Disusunoleh:
NIM : 616080718035
TAHUN 2019/2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya, makalah ini dapat
terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Makalah ini adalah tugas dalam mata kuliah Teknologi
Keperawatan. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada para pihak yang turut serta
membantu kelancaran tugas saya, terutama dosen Teknologi Keperawatan yag telah memberi
banyak pengarahan serta ilmu kepada para mahasiswa. Tidak ada gading yang tak retak, begitu
Semoga makalah yang saya buat ini, bermanfaat bagi pembaca. Saya juga
mengharapkan kritik dan saran, agar penugasan selanjutnya dapat menjadi lebih baik dari
2
DAFTAR ISI
COVER ..................................................................................................................................... i
3
3.3. Riwayat fisologi dan sipiritual ....................................................................................... 11
4.1.kesimpulan ...................................................................................................................... 24
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.2 RUMUSAN MASALAH
b. Mengetahui
6
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
2.1 DEFENISI
Anemia aplastik.Anemia aplastik adalah suatu kelainan yang ditandai oleh pansiptononia
pada darah tepid an penurunan selularitas sumsum tulang.anemia aplastik merupakan keadaan
yang disebabkan berkurangnya sel darah dalam tepi,akibat terhentinya pembentukan sel
hemopoetik dalam sum-sum tulang.System limfoetik dan RES sebenarnya dalam keadaan
aplastik juga tetapi relative lebih ringan dibandingkan dengan ketiga system hemopoetik
lainya.aplasia ini dapat terjadi hanya satu,dua atau ketiga sistem hemopoetik
(eritropetik,granulopoetik,trombopoetik)
Aplasi hanya mengenai sistem eritropoetik disebut eritroblastopenia (anemia hipoplastik)
yang hanya mengenai sistem granulopoetik saja disebut agranulositosis (penyakit schlutz),
sedangkan yang mengenai sistem trombopoetik disebut amegakariositik trombositoponik
purpura (ATP).
Anemia aplastik merupakan salah satu jenis anemia yang ditandai dengan adanya
pansiptonia (deficit sel darah pada tubuh).defisit sel darah pada sumsum tulang ini disebabkan
karna kurangnya sel induk pluripoten sehingga sumsum tulang gagal membentuk sel-sel
darah.kegagalan sumsum tulang ini disebabkan banyak faktor ,mulai dari induksi
obat,virus,sampai paparan bahan kimia.
Istilah-istilah lain dari anemia aplastik yang sering digunakan antara lain anemia
hipoplastik,anemia refrakter, hipositemia progresif, anemia aregeneratif, aleukia hemoragika,
panmieolosis dan anemia paralitik toksik.kasus anemia aplastik ini sangat rendah
pertahunnya.kira-kira 2-5 kasus/juta penduduk / tahun.dan umumnya penyakit ini bisa
diderita semua umur.meski termasuk jarang,tetapi penyakit ini tergolong penyakit yang
berpotensi mengancam jiwa dan biasanya dapat menyebabkan kematian,pada pria penyakit
anemia aplastik ini lebih berat disbanding wanita walaupun sebenarnya perbandingan jumlah
antara pria dan wanita hampir sama.siapa saja berpeluang mendapat anemia aplastik ini.
7
2.2 ETIOLOGI
Penyebab penyakit anemia aplastik sebagian besar adalah idiopatik (50- 70%). Beberapa
penyebab lain yang sering dikaitkan dengan anemia aplastik 6 adalah toksisitas langsung dan
penyebab yang diperantarai oleh imunitas seluler.Klasifikasi etiologi anemia aplastik:
A.PRIMER
1. Kelainan Kongenital
a. Fanconi
b. Nonfanconi
c. Dyskeratosis congenital
2. Idiopatik
B. SEKUNDER
1. Akibat radiasi, bahan kimia atau obat
2. Akibat obat – obat idiosinkratik
3. Karena penyebab lain :
a. Infeksivirus : hepatitis virus /virus lain
b. Akibat kehamilan
8
fisiologi
Tiga faktor penting untuk terjadinya anemia aplastik adalah:
a. Gangguan sel induk hemopoeitik
b. Gangguan lingkungan mikro sumsum tulang
c. proses imunologik
Kerusakan sel induk telah dapat dibuktikan secara tidak langsung melalui keberhasilan
transplantasi sumsum tulang pada penderita anemia aplastik, yang berarti bahwa penggantian sel
induk dapat memperbaiki proses 10 patologik yang terjadi. Teori kerusakan lingkungan mikro
dibuktikan melalui tikus percobaan yang diberikan radiasi, sedangkan teori imunologik dibuktikan
secara tidak langsung melalui keberhasilan pengobatan imunosupresif. Kelainan imunologik
diperkirakan menjadi penyebab dasar dari kerusakan sel induk atau lingkungan mikro sumsum
tulang.
Proses tersebut dapat diterangkan sebagai berikut: sel target hematopoeitik dipengaruhi oleh
interaksi ligan-reseptor, sinyal intrasesuler dan aktivasi gen. Aktivasi sitotoksik T-limfosit
berperan penting dalam kerusakan jaringan melalui sekresi IFN-γ dan TNF. Keduanya dapat saling
meregulasi selular reseptor masing-masing dan Fas reseptor. Aktivasi tersebut menyebabkan
terjadinya apoptosis pada sel target. Beberapa efek dari IFN-γ dimediasi melalui IRF-1 yang
menghambat transkripsi selular gen dan proses siklus sel sehingga regulasi sel-sel darah tidak
dapat terjadi. IFN-γ juga memicu produksi gas NO yang bersifat toksik terhadap sel-sel lain. Selain
itu, peningkatan IL-2 menyebabkan meningkatnya jumlah T sel sehingga semakin mempercepat
terjadinya kerusakan jaringan pada sel 2.
9
c. Sistem pencernaan : anoreksia, mual dan muntah, flaturensi, perut kembung, enek di hulu
hati, diare atau obstipasi.
d. Sistem urogeniatal : gangguan haid dan libido menurun.
e. Epitel dan kulit: kelihatan pucat, kulit tidak elastis atau kurang cerah, rambut tipis dan
kekuning kuningan
2.6 PENGKAJIAN
Pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data tentang:
a.identitas
b.keluhan utama
c.riwayat penyakit
d.pemeriksaan fisik ( inspeksi ,palpasi,perkusi,auskutasi)
10
2.7 DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan rasa aman dan nyaman
2.8 INTERVENSI DAN RASIONAL
Diagnose Tujuan/ Kritrea Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
11
Identifikasi tingkat
kecemasanBantu pasien
mengenalkan situasi yang
mencemaskan.
Dorong pasien untuk
menggungkakan perasaan,
ketakutan, persepsi.
Instruksi pasien menggunakan
teknik rileksasi
Berikan obat untuk mengurangi
kecemasan.
12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : NY. MM
Umur : 37 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Bima
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SMP
Status perkawinan : Sudah menikah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Br. Uma Gunung Sempidi Mengwi Badung
Tanggal MRS : 31 Oktober 2018
Tanggal Pemeriksaan : 4 November 2018
B . PENANGGUNG JAWAB
Nama : NY. N
Umur : 49 tahun
Hubungan Dengan Pasien : Ibu
13
istirahat. Pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehingga hanya bisa berbaring dan duduk-
duduk saja. Keluhan lemas ini sudah sering dirasakan pasien sejak kurang lebih 2 tahun
yang lalu dan hilang timbul.
Keadaan Pasien Saat Pengkajian
Pasien juga mengeluh mengalami pusing sejak 4 hari sebelum masuk rumah
sakit. Pusing dikatakan timbul bersamaan dengan keluhan lemas, pusing dirasakan
terus-menerus sepanjang hari dan tidak hilang dengan istirahat.
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 84 x / mnt
RR : 18 x/ mnt
Tax : 36,7 0C
14
3.3 RIWAYAT FISIKOLOGIS DAN SIPIRITUAL
a). mekanis komping terhadap stress:
klien mengatakan pada saat menghadapi stres klien berolahraga agar stress klien
berkurang.
pasien mengetahui penyakitnya setelah dicek up dan berkolaborasi dengan dokter dan
perawat.
melalui BPJS
15
Asupan makanan teratur 3x sehari 1 porsi habis jenis makanan berupa nasi, lauk-pauk,
ikan, daging, dan sayur.
Nutrisi saat sakit
Asupan makanan teratur 3x sehari 1 porsi hanta habis 2/4 saja, jenis makanan berupa
nasi,lauk –pauk, ikan daging dan sayur.
Sebelum sakit
Oral:
jenis cairan yang masuk, air mineral, tea, cofe, susu, frekuensi 8x/hari, jumlah 250 ml/hari,
tidak ada masalah.
Saat sakit
Oral:
Jenis cairan yang masuk air mineral dan tea, frekuensi 5x/hari.
Infuse yang masuk:
Cairan yang masuk 2 botol x 500ml, jumlah cairan yang masuk dalam 1 hari 2.250 ml.
a). BAK
b). BAB
Sebelum
2x sehari pagi dan sore, jumlah yg kluar normal pada umum nya warna kecoklatan tekstur
lembek.
Saat sakit
3x sehari tidak teratur jumlah yang keluar sedikit cair bewarna coklat
16
c). pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit
Tidur malam 6-7 jam, tidur siang 1-2 jam tidak ada gangguan.
Saat sakit
Tidur malam 4-5 jam, tidur siang 1-3 jam masalah nyeri pada persendian.
Sebelum sakit
Mandi 2x sehari menggunakan sabun mandi, keramas 2 hari sekali, menggunakan sampo,
sikat gigi 3x sehari menggunakan pasta gigi.
Saat sakit
Mandi 2x sehari menggunakan sabun mandi, keramas 2 hari sekali, menggunakan sampo,
sikat gigi 3x sehari menggunakan pasta gigi.
Sebelum sakit
Berolahraga dan berkerja
Saat sakit
Hanya terbaring ditempat tidur
17
BMI : 27,78 kg/m2 (Overweight)
PEMERIKSAAN KHUSUS
Mata : anemis +/+, ikterus -/-, reflek pupil +/+ Isokor
THT : tonsil T1/T1, faring normal, atrofi pupil lidah (-)
Mulut : lidah : plak (-), hiperemi (-)
Bibir : pucat (-)
Perdarahan gusi (-)
Leher : JVP + 0 cm H2O, pembesaran kelenjar (-), peteki (-)
Thorak :
Cor :
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba, kuat angkat (-), thrill(-)
Parkusi : Batas atas jantung ICS 2 sinistra
Batas kanan jantung parasternal line dekstra
Batas kiri jantung midclavicula line sinistra ICS 5
Auskultasi : S1S2 tunggal regular murmur (-)
Pulmo :
Inspeksi : Simetris (statis dan dinamis), retraksi (-)
18
+ + - -
+ + - -
Wheezing - -
- -
- -
- -
Abdomen :
Inspeksi : Distensi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) Normal
Perkusi : Timpani (+), shifting dullness (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), nyeri ketok CVA (-), hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas :
Edema - - Hangat + + Echimosis + +
- - + + + +
19
- eo% 0,01 0.00-0.50
- ba% 0,01 0.00-0.10
RBC 3,14 4,00-5,20 rendah
HGB 8,12 12,00-16,00 rendahh
HCT 25,76 36.00-46.00 rendah
CV 82,09 0.00-100.00
MCH 25,88 26.00-34.00 rendah
MCHC 31,53 31.00-36.00
RDW 3,35 11.60-14.80
PLT 3.49 40.00-440.00 critical value
20
3.8 WOC
Transplantasi terapi
Sumsum tulang imunosupresif
Factor pertumbuhan
Hematopoletik atau
androgen atau
ada respon matched unrelated
transplant
21
3.9 ANALISA DATA
DO :
- composmentis
- wajah tampak menahan sakit
- klien tampak lesu
- TD :110/70 mmHg
RR : 18 x/menit
N :84 x/menit
S :36,7 oC
22
Hambatan mobilitas
DS: -penurunan transport 02
fisik
- klien tampak lemah sulit ke otak
berjalan -peningkatan Tik
-nyeri pada persendian
DO: -kekauan otak
-Klien tampak lemah -hambatan mobilitas fisik
-rentang gerak terbatas
-TD:110/70
RR: 18 x/menit
N : 84/menit
S :36,7 oC
23
3.10 DIAGNOSA KEPERAWATA DAN RENCANA KEPERAWATAN
24
mengenalkan situasi yang
mencemaskan.
Dorong pasien untuk
menggungkakan perasaan,
ketakutan, persepsi.
Instruksi pasien menggunakan
teknik rileksasi
Berikan obat untuk mengurangi
kecemasan.
Skala nyeri 5
Kl
ien nampak meringis
memegang kepala
A:
25
Masalah nyeri belum
teratasi
P :
Intervensi dilanjutkan
S :
Klien mengatakan masih
sangat lemah saat terlalu
lama berdiri dan berjalan”
O:
26
Keadaan umum klien
lemah
A:
P :
Intervensi dilanjutkan
27
Anjurkan tentang teknik
non farmakologi (teknik
relaksasi nafas dalam)
Tingkatkan istirahat
28
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Anemia aplastik adalah kelainan hematologik yang disebabkan oleh kegagalan
produksi di sumsum tulang sehingga mengakibatkan penurunan komponen selular pada
darah tepi yaitu berupa keadaan pansitopenia. Anemia aplastik merupakan penyakit yang
jarang ditemukan. Insidensinya bervariasi di seluruh dunia yaitu berkisar antara 2 sampai
6 kasus persejuta penduduk pertahun. Frekuensi tertinggi insidensi anemia aplastik adalah
pada usia muda.
Pengobatan anemia aplastik dapat bersifat supportif yaitu dengan transfusi PRC dan
trombosit. Penggunaan obat-obat atau agen kimia yang diduga menjadi penyebab anemia
aplastik harus dihentikan. Pemberian antibiotik bila terjadi infeksi juga harus dilakukan
untuk memperbaiki keadaan umum pasien. Terapi standar untuk anemia aplastik meliputi
terapi imunosupresif atau transplantasi sumsum tulang. Pasien yang lebih muda umumnya
mentoleransi transplantasi sumsum tulang lebih baik dan 39 sedikit mengalamai GVHD
(Graft Versus Host Disease). Pasien yang lebih tua dan yang mempunyai komorbiditas
biasanya ditawarkan terapi imunosupresif.
SARAN
- Rutin untuk mengontrol keadaan ke tenaga kesehatan untuk mengetahui perkembangan
penyakit yang diderita.
- Segera ke rumah sakit atau puskesmas jika keluhannya kembali kambuh.
- Menjaga pola makan, makan makanan yang bergizi dan dalam jumlah yang cukup dan
teratur sesuai jadwal.
- Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggalnya untuk menghindari
berkembangbiaknya agen infeksi yang dapat menyerang kesehatan pasien.
- Tetap aktif dalam kegiatan kekeluargaan dan organisasi di masyarakat
29
DAFTAR PUSTAKA
Bakta, IM. Hematologi Klinik ringkas. Penerbit Buku Kedokteran. EGC: Jakarta. 2003. P: 98-
109.
Young NS, Maciejewski J. The Pathophysiology of Acquired Aplastic Anemia. In: Eipsten
FH, editor. New English Medical Journal, vol.336. Massachusetts Medical Society, 1997.
Widjanarko, A. Anemia Aplastik. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II Edisi IV.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2001. p. 637-643. Pedoman Diagnosis dan Terapi Penyakit
Dalam RSUP Denpasar. Denpasar : Lab / SMF Penyakit Dalam FK UNUD / RSUP
Denpasar Bali, 1994.
Widjanarko, A. Anemia Aplastik. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II Edisi IV.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2001. p. 637-643.
Bakta, IM. Anemia Aplastik dan Gagal Sumsum Tulang lainnya. Denpasar:
Laboratorium/SMF Penyakit Dalam FK Universitas Udayana, 1996. p. 3-40.
Pedoman Diagnosis dan Terapi Penyakit Dalam RSUP Denpasar. Denpasar: Lab / SMF
Penyakit Dalam FK UNUD / RSUP Denpasar Bali, 1994.
30