Anda di halaman 1dari 4

A.

Masa Balita
Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Disertai dengan perubahan yang
memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya lebih banyak dengan kwalitas tinggi. Akan tetapi, balita
termasuk kelompok lawan gizi, mereka mudah menderita kelainan gizi karena kekurangan
makanan yang dibutuhkan.
Gizi merupakan salah satu penentu kwalitas sumber daya manusia. Akibat kekurangan gizi akan
menyebabkan beberapa efek serius seperti kegagalan pertumbuhan fisik serta tidak optimalnya
perkembangan dan kecerdasan. Akibat lain adalah terjadinya penurunan produktifitas,
menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit yang akan meningkatkan resiko kesakitan dan
kematian.
Gizi yang baik sangat diperlukan untuk proses tumbuh kembang bagi anak-anak yang normal
ditinjau dari segi umur, anak balita yaitu anak yang berumur di bawah lima tahun, merupakan
anak yang sedang dalam masa tumbuh kembang adalah merupakan golongan yang paling rawan
terhadap kekurangan kalori protein. (Back, 2000)

2. Kebutuhan Gizi Balita


Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi pada masa balita diantaranya energi energi dan protein.
Kebutuhan energi sehari anak untuk tahun pertama kurang lebih 100-120 kkal/ kg berat badan.
Untuk tiap 3 bulan pertambahan umur, kebutuhan energi turun kurang lebih 10 kkal/ kg berat
badan. Energi dalam tubuh diperoleh terutama dari zat gizi karbohidrat, lemak dan juga protein.
Protein dalam tubuh merupakan sumber asam amino esensial yang diperlukan sebagai zat
pembangun, yaitu untuk pertumbuhan dan pembentukan protein dalam serum, mengganti sel-
sel yang rusak, memelihara keseimbangan asam basa cairan tubuh, serta sebagai sumber energi.
Lemak merupakan sumber kalori berkonsentrasi tinggi, selain itu lemak juga mempunyai 3
fungsi, diantaranya sebagai sumber lemak esensial, sebagai zat pelarut vitamin A, D, E, K, serta
dapat memberi rasa sedap dalam makanan. Kebutuhan karbohidrat yang dianjurkan adalah 60-
70% dari total energi. Sumber karbohidrat dapat diperoleh dari beras, jagung, singkong, tepung-
tepungan, gula, dan serat makanan. Serat makanan sangat penting untuk menjaga kesehatan
alat pencernaan. Vitamin dan mineral pada masa balita sangat diperlukan untuk mengatur
keseimbangan kerja tubuh dan kesehatan secara keseluruhan. Kebutuhan akan vitamin dan
mineral jauh lebih kecil dari pada protein, lemak, dan karbohidrat.
Ada beberapa hal yang perl dihindari bagi anak agar makannya tidak berkurang, seperti
membatasi makanan yang kurang menguntungkan, seperti coklat, permen, kue-kue manis
karena dapat membuat kenyang sehingga nafsu makan berkurang. Menghindari makanan yang
merangsang seperti pedas dan terlalu panas, menciptakan suasana makan yang tentram dan
menyenangkan, memilih makanan dengan nilai gizi tinggi, memperhatikan kebersihan
perorangan dan lingkungan, tidak memaksa anak untuk makan serta tidak menghidangkan porsi
makanan terlalu banyak.
Usia balita dapat kita bedakan menjadi 2 golongan, yang pertama adalah balita usia 1-3 tahun.
Jenis makanan yang paling disukai anak balita di usia ini biasanya adalah makanan yang manis-
manis, seperti cokelat, permen, es krim, dll. Pada anak usia ini sebaiknya makanan yang banyak
mengandung gula dibatasi, agar gigi susunya tidak rusak atau berlubang (caries). Pada usia,
biasanya anak sangat rentan terhadap gangguan gizi, seperti kekurangan vitamin A, zat besi,
kalori dan protein. Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan gangguan fungsi pada mata,
sedangkan kekurangan kalori dan protein dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan
kecerdasan anak.
Kedua adalah anak usia 4-6 tahun. Pada usia ini, anak-anak masih rentan terhadap gangguan
penyakit gizi dan infeksi. Sehingga pemberian makanan yang bergizi tetap menjadi perhatian
orang tua, para pembimbing dan pendidik di sekolah. Pendidikan tentang nilai gizi makanan,
tidak ada salahnya mulai diajarkan pada mereka. Dan ini saat yang tepat untuk menganjurkan
yang baik-baik pada anak, karena periode ini anak sudah dapat mengingat sesuatu yang dilihat
dan didengar dari orang tua dan lingkungan sekitarnya. Sehingga akhirnya anak dapat memilih
menyukai makanan yang bergizi.

Apa saja permasalahan yang biasa timbul ketika memberi makan anak?

1. Penolakan terhadap makanan, sulit makan, hanya mau sedikit mengonsumsi makanan dan
sering memilih makanan (picky eater).
2. Kebiasaan mengonsumsi camilan yang berdekatan dengan waktu makan dapat
mengurangi nafsu makan.
3. Sering mengonsumsi jus buah atau minuman ringan sehingga perut menjadi mudah
kembung dan hilang keinginan untuk makan berat.
4. Anak lebih tertarik untuk mengonsumsi camilan yang manis dan asin, seperti snack,
permen, dan biskuit.

Permasalahan tersebut hampir dialami oleh sebagian besar ibu dengan anak usia balita. Beberapa
cara pun perlu dilakukan secara rutin dan sabar untuk mengatasinya. Berikut cara yang bisa
Anda lakukan untuk mengatasi masalah anak yang sulit makan:

1. Sejak dini, Anda harus sudah memberi contoh ke anak untuk selalu makan bersama
keluarga, minimal ketika sedang makan malam. Pada saat makan malam bersama, Anda
bisa sekaligus mengenalkan berbagai macam makanan secara tahap pada anak. Teruslah
coba variasi makanan yang baru dan tetap sabar ketika anak menolak makanan tersebut.
Sesekali, berikan pujian yang wajar saat anak bisa menghabiskan makanannya. Bentuk
juga suasana yang nyaman ketika sedang makan bersama.
2. Jika anak suka membatasi konsumsi makanan, sebaiknya Anda menghidangkan makanan
dalam jumlah yang sedikit tetapi sering. Berikan pula makanan dalam bentuk potongan
kecil yang bisa langsung dimakan oleh anak.
3. Menjadi seorang ibu memang dituntut untuk bisa kreatif. Anda harus bisa menyajikan
makanan yang menarik untuk si Kecil. Pemilihan bahan makanan juga harus
diperhatikan, seperti memilih sayuran yang muda dan lebih empuk, buah-buahan yang
berwarna dan manis, serta memasak daging hingga empuk dan mudah dikunyah.
4. Camilan juga penting untuk diberikan ke anak. Pilihlah camilan yang sehat tetapi tetap
disukai anak. Anda bisa memberikan susu kotak, potongan buah, pudding, sereal, roti
panggang, atau yogurt. Ingat juga jika pemberian snack ini jangan mendekati waktu
makan anak agar tidak mengurangi nafsu makannya.
5. Berikan kesempatan anak untuk beraktivitas fisik, seperti bermain bersama teman,
bermain sepeda, dan berlari-lari. Aktivitas fisik sangat mendukung untuk meningkatkan
nafsu makan anak.

Konsumsi makanan yang cukup akan sangat berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan gizi anak.
Dilansir dari Kompashelth, Anda bisa mengatur pemberian makanan anak setiap hari dengan
memerhatikan 3J, yaitu jenis, jumlah, dan jadwal makan.

Jenis Makanan

Dalam sehari harus diberikan secara variasi dalam berbagai kelompok makanan, yaitu:

1. Makanan pokok: berfungsi sebagai sumber tenaga anak.


2. Lauk pauk yang berasal dari hewani dan nabati: berfungsi sebagai zat pembangung,
antibodi, dan kekebalan tubuh.
3. Sayur mayur dan buah: berfungsi sebagai zat pengatur dan pelindung, kaya vitamin,
mineral, dan serat.
4. Susu yang kaya protein dan kalsium: berfungsi membantu pertumbuhan tulang dan gigi.
5. Cukup asupan air putih.

Jumlah Konsumsi Makanan

Selain jenis, Anda juga harus memerhatikan jumlah konsumsi makanan anak. Banyaknya jumlah
makanan sebenarnya bergantung pada kebutuhan anak. Jika aktivitas anak sangat padat maka
jumlah makanannya pun juga harus sesuai.

Baca Juga : MPASI Sehat untuk Anak

Penerapan Jadwal Makanana

Setiap anak harus sudah diperhatikan sejak dini. Biasanya, hal ini menjadi terbengkalai pada ibu
yang juga bekerja. Untuk itu, tuliskan jadwal makan anak pada kertas yang ditempel di tempat
yang mudah dilihat. Hal ini agar perawat anak bisa selalu melihatnya dan tidak lupa memberikan
makan sesuai dengan jadwal yang sudah Anda atur. Buatlah jadwal makan anak sebanyak 3 kali
sehari untuk makanan utama dan 2 sampai 3 kali untuk makanan camilan. Jangan terus menerus
mengisi perut anak, agar tetap ada jeda waktu anak merasa lapar dan mengingingkan makanan.
Menu makanan yang diberikan sebaiknya selalu dibuat variasi setiap minggunya agar anak tidak
mudah bosan sekaligus untuk mengenalkan berbagai makanan sejak dini. Berikut contoh jadwal
makan dan menu makanan yang bisa Anda buat dalam waktu satu satu hari:

Pukul 07.00: sarapan : nasi goreng dan omelet telur Pukul 10.00: camilan pagi: satu gelas susu
Pukul 12.00: makan siang: nasi, sup sayuran, dan ayam bumbu kecap Pukul 15.00: camilan sore:
buah potong dan pudding Pukul 18.00: makan malam: nasi, cap cay, dan udang goreng tepung
Pukul 20.00: snack malam: segelas susu
Kebutuhan Gizi Anak

Kebutuhan gizi anak berbeda-beda setiap usianya. Untuk itu, Anda harus memerhatikan
kebutuhan gizi anak sesuai dengan usia dan kebutuhan energi yang diperlukan agar
pertumbuhannya bisa optimal. Pada anak usia batita atau satu sampai tiga tahun, rata-rata
membutuhkan energi sebesar 1.000 kkal/ hari sedangkan usia empat sampai enam tahun
membutuhkan energi sebesar 1.550 kkal/ hari. Pada dasarnya, Anda harus bisa mengatur pola
makan seimbang pada anak. Perhatikan pemilihan menu makanan, bahan dasar makanan, serta
waktu pemberian makanan agar kebutuhan gizi anak bisa terpenuhi. Selain itu, sebaiknya
kurangi makanan yang terlalu berminyak, banyak mengandung garam, dan gula.

Anda mungkin juga menyukai