Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN ANEMIA APLASTIK

Diajukan sebagai salahsatu syarat memenuhi perkuliahan keperawatan medical bedah 1

Disusunoleh:

NAMA : TUTI ALAWIYAH

NIM : 616080718035

SARJANA KEPERAWATAN DAN PENDIDIKAN PROPESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA BUNDA

TAHUN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya, makalah ini dapat

terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Makalah ini adalah tugas dalam mata kuliah Teknologi

Keperawatan. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada para pihak yang turut serta

membantu kelancaran tugas saya, terutama dosen Teknologi Keperawatan yag telah memberi

banyak pengarahan serta ilmu kepada para mahasiswa. Tidak ada gading yang tak retak, begitu

juga dengan makalah ini.

Semoga makalah yang saya buat ini, bermanfaat bagi pembaca. Saya juga

mengharapkan kritik dan saran, agar penugasan selanjutnya dapat menjadi lebih baik dari

sebelumnya dan sesungguhnya semua itu bersifat membangun. Terima kasih

batam, 20 september, 2019

2
DAFTAR ISI

COVER ..................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan masalah .......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan masalah ............................................................................................................. 2

BAB II LAPORAN PENDAHULUAN ................................................................................ 3

2.1. Definisi .......................................................................................................................... 3

2.2. Etiologi .......................................................................................................................... 4

2.3. Anatomi dan Fisiologi .................................................................................................. 4

2.4. macam –macam gangguan ........................................................................................ 5

2.5. Tanda dan gejala ........................................................................................................... 6

2.6 Pengkajian ..................................................................................................................... 6

2.7 Diaknosa keperawatan .................................................................................................. 7

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ................................................................................... 9

3.1. Pengkajian ..................................................................................................................... 9

3.2 . Riwayat kesehatan ....................................................................................................... 9

3
3.3. Riwayat fisologi dan sipiritual ....................................................................................... 11

3.4 Pola kebiasaan sehari-hari.............................................................................................. 11

3.5 Pola kebiasaan yang mempengaruhi .............................................................................. 12

3.6 pengkajian fisik .............................................................................................................. 12

3.7 pemeriksaan penunjang ................................................................................................. 15

3.8 WOC .............................................................................................................................. 17

3.9 analisa data .................................................................................................................... 18

3.10 diagnosa keperawan .................................................................................................... 20

3.11 catatan perkembangan .................................................................................................. 21

BAB VI PENUTUP ................................................................................................................. 22

4.1.kesimpulan ...................................................................................................................... 24

4.2. saran .............................................................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 11

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Anemia plastik menurut bentuk eritrositnya merupakan anemia normokromik
normositer sedangkan berdasarkan etiopatogenesisnya merupakan kerusakan jaringan
sumsum tulang yang terjadi karena penggantian oleh jaringan lemak. Anemia aplastik
merupakan suatu kegagalan dari sumsum tulang untuk memproduksi sel darah, kelainan
ini ditandai dengan adanya pansitopenia pada darah tepi serta terjadi penurunan selularitas
sumsum tulang
. Pansitopenia adalah suatu keadaan dimana terjadinya kekurangan jumlah sel darah
merah, sel darah putih dan trombosit (Citra, 2012). Beberapa penderita anemia aplastik
ditemukan sel inhibitor atau penghambat pertumbuhan sel yang dibuktikan dengan adanya
limfosit T yang menghambat pertumbuhan sel-sel pada sumsum tulang. Terdapat tiga
gejala yang ditemukan pada penderita anemia aplastik adalah 1). anemia yang ditandai
dengan wajah pucat, mudah lelah, 2). Trombositopenia ditandai dengan terjadinya
perdarahan pada gusi, mimisan, bintik-bintik merah pada kulit, memar, dan muntah darah,
3). Leukopenia 2 ditandai dengan terjadinya infeksi contohnya nyeri dan demam (George
& Lichtman, 2010).
Kejadian anemia di dunia sekitar 40-88% (WHO, 2011). The International
Aplastic Anemia And Agranulocytosis Study menemukan kejadian anemia aplastik di
Amerika dan Eropa sekitar 23% dari 1.000.000 penduduk pertahun. Kejadian anemia
aplastik di Asia Timur sekitar 4-6 juta lebih tinggi dibandingkan dengan Negara barat
sekitar 2 juta per 1.000.000 penduduk. Tingkat kejadian anemia aplastik di Asia sekitar
39%-50% per 100.000 penduduk (Wang et al., 2011). Kejadian anemia khususnya di
Indonesia sebesar 26,2%.
Anemia aplastik bisa terjadi di segala umur dengan awitan klinis pertama terjadi
pada usia 1,5 sampai 22 tahun. Departemen ilmu kesehatan anak FKUI-RSCM pada tahun
2016 mendapatkan 9 kasus anemia aplastik dengan jumlah 4 orang anak perempuan dan 5
orang anak laki-laki (Kemenkes RI, 2013).

5
1.2 RUMUSAN MASALAH

a . Apa itu anemia aplastik?

b . apa saja tahap-tahap yang ada pada laporan pendahuluan ?

c . bagaimana asuhan keperawatan pada penyakit anemia aplastik?

1.3 TUJUAN MASALAH

a. Untuk mengetahui definisi penyakit anemia aplastik

b. Mengetahui

6
BAB II

LAPORAN PENDAHULUAN

2.1 DEFENISI
Anemia aplastik.Anemia aplastik adalah suatu kelainan yang ditandai oleh pansiptononia
pada darah tepid an penurunan selularitas sumsum tulang.anemia aplastik merupakan keadaan
yang disebabkan berkurangnya sel darah dalam tepi,akibat terhentinya pembentukan sel
hemopoetik dalam sum-sum tulang.System limfoetik dan RES sebenarnya dalam keadaan
aplastik juga tetapi relative lebih ringan dibandingkan dengan ketiga system hemopoetik
lainya.aplasia ini dapat terjadi hanya satu,dua atau ketiga sistem hemopoetik
(eritropetik,granulopoetik,trombopoetik)
Aplasi hanya mengenai sistem eritropoetik disebut eritroblastopenia (anemia hipoplastik)
yang hanya mengenai sistem granulopoetik saja disebut agranulositosis (penyakit schlutz),
sedangkan yang mengenai sistem trombopoetik disebut amegakariositik trombositoponik
purpura (ATP).
Anemia aplastik merupakan salah satu jenis anemia yang ditandai dengan adanya
pansiptonia (deficit sel darah pada tubuh).defisit sel darah pada sumsum tulang ini disebabkan
karna kurangnya sel induk pluripoten sehingga sumsum tulang gagal membentuk sel-sel
darah.kegagalan sumsum tulang ini disebabkan banyak faktor ,mulai dari induksi
obat,virus,sampai paparan bahan kimia.
Istilah-istilah lain dari anemia aplastik yang sering digunakan antara lain anemia
hipoplastik,anemia refrakter, hipositemia progresif, anemia aregeneratif, aleukia hemoragika,
panmieolosis dan anemia paralitik toksik.kasus anemia aplastik ini sangat rendah
pertahunnya.kira-kira 2-5 kasus/juta penduduk / tahun.dan umumnya penyakit ini bisa
diderita semua umur.meski termasuk jarang,tetapi penyakit ini tergolong penyakit yang
berpotensi mengancam jiwa dan biasanya dapat menyebabkan kematian,pada pria penyakit
anemia aplastik ini lebih berat disbanding wanita walaupun sebenarnya perbandingan jumlah
antara pria dan wanita hampir sama.siapa saja berpeluang mendapat anemia aplastik ini.

7
2.2 ETIOLOGI
Penyebab penyakit anemia aplastik sebagian besar adalah idiopatik (50- 70%). Beberapa
penyebab lain yang sering dikaitkan dengan anemia aplastik 6 adalah toksisitas langsung dan
penyebab yang diperantarai oleh imunitas seluler.Klasifikasi etiologi anemia aplastik:
A.PRIMER
1. Kelainan Kongenital
a. Fanconi
b. Nonfanconi
c. Dyskeratosis congenital
2. Idiopatik
B. SEKUNDER
1. Akibat radiasi, bahan kimia atau obat
2. Akibat obat – obat idiosinkratik
3. Karena penyebab lain :
a. Infeksivirus : hepatitis virus /virus lain
b. Akibat kehamilan

2.3 ANATOMI DAN FISIOLOGI


 anatomi

8
 fisiologi
Tiga faktor penting untuk terjadinya anemia aplastik adalah:
a. Gangguan sel induk hemopoeitik
b. Gangguan lingkungan mikro sumsum tulang
c. proses imunologik

Kerusakan sel induk telah dapat dibuktikan secara tidak langsung melalui keberhasilan
transplantasi sumsum tulang pada penderita anemia aplastik, yang berarti bahwa penggantian sel
induk dapat memperbaiki proses 10 patologik yang terjadi. Teori kerusakan lingkungan mikro
dibuktikan melalui tikus percobaan yang diberikan radiasi, sedangkan teori imunologik dibuktikan
secara tidak langsung melalui keberhasilan pengobatan imunosupresif. Kelainan imunologik
diperkirakan menjadi penyebab dasar dari kerusakan sel induk atau lingkungan mikro sumsum
tulang.
Proses tersebut dapat diterangkan sebagai berikut: sel target hematopoeitik dipengaruhi oleh
interaksi ligan-reseptor, sinyal intrasesuler dan aktivasi gen. Aktivasi sitotoksik T-limfosit
berperan penting dalam kerusakan jaringan melalui sekresi IFN-γ dan TNF. Keduanya dapat saling
meregulasi selular reseptor masing-masing dan Fas reseptor. Aktivasi tersebut menyebabkan
terjadinya apoptosis pada sel target. Beberapa efek dari IFN-γ dimediasi melalui IRF-1 yang
menghambat transkripsi selular gen dan proses siklus sel sehingga regulasi sel-sel darah tidak
dapat terjadi. IFN-γ juga memicu produksi gas NO yang bersifat toksik terhadap sel-sel lain. Selain
itu, peningkatan IL-2 menyebabkan meningkatnya jumlah T sel sehingga semakin mempercepat
terjadinya kerusakan jaringan pada sel 2.

2.4. MACAM –MACAM GANGGUAN YANG MUNGKIN TERJADI PADA SISTEM


ANEMIA APLASTIK
a. Sistem kardiovaskuler : rasa lesu, cepat lelah, palpitasi, sesak napas intoleransi terhadap
aktivitas fisik, angina pectoris hingga gejala payah jantung.
b. Susunan saraf : sakit kepala, pusing, telingga mendenging, mata berkunang – kunang
terutama pada waktu perubahan posisi dari posisi jongkok ke posisi berdiri, iritabel, lesu
dan perasaan dingin pada ekstremitas.

9
c. Sistem pencernaan : anoreksia, mual dan muntah, flaturensi, perut kembung, enek di hulu
hati, diare atau obstipasi.
d. Sistem urogeniatal : gangguan haid dan libido menurun.
e. Epitel dan kulit: kelihatan pucat, kulit tidak elastis atau kurang cerah, rambut tipis dan
kekuning kuningan

2.5 TANDA DAN GEJALA ANEMIA APLASTIK


Pada penderita anemia aplastik dapat ditemukan tiga gejala utama yaitu,(anemia
kurang darah merah). Trombositopenia(kurang trombosit),dan leucopenia (kurang
leukosit), ketiga gejala ini disertai dengan gejala-gejala lain yang dapat dikelasifikasikan
sebagai berikut:

PENYEBAB ANEMIA APLASTIK


1. Anemia biasanya ditandai dengan pucat,mudah lelah,lemah,hilang selera makan,dan
palpitasi,gejala-gejala lain yang berkaitan dengan anemia adalah defisiensi trombosit dan
sel darah putih.
2. Trombositopenia, misalnya:perdarahan gusi epistaksis,petekia,ekimosa,dan lain-lain.
3. Leukopenia,misalnya:infeksi.
Selain itu,hepatoslenomegali dan limfa denopati juga dapat ditemukan pada penderita
anemia aplastik ini meski sangat jarang terjadi.

2.6 PENGKAJIAN
Pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data tentang:
a.identitas
b.keluhan utama
c.riwayat penyakit
d.pemeriksaan fisik ( inspeksi ,palpasi,perkusi,auskutasi)

10
2.7 DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Gangguan rasa aman dan nyaman
 2.8 INTERVENSI DAN RASIONAL
Diagnose Tujuan/ Kritrea Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan

Gangguan  Mampu mengonteol Noc:  Untuk


rasa nyaman kecemasan mengonteol
Ansiety, fear leavel, sleep
 Status lingkungan deprivation, comfort, radines for kecemasan
yang nyaman enctianced.  Agar status
 Mengontrul nyeri lingkungan yang
 Kualitas tidur dan nyaman
istirahat adkuat Nic:  Untuk
 Agresi pengendalian  Gangguan pendekatan yabg
mengontrul nyeri
diri menenangkan.  Untuk mengatur
 Respon terhadap  Nyatakan dengan jelas harapan
kualitas tidur dan
pengobatan istirahat adkuat
terhadap pelaku pasien.
 Control gejala  Untuk
 Jelaskan semua prosedur dan
 Status kenyamanan apa yang dirasakan selama
menggontrol
meningkat gejala
prosedur.
 Dapat mengontrol  Pahami perespektif pasien
ketakutan. terhadap stress
 Supor scial  Temani pasien untuk member
 Keinginan untuk keamanan dan mengurangi
hudup. takut.
 Dorong kliarga untuk
menemani anak.
 Lakukan back atau nedrup.
 Dengarkan dgn penuh
perhatian

11
 Identifikasi tingkat
kecemasanBantu pasien
mengenalkan situasi yang
mencemaskan.
 Dorong pasien untuk
menggungkakan perasaan,
ketakutan, persepsi.
 Instruksi pasien menggunakan
teknik rileksasi
 Berikan obat untuk mengurangi
kecemasan.

12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN

Nama : NY. MM
Umur : 37 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Bima
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SMP
Status perkawinan : Sudah menikah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Br. Uma Gunung Sempidi Mengwi Badung
Tanggal MRS : 31 Oktober 2018
Tanggal Pemeriksaan : 4 November 2018

B . PENANGGUNG JAWAB

Nama : NY. N
Umur : 49 tahun
Hubungan Dengan Pasien : Ibu

3.2 RIWAYAT KESEHATAN


A. Riwayat kesehatan sekarang
 Riwayat Masuk Rumah Sakit
Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah pada tanggal 31 Oktober 2018 dengan keluhan
utama lemas. Keluhan lemas mulai dirasakan sejak 4 hari SMRS. Lemas dirasakan pada
seluruh tubuh dan terjadi terus menerus sepanjang hari. Lemas tidak membaik dengan

13
istirahat. Pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehingga hanya bisa berbaring dan duduk-
duduk saja. Keluhan lemas ini sudah sering dirasakan pasien sejak kurang lebih 2 tahun
yang lalu dan hilang timbul.
 Keadaan Pasien Saat Pengkajian
Pasien juga mengeluh mengalami pusing sejak 4 hari sebelum masuk rumah
sakit. Pusing dikatakan timbul bersamaan dengan keluhan lemas, pusing dirasakan
terus-menerus sepanjang hari dan tidak hilang dengan istirahat.
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 84 x / mnt
RR : 18 x/ mnt
Tax : 36,7 0C

B . Riwayat Kesehatan Masalalu


 Pasien mengaku mengalami keluhan lemas dan mudah lelah sejak sejak 2 tahun
yang lalu, saat itu keluhan lemas muncul hilang timbul disertai keluhan gusi
berdarah yang tidak membaik dengan istirahat. Akibat keluhan yang dianggap
mengganggu aktivitas, pasien sempat dirawat di RSUP Sanglah selama 2
minggu.
 Di Rumah Sakit Sanglah pasien di diagnosis Anemia Aplastik setelah dilakukan
pemeriksaan sumsum tulang belakang.
 Sebelum didiagnosis Anemia Aplastik pasien tidak pernah mengalami keluhan
yang sama dan tidak pernah menderita sakit berat seperti jantung, paru, liver,
ginjal atau penyakit sistemik lainnya.

C . Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki keluhan yang sama serta
tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyakit kuning, jantung, hati, diabetes
maupun penyakit sistemik lain.

14
3.3 RIWAYAT FISIKOLOGIS DAN SIPIRITUAL
a). mekanis komping terhadap stress:

klien mengatakan pada saat menghadapi stres klien berolahraga agar stress klien
berkurang.

b).persepsi pasien terhadap penyakit

 Hal yang sangat dipikirkan saat ini:


Klien memikirkan apakah penyakit yang dialami bisa cepat sembuh.
 Harapan setelah menjalani perawatan
Klien berharap cepat sembuh dan bisa melakukan aktifitas seperti biasanya.
 Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit
Klien mengatakan banyak perubahan yang dialami setelah sakit seperti sulit melakukan
aktifitas.

c).Sistem nilai kepercayaan.

 Aktifitas agama/ kepercayaan yang dilakukan


Klien melakukan ibadah solat dan berdoa ditempat tidur.
 Nilai yang bertentangan dengan kesehatan
Tidak ada nilai-nilai agama yang bertentangan

d). pengetahuan pasien terhadap penyakitnya.

pasien mengetahui penyakitnya setelah dicek up dan berkolaborasi dengan dokter dan
perawat.

e). pembayaran perawatan

melalui BPJS

3.4. POLA KEBIASAN SEHARI-HARI

a). pola makan

 Nutrisi sebelum sakit

15
Asupan makanan teratur 3x sehari 1 porsi habis jenis makanan berupa nasi, lauk-pauk,
ikan, daging, dan sayur.
 Nutrisi saat sakit
Asupan makanan teratur 3x sehari 1 porsi hanta habis 2/4 saja, jenis makanan berupa
nasi,lauk –pauk, ikan daging dan sayur.

b). pemenuhan cairan

 Sebelum sakit
Oral:
jenis cairan yang masuk, air mineral, tea, cofe, susu, frekuensi 8x/hari, jumlah 250 ml/hari,
tidak ada masalah.
 Saat sakit
Oral:
Jenis cairan yang masuk air mineral dan tea, frekuensi 5x/hari.
Infuse yang masuk:
Cairan yang masuk 2 botol x 500ml, jumlah cairan yang masuk dalam 1 hari 2.250 ml.

3.5. POLA KEBIASAN YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

a). BAK

 BAK senelum sakit


3-4x sehari, jumlah cairan yang keliar 80 ml, warna putih dan jernih.
 BAK saat sakit
2 – 3x sehari jumlah cairan yang keluar 60 ml, warna kuning jernih.

b). BAB

 Sebelum
2x sehari pagi dan sore, jumlah yg kluar normal pada umum nya warna kecoklatan tekstur
lembek.
 Saat sakit
3x sehari tidak teratur jumlah yang keluar sedikit cair bewarna coklat

16
c). pola istirahat dan tidur

 Sebelum sakit
Tidur malam 6-7 jam, tidur siang 1-2 jam tidak ada gangguan.
 Saat sakit
Tidur malam 4-5 jam, tidur siang 1-3 jam masalah nyeri pada persendian.

d). personal haygine

 Sebelum sakit
Mandi 2x sehari menggunakan sabun mandi, keramas 2 hari sekali, menggunakan sampo,
sikat gigi 3x sehari menggunakan pasta gigi.
 Saat sakit
 Mandi 2x sehari menggunakan sabun mandi, keramas 2 hari sekali, menggunakan sampo,
sikat gigi 3x sehari menggunakan pasta gigi.

f). aktifitas fisik

 Sebelum sakit
Berolahraga dan berkerja
 Saat sakit
Hanya terbaring ditempat tidur

3.6. PENGKAJIAN FISIK

 Tanda – tanda vital

Kedaan umum : Sedang


Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4 V5 M6
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 84 x / mnt
RR : 18 x/ mnt
Tax : 36,7 0C
Berat badan : 60 kg
Tinggi badan : 147 cm

17
BMI : 27,78 kg/m2 (Overweight)

 PEMERIKSAAN KHUSUS
Mata : anemis +/+, ikterus -/-, reflek pupil +/+ Isokor
THT : tonsil T1/T1, faring normal, atrofi pupil lidah (-)
Mulut : lidah : plak (-), hiperemi (-)
Bibir : pucat (-)
Perdarahan gusi (-)
Leher : JVP + 0 cm H2O, pembesaran kelenjar (-), peteki (-)
Thorak :
Cor :
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba, kuat angkat (-), thrill(-)
Parkusi : Batas atas jantung ICS 2 sinistra
Batas kanan jantung parasternal line dekstra
Batas kiri jantung midclavicula line sinistra ICS 5
Auskultasi : S1S2 tunggal regular murmur (-)
Pulmo :
Inspeksi : Simetris (statis dan dinamis), retraksi (-)

Palpasi : Taktil fremitus N N


N N
N N
Perkusi : Sonor Sonor
Sonor Sonor
Sonor Sonor

Auskultasi : Vesikular + + Rhonki - -

18
+ + - -
+ + - -

Wheezing - -
- -
- -
- -
Abdomen :
Inspeksi : Distensi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) Normal
Perkusi : Timpani (+), shifting dullness (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), nyeri ketok CVA (-), hepar dan lien tidak teraba

Ekstremitas :
Edema - - Hangat + + Echimosis + +
- - + + + +

3.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan Laboraturium
Tanggal pemeriksaan (1 november 2018)
Pemeriksaan Hasil Normal keterangan
WBC 2,10 4.10-11.00 rendah
- neuR% 23,51 47.00-89.00 rendah
- lym% 65,49 14.00-40.00 tinggi
- mo% 10,25 2.00-11.00 r
- eo% 0,38 0.00-5.00
- ba% 0,34 0.00-2.00
- neu% 0’49 2.50-7.50 rendah
- lym% 1,37 0.00-4.00
- Mo% 0,21 0.10-1.20

19
- eo% 0,01 0.00-0.50
- ba% 0,01 0.00-0.10
RBC 3,14 4,00-5,20 rendah
HGB 8,12 12,00-16,00 rendahh
HCT 25,76 36.00-46.00 rendah
CV 82,09 0.00-100.00
MCH 25,88 26.00-34.00 rendah
MCHC 31,53 31.00-36.00
RDW 3,35 11.60-14.80
PLT 3.49 40.00-440.00 critical value

20
3.8 WOC

Anemia aplastik berat

usia < 35 tahun dengan usia > 35 tahun atau


HLA matched sibling tidak ada HLA
matched sibling

Transplantasi terapi
Sumsum tulang imunosupresif

ada respon tidak ada respon

Turunkan CSA dalam 6 bulan Ulagi Pemberian ATG/ALG

tidak ada respon

Factor pertumbuhan
Hematopoletik atau
androgen atau
ada respon matched unrelated
transplant

kambuh tidak kambuh

Ulangi terapi Follow up teratur


imunosupresif

21
3.9 ANALISA DATA

Nama klien :Tn.mm Hari / Tgl :31 oktober 2018


No.RM :46 80 50 Ruang rawat :UGD
DATA ETIOLOGI MASALAH

DS: -Faktor genetik Ganguan rasa nyaman


-Klien mengatakan pusing dan nyeri -zat kimia
kepala -obat-obatan
-infeksi
-radiasi
P :Klien merasakan nyeri saat -kelainan imunologik
beraktivitas dan hilang saat istirahat -anemia aplastik pada
Q :Nyeri kepala keadaan /penyakit lain
R :Derah kepala dan persendian -kelompok idiopatik
S :nyeri skala 3
T :nyeri hilang timbul

DO :
- composmentis
- wajah tampak menahan sakit
- klien tampak lesu
- TD :110/70 mmHg
RR : 18 x/menit
N :84 x/menit
S :36,7 oC

22
Hambatan mobilitas
DS: -penurunan transport 02
fisik
- klien tampak lemah sulit ke otak
berjalan -peningkatan Tik
-nyeri pada persendian
DO: -kekauan otak
-Klien tampak lemah -hambatan mobilitas fisik
-rentang gerak terbatas
-TD:110/70
RR: 18 x/menit
N : 84/menit
S :36,7 oC

23
3.10 DIAGNOSA KEPERAWATA DAN RENCANA KEPERAWATAN

Diagnose Tujuan/ Kritrea Hasil Intervensi Rasional


Keperawatan

Gangguan  Mampu mengonteol Noc:  Untuk


rasa nyaman kecemasan mengonteol
Ansiety, fear leavel, sleep
 Status lingkungan deprivation, comfort, radines for kecemasan
yang nyaman enctianced.  Agar status
 Mengontrul nyeri lingkungan yang
 Kualitas tidur dan nyaman
istirahat adkuat Nic:  Untuk
 Agresi pengendalian  Gangguan pendekatan yabg
mengontrul nyeri
diri menenangkan.  Untuk mengatur
 Respon terhadap  Nyatakan dengan jelas harapan
kualitas tidur dan
pengobatan istirahat adkuat
terhadap pelaku pasien.
 Control gejala  Untuk
 Jelaskan semua prosedur dan
 Status kenyamanan apa yang dirasakan selama
menggontrol
meningkat gejala
prosedur.
 Dapat mengontrol  Pahami perespektif pasien
ketakutan. terhadap stress
 Supor scial  Temani pasien untuk member
 Keinginan untuk keamanan dan mengurangi
hudup. takut.
 Dorong kliarga untuk
menemani anak.
 Lakukan back atau nedrup.
 Dengarkan dgn penuh
perhatian
 Identifikasi tingkat
kecemasanBantu pasien

24
mengenalkan situasi yang
mencemaskan.
 Dorong pasien untuk
menggungkakan perasaan,
ketakutan, persepsi.
 Instruksi pasien menggunakan
teknik rileksasi
 Berikan obat untuk mengurangi
kecemasan.

3.11 CATATAN PERKEMBANGAN

TGL/BLN/THN IMPLEMENTASI EVALUASI

Jumat, 1. Monitor tanda-tanda vital S:


13/7/2018
Hasil : Klien mengatakan nyeri
Tekanan pada kepala, nyerinya
darah: 140/90 mmHg hilang timbul dan rasanya
Nadi : 89 seperti tertusuk-tusuk
x/menit
Suhu : O:
36,7 oC
Pernapas Tekanan darah: 140/90
an : 23 x/menit mmHg

Skala nyeri 5
Kl
ien nampak meringis
memegang kepala

A:

25
Masalah nyeri belum
teratasi

P :
Intervensi dilanjutkan

Lakukan pengkajian nyeri


secara komperhensif
Sabtu, termasuk lokasi,
14/07/2 karakteristik, durasi
018 2. frekuensi, kualitas dan
Monitor tanda-tanda vital factor presipitasi.

Hasil : Observasi reaksi nonverbal


Tekanan dari ketidaknyamanan
darah: 150/70 mmHg
Nadi : 92 Observasi tanda-tanda
x/menit vital.
Suhu :
36,6 oC Kontrol lingkungan yang
Pernapasan : 23 x/menit dapat mempengaruhi

S :
Klien mengatakan masih
sangat lemah saat terlalu
lama berdiri dan berjalan”
O:

26
Keadaan umum klien
lemah

rentang gerak klien terbatas

nampak menggunakan alat


bantu(rostur)

A:

Masalah belum teratasi

P :
Intervensi dilanjutkan

Pertahankan body aligment


dan posisi yang nyaman

Cegah pasien jatuh

Lakukan latihan aktif


maupun pasif

Tingkatkan aktivitas sesuai


batas toleransi

Kaji tipe dan sumber nyeri


untuk menentukan
intervensi.

27
Anjurkan tentang teknik
non farmakologi (teknik
relaksasi nafas dalam)

Berikan analgetik untuk


mengurangi nyeri

Tingkatkan istirahat

28
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Anemia aplastik adalah kelainan hematologik yang disebabkan oleh kegagalan
produksi di sumsum tulang sehingga mengakibatkan penurunan komponen selular pada
darah tepi yaitu berupa keadaan pansitopenia. Anemia aplastik merupakan penyakit yang
jarang ditemukan. Insidensinya bervariasi di seluruh dunia yaitu berkisar antara 2 sampai
6 kasus persejuta penduduk pertahun. Frekuensi tertinggi insidensi anemia aplastik adalah
pada usia muda.
Pengobatan anemia aplastik dapat bersifat supportif yaitu dengan transfusi PRC dan
trombosit. Penggunaan obat-obat atau agen kimia yang diduga menjadi penyebab anemia
aplastik harus dihentikan. Pemberian antibiotik bila terjadi infeksi juga harus dilakukan
untuk memperbaiki keadaan umum pasien. Terapi standar untuk anemia aplastik meliputi
terapi imunosupresif atau transplantasi sumsum tulang. Pasien yang lebih muda umumnya
mentoleransi transplantasi sumsum tulang lebih baik dan 39 sedikit mengalamai GVHD
(Graft Versus Host Disease). Pasien yang lebih tua dan yang mempunyai komorbiditas
biasanya ditawarkan terapi imunosupresif.

SARAN
- Rutin untuk mengontrol keadaan ke tenaga kesehatan untuk mengetahui perkembangan
penyakit yang diderita.
- Segera ke rumah sakit atau puskesmas jika keluhannya kembali kambuh.
- Menjaga pola makan, makan makanan yang bergizi dan dalam jumlah yang cukup dan
teratur sesuai jadwal.
- Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggalnya untuk menghindari
berkembangbiaknya agen infeksi yang dapat menyerang kesehatan pasien.
- Tetap aktif dalam kegiatan kekeluargaan dan organisasi di masyarakat

29
DAFTAR PUSTAKA

Bakta, IM. Hematologi Klinik ringkas. Penerbit Buku Kedokteran. EGC: Jakarta. 2003. P: 98-
109.

Young NS, Maciejewski J. The Pathophysiology of Acquired Aplastic Anemia. In: Eipsten
FH, editor. New English Medical Journal, vol.336. Massachusetts Medical Society, 1997.

Montane E, Luisa I, Vidal X, Ballarin E, Puig R, Garcia N, Laporte JR, CGSAAA:


Epidemiology of aplastic anemia: a prospective multicenter study. Haematologica. 2008;
98:518-23

Widjanarko, A. Anemia Aplastik. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II Edisi IV.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2001. p. 637-643. Pedoman Diagnosis dan Terapi Penyakit
Dalam RSUP Denpasar. Denpasar : Lab / SMF Penyakit Dalam FK UNUD / RSUP
Denpasar Bali, 1994.

Widjanarko, A. Anemia Aplastik. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II Edisi IV.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2001. p. 637-643.

Bakta, IM. Anemia Aplastik dan Gagal Sumsum Tulang lainnya. Denpasar:
Laboratorium/SMF Penyakit Dalam FK Universitas Udayana, 1996. p. 3-40.

Pedoman Diagnosis dan Terapi Penyakit Dalam RSUP Denpasar. Denpasar: Lab / SMF
Penyakit Dalam FK UNUD / RSUP Denpasar Bali, 1994.

30

Anda mungkin juga menyukai