Anda di halaman 1dari 10

Status September 2014

KERANGKA ACUAN KERJA

PENDATAAN BANGUNAN GEDUNG DI


KABUPATEN/KOTA ...
(KONTRAKTUAL)

0
KERANGKA ACUAN KERJA

PENDATAAN BANGUNAN GEDUNG DI KABUPATEN/KOTA…

(Kontraktual)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1. Sejalan dengan telah disahkannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun


2002 tentang Bangunan Gedung (UUBG) dan Peraturan Pemerintah
Nomor 36 Tahun 2005tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (PPBG), perlu
ditindaklanjuti oleh daerah Kabupaten/Kota untuk melakukan
pendataan bangunan gedung.

2. Kegiatan pendataan bangunan gedung merupakan sarana untuk


penerbitan surat bukti kepemilikan bangunan. Pendataan untuk
bangunan gedung-baru dilakukan bersamaan dengan proses izin
mendirikan bangunan gedung untuk keperluan tertib pembangunan
dan pemanfaatan bangunan gedung.

3. Bangunan gedung sangat diperlukan sebagai salah satu sistem


informasi guna mengetahui Pendapatan Asli Daerah Sendiri (PADS),
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), penanganan asset daerah,
pemetaan bangunan gedung (yang rawan ber-IMB, dll), dan
penanganan yang cepat dan tepat apabila terjadi permasalahan
pada bangunan gedung yang bersangkutan atau misalnya bila terjadi
bencana, sehingga dapat dilakukan dengan cepat penanganannya.

4. Belum ada Kabupaten/Kota yang memiliki data tentang Bangunan


Gedung yang memuat persyaratan administratif maupun teknis yang
lengkap dan tersimpan dalam suatu data base sesuai dengan UUBG
dan PPBG, menyulitkan adanya proses penyelenggaraan bangunan
gedung seperti penerbitan izin mendirikan bangunan gedung,
penerbitan sertifikat laik fungsi, sebagai instrumen kontrol
penyelenggaraan bangunan gedung.

5. Bilapun ada, data bangunan gedung yang ada saat ini kebanyakan
masih konvensional dalam arti masih berbentuk arsip kertas yang
sangat memerlukan ruang dan pewadahan yang besar sehingga
proses pencarian pun memerlukan waktu dan rumit.

1
6. Terbatasnya kapasitas Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam
mewujudkan data bangunan gedung sebagaimana tersebut di atas,
sehingga perlu adanya fasilitasi dalam bentuk Percontohan
Pendataan Bangunan Gedung di Kabupaten/Kota.

7. Guna mencapai hasil yang optimal, diperlukan pelatihan pendataan


bangunan gedung guna memberi pemahaman lengkap mengenai
sistem pendataan kepada para aparat pemerintah daerah
kabupaten/kota.

B. Maksud, Tujuan dan Sasaran

1. Maksud

Maksud dari kegiatan Percontohan Pendataan Bangunan Gedung di


Kabupaten/Kota, adalah untuk memperoleh database bangunan
gedung Kabupaten/Kota .... melalui kegiatan pelatihan dan
pendataan.

2. Tujuan

Tujuan dari kegiatan Percontohan Pendataan Bangunan Gedung di


Kabupaten/Kotaa dalah tersedianya database bangunan gedung
yang dapat diupdating untuk berbagai kepentingan terkait dengan
bangunan gedung.

3. Sasaran

Sasaran jangka pendek, adalah menghasilkan sumber daya manusia


yang handal dan profesional dalam melakukan kegiatan pendataan
bangunan gedung.

Sasaran jangka panjang, adalahterwujudnya kelembagaan


pendataan bangunan gedung dan terselenggaranya tertib
pendataan bangunan gedung melalui penyusunan database
bangunan gedung.

2
II. LINGKUP PEKERJAAN DAN TUGAS

A. Lingkup Pekerjaan

1. Pelatihan Pendataan Bangunan Gedung:

Pelatihan bagi tenaga pendata bangunan gedung di


kabupaten/kota dan yang bertugas untuk mengoperasikan aplikasi
sistem pendataan bangunan gedung;

2. Pendataan Bangunan Gedung:

a. Pendataan Bangunan Gedung pada salah satu


kabupaten/kota kecil terpilih pada Provinsi....., dengan
perkiraan jumlah penduduk kurang lebih 100.000-150.000 jiwa,
atau kurang lebih 10.000-15.000bangunan gedung yang ber
IMB.

b. Penyajiian contoh-contoh input data riil yang diperoleh dari


Dinas/Instansi teknis terkait dengan penyelenggaraan bangunan
gedung dan perizinan, serta model simulasi dan instalasi
software ke masing-masing komputer;

c. Program Pendataan Bangunan Gedung yang diperoleh dari


Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan DJCK.

d. Pendataan di lakukan dapat di prioritaskan terutama pada


bangunan yang ber IMB namun dapat juga dilakukan
berdasarkan mengelompokan lokasi sesuai kebutuhan atau
prioritas kabupaten/kota terpilih.

3. Lingkup substansi pendataan adalah:


a. Data Umum
b. Data Teknis
c. Data Status
d. Sistem Pelaporan

B. Lingkup Tugas

III. PENDEKATAN/METODOLOGI

Pendekatan/metodologi kegiatanPercontohan Pendataan Bangunan Gedung


Kabupaten/kota yaitu:

A. Tahapan Persiapan

1. Melakukan pendalaman pemahaman akan lingkup pekerjaan dan


lingkup tugas sesuai Kerangka Acuan Kerja (KAK);

3
2. Melakukan telaah/kajian materi dan lingkup permasalahan dalam
penyelenggaraan bangunan gedung, dalam lingkup kondisi saat ini
dan potensi permasalahan yang timbul apabila tidak tersedia data
bangunan gedung serta prioritas pendataan bangunan gedung yang
diperlukan;

3. Menyusun kerangka kerja langkah-langkah penanganan tugas secara


keseluruhan dan pentahapan pelaporan;

4. Menyusun kriteria kabupaten/kota yang digunakan sebagai objek


pendataan.

B. Tahapan Pelaksanaan

1. Melakukan perencanaan pengumpulan data; persiapan kebutuhan


data, penentuan sumber data, alat pengukuran/pengumpulan data;

1. Melakukan kegiatan Pelatihan Pendataan Bangunan Gedung kepada


aparat dinas/instansi teknis terkait dengan proses perizinan bangunan
gedung;

2. Melakukan survei dan pengumpulan data yang diperoleh dilapangan


pada kabupaten kota terpilih;

3. Melakukan input data bersama kedalam SIMBGyang dilakukan pada


Kabupaten/Kota kecil terpilih guna mengetahui aplikasi kerja dari
Software Pendataan Bangunan Gedung, kekurangan dan kelebihan
yang dapat dipelajari langsung dari aplikasi langsung di lapangan,
serta kemampuan software tersebut untuk dapat menerima dan
memproses data tentang bangunan gedung.

IV. MASUKAN

A. KEBUTUHAN TENAGA AHLI

1. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan oleh penyedia jasa konsultansi


yang berpengalaman dalam melaksanakan pendataan;

2. Pelaksana kegiatan harus menyedikan tenaga ahli dan surveyor yang


jelas jumlah dan kualifikasinya;

3. Untuk melaksanakan kegiatan sebagaimana ditetapkan dalam KAK


ini, konsultan harus menyediakan tenaga ahli dengan disiplin ilmu
yang setara dengan keahlian seperti berikut dibawah ini dengan
pengalaman;

a. Ahli Arsitek (TEAM LEADER), S1dengan pengalaman 5 – 10 tahun;

4
b. Teknik Komputer 2 (dua) orang, S1 dengan pengalaman 3 – 5
tahun;
c. Koordinator Surveyor1 (satu) orang, dengan latar belakang D3
teknis arsitektur/sipil atau STM bangunan berpengalaman 3-5
tahun di bidangnya.

d. Tenaga pendukung surveyor 2 (dua), dengan latar belakang D3


teknis arsitektur/sipil atau STM bangunan berpengalaman 1-3
tahun di bidangnya.

Konsultan juga diharuskan menyediakan tenaga surveyor dan/atau


tenaga penunjang sesuai kebutuhan dan keluaran dari masing-
masing keahlian harus jelas kontribusinya pada setiap tahapan
kegiatan.

B. TIM PEMBAHASAN

1. Perlu dibentuk Tim Teknis untuk melakukan pembahasan dan menilai


hasil pekerjaan tersebut dari unsur-unsur di lingkungan Dinas
Pekerjaan Umum/Instansi Teknis Yang Melakukan Pembinaan
Penyelenggaraan Bangunan Gedung di Kab/Kota ;

2. Tim bekerja sama dengan Narasumber/instansi terkait melakukan


pembahasan;

3. Konsultan melakukan perbaikan berdasarkan masukan dari Tim Teknis


dan Narasumber/instansi terkait.

C. WAKTU PELAKSANAAN

Jadwal pelaksanaan pekerjaan yang disediakan dalam melaksanakan


pekerjaan ini disediakan dalam kurun waktu 6(enam) bulan sejak
diterimanya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

D. PESERTA

Peserta pelatihan percontohan pendataan bangunan gedung, berasal


dari Dinas/Instansi teknis terkait dengan proses perizinan bangunan
gedung yang akan melaksanakan/mengoperasikan pendataan
bangunan gedung.

5
E. BIAYA

1. Biaya pelaksanaan pekerjaan sebesar Rp300.000.000,- dibebankan


pada Biaya Anggaran DIPA Satker Penataan Bangunan dan
Lingkungan, melalui Kegiatan Pembinaan Teknis Bangunan Gedung
ProvinsiTahun Anggaran 2007;

2. Dalam pengajuan biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan


pekerjaan harus berdasarkan ketentuan yang berlaku seperti
misalnya:

a. Beban Biaya Personil (Billing-rate) tenaga ahli, asisten ahli,


dan/atau tenaga penunjang selama melaksanakan tugas;

b. Biaya langsung yang dapat diganti, seperti:


i. biaya pengadaan materi
ii. biaya penggandaan laporan
iii. biaya pembahasan materi
iv. biaya transportasi/survei
v. biaya-biaya lainnya yang berkaitan langsung dengan
pelaksanaan pekerjaan.

3. Pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan secara kontraktual antara


Pengguna Jasa dengan Penyedia Jasa/Konsultan, dan merupakan
kontrak yang tetap dan pasti atau lumpsum fixed price contract.

V. KELUARAN

Keluaran akhir dari kegiatan Percontohan Pendataan Bangunan Gedung


adalah Laporan Percontohan Pendataan Bangunan Gedung, yang memuat:

- Hasil pelaksanaan kegiatan pelatihan pendataan bangunan gedung;

- Data Bangunan Gedung.

VI. PELAPORAN

Pedoman pentahapan penyampaian laporan-laporan kegiatan adalah


sebagai berikut:

A. Laporan Pendahuluan, minimal berisikan:

1. Pendalaman Kerangka Acuan Kerja, latar belakang perlunya


Percontohan Pendataan Bangunan Gedung di Kabupaten/Kota
…..dan pengembangannya;

2. Perumusan masalah secara umum dan pembuatan alur pikir


Percontohan Pendataan Bangunan Gedung;
6
3. Perumusan kerangka kerja pekerjaan dan pencapaian sasaran,
penetapan metode dan pendekatan kajian, penyusunan kerangka
pencapaian sasaran, jadwal, waktu, tenaga teknis/ahli yang terlibat,
dsb.

Diserahkan maksimal 30 (tigapuluh) hari kalender sejak SPMK dikeluarkan


dan telah disetujui oleh Tim Teknis/Penilai, sebanyak 20 (dua puluh) copy.

B. Laporan Antara, minimal berisikan:

1. Perencanaan persiapan survey dan penyiapan formulir pendataan


dan produk yang diperlukan, penentuan sumber data, daftar
kebutuhan data yang diperlukan, jadwal pelaksanaan, alat
pengukuran data, indikator pencapaian target data yang diperlukan,
personil yang melakukan pendataan dan metode pelaksanaan
pengumpulan data,

2. Laporan pelaksanaan survey;

3. Identifikasi permasalahan berdasarkan hasil survey, inventarisasi data


primer dan sekunder yang terkait dengan penyelenggaraan
bangunan gedung di daerah;

4. Analisis permasalahan-permasalahan berdasarkan hasil survei dan


kajian kepustakaan yang telah dilakukan;

5. Pembahasan awal konsep Pelatihan Bangunan Gedung dan


Percontohan Pendataan dan yang akan diusulkan.

Diserahkan maksimal 60 (enampuluh) hari kalender sejak Laporan


Pendahuluan diserahterimakan dan telah disetujui oleh Tim Teknis/Penilai,
sebanyak 20 (dua puluh) copy.

C. Draft Laporan Akhir, minimal berisikan:

1. Laporan pelaksanaan survey;

2. Penyusunan Percontohan Pendataan Bangunan Gedung berdasarkan


masukan-masukan dari pembahasan dengan Tim Teknis dan
narasumber terkait;

3. Pengembangan Percontohan Pendataan Bangunan Gedung yang


telah disepakati sebelumnya, dengan penyempurnaan secara
substansi;
7
4. Penyusunan konsep pelatihan pendataan bangunan gedung, yang
memuat antara lain skedul, alokasi waktu, nama
narasumber/pengajar, komputer yang dipergunakan, ruangan
pelatihan, dll.

Diserahkan maksimal 45 (empatpuluh lima) hari kalender sejak Laporan


Pendahuluan diserahterimakan dan telah disetujui oleh Tim Teknis/Penilai
sejumlah 20 (dua puluh) copy.

D. Laporan Akhir, minimal berisikan:

1. Hasil pelaksanaan kegiatan penyusunan Percontohan Pendataan


Bangunan Gedung di kab/kota.

2. Hasil pendataan minimal terdiri dari 20.000-30.000 data bangunan


gedung tiap kabupaten/kota;

3. Hasil Pelatihan Pendataan Bangunan Gedung, yang memuat CD file


Program, CD file materi terkait lainnya, rangkuman penyelenggaraan,
rangkuman notulensi tanya jawab dan interaksi peserta dengan
narasumber/penyaji, dokumentasi foto/video, absensi, dll

Diserahkan maksimal 45(empatpuluh lima) hari kalender sejak Draft


Laporan Akhir diserahterimakan dan disetujui oleh Tim Teknis/Penilai, atau
paling lambat 6(enam) bulan kalender terhitung sejak SPMK dikeluarkan,
sejumlah 20(dua puluh) copy.

Disamping laporan tertulis dalam bentuk laporan, konsultan juga diminta


menyampaikan semua hasil pekerjaan dalam bentuk file yang dikemas
dalam Compact Disc (CD) kepada Satker Penataan Bangunan dan
Lingkungan, Kegiatan Pembinaan Teknis Bangunan Gedung Provinsi.

VII. PENUTUP

1. Pelaksana pekerjaan wajib mencari sendiri data/informasi yang dibutuhkan


dalam penyusunan Percontohan Pendataan bangunan Gedung
kabupaten/kota sesuai Kerangka Acuan Kerja.

2. Kerangka Acuan Kerja ini merupakan pedoman dasar yang dapat


dikembangkan lebih lanjut oleh Pelaksana kegiatan sepanjang keluaran
akhir dapat dihasilkan secara optimal dan sesuai dengan yang
diharapkan.

............... ( nama ibukota Provinsi ), ........(Bulan) 2014

8
Satker Penataan Bangunan dan Lingkungan,
Kegiatan Pembinaan Teknis Bangunan Gedung
Provinsi............,
(NamaPejabat Pembuat Komitmen)
NIP..................

Anda mungkin juga menyukai