Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH INSTRUMEN

KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Disusun untuk memeuhi tugas mata kuliah “Instrumentasi”

Dosen pengampu : ibnu..

Disusun oleh :

Hidayatul Fauziyyah Nabilah Ula (30119026)

PROGRAM STUDI D3 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS SAINS, TEKNOLOGI, DAN ANALISIS

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Esa yang telah melimpahkan taufiq, rahmat, dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kromatografi
Lapis Tipis” dengan tepat waktu.
Proses penyelesaian makalah ini tidak lepas dengan bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibnu..
2. Serta teman- teman/rekan yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
penyelesaian makalah ini
Adapun makalah ini telah diusahakan semaksimal mungkin, penulis tentu menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih terdapat banyak kesalahan serta
kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Penulis mengharapkan semoga dari penulisan makalah “Kromatografi Lapis Tipis” ini
dapat diambil manfaat, pelajaran dan memberikan inspirasi bagi pembaca.

Kediri, Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Pengertian Kromatografi Lapis Tipis..............................................................................3
B. Prinsip Kerja Kromatografi Lapis Tipis..........................................................................3
C. Pembuatan Lapisan Tipis/Lembing Pada Kromatografi Lapis Tipis..............................4
D. Prosedur Kerja Kromatografi Lapis Tipis.......................................................................5
E. Nilai Rf Pada Kromatografi Lapis Tipis.........................................................................6
F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kromatografi Lapis Tipis......................................7
G. Keuntungan dan Kerugian Kromatografi Lapis Tipis.....................................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................................10
A. Kesimpulan...................................................................................................................10
B. Saran..............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................11

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Kromatografi Lapis Tipis............................................................................4


Gambar 2 Kromatografi Lapis Tipis..........................................................................................4
Gambar 3 Prosedur Kerja Kromatografi Lapis Tipis.................................................................5

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di zaman modern seperti saat ini berbagai alat dengan kecanggihan semakin
meningkat. Perkembangan ilmu pengetahuan sejalan dengan perkembangan teknologi.
Selama beberapa tahun terakhir terjadi perkembangan yang pesat untuk teknik
pemisahan. Penerapan metode seperti kromatografi dianggap metode modern yang saat
ini sering digunakan dalam berbagai riset dan penelitian. Hal ini terbukti dengan
banyaknya publikasi ilmiah yang berkaitan dengan penggunaan metode tersebut, baik
untuk tujuan analisis kualitatif ataupun kuantitatif.

Kromatografi merupakan suatu metode pemisahan yang banyak digunakan daripada


dengan metode lainnya seperti destilasi, kristalisasi, pengendapan, ekstraksi, dan lain-
lain. Kromatografi mempunyai keuntungan dalam pelaksanaan yang lebih sederhana,
penggunaan waktu yang sangat singkat terutama mempunyai kepekaan yang tinggi serta
mempunyai kemampuan memisahkan yang tinggi. Berdasarkan pada perbedaan
distribusi dari penyusunan kromatografi mencakup berbagai proses yakni antara dua
fasa. Dua fasa tersebut antara lain fasa diam, fasa tetap tinggal pada system dan fasa
gerak, fasa yang menyebabkan perbedaan migrasi dari penyusun cuplikan Metode ini
digunakan, jika dengan metode lain tidak dapat dilakukan misalnya karena jumlah
cuplikan sangat sedikit atau campurannya kompleks.

Adanya kemajuan teknologi dibidang elektrokimia saat ini telah memiliki peranan
penting dalam menentukan berbagai kandungan atau unsur zat didalam cairan. Adanya
penelitian-penelitian baru memungkinkan untuk menerapkan prinsip kromatografi pada
senyawa – senyawa yang tidak berwarna termasuk gas. Seperti sebuah produk cairan
vitamin atau obat sejenis serta produk pangan lainnya terkadang sulit untuk membedakan
dengan benar tentang unsur atau zat yang terkandung didalamnya. Maka dari itu
diperlukan suatu metode pemisahan yakni kromatografi khususnya kromatografi lapis
tipis dikarenakan tata cara pelaksanaannya lebih sederhana daripada metode yang lain.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kromatografi lapis tipis?

2. Bagaimana prinsip kerja kromatografi lapis tipis?

3. Bagaimana pembuatan lapisan tipis/lembing pada kromatografi lapis tipis?

4. Bagaimana prosedur kerja dengan kromatografi lapis tipis?

5. Bagaimana nilai Rf pada kromatografi lapis tipis?

6. Apa saja faktor yang mempengaruhi kromatografi lapis tipis?

7. Apa saja keuntungan dan kerugian dari kromatografi lapis tipis?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kromatografi lapis tipis

2. Untuk mengetahui prinsip kerja kromatografi lapis tipis

3. Untuk mengetahui pembuatan lapisan tipis/lembing pada kromatografi lapis tipis

4. Untuk mengetahui prosedur kerja dengan kromatografi lapis tipis

5. Untuk mengetahui nilai Rf pada kromatografi lapis tipis

6. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kromatografi lapis tipis

7. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian dari kromatografi lapis tipis

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kromatografi Lapis Tipis


Kromatografi lapisan tipis (KLT) adalah suatu teknik kromatografi yang digunakan
untuk memisahkan campuran yang tidak volatil. Kromatografi lapis tipis (KLT) pertama
kali dikembangkan oleh Izmailoff dan Schraiber pada tahun 1938. KLT merupakan
bentuk kromatografi planar , yang fase diamnya berupa lapisan seragam (uniform) pada
permukaan bidng datar yang didukung oleh lempeng kaca, plat aluminium, atau plat
plastik (Gandjar dan Rohman, 2007).

Kromatografi lapisan tipis dilakukan pada selembar kaca, plastik, atau aluminium foil
yang dilapisi dengan lapisan tipis bahan adsorben, biasanya silika gel, aluminium oksida,
atau selulosa. Lapisan tipis adsorben diketahui sebagai fasa stasioner (atau fasa diam).
Setelah sampel diaplikasikan pada pelat, suatu pelarut atau campuran pelarut (dikenal
sebagai fasa gerak) dialirkan ke atas melalui pelat berdasarkan gaya kapilaritas. Oleh
karena analit yang berbeda mengalir menaiki pelat KLT dengan laju yang berbeda, maka
terjadilah pemisahan komponen dalam analit tsb. Kromatografi lapisan tipis dapat
digunakan untuk memonitor pergerakan reaksi, mengidentifikasi senyawa yang terdapat
di dalam campuran, dan menentukan kemurnian bahan.

Contoh penggunaan aplikasi ini antara lain: analisis seramida dan asam lemak, deteksi
pestisida dan insektisida dalam air dan makanan, analisisi komposisi zat warna serat
dalam bidang forensik, penentuan kemurnian radiokimia dalam bidang radiofarmasi, atau
identifikasi tanaman obat dan konstituennya. Sejumlah pengayaan telah dilakukan
terhadap metode aslinya hingga otomasi tahapan yang berbeda, untuk meningkatkan
resolusi yang diperoleh menggunakan KLT dan memungkinkan untuk melakukan
analisis kuantitatif yang lebih akurat. Metode ini dikenal sebagai KLTKT, atau "KLT
kinerja tinggi".

B. Prinsip Kerja Kromatografi Lapis Tipis


Pada dasarnya KLT digunakan untuk memisahkan komponen-komponen berdasarkan
perbedaan adsorpsi atau partisi oleh fase diam di bawah gerakan pelarut
pengembang (Watson, 2010). KLT sangat mirip dengan kromatografi kertas, terutama

3
pada cara pelaksanaannya. Perbedaan nyata terlihat pada fase diamnya atau media
pemisahnya, yakni digunakan lapisan tipis adsorben sebagai pengganti kertas. Pada
proses pemisahan dengan kromatografi lapis tipis, terjadi hubungan kesetimbangan
antara fase diam dan fasa gerak, dimana ada interaksi antara permukaan fase diam
dengan gugus fungsi senyawa organik yang akan diidentifikasi yang telah berinteraksi
dengan fasa geraknya.

Gambar 2 Kromatografi Lapis Tipis Gambar 1 Struktur Kromatografi Lapis Tipis

Atau bisa dikatakan Prinsip kerjanya memisahkan sampel berdasarkan perbedaan


kepolaran antara sampel dengan pelarut yang digunakan. Teknik ini biasanya
menggunakan fase diam dari bentuk plat silika dan fase geraknya disesuaikan dengan
jenis sampel yang ingin dipisahkan. Larutan atau campuran larutan yang digunakan
dinamakan eluen Semakin dekat kepolaran antara sampel dengan eluen maka sampel
akan semakin terbawa oleh fase gerak tersebutKesetimbangan ini dipengaruhi oleh 3
faktor, yaitu : kepolaran fase diam, kepolaran fase gerak, serta kepolaran dan ukuran
molekul.

C. Pembuatan Lapisan Tipis/Lembing Pada Kromatografi Lapis Tipis


Kondisi penting lainnya untuk mendapatkan pemisahan yang baik dan hasil yang
reprodusibel adalah pembuatan lapisan tipisnya. Sebagai penyangga hendaknya
digunakan bahan yang stabil terhadap pereaksi korosif yang banyak digunakan adalah
kaca. Kerugiannya adalah mudah pecah. Dapat juga dari plastic, tetapi kurang stabil
terhadap pereaksi yang korosif. Pembuatan lapis tipis pada penyangga ini dapat
dilakukan dengan cara :

1. Cara semprot

Dengan menyemprot suspensi pada penyangga sehingga terbentuk lapisan.

4
2. Pengembangan dua dimensi

Mula-mula lempeng dikembangkan dengan cairan pengembang (system fase


gerak) pertama sampai jarak rambat tertentu, kemudian lempeng diangkat dan
dikeringkan. Setelah itu lempeng dikembangkan lagi dengan arah yang berbeda.

D. Prosedur Kerja Kromatografi Lapis Tipis

Gambar 3 Prosedur Kerja Kromatografi Lapis Tipis

Komponen :

1. Bejana Kromatografi (Chamber)

2. Fase Diam (Lempeng tipis kromatografi)

3. Fase gerak/ Eluen

4. Pipa kapiler

Cara kerja :

1. Sampel ekstraksi dengan pelarut yang sesuai sehingga didapat zat – zat yang akan
dianalisa.

2. Siapkan chamber.

3. Siapkan lempeng tipis kromatografi dengan cara diberi garis 2 cm dari bagian bawah
dan 10 – 12 cm dari bagian bawah.

4. Masukkan eluen ditambah sedikit air dan juga lempeng tipis kromatografi

5. Tutup bejana dan biarkan selama 2 – 3 jam sampai terjadi kesetimbangan


5
6. Tambahkan lagi eluen sampai kira-kira lempeng tipis dapat tercelup

7. Dengan menggunakan pipa kapiler untuk kromatografi, sampel ditotolkan pada


lempeng tipis digaris bagian bawah

8. Lempeng tipis tersebut kemudian digantungkan pada chamber dengan posisi bagian
bawahnya terendam pada eluen, kemudian dielusi sampai dengan mencapai garis
batas bagian atas

9. Setelah dielusi, lempeng tipis tersebut dikeringkan dengan cara diangin-anginkan dan
hindarkan dari panas yang berlebihan zat warna akan timbul berupa bercak.

10. Tentukan titik tengah bercak

11. Hitung harga Rf

E. Nilai Rf Pada Kromatografi Lapis Tipis


Diperlukan suatu perhitungan tertentu untuk memastikan spot yang terbentuk
memiliki jarak yang sama walaupun ukuran jarak platnya berbeda, karena jarak antara
jalannya pelarut bersifat relatif. Nilai perhitungan tersebut adalah nilai Rf, nilai ini
digunakan sebagai nilai perbandingan relatif antar sampel. Nilai Rf juga menyatakan
derajat retensi suatu komponen dalam fase diam sehingga nilai Rf sering juga disebut
faktor retensi. Nilai Rf dapat dihitung dengan rumus berikut :

Rf = Jarak yang ditempuh substansi/Jarak yang ditempuh oleh pelarut

Semakin besar nilai Rf dari sampel maka semakin besar pula jarak bergeraknya
senyawa tersebut pada plat kromatografi lapis tipis. Saat membandingkan dua sampel
yang berbeda di bawah kondisi kromatografi yang sama, nilai Rf akan besar bila
senyawa tersebut kurang polar dan berinteraksi dengan adsorbent polar dari plat
kromatografi lapis tipis.

Nilai Rf dapat dijadikan bukti dalam mengidentifikasikan senyawa. Bila identifikasi


nilai Rf memiliki nilai yang sama maka senyawa tersebut dapat dikatakan memiliki
karakteristik yang sama atau mirip. Sedangkan, bila nilai Rf nya berbeda, senyawa
tersebut dapat dikatakan merupakan senyawa yang berbeda.

6
F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kromatografi Lapis Tipis
Faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan noda dalam kromatografi lapisan tipis yang
juga mempengaruhi harga Rf adalah

1. Struktur kimia dari senyawa yang sedang dipisahkan.


2. Sifat dari penyerap dan derajat aktifitasnya.
Biasanya aktifitas dicapai dengan pemanasan dalam oven, hal ini akan mengeringkan
molekul-molekul air yang menempati pusat-pusat serapan dari penyerap. Perbedaan
penyerap akan memberikan perbedaan yang besar terhadap harga Rf meskipun
menggunakan fase bergerak dan zat terlarut yang sama tetapi hasil akan dapat diulang
dengan hasil yang sama, jika menggunakan penyerap yang sama, ukuran partikel
tetap dan jika pengikat (kalau ada) dicampur hingga homogen.
3. Tebal dan kerataan dari lapisan penyerap
Pada prakteknya tebal lapisan tidak dapat dilihat pengaruhnya, tetapi perlu diusahakan
tebal lapisan yang rata. Ketidakrataan akan menyebabkan aliran pelarut menjadi tak
rata pula dalam daerah yang kecil dari plat.
4. Pelarut (dan derajat kemurniannya) fase bergerak.
Kemurnian dari pelarut yang digunakan sebagai fase bergerak dalam kromatografi
lapisan tipis adalah sangat penting dan bila campuran pelarut digunakan maka
perbandingan yang dipakai harus betul-betul diperhatikan.
5. Derajat kejenuhan dan uap dalam bejana pengembangan yang digunakan.
6. Teknik percobaan.
Arah pelarut bergerak di atas plat. (Metoda aliran penaikan yang hanya diperhatikan,
karena cara ini yang paling umum meskipun teknik aliran penurunan dan mendatar
juga digunakan).
7. Jumlah cuplikan yang digunakan.
Penetesan cuplikan dalam jumlah yang berlebihan memberikan hasil penyebaran
noda-noda dengan kemungkinan terbentuknya ekor dan efek tak kesetimbangan
lainnya, hingga akan mengakibatkan kesalahan-kesalahan pada harga-harga Rf.

8. Suhu.
7
Pemisahan-pemisahan sebaiknya dikerjakan pada suhu tetap, hal ini terutama untuk
mencegah perubahan-perubahan dalam komposisi pelarut yang disebabkan oleh
penguapan atau perubahan-perubahan fase.

9. Kesetimbangan
Ternyata bahwa kesetimbangan dalam lapisan tipis lebih penting dalam kromatografi
kertas, hingga perlu mengusahakan atmosfer dalam bejana jenuh dengan uap pelarut.
Suatu gejala bila atmosfer dalam bejana tidak jenuh dengan uap pelarut, bila
digunakan pelarut campuran, akan terjadi pengembangan dengan permukaan pelarut
yang berbentuk cekung dan fase bergerak lebih cepat pada bagian tepi-tepi dan
keadaan ini harus dicegah.

G. Keuntungan dan Kerugian Kromatografi Lapis Tipis


Kelebihan KLT antara lain :

1. KLT lebih banyak digunakan untuk tujuan analisis.

2. Identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan pereaksi warna,


fluoresensi, atau dengan radiasi menggunakan sinar ultraviolet.

3. Dapat dilakukan elusi secara mekanik (ascending), menurun (descending), atau


dengan cara elusi 2 dimensi

4. Ketepatan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang akan ditentukan
merupakan bercak yang tidak bergerak.

5. Hanya membutuhkan sedikit pelarut.

6. Biaya yang dibutuhkan terjangkau.

7. Jumlah perlengkapan sedikit

8. Preparasi sample yang mudah

9. Dapat untuk memisahkan senyawa hidrofobik (lipid dan hidrokarbon) yang dengan
metode kertas tidak bisa (Gandjar dan Rohman, 2007).

Kekurangan KLT antara lain :

8
1. Butuh ketekunan dan kesabaran yang ekstra untuk mendapatkan bercak/noda yang
diharapkan

2. Butuh sistem trial and eror untuk menentukan sistem eluen yang cocok.

3. Memerlukan waktu yang cukup lama jika dilakukan secara tidak tekun.

9
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
 Kromatografi lapisan tipis (KLT) adalah suatu teknik kromatografi yang
digunakan untuk memisahkan campuran yang tidak volatile dan prinsip kerja
KLT yakni memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel
dengan pelarut yang digunakan

 Pembuatan lapisan tipis/lembing KLT bisa dengan cara semprot maupun dengan
pengembangan dua dimensi dan komponen yang harus ada pada prosedur kerja
KLT antara lain Komponen :Bejana Kromatografi (Chamber), Fase Diam
(Lempeng tipis kromatografi), Fase gerak/ Eluen, Pipa kapiler

 Nilai Rf diperlukan untuk memastikan spot yang terbentuk memiliki jarak yang
sama walaupun ukuran jarak platnya berbeda dan faktor yang mempengaruhi
KLT antara lain tebal dan kerataan dari lapisan penyerap, pelarut (dan derajat
kemurniannya) fase bergerak, teknik percobaan dll.

 Penggunaan KLT juga memiliki kelebihan dan kekurangan.

B. Saran
Diperlukan pemahaman dan wawasan yang lebih luas lagi mengenai kromatografi lapis
tipis sehingga dalam membuat makalah selanjutnya bisa jauh lebih baik.Dan dapat
bermanfaat bagi pembaca,

10
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Kromatografi_lapis_tipis

http://sectoranalyst.blogspot.com/2011/09/kromatografi-lapis-tipis.html

http://www.chem-is-try.org.

http://win-naruto.blogspot.com/2014/12/makalah-kromatografi-lapis-tipis.html

11

Anda mungkin juga menyukai