Disusun Oleh:
Nama : Syarif Maulana
NIM : 171041019
Tangal Pengumpulan : 16 Maret 2018
contoh:
1. Sebuah kapal mengukur kedalaman laut dengan metode gema suara. Setelah suara
ditembakkan echo sounder, terdengar gema pada hidrofon dalam selang waktu 8 detik,
maka kedalaman laut adalah: X = t X v = 8 X 1.500 = 6.000 meter
2. Kapal KRI Teluk Nibung mengukur kedalaman laut Jawa dengan gema suara (echo
sounding) tercatat waktunya 6 detik dari saat memancarkan gema sampai menerima
pantulannya, sedangkan kecepatan rambat suara melalui air laut rata-rata 1.500
m/detik. Apabila dihitung maka kedalaman lautnya adalah: X = t X v = 6 X 1.500 =
4.500 meter.
3. Kecepatan suara dalam air laut adalah 1.500 m/detik, dengan metode echo sounding
selisih waktu pancaran dan pantulan gelombang suara yang dipancarkan oleh sebuah
kapal adalah 10 detik, maka kedalaman laut yang diukur adalah:X = t X v = 10 X
1.500 = 7.500
2. SIDESCAN SONAR
Sonar merupakan teknik yang menggunakan perambatan gelombang suara di
bawah air digunakan untuk penunjuk arah, komunikasi atau mendeteksi kapal-kapal
laut. Sistem sonar dapat diartikan sebagai penentuan posisi dengan metode akustik
(acoustic location).
Penggunaan posisi dengan metode akustik telah digunakan jauh sebelum adnya
teknologi radar.
Sidescan sonar merupakan alat untuk mendapatkan gambaran permukaan dasar
perairan dengan menggunakan gelombang bunyi. Sistem sidescan mengirimkan pulsa
akustik pada suatu sisi dari receiver dan merekam amplitude energi balikan dari pulsa
yang dipancarkan oleh sensor. Tiap pancaran pulsa, satu lajur kecil (sekitar 100 sampai
200 m ke tiap sisi) dari dasar laut dipetakan.
Tiap pergerakn kapal, lajur ke lajur dipetakan. Pada dasar laut yang datar sempurna
semua energi dipantulkan dari sesor sonar dan tidak ada sinyal yang terekam. Dalam
faktanya, dasar laut tidak rata sempurna. Ketidakteraturan seperti bebatuan dan riak-
riak air karena pantulan (backscatter) dari energi akustik, dan sistem dapat
menyediakan informasi secara kasar keadaan dasar laut.
I. SIMRAD EM 1002
Komponen ini digunakan untuk pemetaan batimetri dasar samudera yang
akurat. Komponen dasar dari sistem ini adalah terdapatnya 2 susunan tranduser yang
berupa garis dengan konfigurasi mills cross dengan pengirim dan penerima sinyal yang
terpisah. Lebar pemancaran beam adalah 150º melintang pada lintasan survei, dan 2º
sejajar sepanjang lintasan (gambar 5).
Untuk pengukuran kedalaman, dari setiap ping 111 nilai kedalaman yang diterima
tegak lurus pada lintasan. Dengan menggunakan 2 kali jarak waktu pulang pergi dan
setiap beam akan mengenali setiap beamnya, dan dimasukan kedalam perhitungan
dimana sinyal dikalibrasi dengan cepat rambat suara pada kolom air sehingga
kedalaman bias dihitung. Gambaran sapuan beam pada SIMRAD EM-1002
Data mentah dari SIMRAD EM-1002 secara langsung dapat diproses on board
di Kapal Baruna Jaya VIII. Dalam memproses data multibeam dibutuhkan dua step
proses, yaitu: berorientasi pada profil dan berorintasi pada area. Dimana pada proses
orientasi profil data EM-1002 terdiri dari pengecekan data navigasi, interpolasi nilai
navigasi yang hilang, kalkulasi kolom air dan posisi footprint dari beam dengan
menelusuri jalur melalui kolom air yang ditarik ke profil cepat rambat suara, dan
menghilangkan data titik poin yang salah. Prosesing data didasarkan pada area terdiri
dari kalkulasi dari digital terrain model (DTM) dan visualisasi berbagai macam data.
Data multibeam secara terus menerus disimpan dalam workstation dan disimpan dalam
format data yang spesifik.
K. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa salah satu aplikasi dari
sistem aplikasi aktif yaitu Sonar yang digunakan untuk penentuan batimetri. Sonar
(Sound Navigation And Ranging): Berupa sinyal akustik yang diemisikan dan refleksi
yang diterima dari objek dalam air (seperti ikan atau kapal selam) atau dari dasar laut,
teknik tersebut dapat menentukan kedalaman dan pemetaan dasar laut dengan
bertambah majunya dan berkembangnya peralatan yang merupakan penentu
kedalaman air dimana sepanjang swath lantai laut di bawah kapal penarik,
menghasilkan peta-peta batimetri yang sangat detail. Echosounder adalah alat untuk
mengukur kedalaman air dengan mengirimkan tekanan gelombang dari permukaan ke
dasar air dan dicatat waktunya sampai echo kembali dari dasar air,
adapun kegunaan dasar dari echosounder yaitu menentukan kedalaman suatu perairan
dengan mengirimkan tekanan gelombang dari permukaan ke dasar air dan dicatat
waktunya sampai echo kembali dari dasar air.
Multi-Beam Echosounder merupakan alat untuk menentukan kedalaman air
dengan cakupan area dasar laut yang luas, prinsip operasi alat ini secara umum adalah
berdasarkan pada pancaran pulsa yang dipancarkan secara langsung ke arah dasar laut
dan setalah itu energi akustik dipantulkan kembali dari dasar laut (sea bed), bebrapa
pancaran suara (beam). Altimetri adalah Radar (Radio Detection and Ranging)
gelombang mikro yang dapat digunakan untuk mengukur jarak vertikal antara
permukaan bumi dengan wahana antariksa (satelit atau pesawat terbang).
Daftar Putaka
http://www.academia.edu/4777826/JURNAL_ECHOSONDER.
http://Variana-larasati.blogspot.co.id/2013/01/makalah-alat-ukur-echosender