Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan berkah,

rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas terstruktur

dengan judul “Analisis Efektifitas program lapor pajak online via E-filling serta

dampak yang ditimbulkan bagi pendapatan pajak Negara di KPP Medan Polonia “

dengan lancar. Maksud dan tujuan dari penulisan Tugas ini sebagai salah satu syarat

bentuk pemenuhan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia semester I Program Diploma

III Manajemen Perpajakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Sumatera, Dalam penulisan Tugas proposal Penelitian ini, penulis

banyak memperoleh bimbingan, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada :

1. Allah SWT atas berkat, rahmat, danhidayah-Nya.

2. Bapak Agussani, M.AP., Dr. Rektor Universitas Muhammadiyah SumateraUtara

3. Bapak Dr. Muhammad Arifin, S.H., M.Hum. Wakil Rektor I Universitas

Sumatera Utara

4. BapakAkrim, S.Pd.I., M.Pd.Wakil Rektor II Universitas Sumatera Utara

5. Bapak Dr. Rudianto, S.Sos., M.Si. Wakil Rektor IIIUniversitas Sumatera Utara

6. BapakGunawan, S.Pd.I., M.TH. Sekertaris Universitas Muhammadiyah

Sumatera Utara

7. Bapak Januri, S.E., M.M., M.Si.Dekan Ekonomi & Bisnis

8. Bapak Ade Gunawan, S.E., M.Si. Dekan II Ekonomi & Bisnis

1
9. Ibu Elizar Sinambela S.E., M.Si Ketua Prodi Manajeman Perpajakan

10. Bapak Riva Ubar Harahap, SE., M.Si,Ak

11. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa, dukungan, dan masukan.

12. Sahabat-sahabatku yang selalu menghiburku, memberi semangat, dan motivasi.

13. Teman-teman seperjuangan DIII Manajemen Perpajakan kelas A angkatan

2019.

Dalam penulisan proposal penelityian ini penulis menyadari bahwa tidak

terlepas dari kekurangan. Oleh karena itu, segala bentuk kritik dan saran sangatlah

diharapkan penulis. Semoga Tugas Proposal ini membawa manfaat bagi pembaca.

Medan, 18 Desember 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ….1-2

DAFTAR ISIS ................................................................................................. ….3

BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................. ….4

A.Latar belakang masalah ................................................................................. ….5-7

B.Identifikasi masalah ....................................................................................... ….7

C.Batasan masalah ............................................................................................ ….8

D.rumusan masalah ........................................................................................... ….8

E.Tujuan penelitian ........................................................................................... ….8

F.Manfaat penelitian ......................................................................................... ….9

BAB II. LANDASAN TEORI ....................................................................... …10

A.Kajian teori .................................................................................................... …10

a.Beberapa informasi mengenai hak dan kewajiban perpajakan ....................... …10-17

b.Beberapa istilah yang berkaitan dengan E-filling .......................................... ....17-19

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................... …20

A.Ruang lingkup penelitian ............................................................................... …20-21

1.Desain penelitian……………........................................................................21

2.Informan penelitian……………………………………………………….21-22

3.Instrumen pengumpulan data…………………………………………….22

B.Sumber data…………………………………………………………………….23

C.Teknik dan analisis data………………………………………………………..24

E. Metode Analisis Data…………………………………………………………24-26

DAFTARPUSTAKA ......................................................................................... ..27

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Pajak merupakan suatu penerimaan negara terbesar, potensi perpajakan di

Indonesia sangatlah besar, namun belum secara maksimal terealisasikan terserap. Dari

265 juta jiwa penduduk Indonesia, hingga akhir tahun 2018 yang tercatat terdaftar

38,65 juta wajib pajak, terdaftar wajib lapor SPT 17,65 juta wajib pajak, dan yang

melaporkan/menyampaikan serta merealisasikan kewajiban dalam SPT hanya 12,55

juta wajib pajak.

Sehingga berdampak pada rendahnya Tax ratio yang dipicu oleh rendahnya

tingkat kepatuhan wajib pajak dan kurangnya kapasitas administrasi perpajakan, hal ini

disebabkan karena kondisi perpajakan Indonesia saat ini belum ideal dan belum

terbangunnya kultur perpajakan dengan kuat.

Di-era sekarang ini teknologi internet memberikan pengaruh yang cukup besar

terhadap perkembangan informasi dunia, dahulu memerlukan waktu yang cukup lama

untuk mendapatkan informasi mengenai kejadian yang terjadi hari ini, namun sekarang

informasi dapat menyebar dengan cepat, hanya membutuhkan waktu satu detik saja

untuk mendapatkan indormasi dari internet, saat ini informasi juga menjadi kunci

penting bagi kehidupan manusia, pengaruh perkembangan dan penerapan teknologi

informasi dan komunikasi tersebut juga sampai kepada aspek-aspek lain di pemerintah

salah satunya adalah aspek perpajakan.

4
Kini lembaga perpajakan memanfaatkan teknologi internet sebagai jalan

memberikan kemudahan dalam memberikan pelayanan dan informasi kepada

pelanggan nya, serupa dengan perkembangan teknologi informasi, penerimaan pajak

menjadi sumber pendapatan negara yang semakin hari semakin penting, pajak

merupakan salah satu bentuk seumber penerimaan negara yang terbesar, penerimaan

pajak ini sangat berperan dalam kesejahteraan masyarakat di Indonesia, oleh karena itu

hasil pungutan pajak di negara kita pada masa sekarang ini merupakan sumber utama

penerimaan negara yang kontribusinya diharapkan semakin meningkat setiap tahunnya,

dan seiring dengan hal itu maka berbagai usaha telah dilakukan oleh segenap aparat di

lingkungan Direktorat Jenderal Pajak dalam meningkatkan penerimaan negara, dengan

melakukan pembaharuan-pembaharuan dalam sistem perpajakan.

Pembaharuan dalam hal ini pihak Direktorat Jenderal Pajak, meningkatkan

pelayanan dengan mengembangkan administrasi perpajakan secara modern dan

teknologi informasi di berbagai aspek kegiatan , salah satunya Direktorat Jenderal

Pajak melakukan pembaharuan dengan maksud memudahkan wajib pajak dalam

melaporkan SPT merujuk era globalisasi yang serba kemudahan untuk itu

meluncurkan produk E-Filing (Electronic Filing System) yaitu sistem

penyampaian/pelaporan pajak dengan SPT secara elektronik bersistem online dan

sesuai waktu, sehingga para wajib pajak akan lebih mudah dalam menunaikan

kewajiban perpajakannya tanpa harus berlama-lama mengantri di kantor-kantor

Pelayanan Pajak, sehingga dirasa lebih efektif dan efisien dalam segi penghematan

waktu.

5
Selain itu pengiriman data surat pemberitahuan pajak dapat dilakukan dimana saja

dan kapan saja tanpa harus tergantung pada jam kantor dan dapat pula dilakukan pada

hari libur dan tanpa kehadiran petugas pajak (24 jam dalam 7 hari), dimana data akan

dikirim langsung ke database (basis data) Direktorat Jenderal Perpajakn dengan

fasilitas internet yang dilakukan melalui satu atau beberapa Perusahaan Penyedia Jasa

Aplikasi (ASP), serta dapat mengurangi beban proses administrasi laporan pajak

menggunakan kertas.

Dengan adanya kemudahan yang difasilitasi diharapkan dapat meningkatkan

timgkat kepatuhan Wajib Pajak, selain itu transisi cara penyampaian dan pelaporan

Surat Pemberitahuan (SPT) dapat memudahkan dan memberikan manfaat bagi

Direktorat Jenderal Pajak sendiri dalam pengelolaan pajak, oleh karena itu perlu

dukungan dari semua pihak secara terus-menerus agar peningkatan pelayanan kapaada

Wajib Pajak terus berjalan dan sekaligus terciptanya administrasi perpajakan yang

modern, namun saat ini belum semua Wajib Pajak menggunakan E-Filling sebagai cara

pelaporan karena menganggap E-Filling menggunakan sistem komputer dalam

pelalporan SPT sangat membingungkan dan menyulitkan.

Hal ini disebabkan masih banyak para Wajib Pajak yang belum paham tentang

pengoperasian dari E-Filling disertai kemampuan Wajib Pajak untuk menggunakan E-

Filling masih minim, selain itu sosialisasi tentang E-Filling masih belum maksimal dan

berkelanjutan, padahal pelaporan SPT secara komputerisasi memiliki manfaat yang

besar bagi Wajib Pajak maupun Direktorat Jenderal Pajak, selain kemapuan Wajib

Pajak adanya perbedaan persepsi atau pandangan mengenai kebermanfaatan,

kemudahan dan kepuasan pengguna terhadap E-Filling juga menjadi penentu sistem ini

6
dapat diterima atau tidak sebagai salah satu pendukung administrasi perpajakan di

Indonesia secara efisien.

Namun kenyataan menurut ahli Hastuty dan Jenie (2006) menyatakan sistem E-

Filing belum cukup efisien bagi wajib pajak sampai dengan diberlakukannya hukum

telematika karena masih rentannya wajib pajak mengurangi beban biaya pelaporan,

mengurangi waktu pelaporan SPT, dan juga mengurangi dokumentasi yang digunakan

oleh wajib pajak serta melakukan kesalahan dalam memasukkan data SPT.

B.Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi berbagai masalah

sebagai berikut:

1. Masih banyak Wajib Pajak yang belum paham tentang pengoperasian E-Fiiling.

2. Kemampuan Wajib Pajak untuk menggunakan E-Filling masih minim.

3. Sosialisai tentang E-Filling masih belum maksimal dan berkelanjutan.

4. Perbedaan persepsi mengenain kebermanfaatan E-Filling diantara kalangan

Wajib Pajak menjadi penentu sistem tersebut dapat diterima atau tidak.

5. Perbedaan persepsi mengenai kemudahan penggunaan E-Filling diantara

kalangan Wajib Pajak menjadi penentu sistem tersebut dapat diterima atau tidak.

6. Perbedaan persepsi mengenai kepuasan terhadap penggunaan E-Filling diantara

kalangan Wajib Pajak menjadi penentu sistem tersebut dapat diterima atau tidak.

7. Hal-hal diatas mempengaruhi serta berdampak bagi pendapatan penerimaan

pajak bagi Negara.

7
C.Pembatasan masalah

Secara umum melaporkan SPT merupakan salah satu kewajiban bagi setiap wajib

pajak sebagai bentuk kepatuhan dan nantinya data yang dilaporkan dapat memberi

gambaran tentang aktifitas perpajakan, Direktorat Jenderal Pajak telah meluncurkan

program E-Filling (Lapor pajak online), maka dari itu untuk mengetahui bagaimana

Analisis Efektifitas program lapor pajak online via E-filling serta dampak yang

ditimbulkan bagi pendapatan pajak Negara di KPP Medan polonia, dengan melakukan

kajian lebih dalam maka yaitu penelitian ini dapat menyajikan hasil yang akurat,

sehingga penelitian ini dibatasi atas 2 variabel yaitu efektifitas program dan dampak

bagi pendapatan pajak negara.

D.Rumusan masalah

1. Apakah program E-Filling (lapor pajak online) sudah efektif ?.

2. Apakah program E-Filling berdampak bagi pendapatan pajak negara di KPP

Medan polonia?.

E.Tujuan penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui penggunaan E-Filling (lapor pajak onine) wajib pajak.

2. Untuk mengetahui kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan SPT.

3. Untuk mengetahui besar dan pengaruh E-Filling terhadap kepatuhan wajib

pajak.

8
4. Untuk mengetahui E-Filling (lapor pajak online) efektif atau tidak.

F.Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi manfaat, antara lain

adalah:

1. Manfaat secara teoritis

Penelitian diharapkan mampu menambah informasi terutama untuk mengetahui

Efektifitas program lapor pajak online via E-filling serta dampak yang

ditimbulkan bagi pendapatan pajak Negara di KPP Medan polonia.

2. Manfaat praktis

a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dalam

membantu penerapan sistem yang baik dan efektif terhadap E-Filling.

b. Bagi Wajib Pajak

Penelitian ini diharapkan menjadi sarana untuk menambah wawasan tentang E-

Filling dan menambah tingkat kepatuhan dalam melaksanakan kewajiban

perpajakan.

c. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk menambah informasi

tentang E-Filling dalam hal efektifitas dan dampak.

d. Bagi pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebagai referensi bagi penelitian

selanjutnya

9
BAB II

LANDASAN TEORI

A.Kajian teori

a. Beberapa informasi tentang hak dan kewajiban Perpajakan:

Sebagai warga negara Indonesia, Anda memiliki hak dan kewajiban sebagai wajib pajak

yang perlu dipatuhi. Keduanya telah diatur sedemikian rupa dalam Undang-Undang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Hak dan kewajiban perpajakan harus dilakukan oleh wajib pajak. Mengacu dari

undang-undang yang sama, pada pasal 1 ayat 2 dijelaskan kalau wajib pajak adalah

orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak dan pemungut

pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan. Jadi, siapapun, baik yang sudah memiliki

NPWP atau belum, sudah termasuk ke dalam wajib pajak jika sudah mempunyai hak

dan kewajiban perpajakan.

HAK WAJIB PAJAK

Hak wajib pajak disebutkan secara jelas dalam undang-undang, dan akan dibahas

secara singkat dan tuntas pada poin ini.

1. Hak atas Kelebihan Pembayaran Pajak

Ketika besaran pajak terutang yang dibayar atau dipotong atau dipungut ternyata

lebih kecil daripada jumlah kredit pajak, wajib pajak berhak menerima kembali

kelebihan tersebut. Dengan kalimat sederhana, Anda berhak menerima kembali

kelebihan bayar ketika membayar pajak lebih banyak daripada jumlah yang

sebenarnya. Anda dapat melakukan permohonan pengembalian kelebihan bayar pajak

10
dengan mengirimkan surat permohonan pada Kepala KPP (Kantor Pajak Pratama) atau

melalui SPT (Surat Pemberitahuan).

Setelah menerima surat permohonan, Ditjen Pajak akan mengembalikan

kelebihan bayar pajak dalam waktu 12 (dua belas) bulan terhitung sejak surat

permohonan diterima secara lengkap. Jika wajib pajak termasuk dalam kriteria wajib

pajak patuh, pengembalian ini dapat dilakukan paling lambat 3 bulan untuk PPh dan 1

bulan untuk PPN sejak permohonan diterima. Kalau Ditjen Pajak terlambat

mengembalikan kelebihan bayar pajak, wajib pajak berhak menerima bunga sebesar 2%

per bulan dengan maksimum 24 bulan.

2. Hak dalam Hal Wajib Pajak Dilakukan Pemeriksaan

Dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh Ditjen Pajak pada wajib pajak, wajib

pajak berhak untuk:

 Meminta Surat Perintah Pemeriksaan.

 Melihat Tanda Pengenal Pemeriksa .

 Mendapat penjelasan mengenai maksud dan tujuan pemeriksaan.

 Meminta rincian perbedaan antara hasil pemeriksaan dan SPT.

 Hadir dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan dalam batas waktu yang

ditentukan

Berdasarkan ruang lingkupnya, jenis pemeriksaan terbagi menjadi dua jenis, yaitu

pemeriksaan kantor dan pemeriksaan lapangan. Pemeriksaan kantor dilakukan dalam

jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan dan paling lama 6 (enam) bulan, terhitung dari

tanggal wajib pajak memenuhi surat panggilan untuk melakukan pemeriksaan kantor

11
sampai dengan tanggal laporan hasil pemeriksaan. Sedangkan pemeriksaan lapangan

dilakukan dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) bulan dan dapat diperpanjang

menjadi 8 (delapan) bulan, terhitung sejak tanggal surat perintah pemeriksaan sampai

dengan tanggal laporan hasil pemeriksaan.

3. Hak untuk Mengajukan Keberatan, Banding dan Peninjauan Kembali

Setelah dilakukan pemeriksaan, umumnya akan terbit suatu surat ketetapan pajak

yang menunjukkan kalau wajib pajak kurang bayar, lebih bayar, atau nihil

perpajakannya. Jika wajib pajak tidak sependapat dengan surat tersebut, dapat

mengajukan keberatan. Lalu bila belum puas dengan keputusan keberatan, selanjutnya

wajib pajak dapat mengajukan banding. Langkah terakhir dalam sengketa pajak, wajib

pajak dapat mengajukan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung.

1. Hak-Hak Wajib Pajak Lainnya

Hak kerahasiaan

Wajib pajak memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan kerahasiaan atas semua

informasi yang disampaikan kepada Ditjen Pajak dalam melaksanakan kegiatan

perpajakan. Di sisi lain, pihak yang bertugas di bidang perpajakan dilarang untuk

mengungkapkan kerahasiaan wajib pajak. Kerahasiaan wajib pajak yang dilindungi

adalah:

 Surat Pemberitahuan, laporan keuangan, dan dokumen lainnya yang dilaporkan

wajib pajak.

 Data dari pihak ketiga yang bersifat rahasia.

 Dokumen atau rahasia wajib pajak lainnya sesuai ketentuan perpajakan yang

berlaku.

12
Namun, keterangan atau bukti tertulis tentang wajib pajak dapat ditunjukkan

kepada pihak tertentu yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan dalam rangka

penyidikan, penuntutan, atau dalam rangka kerja sama dengan instansi pemerintah

lainnya.

Hak untuk Pengangsuran atau Penundaan Pembayaran

Wajib pajak dapat mengajukan permohonan penundaan atau pengangsuran

pembayaran pajak dalam kondisi tertentu.

Hak untuk Penundaan Pelaporan SPT Tahunan

Wajib pajak dapat menyampaikan perpanjangan penyampaian SPT Tahunan PPh

Orang Pribadi maupun PPh Badan dengan alasan tertentu.

Hak untuk Pengurangan PPh Pasal 25

PPh Pasal 25 adalah pajak yang dibayar secara angsuran dengan tujuan untuk

meringankan beban wajib pajak, mengingat pajak terutang harus dilunasi dalam waktu

satu tahun. Dalam undang-undang ketentuan umum perpajakan, wajib pajak memiliki

hak untuk mengajukan permohonan pengurangan besaran angsuran PPh Pasal 25

dengan alasan tertentu.

Hak untuk Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Karena kondisi atau sebab tertentu, seperti rusaknya bumi dan bangunan yang

terkena bencana alam, wajib pajak dapat mengajukan permohonan pengurangan pajak

terutang PBB. Wajib pajak yang merupakan anggota veteran pejuang dan pembela

kemerdekaan juga dapat mengajukan pengurangan PBB.

13
Khusus untuk Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB P2) yang

sudah dialihkan ke Pemerintah Daerah (Kota/Kabupaten), pengurusan pengurangan

PBB dilakukan di Kantor Dinas Pendapatan Kota/Kabupaten setempat.

Hak untuk Pembebasan Pajak

Wajib pajak dapat mengajukan permohonan pembebasan

pemotongan/pemungutan Pajak Penghasilan dengan alasan tertentu.

Hak Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak

Wajib pajak yang termasuk ke dalam wajib pajak patuh dapat diberikan

pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak dalam jangka waktu paling

lambat 1 bulan untuk PPN dan 3 bulan untuk PPh terhitung sejak tanggal permohonan.

Hak untuk Mendapatkan Pajak Ditanggung Pemerintah

Untuk pelaksanaan proyek pemerintah yang dibiayai dengan hibah atau dana

pinjaman luar negeri, PPh terutang atas penghasilan yang diterima kontraktor,

konsultan, dan supplier utama ditanggung oleh pemerintah.

Hak untuk Mendapatkan Insentif Perpajakan

Dalam lingkup PPN, Barang Kena Pajak (BKP) atau kegiatan tertentu diberikan

fasilitas pembebasan PPN. BKP tersebut di antaranya kereta api, pesawat udara, kapal

laut, buku-buku, perlengkapan TNI/Polri yang diimpor maupun yang diserahkan di area

pabean oleh wajib pajak tertentu.

Fasilitas PPN tidak dipungut ini turut diberikan pada perusahaan yang melakukan

kegiatan di kawasan tertentu, seperti kawasan berikat, di antaranya atas impor dan

perolehan bahan baku.

14
KEWAJIBAN WAJIB PAJAK

Selain hak, ada kewajiban yang harus dipatuhi oleh wajib pajak, di antaranya:

1. Kewajiban Mendaftarkan Diri

Wajib pajak harus mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib

Pajak (NPWP) di kantor pajak pratama (KPP) atau kantor pelayanan, penyuluhan dan

konsultasi perpajakan (KP2KP). Saat ini, pendaftarakan NPWP juga dapat dilakukan

melalui online. Wajib pajak yang merupakan pengusaha, wajib dikukuhkan sebagai

Pengusaha Kena Pajak (PKP) oleh KPP atau KP2KP setelah memenuhi persyaratan

tertentu, di antaranya pengusaha orang pribad atau badan melakukan penyerahan barang

kena pajak atau jasa kena pajak dengan jumlah omzet melebihi Rp4.800.000.000 dalam

setahun.

Jika tidak memenuhi syarat tersebut, tetap dapat melaporkan usahanya untuk

dikukuhkan sebagai PKP. Setelah dikukuhkan sebagai PKP, maka wajib untuk

memungut pajak pertambahan nilai (PPN) dari setiap pembeli/pengguna jasanya dengan

menerbitkan faktur pajak. PPN tersebut kemudian dilaporkan dalam SPT Masa. Jika ada

yang harus disetorkan, wajib pajak perlu menyetorkan PPN itu ke KPP tempat

mendaftar, atau bisa secara online melalui aplikasi Online Pajak.

2. Kewajiban Pembayaran, Pemotongan/Pemungutan, dan Pelaporan Pajak

Sesuai dengan sistem selfassessment, wajib pajak harus melakukan penghitungan,

pembayaran dan pelaporan pajak terutangnnya sendiri. Dalam melaksanakan kewajiban

ini, dapat melakukannya secara mudah dan cepat melalui aplikasi OnlinePajak. Aplikasi

Online Pajak memudahkan Anda untuk hitung, setor, lapor pajak. Semua pelaksanaan

kewajiban pajak ini cukup dilakukan dalam satu aplikasi, hanya dengan satu klik.

15
3. Kewajiban dalam Hal Diperiksa

Ditjen Pajak dapat melakukan pemeriksaan pada wajib pajak untuk menguji

kepatuhannya dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk

menjalankan fungsi pengawasan terhadap wajib pajak yang bertujuan untuk

meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Kewajiban yang diperiksa di antaranya:

 Memenuhi panggilan untuk menghadiri Pemeriksaan sesuai waktu yang

ditentukan, khususnya jenis Pemeriksaan Kantor.

 Menunjukkan atau meminjamkan seluruh data yang menjadi dasar serta

berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan

bebas wajib pajak, atau objek yang terutang pajak. Untuk jenis Pemeriksaan

Lapangan, wajib pajak harus memberikan akses untuk melihat dan menyimpan

data.

 Memberikan izin untuk memasuki tempat atau ruang yang dianggap perlu serta

memberi bantuan untuk memperlancar proses pemeriksaan.

 Menyampaikan tanggapan secara tertulis atau surat pemberitahuan hasil

pemeriksaan.

 Meminjamkan kertas kerja pemeriksaan yang dibuat oleh Akuntan Publik,

khususnya untuk jenis Pemeriksaan Kantor.

 Memberikan keterangan lain baik lisan maupun tulisan yang diperlukan.

4. Kewajiban Memberi Data

Data di sini adalah data dan informasi orang pribadi atau badan yang dapat

menggambarkan kegiatan atau usaha, peredaran usaha, penghasilan dan/atau kekayaan

yang bersangkutan, termasuk informasi mengenai nasabah debitur, data transaksi

16
keuangan dan lalu lintas devisa, kartu kredit, serta laporan keuangan dan/atau laporan

kegiatan usaha yang disampaikan kepada instansi lain di luar Ditjen Pajak. Kewajiban

ini tidak hanya dipatuhi oleh wajib pajak, tetapi juga oleh setiap instansi pemerintah,

lembaga, asosiasi, dan pihak lain. Jika sengaja tidak memenuhi kewajiban ini, wajib

pajak akan terkena pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling

banyak Rp1.000.000.000.

b. Beberapa istilah yang berkaitan dengan E-Filing:

 E-SPT, adalah data SPT wajib pajak dalam bentuk eletronik yang dibuat oleh

wajib pajak dengan menggunakan aplikasi e-SPT yang disediakan oleh pihak

Direktorat Jenderal Pajak.

 E-FILLING, adalah suatu cara penyampaian SPT secara online dan real time

melalui internet pada website Direktorat Jenderal Pajak (pajak.go.id) atau

penyedia jasa aplikasi atau Application service provider.

 E-FIN (Electronic Filing Identification Number) adalah nomor identitas yang

diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak kepada wajib pajak yang mengajukan

permohonan untuk melaksanakan e-filling.

 Tentang Bukti Penerimaan Elektronik (BPE), adalah informasi yang meliputi

nama, NPWP, tanggal, jam, Nomor Tanda Terima Elektronik (NTTE) dan

Nomor Transaksi Terima Elektronik (NTPA) serta nama perusahaan penyedia

jasa aplikasi yang tertera pada hasil cetakan SPT induk dalam hal e-filling

dilakukan melalui penyedia jasa aplikasi.

 Tanda tangan elektronik atau tanda tangan digital, adalah informasi elektronik

yang dilekatkan dan memiliki hubungan langsung atau terasosiasi pada suatu

17
informasi elektronik lain termasuk sarana administrasi perpajakan yang

ditujukan oleh wajib pajak untuk menunjukkan identitas dan status yang

bersangkutan.

 Kode verifikasi, adalah sekumpulan angka atau huruf atau kombinasi angka

dan huruf yang degenerate oleh sistem DJP yang digunakan untuk keamanan

dalam proses e-filling melalui website DJP (pajak.go.id)

 Notifikasi, adalah pemberitahuan kepada wajib pajak mengenai status e-spt

disampaikan secara e-filling melalui website DJP.

 Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN), adalah nomor yang tertera pada

bukti penerimaan negara yang diterbitkan melalui modul penerimaan negara.

18

19
BAB III

METODE PENELITIAN

RUANG LINGKUP PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dekriptif kualitatif.

Menurut Djam’an Satori1 ”bahwa penelitian kualitatif dilakukan karna peneliti ingin

mengekpor fenomena-fenomena yang tidak dapat dikuantifikasikan yang bersifat

deskriptif seperti proses suatu kerja dan sebagainya”.

Menurut Sugiono2 “juga mengemukakan penelitian kualitatif sebagai metode

penelitian yang berlandaskan filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada

kondisi objek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik

pengumpulan data dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan

hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi”.

Menurut Nana syaodih3 “peneliti deskriptif kualitatif diajukan untuk mendeskriptipkan

dan menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun

rekayasa manusia,yang lebih memperhatikan mengenai karekteristik, kualitas,

keterkaitan antar kegiatan. Selain itu, penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan,

manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel yang diteliti, melainkan

menggambarkan suatu kondisi yang apa adanya. Satu-satunya perlakuan yang diberikan

hanyalah penelitian itu sendiri yang dilakukan melalui observasi, wawancara, dan

dokumentasi, serta Jasa penelitian yang digunakan adalah penelitian dekriptif

kualitatif”.

20
Menurut Pawito4 “Penelitian kualitatif memiliki tujuan untuk mendeskriptifkan

fenomena yang ada secara kualitatif dengan harapan dapat membuka potensi

interprestasi- interprestasi subyektif. Berdasarkan keterangan beberapa para ahli diatas,

dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian deskriptif kualitatif yaitu rangkaian kegiatan

untuk memperoleh data yang bersifat apa adanya tanpa ada dalam kondii tertentu yang

hasilnya lebih menekankan makna.

Disini, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif karena dimana data yang

diperoleh digunakan untuk menganalis penerapan E-Filling sebagai upaya

meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam penyampaian surat pemberitauan Tahunan

(SPT) serta meningkatkan penerimaan negara pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Medan Polonia”.

B. Lokasi penelitian

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis melakukan

penelitian dengan instansi terkait yaitu di KPP Pratama Medan Polonia yang beralamat

Jl. Suka Mulia No.1 A Gedung Kanwil DJP Sumut I merupakan salah satu KPP yang

menerapkan aplikasi E-Filling terhadap wajib pajaknya sejak tahun 2017.

C. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif.

Data kuantitatif berupa data statistik yang meliputi jumlah wajib Pajak terdaftar dan

jumlah penerimaan SPT Tahunan sejak 2016-2017 karena KPP Pratama Medan Polonia

baru memfasilitasi penyampaian SPT tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi dengan

Formulir 1770S dan 1770SS pada tahun 2013. Sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu ada 2 :

21
a. Data primer

Yaitu data yang bersumber dari hasil pengamatan ( observasi) dan wawancara

(interview ) dengan karyawan maupun kepala devisi pelayanan, devisiekstentifikasi,

dan devisi pengolahan data dan informasi serta beberapa wajib orang pribadi.

b. Data sekunder

Yaitu data yang diperoleh berupa laporan-laporan dan informasi lain dalam bentuk

dokumentasi yang bersumber dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang diteliti dan

literatur atau informasi lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data adalah bagian yang terpenting dari suatu penelitian, karena dengan data peneliti

dapat mengetahui hasil dari penelitian tersebut. Pada penelitian ini, data diperoleh dari

berbagai sumber dengan menggunakanteknik pengumpulan data yang bermacam-

macam dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Sesuai dengan

karekteristik data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka pengumpulan data yang

dilakukan adalah :

1. Obsevasi

Observasi merupakan teknik yang mendasar dalam penelitian non tes. Observasi

dilakukan dengan pengamatan yang jelas, rinci, lengkap dan sadar tentang perilaku

individu sebenarnya didalam keadaan tertentu. Pentingnya observasi adalah

kemampuan dalam menentukan faktor-faktor awal mula perilaku dan kemampuan

untuk melakukan akurat reaksi individu yang diamati dalam kondisi tertentu. Observasi

dalam penelitian kualitatif dilakukan terhadap situasi sebenarnya yang wajar, tanpa

22
dipersiapkan, dirubah atau bukan diadakan khusus untuk keperluan penelitian sebagai

sumber data dalam keadaan asli atau sebagaimana keadaan sehari-hari.

Marshal dalam Sugiono menyataka bahwa “ through observation there searcher learn

about behavior and he meaning attached to those behavior” , jadi melalui obsevasi,

peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Berkaitan dengan

observasi yang dilakukan dalam penelitian kualitatif maka observasi yang digunakan

yaitu observasi langsung. Observasi langsung yaitu terjun kelapangan dan melihat

situasi di tang terjadi di KPP Pratama Medan Polonia.

2. Wawancara

Esterbag dalam sugiono mendefinisikan interview/wawancara sebagai berikut: “ a

meeting of two persons to exchange information and idea through question and

responses, resulting in communication and joint contruction of meaning about a

particular topic”7 Dari definisi tersebut,wawancara merupakan pertemuan dua orang

untuk bertukar informasi dan ide-ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Metode ini dilakukan dengan cara mewawancarai secara langsung dan mendalam ( in

depthinterview ) kepada pihak yang terlibatdan terkait langsung guna mendapatkan

penjelasan pada kondisi dan situasi yang sebenarnya pula. Dalam penelitian ini yang

menjadi informasi kunci yang dibutuhkan diwilayah penelitian. Banyak pegawainya

yang diwawancrai tergantung seberapa layak untuk menajawab pertanyaan penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peritiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bias

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi

23
dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observai dan wawancara

dalam penelitian kualitatif, maka dari itu dokumentasi sangat diperlukan dalam

menunjang penelitian. Dokumen yang ditunjukkan dalam hal ini adalah segala

dokumen yang berhubungan dengan kelembagaan dan adminitrasi, struktur organisasi

KPP Pratama Medan Polonia dan lain sebagainya yang berkaitan dengan persiapan

penerapaan E-Filling.

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian

iniadalah sebagai berikut:

1. Studi Lapangan

Studi lapangan dilakukan dengan cara mengumpulkan data laporan dari KPP Pratama

Medan Polonia.

2. Studi Kepustakaan

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan studi kepustakaan yaitu dengan

mempelajari buku-buku literatur, peraturan perundang-undangan, hasil penelitian

terdahulu, dan bahan kepustakaan lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

E. Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil observasi dilapangan, wawancara dengan informen dan

dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan

kedalam unit –unit , melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami

oleh diri sendiri maupun orang lain.

a) Menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan perbandingan data yang

24
dikumpulkan dari hasil observasi dan wawancara.

b) Menganalisis data sekunder yang diperoleh meliputi jumlah WP terdaftar dan

total penerimaan SPT Tahunan serta kaitannya dengan hasil wawancara dan

observasi yang dilakukan pada KPP Pratama Medan Polonia.

c) Mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan yang dihadapi dalam penerapan E-

Filling sebagai upaya meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam penyampaian

Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan KPP Pratama Medan Polonia.Menurut

Moleong, bahwa analisis data adalah proses mengorganisasian dan mengurut

kan data kedalam pola , kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat

ditemukan tema dan dapat dirumukan hipotesi kerja seperti yang disarankan oleh

data.

Dengan demikian dalam mengelola data dan menganalisi data penelitian ini digunakan

proedur penelitian kualitatif, yakni dengan memaparkan penelitian ini apa adanya serta

menarik kesimpulan dengan menggunakan metode deduktif. Proosedurpelaksanan

penelitian dilakukan dengan cara mereduksi data, menyajikan data, dan membuat

kesimpulan. Prosedur analisis ini berlangsung secara sirkuler selama penelitian selama

penelitian ini berlangsung. Penjelasan ketiga tahapan ini adalah sebagai berikut:

1. Menyajikan data

Menyajikan data adalah proses pemberian sekumpulan informasi yang disussun dan

memungkinkan untuk penarikan kesimpulan. Jadi penyajian data ini merupakan

gambaran secara keseluruhan dari kelompok data yang diperoleh agar mudah dibaca

secara menyeluruh.

25
2. Reduksi data

Reduki data adalah proses pemilihan, memfokuskan pada penyederhanaan,

pengabstrakan dan transformasi data mentah/kasar yang muncul dari catatan- catatan

tertulis dilapangan. Reduksi data merupakan suatubentuk analisis yang menonjolkan,

hal dan -hal yang penting menggolongkan,mnegarahkan, membuang yang tidak

dibutuhkan dan mengorganisasikan data agar lebih sistematis, sehingga dapat dibuat

suatu kesimpulan yang bermakna. Data yang telah direduksi dapat memberikan

gambaran yang lebih tajam tentang pengamatan.

3. Membuat kesimpulan

Pada mulanya data terwujud dari kata-kata, tulisan dan tingkah laku perbuatan yang

telah dikemukakan dalam penelitian. Penelitian ini diperoleh melalui hasil bservasi,

interview, atau wawancara dan studi dokumenter, sebenarnya sudah dapat memberikan

kesimpulan, tetapi sifatnya masih sederhana. Dengan bertambahnyya data dapat

dikumpulkan secara sirkuler bersama reduksi data da penyajian, maka kesimpulan

merupakan konfigurasi yang utuh.

26
DAFTAR PUSTAKA

Satori,Djam’an. (2010). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono.(2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :

Alfabeta.

Syaodihsukmadinat,Nana.(2013). Metode penelitian pendidikan. Bandung : P.T Remaja

Rosdakarya.

Pawito, & Lembaga Kajian Islam Dan Sosial LKIS. (2007). Penelitian Komunikasi

Kualitatif. : PT LKIS.

Moleong(2012). Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Moleong.(2012). Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Resmi, Siti. (2011). Perpajakan teori dan kasus. Jakarta : Salemba Empat.

INTERNET

www.Pajak.go.id

www.uin-malang.ac.id

www.pajak.negeri.ac.id

www.e-filling.go.id

27

Anda mungkin juga menyukai