Anda di halaman 1dari 3

Diagnosa

Pemeriksaan fisik
Tujuan utamanya adalah menemukan tanda keterlibatan organ atau multisistem dan untuk
menilai beratnya kondisi penderita. Pemeriksaan fisik perlu memperhatikan :
 adanya takikardia, dispnea, hipotensi postural.
 pucat: sensitivitas dan spesifi sitas untuk pucat pada telapak tangan, kuku, wajah atau
konjungtiva sebagai prediktor anemia bervariasi antara 19-70% dan 70-100%.
 ikterus: menunjukkan kemungkinan adanya anemia hemolitik.
 penonjolan tulang frontoparietal, maksila (facies rodent/chipmunk) pada talasemia.
 lidah licin (atrofi papil) pada anemia defisiensi Fe.
 limfadenopati, hepatosplenomegali, nyeri tulang (terutama di sternum)
 petekhie, ekimosis, dan perdarahan lain.
 kuku rapuh, cekung (spoon nail) pada anemiadefisiensi Fe.
 Ulkus rekuren di kaki (penyakit sickle cell, sferositosis herediter, anemia sideroblastik
familial).
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium merupakan penunjang diagnostik pokok dalam diagnosis
anemia. Pemeriksaan ini terdiri dari : pemeriksaan penyaring (screening test),
pemeriksaan darah seri anemia, pemeriksaan sumsum tulang belakang dan
pemeriksaan khusus.

1. Pemeriksaan penyaring
Pemeriksaan penyaring untuk kasus anemia terdiri dari pengukuran kadar
hemoglobin, indeks eritrosit dan hapusan darah tepi. Dari sini dapat dipastikan adanya
anemia serta jenis morfologik anemia tersebut, yang sangat berguna untuk pengarahan
diagnosis lebih lanjut.
2. Pemeriksaan Darah Seri Anemia
Pemeriksaan darah seri anemia meliputi hitung leukosit, trombosit, hitung retikulosit
dan laju endap darah. Sekarang sudah banyak di pakai automatic hematology analyzer
yang dapat memberikan presisi hasil yang lebih baik.
3. Pemeriksaan Sumsum Tulang
Pemeriksaan sumsum tulang memberikan informasi yang sangat berharga mengenai
keadaan sistem hematopoesis. Pemeriksaan ini dibutuhkan untuk diagnosis definitif
pada beberapa jenis anemia. Pemeriksaan sumsum tulang mutlak diperlukan untuk
diagnosis anrmia aplastik, anemia megaloblastik, serta pada kelainan hematologik
yang dapat mensupresi sistem eritroid, seperti sindrom mielodisplastik (MDS).
4. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan ini hanya di kerjakan atas indikasi khusus, misalnya pada :
 Anemia defisiensi besi : serum iron. TIBC (total iron binding capacity),
saturasi transferin, protoporfirin eritrosit, feritin serum, reseptor transferin dan
pengecatan besi pada sumsum tulang
 Anemia Megaloblastik : folat serum, vitamin B12 serum, tes supresi
deoksiuridin dan tes Schiling.
 Anemia hemolitik : bilirubin serum, tes Coomb, elektroforesis hemoglobin
dan lain-lain.
 Anemia aplastik : biopsi sumsum tulang.

Diagnosa Banding
Anemia Anemia Akibat Trait Thalassemia Anemia
Defisiensi Besi Penyakit Kronik Sidero blastik
Derajat Ringan sampai Ringan Ringan Ringan sampai
Anemia berat berat
MCV Menurun Menurun/N Menurun Menurun/N
MCH Menurun Menurun/N Menurun Menurun/N
Besi Serum Menurun < 30 Menurun < 50 Normal/Meningkat Normal/Meningk
at
TIBC Meningkat > Menurun <300 Normal/Menurun Normal/Menurun
360
Saturasi Menurun < Menurun/N 10- Meningkat > 20% Meningkat > 20%
Tranferrin 15% 20%
Besi Sumsum Negatif Positif Positif kuat Positif dengan
Tulang ring sideroblast
Protoporfirin Meningkat Meningkat Normal Normal
Eritrosit
Ferritin Menurun < 20 Normal 20-200 Meningkat > 50ug/l Meningkat >50
Serum ug/l ug/l ug/l
Elektrofoesis N N Hb. A2 menigkat N
Hb.

Anda mungkin juga menyukai