Materi Liflet Rahma
Materi Liflet Rahma
Masa Balita
Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Disertai dengan perubahan yang
memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya lebih banyak dengan kwalitas tinggi. Akan tetapi, balita
termasuk kelompok lawan gizi, mereka mudah menderita kelainan gizi karena kekurangan
makanan yang dibutuhkan.
Gizi merupakan salah satu penentu kwalitas sumber daya manusia. Akibat kekurangan gizi akan
menyebabkan beberapa efek serius seperti kegagalan pertumbuhan fisik serta tidak optimalnya
perkembangan dan kecerdasan. Akibat lain adalah terjadinya penurunan produktifitas,
menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit yang akan meningkatkan resiko kesakitan dan
kematian.
Gizi yang baik sangat diperlukan untuk proses tumbuh kembang bagi anak-anak yang normal
ditinjau dari segi umur, anak balita yaitu anak yang berumur di bawah lima tahun, merupakan
anak yang sedang dalam masa tumbuh kembang adalah merupakan golongan yang paling rawan
terhadap kekurangan kalori protein. (Back, 2000)
Apa saja permasalahan yang biasa timbul ketika memberi makan anak?
1. Penolakan terhadap makanan, sulit makan, hanya mau sedikit mengonsumsi makanan dan
sering memilih makanan (picky eater).
2. Kebiasaan mengonsumsi camilan yang berdekatan dengan waktu makan dapat
mengurangi nafsu makan.
3. Sering mengonsumsi jus buah atau minuman ringan sehingga perut menjadi mudah
kembung dan hilang keinginan untuk makan berat.
4. Anak lebih tertarik untuk mengonsumsi camilan yang manis dan asin, seperti snack,
permen, dan biskuit.
Permasalahan tersebut hampir dialami oleh sebagian besar ibu dengan anak usia balita. Beberapa
cara pun perlu dilakukan secara rutin dan sabar untuk mengatasinya. Berikut cara yang bisa
Anda lakukan untuk mengatasi masalah anak yang sulit makan:
1. Sejak dini, Anda harus sudah memberi contoh ke anak untuk selalu makan bersama
keluarga, minimal ketika sedang makan malam. Pada saat makan malam bersama, Anda
bisa sekaligus mengenalkan berbagai macam makanan secara tahap pada anak. Teruslah
coba variasi makanan yang baru dan tetap sabar ketika anak menolak makanan tersebut.
Sesekali, berikan pujian yang wajar saat anak bisa menghabiskan makanannya. Bentuk
juga suasana yang nyaman ketika sedang makan bersama.
2. Jika anak suka membatasi konsumsi makanan, sebaiknya Anda menghidangkan makanan
dalam jumlah yang sedikit tetapi sering. Berikan pula makanan dalam bentuk potongan
kecil yang bisa langsung dimakan oleh anak.
3. Menjadi seorang ibu memang dituntut untuk bisa kreatif. Anda harus bisa menyajikan
makanan yang menarik untuk si Kecil. Pemilihan bahan makanan juga harus
diperhatikan, seperti memilih sayuran yang muda dan lebih empuk, buah-buahan yang
berwarna dan manis, serta memasak daging hingga empuk dan mudah dikunyah.
4. Camilan juga penting untuk diberikan ke anak. Pilihlah camilan yang sehat tetapi tetap
disukai anak. Anda bisa memberikan susu kotak, potongan buah, pudding, sereal, roti
panggang, atau yogurt. Ingat juga jika pemberian snack ini jangan mendekati waktu
makan anak agar tidak mengurangi nafsu makannya.
5. Berikan kesempatan anak untuk beraktivitas fisik, seperti bermain bersama teman,
bermain sepeda, dan berlari-lari. Aktivitas fisik sangat mendukung untuk meningkatkan
nafsu makan anak.
Konsumsi makanan yang cukup akan sangat berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan gizi anak.
Dilansir dari Kompashelth, Anda bisa mengatur pemberian makanan anak setiap hari dengan
memerhatikan 3J, yaitu jenis, jumlah, dan jadwal makan.
Jenis Makanan
Dalam sehari harus diberikan secara variasi dalam berbagai kelompok makanan, yaitu:
Selain jenis, Anda juga harus memerhatikan jumlah konsumsi makanan anak. Banyaknya jumlah
makanan sebenarnya bergantung pada kebutuhan anak. Jika aktivitas anak sangat padat maka
jumlah makanannya pun juga harus sesuai.
Setiap anak harus sudah diperhatikan sejak dini. Biasanya, hal ini menjadi terbengkalai pada ibu
yang juga bekerja. Untuk itu, tuliskan jadwal makan anak pada kertas yang ditempel di tempat
yang mudah dilihat. Hal ini agar perawat anak bisa selalu melihatnya dan tidak lupa memberikan
makan sesuai dengan jadwal yang sudah Anda atur. Buatlah jadwal makan anak sebanyak 3 kali
sehari untuk makanan utama dan 2 sampai 3 kali untuk makanan camilan. Jangan terus menerus
mengisi perut anak, agar tetap ada jeda waktu anak merasa lapar dan mengingingkan makanan.
Menu makanan yang diberikan sebaiknya selalu dibuat variasi setiap minggunya agar anak tidak
mudah bosan sekaligus untuk mengenalkan berbagai makanan sejak dini. Berikut contoh jadwal
makan dan menu makanan yang bisa Anda buat dalam waktu satu satu hari:
Pukul 07.00: sarapan : nasi goreng dan omelet telur Pukul 10.00: camilan pagi: satu gelas susu
Pukul 12.00: makan siang: nasi, sup sayuran, dan ayam bumbu kecap Pukul 15.00: camilan sore:
buah potong dan pudding Pukul 18.00: makan malam: nasi, cap cay, dan udang goreng tepung
Pukul 20.00: snack malam: segelas susu
Kebutuhan Gizi Anak
Kebutuhan gizi anak berbeda-beda setiap usianya. Untuk itu, Anda harus memerhatikan
kebutuhan gizi anak sesuai dengan usia dan kebutuhan energi yang diperlukan agar
pertumbuhannya bisa optimal. Pada anak usia batita atau satu sampai tiga tahun, rata-rata
membutuhkan energi sebesar 1.000 kkal/ hari sedangkan usia empat sampai enam tahun
membutuhkan energi sebesar 1.550 kkal/ hari. Pada dasarnya, Anda harus bisa mengatur pola
makan seimbang pada anak. Perhatikan pemilihan menu makanan, bahan dasar makanan, serta
waktu pemberian makanan agar kebutuhan gizi anak bisa terpenuhi. Selain itu, sebaiknya
kurangi makanan yang terlalu berminyak, banyak mengandung garam, dan gula.