sering digunakan dalam berbagai riset dan penelitian. Hal ini terbukti dengan
banyaknya publikasi ilmiah yang berkaitan dengan penggunaan metode tersebut, baik
untuk tujuan analisis kualitatif ataupun kuantitatif.
Adanya kemajuan teknologi dibidang elektrokimia saat ini telah memiliki peranan
penting dalam menentukan berbagai kandungan atau unsur zat didalam cairan. Adanya
penelitian-penelitian baru memungkinkan untuk menerapkan prinsip kromatografi pada
senyawa – senyawa yang tidak berwarna termasuk gas. Seperti sebuah produk cairan
vitamin atau obat sejenis serta produk pangan lainnya terkadang sulit untuk membedakan
dengan benar tentang unsur atau zat yang terkandung didalamnya. Maka dari itu
diperlukan suatu metode pemisahan yakni kromatografi khususnya kromatografi lapis
tipis dikarenakan tata cara pelaksanaannya lebih sederhana daripada metode yang lain.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kromatografi lapis tipis?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kromatografi lapis tipis
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kromatografi lapisan tipis dilakukan pada selembar kaca, plastik, atau aluminium foil
yang dilapisi dengan lapisan tipis bahan adsorben, biasanya silika gel, aluminium oksida,
atau selulosa. Lapisan tipis adsorben diketahui sebagai fasa stasioner (atau fasa diam).
Setelah sampel diaplikasikan pada pelat, suatu pelarut atau campuran pelarut (dikenal
sebagai fasa gerak) dialirkan ke atas melalui pelat berdasarkan gaya kapilaritas. Oleh
karena analit yang berbeda mengalir menaiki pelat KLT dengan laju yang berbeda, maka
terjadilah pemisahan komponen dalam analit tsb. Kromatografi lapisan tipis dapat
digunakan untuk memonitor pergerakan reaksi, mengidentifikasi senyawa yang terdapat
di dalam campuran, dan menentukan kemurnian bahan.
Contoh penggunaan aplikasi ini antara lain: analisis seramida dan asam lemak, deteksi
pestisida dan insektisida dalam air dan makanan, analisisi komposisi zat warna serat
dalam bidang forensik, penentuan kemurnian radiokimia dalam bidang radiofarmasi, atau
identifikasi tanaman obat dan konstituennya. Sejumlah pengayaan telah dilakukan
terhadap metode aslinya hingga otomasi tahapan yang berbeda, untuk meningkatkan
resolusi yang diperoleh menggunakan KLT dan memungkinkan untuk melakukan
analisis kuantitatif yang lebih akurat. Metode ini dikenal sebagai KLTKT, atau "KLT
kinerja tinggi".
3
pada cara pelaksanaannya. Perbedaan nyata terlihat pada fase diamnya atau media
pemisahnya, yakni digunakan lapisan tipis adsorben sebagai pengganti kertas. Pada
proses pemisahan dengan kromatografi lapis tipis, terjadi hubungan kesetimbangan
antara fase diam dan fasa gerak, dimana ada interaksi antara permukaan fase diam
dengan gugus fungsi senyawa organik yang akan diidentifikasi yang telah berinteraksi
dengan fasa geraknya.
1. Cara semprot
4
2. Pengembangan dua dimensi
Komponen :
4. Pipa kapiler
Cara kerja :
1. Sampel ekstraksi dengan pelarut yang sesuai sehingga didapat zat – zat yang akan
dianalisa.
2. Siapkan chamber.
3. Siapkan lempeng tipis kromatografi dengan cara diberi garis 2 cm dari bagian bawah
dan 10 – 12 cm dari bagian bawah.
4. Masukkan eluen ditambah sedikit air dan juga lempeng tipis kromatografi
8. Lempeng tipis tersebut kemudian digantungkan pada chamber dengan posisi bagian
bawahnya terendam pada eluen, kemudian dielusi sampai dengan mencapai garis
batas bagian atas
9. Setelah dielusi, lempeng tipis tersebut dikeringkan dengan cara diangin-anginkan dan
hindarkan dari panas yang berlebihan zat warna akan timbul berupa bercak.
Semakin besar nilai Rf dari sampel maka semakin besar pula jarak bergeraknya
senyawa tersebut pada plat kromatografi lapis tipis. Saat membandingkan dua sampel
yang berbeda di bawah kondisi kromatografi yang sama, nilai Rf akan besar bila
senyawa tersebut kurang polar dan berinteraksi dengan adsorbent polar dari plat
kromatografi lapis tipis.
6
F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kromatografi Lapis Tipis
Faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan noda dalam kromatografi lapisan tipis yang
juga mempengaruhi harga Rf adalah
8. Suhu.
7
Pemisahan-pemisahan sebaiknya dikerjakan pada suhu tetap, hal ini terutama untuk
mencegah perubahan-perubahan dalam komposisi pelarut yang disebabkan oleh
penguapan atau perubahan-perubahan fase.
9. Kesetimbangan
Ternyata bahwa kesetimbangan dalam lapisan tipis lebih penting dalam kromatografi
kertas, hingga perlu mengusahakan atmosfer dalam bejana jenuh dengan uap pelarut.
Suatu gejala bila atmosfer dalam bejana tidak jenuh dengan uap pelarut, bila
digunakan pelarut campuran, akan terjadi pengembangan dengan permukaan pelarut
yang berbentuk cekung dan fase bergerak lebih cepat pada bagian tepi-tepi dan
keadaan ini harus dicegah.
4. Ketepatan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang akan ditentukan
merupakan bercak yang tidak bergerak.
9. Dapat untuk memisahkan senyawa hidrofobik (lipid dan hidrokarbon) yang dengan
metode kertas tidak bisa (Gandjar dan Rohman, 2007).
8
1. Butuh ketekunan dan kesabaran yang ekstra untuk mendapatkan bercak/noda yang
diharapkan
2. Butuh sistem trial and eror untuk menentukan sistem eluen yang cocok.
3. Memerlukan waktu yang cukup lama jika dilakukan secara tidak tekun.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kromatografi lapisan tipis (KLT) adalah suatu teknik kromatografi yang
digunakan untuk memisahkan campuran yang tidak volatile dan prinsip kerja
KLT yakni memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel
dengan pelarut yang digunakan
Pembuatan lapisan tipis/lembing KLT bisa dengan cara semprot maupun dengan
pengembangan dua dimensi dan komponen yang harus ada pada prosedur kerja
KLT antara lain Komponen :Bejana Kromatografi (Chamber), Fase Diam
(Lempeng tipis kromatografi), Fase gerak/ Eluen, Pipa kapiler
Nilai Rf diperlukan untuk memastikan spot yang terbentuk memiliki jarak yang
sama walaupun ukuran jarak platnya berbeda dan faktor yang mempengaruhi
KLT antara lain tebal dan kerataan dari lapisan penyerap, pelarut (dan derajat
kemurniannya) fase bergerak, teknik percobaan dll.
B. Saran
Diperlukan pemahaman dan wawasan yang lebih luas lagi mengenai kromatografi lapis
tipis sehingga dalam membuat makalah selanjutnya bisa jauh lebih baik.Dan dapat
bermanfaat bagi pembaca,
10
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Kromatografi_lapis_tipis
http://sectoranalyst.blogspot.com/2011/09/kromatografi-lapis-tipis.html
http://www.chem-is-try.org.
http://win-naruto.blogspot.com/2014/12/makalah-kromatografi-lapis-tipis.html
11